Mulai Bertindak

Jarum jam baru menunjukkan pukul 06.30 pagi, tetapi Mauren sudah rapi dalam setelan formal. Tubuhnya yang tinggi nan sintal dibalut kemeja panjang warna merah dan rok span hitam. Wajah dipoles mekap tipis dan natural, sedangkan rambutnya yang kecokelatan dibiarkan tergerai.

"Pakai ini dan ... perfect," gumam Mauren seraya menyemprotkan parfume white musk ke tubuhnya.

Setelah itu, Mauren mengambil tas kerja dan melangkah keluar. Namun, baru saja membuka pintu, ia sudah disambut dengan tatapan heran dari sang suami.

"Sayang!"

Jeevan menilik penampilan Mauren dari ujung kaki hingga ujung kepala. Pakaian yang dikenakan sang istri bukan pakaian yang biasa digunakan ke tempat pemotretan, melainkan lebih mirip pakaian kantor.

"Kenapa, Mas? Ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Mauren pura-pura tidak paham dengan ekspresi heran di wajah Jeevan.

"Kamu ... mau ke mana, Sayang?" jawab Jeevan balik bertanya.

"Kantor." Mauren menjawab singkat.

"Kantor? Untuk apa?" Jeevan mulai gugup.

"Ya kerja lah. Iya kalau kamu, Mas, ke kantor buat nyari selingkuhan," jawab Mauren seraya memutar bola mata.

"Kerja? Tapi kan profesi kamu model, Sayang. Katamu, sekarang ada jadwal pemotretan. Lalu kenapa malah datang ke kantor?" Jeevan sengaja mengabaikan kalimat 'cari selingkuhan' agar perdebatan semalam tidak terulang.

Mauren tersenyum miring, "Membatalkan satu kontrak tidak akan membuatku jatuh miskin, Mas."

"Sayang, kamu nggak boleh begitu dong. Harus profesional, biar kariermu cepat naik."

"Aku berubah pikiran, Mas. Aku mau keluar saja dari dunia hiburan, juga dunia fashion. Aku mau fokus di dunia ... bisnis," kata Mauren sengaja memperjelas kata 'bisnis' di akhir kalimat.

"Maksudmu apa, Sayang?" Jeevan makin gugup.

Mauren melipat tangan di dada sembari menilik wajah Jeevan yang tampak gelagapan.

"Mulai sekarang, aku yang bertanggung jawab atas Victory. Ruangan dan kursi yang biasa kamu duduki, mulai hari ini akan menjadi tempat kerjaku," terang Mauren yang lantas membuat Jeevan menganga lebar.

Sebelum Jeevan membuka suara, Mauren sudah melangkah dan pergi dari hadapan suami.

Karena langkah kaki Mauren lumayan cepat, bunyi ketukan high hells-nya terdengar menggema. Hal itulah yang menyadarkan Jeevan dari keterkejutannya.

"Sayang! Tunggu, Sayang!" teriak Jeevan. Dia berlari menyusul istrinya yang sudah berada di tengah tangga.

Akan tetapi, Mauren tak acuh. Dia terus berjalan dan menuju ruang makan. Kebetulan, pelayan sudah menyajikan sarapan.

Tanpa banyak kata, Mauren duduk di kursi dan mengambil beberapa hidangan. Dia menyantapnya dengan lahap tanpa memedulikan Jeevan yang terus mempertanyakan tindakannya.

"Aku tahu aku salah, tapi ... kamu nggak boleh begini dong, Sayang. Víctory itu udah jadi tanggung jawabku, orang-orang di sana tahunya aku yang memimpin. Masa tiba-tiba kamu yang datang dan gantiin aku. Nanti, malah dikira nggak profesional, Sayang." Jeevan terus membujuk Mauren agar membatalkan niatnya. Entah ada apa dengan kantor, mengapa Jeevan sangat tidak ingin istrinya datang ke sana.

