Episode 2

Terdengar deru mobil diluar rumah.Aska baru saja pulang.

Amara ketakutan,ia berdiri mematung ketika Aska memberhentikan langkahnya tepat didepan dirinya.

"Selamat datang dirumah yang akan kau tinggali sekarang!" Aska tersenyum simpul.

Amara sesekali menatap Aska dengan mata yang berkaca-kaca.

Aska melangkah lebih dekat lagi ke arah Amara.Ia menjambak rambut Amara dengan kasar.

"Mulai sekarang kau menjadi pembantu dirumah ini," seru Aska.

"Tolong lepaskan,sakit!" pinta Amara memohon.

"Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu dari genggamanku!" Aska lalu melepaskannya.

Amara semakin ketakutan,lagi dan lagi dia diperlakukan kasar oleh laki-laki selain ayahnya.

"Tugasmu sekarang adalah merawat ibuku yang sedang terbaring sakit dikamar!" ujar Aska dengan kedua tangan disaku celana.

"Ibumu?" Amara baru tahu jika Aska masih memiliki ibu.Karena saat pernikahan tadi,ia tak melihat sosok orang tua Aska.

Aska menghela nafas,ia lalu menjelaskan semuanya pada Amara.

"Jangan berpikir aku menikahi mu karena aku mencintaimu,itu salah besar.Aku menikahi mu karena aku ingin mencari seseorang yang bisa merawat ibuku dengan baik dan benar!dan kebetulan ada kau gadis penebus hutang ayahmu."

"Hutang ayahmu itu sangat banyak dan dia menjaminkan dirimu padaku sebagai penebus hutangnya,tapi belum sempat aku memberi keputusan dia sudah kabur duluan ternyata!" tutur Aska.

"Bahkan aku sama sekali tidak tahu bahwa ayahku setega itu menjadikanku penebus hutang nya!" lirih Amara sambil menyeka air matanya.

"Aku tak perduli dengan apa yang kau katakan,sekarang kau dibawah kendaliku." kata Aska.

Aska lalu memanggil Dimas untuk menyuruh mengantarkan Amara ke kamar yang akan ditepati.

"Ayo nona!" titah Dimas.

"Beritahu dia nanti apa saja yang akan dilakukannya dirumah ini!" tukas Aska berlalu begitu saja.

"Baik tuan,"

Amara menghapus air matanya, dengan pasrah wanita itu beranjak mengikuti langkah Dimas.

"Sudah sampai nona,ini kamar yang akan anda tempati dirumah ini!" ucap Dimas dengan wajah yang tak enak.

Amara perlahan melangkah masuk,ia menatap sekeliling ruangan itu.Tidak kecil tidak terlalu luas juga,kamar inilah yang akan ditepati Amara nanti.

"Yang benar saja ini kamar yang akan ku tepati?" tanya Amara sambil menutup hidungnya.

"Iya nona,semua ini perintah dari tuan Aska.Em....kamar ini memang sudah lama tidak dibersihkan nona,sehingga banyak debu yang menempel!" jelas Dimas.

Amara seketika menghela nafas lalu menghembuskan nya perlahan.

"Baiklah,akan ku bersihkan nanti!" lirih Amara.

"Nona,ini perintah dari tuan Aska.Besok pagi nona harus menyiapkan sarapan dan anda harus mengantarkan sarapan ke kamar nyonya Marta atau ibu dari tuan Aska tiap paginya.Sekaligus besok pagi saya akan mengenalkan nona pada nyonya Marta," jelas Dimas.

"Baiklah,aku mengerti!tapi rumah sebesar ini apakah dia tidak menyediakan seorang pelayan?" tanya Amara.

"Ada nona,satu orang namanya bibi Marni.Tapi bi Marni sekarang sedang pulang kampung karena anaknya sakit!" jawab Dimas.

"Oh,"

"Kalau begitu saya pergi dulu!" ucap Dimas.

Amara yang masih mengenakan gaun pengantin pun bergegas untuk bersalin dan membersihkan diri.Selesainya,wanita itu pun membersihkan kamarnya.

Satu jam kemudian,ruangan kamar tersebut sudah terlihat bersih dan rapi.Cukup melelahkan bagi Amara ,apalagi seharian ini ia sama sekali belum makan.

Tenggorokan yang amat terasa kering ,membuat Amara memberanikan diri untuk keluar mencari air minum.

Selangkah demi langkah Amara berjalan mencari dapur.Namun rumah yang sangat besar dan luas membuat dirinya sangat bingung dimana letak dapur tersebut.Amara bahkan tak mendapati satu orang pun untuk sekedar bertanya.

Terdengar suara derap langkah kaki yang menuruni anak tangga.Amara langsung memalingkan wajahnya untuk mengetahui siapa sosok tersebut.

"Sedang mencari apa kau!" tegur Aska dengan tatapan menyelidik.

"Argh....tuan,aku haus.Tapi aku tidak tahu letak dapur ini dimana!" ucap Amara dengan nada gugup.

"Di sebelah kiri ruangan keluarga,disitulah dapur!" ucap Aska.

