Episode 16

"Apa menikah dengan Davina?" Tanya Heru.

"Iya om, saya berniat untuk menikahi Davina!" Ucap Aska.

"Tapi maaf nak Aska, Davina sudah ku jodohkan dengan anak temanku yang juga seorang Dokter!" Ujar Heru langsung menolak.

"Ayah, aku tidak mau dijodohkan. Aku mencintai Aska, dan aku hanya ingin mau menikah dengan Aska saja!" Sambung Davina.yah

"Tutup mulutmu, Davina!" Bentak Heru.

"Tapi om.....saya mencintai Davina!" Tukas Aska.

"Aku minta kau jauhi saja Davina!" Titah Heru.

Aska melirik ke arah Davina. Davina menggelengkan kepala dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Silahkan pergi dari sini dan jangan pernah lagi berhubungan dengan Davina!" Pinta Heru, Aska pun dengan berat hati langsung melangkah pergi.

"Ayah benar-benar keterlaluan!" Ucap Davina dengan perasaan kecewa. Ia pun berlari menuju kamarnya.

"Davina....tunggu....Davina.....!" Heru menyusul Davina ke kamarnya, tapi Davina mengunci kamarnya.

"Sudahlah Davina, ini demi kebaikanmu dan masa depanmu. Jangan bersikap seperti anak kecil!" Ucap Heru di depan pintu kamar Davina.

"Mas....sudahlah mas, jangan seperti itu. Biarkan Davina sendiri dulu!" Ujar Herlina.

Huftt..........

Sementara , Amara malam ini sedang duduk di ruang tengah sambil menunggu kedatangan suaminya.

Tak lama terdengar suara deru mobil Aska dari luar.

Aska yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah, langsung saja disambut oleh Amara.

Tapi pria itu sama sekali tak menghiraukan Amara yang sedang berdiri, ia malah melanjutkan langkahnya.

"Aku sudah menyiapkan air hangat dan pakaian untukmu!" Ujar Amara membuka suara sambil mengekor di belakang Aska.

"Baiklah,"

"Turunlah setelah itu, karena aku sudah menyiapkan mu makan malam!" Kata Amara.

Selang beberapa saat, Aska pun sudah berada di ruang makan untuk makan malam. Sambil menyuap makanan ke dalam mulut, Aska sesekali menatap Amara yang duduk tepat di hadapannya.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Amara yang memperhatikan Aska sejak tadi.

"Tidak apa-apa," Aska melanjutkan makannya.

"Aku belum siap jika harus memberitahu sekarang!" Batin Aska lalu menghela nafas.

Aska pun kembali mengurungkan niatnya untuk memberitahu Amara.

 -----------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya, Herlina benar-benar di buat panik oleh Davina. Bagaimana tidak, Herlina terus mengetuk pintu dan memanggil-manggil Davina, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Sebagai seorang ibu, tentu saja Herlina merasa begitu panik.

"Tidak ada jawaban dari Davina mas, aku takut terjadi sesuatu padanya. Dari pagi sampai siang ini dia sama sekali tidak ada keluar dari kamarnya." Kata Herlina saat menghubungi suaminya.

"Benarkah? baiklah, aku akan pulang sekarang!" Ucap Heru yang saat ini sedang berada di kantor.

Tak butuh waktu lama, Heru sudah menginjakan kaki di rumah. Ia pun bergegas menuju ke kamar Davina.

"Vina.....buka pintunya!" Pinta Heru berulang kali tak ada jawaban.

"Bagaimana ini mas, lebih baik pintunya dobrak saja!" Ujar Herlina.

"Baiklah," Heru mau tidak mau pun langsung mendobrak pintu kamar Davina.

Alangkah terkejut nya Heru dan Herlina ketika melihat Davina yang sudah terbaring di lantai dengan wajah pucat pasi.

"Davina....Davina....sadarlah!" Ujar Heru.

Tapi keadaan Davina saat ini sudah benar-benar lemas tak berdaya.

"Kita harus segera membawa. Davina ke rumah sakit mas!" Seru Herlina.

Heru lalu mengangkat tubuh Davina, dan bergegas membawanya ke rumah sakit terdekat.

Setibanya di rumah sakit, Davina pun segera di tangani oleh dokter.

"Kenapa bisa seperti itu, perasaan selama ini dia baik-baik saja!" Ucap Heru.

Herlina hanya diam dan bungkam meskipun ia tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Davina.

"Bagaimana Dokter, anak saya sakit apa?" Tanya Heru lagi-lagi cemas.

Dokter itu pun tersenyum, "Anak bapak tidak sakit apa-apa. Memang seperti ini gejalanya apabila kurang beristirahat dan kurang memperhatikan kondisi kesehatan." Jawab sang Dokter.

"Hah, maksud Dokter apa?" Tanya lagi Heru tak mengerti.

"Loh, bapak ibu belum tau?" Tanya balik Dokter.

"Selamat ya pak bu, sebentar lagi bapak dan ibu akan mempunyai seorang cucu. Anak bapak dan ibu kimi sedang mengandung dan usia kandungannya sudah berjalan empat Minggu!" Ucap Dokter.

Heru terperangah tidak percaya dengan pernyataan Dokter tersebut. "Apa Dokter serius?" Tanya Heru menyakinkan.

"Iya. Saya serius pak!" seru Dokter tersebut.

Dengan mulut ternganga, Heru benar-benar terlonjak kaget dan masih tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Dokter. Heru benar-benar murka mengetahui jika anak semata wayangnya itu hamil di luar nikah.

Terpopuler

Comments

Kod Driyah

Kod Driyah

Amara yg sabar nnti ada balasannya buat Aska yg sdh me-nyia2kan istriny

2022-09-07

2

Puji Lestari

Puji Lestari

Bapak sama anak sama2 sombong & angkuh 🤭🙄🙄

2022-08-24

0

Wirda Wati

Wirda Wati

makanya ...tanya dulu ke Davina siapa yg dicintainya.
ini bukan zaman Siti Nurbaya lg

2022-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!