"Sayang, kamu ... mau mempertimbangkan pendapatku, kan?" tanya Jeevan setelah cukup lama diabaikan. Kalimatnya yang sedari tadi terlontar hanya dianggap radio rusak oleh Mauren.

"Sayang!"

"Baiklah." Mauren menghela napas panjang. "Cepat mandi dan sarapan, sebelum aku berubah pikiran," sambungnya.

Jeevan tersenyum lebar, "Terima kasih, Sayang. Tunggu sebentar, aku akan segera bersiap."

Detik berikutnya, Jeevan langsung bangkit dan pergi meninggalkan Mauren. Sambil melangkah, dia terus bersorak dalam batinnya, merasa bahagia karena berhasil meluluhkan sang istri.

Namun tanpa Jeevan sadari, Mauren menatap punggungnya sambil tersenyum miring. Entah rencana apa yang tersusun di otaknya.

"Meski seandainya aku bisa memberimu kesempatan kedua, tapi kamu tidak akan pernah merasakan kenyamanan yang sama. Mengkhianatiku adalah kesalahan yang selamanya akan kamu sesali, Mas," batin Mauren seraya menyuap sarapannya.

Sekitar dua puluh menit kemudian, Jeevan kembali ke ruang makan. Penampilannya sudah rapi dalam balutan setelan formal. Rambutnya sedikit basah dan wangi, pun dengan aroma tubuh, menguarkan aroma woody seperti ciri khasnya.

"Kamu sudah selesai, Sayang?" tanya Jeevan sambil duduk di hadapan Mauren.

"Masih minum teh." Mauren menjawab sambil menatap kunci mobil dan tas kerja yang diletakkan di atas kursi.

"Mau aku ambilkan, Mas?" tawar Mauren beberapa saat kemudian.

"Boleh, Sayang." Jeevan mengangguk sambil menyodorkan piring kosong miliknya. Lantas, dia tersenyum saat melihat tangan lentik Mauren mengambilkan lauk kesukaannya.

Beberapa detik berselang, tak ada perbincangan di antara keduanya. Hanya dentingan sendok yang menjadi suara utama.

"Mas!" panggil Mauren.

"Iya."

"Kamu ... punya uang tunai, nggak?" tanya Mauren. "Nggak butuh banyak sih, seratus atau dua ratus ribu aja cukup."

"Ada, Sayang. Bentar," jawab Jeevan.

Dia merogoh dompet yang disimpan dalam saku celana, lalu memberikannya kepada Mauren. Jeevan sengaja menyuruh sang istri mengambil sendiri agar kepercayaan terhadap dirinya makin meningkat.

Mauren menerima dompet Jeevan sambil tersenyum. Kemudian, dia menghitung uang tunai yang ada di sana—kurang lebih 400 ribu. Setelah itu, Mauren memeriksa dua ATM milik Jeevan dan ternyata ada.

Sambil melirik Jeevan, Mauren mengambil satu lembar uang ratusan ribu dan juga KTP milik suaminya. Lantas, dia beranjak dan mendekati Jeevan. Bukan untuk menyuapi atau mengambilkan minum, melainkan menyambar kunci mobil yang ada di sampingnya.

"Sayang itu___"

"Dari tadi kamu terus menahan niatku. Nggak sadar kah, Mas, kalau itu membuatku curiga?" pungkas Mauren.

"Aku ... aku hanya ingin kamu fokus dengan kariermu. Nggak ada maksud lain, Sayang," kilah Jeevan. Dia turut bangkit dan mengabaikan sarapannya yang masih separuh.

"Setelah apa yang kamu lakukan terhadapku, kamu pikir aku percaya?" Mauren menaikkan kedua alisnya.

"Sayang___"

"Dengan atau tanpa persetujuanmu, mulai sekarang aku yang mengurus Victory. Perusahaan itu milikku dan Papa sudah mempercayakannya padaku, jadi ... kamu terima atau tidak, itu tidak akan mengubah keputusanku!" Lagi-lagi Mauren memotong ucapan Jeevan.