"Baiklah tuan,terimakasih!" Amara menundukkan kepalanya.

Aska pergi begitu saja dengan pakaian rapinya.Amara hanya bisa menatap langkah Aska yang tak tahu mau kemana.

Amara kemudian pergi ke dapur untuk minum.Ia terheran sekaligus terkagum ketika melihat dapur dengan gaya moderen dan klasik,sungguh bagus sekali.

Duduk sejenak di meja makan sambil melamun,

Amara meratapi nasibnya,tak percaya bahwa ia sudah menikah dengan pria yang sama sekali tidak ia cintai.Padahal sebelumnya Amara memiliki pujaan hati yang dari dulu ia sukai,tapi Amara tak berani mengungkapkannya.

Keesokan harinya,Amara sudah terbangun dari tidurnya.Ia perlahan membuka mata sambil meregangkan ototnya.Menyingkirkan selimut lalu beranjak dari tempat tidur.Masih belum percaya bahwa ini hari pertamanya ia menjadi seorang istri.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul enam,Amara lalu mencuci wajahnya kemudian pergi ke dapur untuk membuat sarapan.

"Silahkan nona,nona bisa masak apa saja yang nona tahu.Semua persediaan dan bahan-bahan masakan ada didalam lemari pendingin nona!" kata Dimas yang tiba-tiba muncul.

"Astaga kau mengagetkan ku saja!" ucap Amara.

Amara kemudian langsung memasak apa saja yang ia tahu.Dapur yang sudah menyediakan semua bahan membuat Rima begitu gampang untuk memasak.

"Lengkap sekali persediaan masak dirumah ini!" lirih Amara.

Selang beberapa saat,Amara telah selesai memasak.Berbagai hidangan masakan sudah ia sajikan dimeja makan dengan rapi.

Tak......

Tak......

Tak......

Terdengar derap langkah kaki yang mendekat.Amaea menoleh,ternyata itu adalah Aska yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya.Dengan wajah datar Aska menatap Amara yang berdiri sambil menunduk.Terlihat rasa takut terlukis di wajah Amara sehingga ia tak berani menatap Aska.

"Silahkan tuan!" tutur Amara.

"Sudah mengantar makanan untuk ibuku?" tanya Aska.

"Ini tuan,sedang saya siapkan di nampan." jawab Amara.

"Baiklah kalau begitu!" Aska kemudian menarik kursi lalu duduk.

Aksa mengambil sendok dan garpu lalu mencicipi masakan yang ada didepannya.Namun sedetik kemudian ekspresi Aska berubah

total setalah mencicipi masakan tersebut.

Amara dan Dimas yang ada disitu langsung menatap satu sama lain dengan wajah takut.

"Matilah aku,jangan-jangan masakan ku tidak enak!" batin Amara.

"Apakah ini kau yang masak sendiri?" tanya Aska melirik ke Amara.

"Ya,tuan itu saya sendiri yang masak!" jawab Amara sambil tertunduk.

"Ada apa tuan,apakah masakannya tidak enak?" tanya Dimas.

Aska menggeleng, "Lumayan,masakannya enak!" ucap Aska.

Wajah Amara seketika tersenyum bangga,begitupula Dimas.

"Aku sedang tidak memujimu,hanya saja makanannya enak!" ujar Aska saat melihat Amara tersenyum.

"Cepat antarkan sarapannya,pasti ibuku sudah menunggu!" kata Aska.

"Nona,ayo saya antarkan ke kamar nyonya!" ujar Dimas,Amara lalu mengikuti langkah Dimas dengan membawa nampan.

"Permisi,selamat pagi nyonya!" seru Dimas.

"Waktunya sarapan......"

Amara terperangah melihat sosok wanita tua renta tak berdaya sedang terbaring diatas tempat tidur.

Kedua kelopak Marta yang tertutup seketika terbuka.

Marta menatap Amara dengan waktu yang cukup lama.

"Nona,sapalah mertua nona!" bisik Dimas.

"Selamat pagi ibu,ini sarapannya sudah saya bawakan!" sapa Amara.

"Dim....siapa wanita ini?" tanya Marta.

"Nyonya inilah istri dari tuan Aska." jawab Dimas.

Amara tersenyum,ia lalu meletakan nampan diatas nakas tepat di samping tempat tidur Marta.

"Ibu...ayo sarapan,Amara akan menyuapi ibu!" kata Amara yang duduk di samping Marta.

"Sekarang buka mulut ibu....." pinta Amara.

Marta pun hanya diam dan menurut.

Tak ada basa basi antara keduanya,karena Marta hanya diam saja walaupun Amara melontarkan berapa pertanyaan sejak tadi.Selesai menyuapi makan dan memberi obat,Amara langsung keluar dari kamar.

"Bagaimana nona,apakah nyonya ada berbicara dengan nona?" tanya Dimas saya Amara keluar dari kamar.

"Tidak ada,ibu Marta hanya diam saja meskipun aku berbicara padanya!" jawab Amara.

