Bertemu Elsa

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, tetapi Elsa masih berdiam diri di atas ranjang. Ada banyak hal yang mengganggu hatinya, mulai dari peristiwa semalam sampai nomor Jeevan yang mendadak tidak aktif.

"Ke mana sih Mas Jeevan, biasanya nggak pernah absen ngucapin selamat pagi. Tapi sekarang, malah hilang setelah meminta maaf semalam. Dia nggak lagi macem-macem, kan, sama Mauren?" Elsa mulai gusar. Dia khawatir Jeevan sedang melakukan hal intim bersama Mauren. Ah, membayangkan saja Elsa sangat cemburu.

"Buruan ke kantor aja deh, nanti tanya langsung ke dia. Sekalian cari jalan keluar biar Mauren nggak marah dan mau menerima kehadiranku," ucap Elsa.

Kemudian, dia beranjak dan bergegas menuju kamar mandi yang letaknya ada di luar kamar. Elsa tidak terburu-buru melakukan hal itu karena selama ini biasa datang terlambat. Tidak ada yang berani menegur apalagi memarahinya. Semua penghuni kantor sangat tahu siapa dirinya, seseorang yang sangat diistimewakan oleh Jeevan.

Dua puluh menit kemudian, Elsa keluar dari kamar mandi dan kembali ke kamarnya. Dia mencari baju terbaiknya untuk dikenakan hari ini, kemeja tipis warna putih dan rok hitam yang panjangnya jauh di atas lutut.

"Aku sangat mencintai kamu, Mas. Jadi, kamu pun harus mencintaiku. Kamu nggak boleh melepaskan aku, sekalipun demi Mauren," ujar Elsa sembari menatap pantulan dirinya di cermin.

Meski postur tubuh tidak sesempurna Mauren dan kulit pun tak semulus dia, tetapi cukup memesona dan membuat mata betah memandang lama.

"Kalau perawatanku sebanding dengan Mauren, pasti wajah dan tubuhku lebih baik darinya." Elsa kembali bicara. Kali ini sambil menyapukan bedak dan lipstik.

Usai memoles wajahnya dengan mekap tebal, Elsa menggulung rambutnya dengan rapi. Dia sengaja mempertontonkan leher jenjangnya karena bagian itu adalah salah satu yang paling disukai Jeevan.

"Kamu ... harus menjadi milikku, Mas. Bagaimanapun caranya, kamu harus membuat Mauren menerima kehadiranku," ucap Elsa.

Penyesalannya semalam telah hilang karena tertutup ambisi untuk bersanding dengan Jeevan. Kebaikan-kebaikan Mauren seakan menghilang terkikis rasa iri dan dengki. Kini, yang ada dalam benak Elsa hanyalah memiliki Jeevan dan menjadi bagian dari rumah tangganya. Dia tak peduli lagi dengan perasaan Mauren atau persahabatan yang pernah ada.

Dengan penuh percaya diri, Elsa menyemprotkan parfume vanilla ke tubuhnya, sebuah aroma yang sangat disukai Jeevan. Lantas, dia mengenakan high hells dan mengambil tas kerja. Setelah itu, dia mengunci rumah dan berangkat ke kantor.

Tepat pukul 09.00, taxi yang Elsa tumpangi berhenti di depan Gedung Victory. Elsa keluar dan melangkah memasuki gedung. Tidak ada hal yang membuatnya ragu atau waswas karena satpam yang semalam tidak ada, dia digantikan oleh satpam yang lain.

"Selamat pagi, Bu Elsa!" sapa beberapa karyawan ketika Elsa melintas di hadapan mereka.

"Pagi." Elsa menjawab singkat.

Karena langkahnya cukup cepat, maka Elsa tak membutuhkan waktu lama untuk tiba di ruangan Jeevan. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Elsa langsung masuk sambil memanggil manja.

"Mas!"

Detik berikutnya, mata Elsa membulat sempurna. Bukan Jeevan yang ada di hadapannya, melainkan Mauren. Wanita itu duduk tenang sambil memegang pena.

"Mauren, ngapain kamu di sini?" tanya Elsa dengan sedikit gugup.

Sebenarnya, itu adalah pertanyaan bodoh. Namun, Elsa sudah kehilangan kata-kata karena saking terkejutnya.

"Ngapain?" Mauren tersenyum remeh. "Kamu lupa aku siapa?" sambungnya.

"Nggak usah diperjelas, semua orang tahu kok kantor ini punya kamu. Tapi, biasanya kan yang mengurus Mas Jeevan, kenapa tiba-tiba ganti kamu? Ke mana Mas Jeevan?" Elsa bertanya sambil mendaratkan tubuhnya di kursi, di hadapan Mauren.

Mauren membuang napas kasar sambil meletakkan pena. Dia melipat tangan di dada seraya menilik mantan sahabatnya.