"Satu lagi, mobilmu dan juga kartu kartu ATM-mu, ini dari aku. Jadi mulai sekarang aku yang pegang, sedangkan pengeluaranmu aku yang ngatur," sambung Mauren.

"Sayang, mana boleh begini. Aku juga punya kebutuhan," protes Jeevan.

"Kebutuhan apa?" Mauren menatap intens. "Makan? Kan sudah disiapkan sama Bi Inah, kalau mau ke mana-mana bawa bekal aja dari rumah, lebih sehat. Kalau alat mandi dan pulsa, nanti biar aku yang beli," sambungnya.

"Kamu egois, Sayang!" Suara Jeevan mulai meninggi.

"Iya, aku memang egois. Makanya, kamu jangan kaget kalau ATM dan mobilmu aku pegang," sahut Mauren dengan cepat. "Ini ... kalau misalkan mau nyamperin aku ke kantor, cukup kan untuk naik angkot?" Ia letakkan KTP dan uang lima puluh ribu ke atas meja.

"Mauren___"

"Jangan marah-marah, aku sedang berusaha jahat agar Elsa punya poin lebih dibanding aku. Biar kamu punya jawaban akurat kalau misalkan ada rekan yang tanya, kenapa lebih milih pecahan kerikil daripada berlian yang utuh," potong Mauren dengan tatapan sinis.

Tanpa menunggu jawaban Jeevan, Mauren membalikkan badan dan pergi meninggalkan ruang makan. Dengan menggunakan mobil yang biasa dipakai Jeevan, Mauren meluncur ke Kantor Victory.

Bersambung....

Maaf ya baru up lagi, kemarin-kemarin lagi ada acara di RL, nggak sempat pegang HP. Hari ini juga cuma bisa up satu karena kesehatan kurang mendukung.

Makasih udah mau mampir dan menunggu. Lope banyak-banyak untuk kakak pembaca🥰🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Kartini Kartini

Kartini Kartini

jangan mau mudah percaya sama bujuk rayu devan buaya buntung apalagi suami udah berani berhianat sama teman sendiri ,dan jangan biarkan suami kamu lagi pegang perusahaan takut nya di salah guna kan dan bisa jadi tar di balik nama lagi

2024-03-31

1

Dian Anggraini

Dian Anggraini

aku suka tipe wanita seperti mauren ini strong gk cenggeng liat suami selingkuh lgs garcep...bisa jd inspirasi buat wanita2 diluar sana jgn terlalu melow klu suami selingkuh seakan akan dunia akan berakhir😂😂

2023-11-28

6

Lena Sari

Lena Sari

good job Mauren,jd perempuan harus kuat dan punya harga diri tinggi.

