Episode 9

Deeg.........

Setelah menunggu sekitar lima menitan, Davina di buat kaget oleh hasilnya. Tangannya bergetar ketika memegang alat tes kehamilan yang terlihat dua garis merah dengan jelas.

"Tidak.....ini tidak mungkin!" Davina menggelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Davina merapatkan bibirnya seperti orang yang sudah tidak bisa berkata-kata. Perlahan ia mundur dua langkah lalu membalikan tubuhnya dan langsung keluar dari toilet dengan tangan yang masih menggenggam testpack.

Dengan cepat ia meraba tas untuk mengambil ponselnya. Davina mendial nomor Aska, tapi beberapa kali mencoba, Aska tidak mengangkatnya.

Tak ada pilihan lain, Davina pun memutuskan untuk menemui Aska di kantornya. Davina melanjutkan mobilnya dan lima belas menit kemudian Davina telah di kantor Aska.Dia keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam kantor.

Davina langsung saja menghampiri meja resepsionis dan bertanya tentang Aska.

Seorang wanita pun menjawab bahwa Aska sekarang sedang melakukan meeting dengan beberapa rekan kerjanya. Davina menarik nafas dalam-dalam ketika mendengar perkataan itu. Tanpa basa basi, Davina langsung saja bergegas menemui Aska yang sedang meeting.

"Siapakah wanita itu, sudah beberapa kali datang kesini!" ketus salah satu karyawan.

"Apa jangan-jangan dia ada hubungan dengan pak Aska?" Bisik salah satu temannya.

"Ah, tidak mungkin. Pak Aska kan sudah menikah!"

Davina memutar knop pintu dan masuk ke dalam ruangan. Semua orang termasuk Aska dan juga Ferdi yang berada di ruangan itu seketika melirik aneh ke arah Davina yang berdiri kaku.

"Davina....." lirih Aska yang melihat kedatangannya.

Aska, pria itu pun langsung saja mengakhiri meeting nya.Dia beranjak dari kursi lalu meraih lengan Davina dan membawanya keluar.

"Davina...apa yang kau lakukan di kantor ku? kenapa tiba-tiba kemari tanpa memberitahuku?" Tanya Aska menatap wajah Davina yang terlihat seperti orang gelisah.

"Aku sudah berusaha menelpon mu, tapi kau tidak mengangkatnya!" Jawab Davina.

"Katakan padaku, ada hal apa sehingga membuatmu kemari dengan wajah seperti itu?" Tanya lagi Aska.

"Aku hamil!" Seru Davina dengan nada rendah.

Dreeg....

Aska melotot, dirinya benar-benar kaget dengan apa yang di katakan Davina.

"Hah, apa aku tidak salah dengar?"

Davina meraba tasnya, lalu memperlihatkan hasil Tastpack pada Aska.Aska mengambil Tastpack tersebut dan melihat dua garis merah dengan jelas.

Aska menganga, pria itu seolah-olah tak dapat percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Aku hamil......hamil anakmu!" Kata Davina dengan nada penuh penekanan.

"Bagaimana ini?" Terlukis rasa takut di wajah Davina.

Shut......Aska memberi kode pada Davina untuk tidak membahas masalah ini di kantornya.

"Vin.....tenanglah, masalah ini biar kita bahas di luar kantor saja nanti. Jangan disini, nanti kedengaran orang lain!" Ucap Aska memegang kedua tangan Davina.

Davina sejenak memejamkan kedua matanya, wanita itu lalu menarik nafas dalam-dalam. Aska mencoba menenangkan dengan memeluk hangat tubuh Davina.

Huftt........

"Amara.....bisakah kau berjanji padaku?" tanya Marta.

"Berjanji untuk apa Bu,?" tanya Amara.

"Berjanjilah jika kau akan selalu ada di sisiku dan tidak akan pernah meninggalkanku." Kata Marta.

Amara tersenyum mengambang mendengar perkataan ibu mertuanya, "Aku....aku juga tidak bisa berjanji akan hal itu Bu," Ucap Amara .

"Kenapa Mara, kenapa kau tidak bisa berjanji?" Tanya Marta. "Apa kau tega melihatku yang sudah tua tak berdaya ini, sehari-hari hanya mengandalkan dirimu saja. Apa kau tega meninggalkanku suatu saat nanti?" Marta sangat merasa takut apabila Amara sang menantu meninggalkannya.

Senyum Amara memudar, ia bingung harus menjawab apa. Sedangkan dirinya sendiri saja kadang ingin menyerah untuk hidup.

Marta meraih tangan Amara, wanita setengah tua itu dengan sangat tulus mengatakan bahwa ia sudah menganggap Amara seperti anak kandungnya sendiri.

"Berjanjilah, Amara!" Ucap Marta sekali lagi memohon dengan wajah sedih.

Amara yang tak tega melihat sang ibu mertua seperti itu, langsung mengiyakan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.

Seketika Marta merasa lega mendengar perkataan Amara. Dia tersenyum sambil mengelus rambut Amara.

Terpopuler

Comments

Yuli Ana

Yuli Ana

lnjut kak

2022-11-13

1

Puji Lestari

Puji Lestari

Ada yg halal gk mau, gk dosa lg....malah cari yg bukan mukhrimnya....ya begitu dechhh🤭😅😅😅

2022-08-24

0

Wirda Wati

Wirda Wati

Rasain Aska harus tanggung jawab

2022-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!