"Untuk pertama kalinya aku melihat sifatmu yang sangat tidak tahu malu, El. Mudah sekali menanyakan keberadaan suami orang kepada istri sahnya. Dasar, pelakor murahan!" hina Mauren. Dia sengaja menekan setiap suku kata pada kalimat terakhirnya.

Elsa tidak menyahut. Bukan karena menerima tuduhan Mauren, melainkan berusaha mengambil hati Mauren. Dia tidak ingin bersikap kasar karena itu akan membuat Mauren makin marah padanya. Sebisa mungkin Elsa menahan emosi agar kehadirannya diterima oleh Mauren.

"Aku nggak pernah ngira kalau kebaikan dan kepercayaanku akan kamu manfaatkan. Kupikir ... kamu wanita yang hebat, tapi ternyata hanya pengecut. Diiming-imingi apa sama Mas Jeevan sampai-sampai mau menjatuhkan harga diri?" Mauren kembali bicara, sedangkan Elsa masih tetap diam.

Karena berkali-kali merendahkan, tetapi tidak mendapat tanggapan, Mauren bangkit sambil tersenyum miring. Dia melirik Elsa yang saat ini masih duduk sambil membuang pandangan.

"Aku pastikan setelah ini kamu nggak akan diam," batin Mauren.

"Tapi, aku nggak terlalu kaget sih, El, karena itu kamu. Cuma ... aku agak terlambat aja dalam memahami peribahasa 'buah jatuh tidak jauh dari pohonnya'. Ibumu kan juga pelakor, aku telat menyadari kalau kamu pun akan memiliki sifat jalangnya," ucap Mauren. Meski nada suaranya sangat santai, tetapi cukup mampu menyulut emosi Elsa.

"Jangan bawa-bawa Mama!" bentak Elsa. Dia paling tidak bisa mendengar orang lain menghina ibunya, yang memang menjadi istri kedua.

"Aku bicara apa adanya. Kenapa kamu marah? Ibumu beneran pelakor, kan? Lalu dia menjadi istri kedua karena hamil duluan. Kamu nggak lupa kan, El, kalau kamu itu anak hasil zina? Kamu ada sebelum orang tuamu menikah. Kamu___"

"Cukup!" pungkas Elsa dengan nada tinggi. Dia bangkit dan mendekati Mauren yang masih memasang wajah tenang.

"Ini urusan kita, jangan bawa-bawa Mama!" sambung Elsa seraya menunjuk-nunjuk wajah Mauren.

"Kenapa? Kamu kesal karena tidak bisa membalas?" Mauren menaikkan kedua alisnya. "Keluargaku emang keluarga kaya dan harmonis sih. Orang tuaku saling mencintai dan aku ada dua tahun setelah mereka menikah. Bukan anak haram aku," sambungnya.

"Kamu!" geram Elsa sambil melayangkan tangannya dan siap menampar Mauren. Namun, dengan sigap Mauren menahannya.

"Tangan kotormu nggak layak nampar aku! Ngaca, kamu hanya wanita miskin yang sering bergantung sama aku! Beraninya menjalin hubungan gelap dengan suamiku! Dasar tidak tahu diri, tidak tahu terima kasih, murahan kamu, El!" Mauren mengumpat sambil menghentakkan tangan Elsa dengan kasar.

"Sebelum menuduhku murahan, sekali-kali introspeksi diri, Ren. Asal kamu tahu, laki-laki nggak akan melirik wanita lain kalau istrinya becus dalam mengurus dan melayani. Jika hari-harinya cuma mikirin kerja, nggak mau punya anak, dan di ranjang kayak gedebok pisang, maka jangan harap suamimu akan setia. Kalaupun nggak selingkuh sama aku, pasti juga akan selingkuh dengan wanita lain. Paham?" sahut Elsa dengan panjang lebar.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Kartini Kartini

Kartini Kartini

isti percaya diri se x elsa udah merebut suami mauren ,jijik tau liat orang mna dan gak tau diri

2024-03-31

1

Carameellmaniss~

Carameellmaniss~

Demi apapun aku geram bangetttttttttt jijik sm si elsa/Puke//Puke//Puke//Puke/

2023-10-19

0

Carameellmaniss~

Carameellmaniss~

Ih najis.. Biarin weh ai kamu da dia mah istri sah mo ngelakuin apapun da hak nya dia.. Emang kamu apaan sampah