2023-08-18

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Curiga
3 Tertangkap Basah
4 Murka
5 Bertengkar
6 Tawaran Poligami
7 Mulai Bertindak
8 Bertemu Elsa
9 Membela Elsa
10 Pemikiran Elsa
11 Membuang Jeevan
12 Dilema
13 Penawaran Menarik
14 Salah Mengira
15 Mundur
16 Ancaman
17 Pilihan yang Sulit
18 Deal!
19 Rencana yang Tersusun Rapi
20 Keputusan Baru
21 Entah Apa
22 Oh, Tidak!
23 Uang Tambahan
24 Tertangkap Basah
25 Kekecewaan Jeevan
26 Mengemis Cinta
27 Kasus Lama
28 Bukti dari Ezra
29 Rahasia Masa Lalu Elsa
30 Enam Bulan Kemudian
31 Entah Siapa Dia
32 Kaget
33 Seperti Aktor
34 Perjalanan Tak Mengenakkan
35 Tuan Andika
36 Karendra Dirgantara
37 Saya Mencintai Anda
38 Ibu Tiri
39 Antara Elsa dan Rendra
40 Menguak Identitas Andika
41 Kebenaran tentang Andika
42 Andika Tidak Masuk Kerja
43 Beauty SC
44 Balas Dendam
45 Tersandung Kasus
46 Tepat Waktu
47 Kehancuran Elsa
48 Sandiwara Rendra
49 Aku Mencintaimu
50 Tamparan Untuk Jeevan
51 Sesal yang Nyata
52 Pulang
53 Pertengkaran
54 Perubahan Sikap
55 Antara Andika dan Rendra
56 Masa Lalu Rendra
57 Mengakui Rasa
58 Makin Terluka
59 Pesan dari Rendra
60 Lamaran
61 Kasmaran
62 Patah Hati
63 Laki-laki Macam Apa Aku?
64 Berniat Pergi
65 Prewedding
66 Detik-Detik Akad
67 Sah
68 Hadiah Pernikahan
69 Pergi
70 Dalam Perjalanan
71 Sesal
72 Paris
73 Lahirnya Sang Buah Hati
74 Keanu dan Keanne
75 U-1
76 Ujung Kisah
77 Akhir Kata
78 Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79 Kesucian Cinta yang Ternoda
80 Tentang Rasa
81 Noda
82 Cinta Ini Membunuhku
83 Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84 Billionaire Courier
85 Keanu Abian Dirgantara
86 Promo (Bukan) Orang Ketiga
87 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Kisah
2
Curiga
3
Tertangkap Basah
4
Murka
5
Bertengkar
6
Tawaran Poligami
7
Mulai Bertindak
8
Bertemu Elsa
9
Membela Elsa
10
Pemikiran Elsa
11
Membuang Jeevan
12
Dilema
13
Penawaran Menarik
14
Salah Mengira
15
Mundur
16
Ancaman
17
Pilihan yang Sulit
18
Deal!
19
Rencana yang Tersusun Rapi
20
Keputusan Baru
21
Entah Apa
22
Oh, Tidak!
23
Uang Tambahan
24
Tertangkap Basah
25
Kekecewaan Jeevan
26
Mengemis Cinta
27
Kasus Lama
28
Bukti dari Ezra
29
Rahasia Masa Lalu Elsa
30
Enam Bulan Kemudian
31
Entah Siapa Dia
32
Kaget
33
Seperti Aktor
34
Perjalanan Tak Mengenakkan
35
Tuan Andika
36
Karendra Dirgantara
37
Saya Mencintai Anda
38
Ibu Tiri
39
Antara Elsa dan Rendra
40
Menguak Identitas Andika
41
Kebenaran tentang Andika
42
Andika Tidak Masuk Kerja
43
Beauty SC
44
Balas Dendam
45
Tersandung Kasus
46
Tepat Waktu
47
Kehancuran Elsa
48
Sandiwara Rendra
49
Aku Mencintaimu
50
Tamparan Untuk Jeevan
51
Sesal yang Nyata
52
Pulang
53
Pertengkaran
54
Perubahan Sikap
55
Antara Andika dan Rendra
56
Masa Lalu Rendra
57
Mengakui Rasa
58
Makin Terluka
59
Pesan dari Rendra
60
Lamaran
61
Kasmaran
62
Patah Hati
63
Laki-laki Macam Apa Aku?
64
Berniat Pergi
65
Prewedding
66
Detik-Detik Akad
67
Sah
68
Hadiah Pernikahan
69
Pergi
70
Dalam Perjalanan
71
Sesal
72
Paris
73
Lahirnya Sang Buah Hati
74
Keanu dan Keanne
75
U-1
76
Ujung Kisah
77
Akhir Kata
78
Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79
Kesucian Cinta yang Ternoda
80
Tentang Rasa
81
Noda
82
Cinta Ini Membunuhku
83
Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84
Billionaire Courier
85
Keanu Abian Dirgantara
86
Promo (Bukan) Orang Ketiga
87
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!