2023-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Kisah
2 Curiga
3 Tertangkap Basah
4 Murka
5 Bertengkar
6 Tawaran Poligami
7 Mulai Bertindak
8 Bertemu Elsa
9 Membela Elsa
10 Pemikiran Elsa
11 Membuang Jeevan
12 Dilema
13 Penawaran Menarik
14 Salah Mengira
15 Mundur
16 Ancaman
17 Pilihan yang Sulit
18 Deal!
19 Rencana yang Tersusun Rapi
20 Keputusan Baru
21 Entah Apa
22 Oh, Tidak!
23 Uang Tambahan
24 Tertangkap Basah
25 Kekecewaan Jeevan
26 Mengemis Cinta
27 Kasus Lama
28 Bukti dari Ezra
29 Rahasia Masa Lalu Elsa
30 Enam Bulan Kemudian
31 Entah Siapa Dia
32 Kaget
33 Seperti Aktor
34 Perjalanan Tak Mengenakkan
35 Tuan Andika
36 Karendra Dirgantara
37 Saya Mencintai Anda
38 Ibu Tiri
39 Antara Elsa dan Rendra
40 Menguak Identitas Andika
41 Kebenaran tentang Andika
42 Andika Tidak Masuk Kerja
43 Beauty SC
44 Balas Dendam
45 Tersandung Kasus
46 Tepat Waktu
47 Kehancuran Elsa
48 Sandiwara Rendra
49 Aku Mencintaimu
50 Tamparan Untuk Jeevan
51 Sesal yang Nyata
52 Pulang
53 Pertengkaran
54 Perubahan Sikap
55 Antara Andika dan Rendra
56 Masa Lalu Rendra
57 Mengakui Rasa
58 Makin Terluka
59 Pesan dari Rendra
60 Lamaran
61 Kasmaran
62 Patah Hati
63 Laki-laki Macam Apa Aku?
64 Berniat Pergi
65 Prewedding
66 Detik-Detik Akad
67 Sah
68 Hadiah Pernikahan
69 Pergi
70 Dalam Perjalanan
71 Sesal
72 Paris
73 Lahirnya Sang Buah Hati
74 Keanu dan Keanne
75 U-1
76 Ujung Kisah
77 Akhir Kata
78 Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79 Kesucian Cinta yang Ternoda
80 Tentang Rasa
81 Noda
82 Cinta Ini Membunuhku
83 Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84 Billionaire Courier
85 Keanu Abian Dirgantara
86 Promo (Bukan) Orang Ketiga
87 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Kisah
2
Curiga
3
Tertangkap Basah
4
Murka
5
Bertengkar
6
Tawaran Poligami
7
Mulai Bertindak
8
Bertemu Elsa
9
Membela Elsa
10
Pemikiran Elsa
11
Membuang Jeevan
12
Dilema
13
Penawaran Menarik
14
Salah Mengira
15
Mundur
16
Ancaman
17
Pilihan yang Sulit
18
Deal!
19
Rencana yang Tersusun Rapi
20
Keputusan Baru
21
Entah Apa
22
Oh, Tidak!
23
Uang Tambahan
24
Tertangkap Basah
25
Kekecewaan Jeevan
26
Mengemis Cinta
27
Kasus Lama
28
Bukti dari Ezra
29
Rahasia Masa Lalu Elsa
30
Enam Bulan Kemudian
31
Entah Siapa Dia
32
Kaget
33
Seperti Aktor
34
Perjalanan Tak Mengenakkan
35
Tuan Andika
36
Karendra Dirgantara
37
Saya Mencintai Anda
38
Ibu Tiri
39
Antara Elsa dan Rendra
40
Menguak Identitas Andika
41
Kebenaran tentang Andika
42
Andika Tidak Masuk Kerja
43
Beauty SC
44
Balas Dendam
45
Tersandung Kasus
46
Tepat Waktu
47
Kehancuran Elsa
48
Sandiwara Rendra
49
Aku Mencintaimu
50
Tamparan Untuk Jeevan
51
Sesal yang Nyata
52
Pulang
53
Pertengkaran
54
Perubahan Sikap
55
Antara Andika dan Rendra
56
Masa Lalu Rendra
57
Mengakui Rasa
58
Makin Terluka
59
Pesan dari Rendra
60
Lamaran
61
Kasmaran
62
Patah Hati
63
Laki-laki Macam Apa Aku?
64
Berniat Pergi
65
Prewedding
66
Detik-Detik Akad
67
Sah
68
Hadiah Pernikahan
69
Pergi
70
Dalam Perjalanan
71
Sesal
72
Paris
73
Lahirnya Sang Buah Hati
74
Keanu dan Keanne
75
U-1
76
Ujung Kisah
77
Akhir Kata
78
Izinkan Aku Mencintai Istrimu
79
Kesucian Cinta yang Ternoda
80
Tentang Rasa
81
Noda
82
Cinta Ini Membunuhku
83
Sekeping Asa dalam Sebuah Rasa
84
Billionaire Courier
85
Keanu Abian Dirgantara
86
Promo (Bukan) Orang Ketiga
87
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!