"Sabar saja nona,nyonya Marta memang seperti itu daridulu.Semenjak sakit dia jarang sekali untuk berbicara!" kata Dimas.

"Oh ya....em apa tuan Aska masih ada diruang makan?"

"Tuan Aska sudah pergi dari tadi nona,"

"Baiklah,kau sudah sarapan?" tanya Amara.

"Sudah nona!" jawab Dimas.

"Oh kalau begitu aku mau sarapan dulu,aku sangat lapar!" kata Amara berlalu begitu saja.

Menempuh perjalanan selama kurang lebih lima Belas menit,Aska baru saja sampai di kantornya.

Aska kemudian turun dari mobil dengan di sambut oleh beberapa karyawan kantornya.

"Selamat pagi tuan Aska l!" sapa mereka serempak,namun Aska hanya membalas mereka dengan senyuman lembut.

Aska langsung menuju lantai atas dimana ruangannya berada.

Sesampainya di ruangan kerjanya,Aska langsung duduk di kursi besarnya dengan kaki diletakan diatas meja.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.Aska mempersilahkan nya untuk masuk.

"Kau rupanya,ada apakah gerangan?" tanya Aska dengan santai.

Ferdi mendekat lalu menyenggol bahu Aska.

"Bagaimana,main berapa ronde tadi malam?" bisik Ferdi di telinga Aska.

Aska memicingkan kedua matanya,lalu balik bertanya.

"Menurutmu berapa ronde?" Aska beranjak dari kursinya.

"Hey tunggu...mau kemana kau!" panggil Ferdi.

"Argh.....kau datang hanya ingin bertanya hal yang tidak penting saja!" ucap Aska.

"Bukan begitu,aku kesini hanya ingin memberitahu mu,bahwa malam ini ada acara pertemuan kampus. Kau harus datang, acara ini khusus kelas kita dulu." jelas Ferdi.

"Hanya untuk memberitahu hal seperti itu?" tanya Aska menertawakan.

"Ada Davina dia pulang!" ujar Ferdi memberitahu.

"Aku akan datang!" seru Aska.

Siang harinya,Amara baru saja menyelesaikan tugasnya yaitu membersihkan rumah.Rumah yang cukup luas dan besar membuat dirinya kewalahan. Wanita itu duduk sebentar untuk beristirahat sambil menyeka keringatnya yang terus saja bercucuran.

"Melelahkan juga ternyata!" ucap Amara.

Mencium tubuhnya yang bau keringat dan merasa lengket,Amara pun akhirnya beranjak lalu memutuskan untuk mandi.

Sore menjelang malam,Aska baru saja pulang dari kantornya.Sesampainya dirumah,Aska langsung memanggil Amara.

"Amara.....Amara....." panggil Aska dengan nada tinggi.

"Ya...tuan!" Amara yang berada di dapur segera bergegas menghampiri Aska.

"Ada apa tuan?" tanya Amara.

"Siapkan pakaian ku,aku mau mandi!" ujar Aska berlalu begitu saja.

"Baik tuan!" ucap Amara.

Amara masuk kedalam kamar Aska,matanya berkeliling menatap sudut-sudut ruangan.Baru inilah ia pertama kali masuk ke kamar suaminya.Setelah menyiapkan pakaian untuk Aska,Amara turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam.

Selang beberapa saat terdengar suara derap langkah kaki Aska yang menuruni anak tangga.

"Apakah tuan ingin makan malam?" tanya Amara.

"Tidak,aku tidak akan makan dirumah malam ini.Kau antar saja makan malam untuk ibu sekarang!" ucap Aska.

"Baik tuan!" kata Amara.

Malam telah tiba,di sebuah restoran mewah sudah ramai teman-teman Aska berdatangan untuk reuni.Mata Aska terus saja memandang pintu masuk untuk melihat perempuan yang di cari.

Tak berapa lama masuk seorang wanita dengan wajah cantik berambut panjang, wajah nya menampakan keangkuhan hingga membuat beberapa teman nya segan untuk menyapa wanita yang bernama Davina itu.

"Kau masih mengharapkan dia?" tanya Ferdi berbisik.

"Dia cinta pertama ku!" jawab Aska

Ternyata Davina menghampiri Aska, wanita itu tersenyum dengan manis nya. Semua mata tertuju pada nya karena Davina adalah seorang Dokter terkenal.

"Boleh aku bergabung dengan kalian?" tanya Davina.

"Teman-teman perempuan kan banyak, kenapa harus bergabung dengan kami?" tanya Ferdi sedangkan Aska hanya diam saja.

Davina lalu memandang teman-teman nya, "Sekarang aku tidak terlalu akrab dengan mereka!" ucap nya sombong.

Ferdi hanya menaikan bibir atas nya, tanpa menunggu persetujuan lagi Davina duduk di hadapan Aska.

"Apa kabar Aska, sudah lama kita tidak bertemu?" sapa Davina masih memancarkan senyum termanis nya yang mampu membuat Aska kembali mengingat masa lalu mereka.

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja!" jawab Aska dengan santai nya.

Acara semakin meriah, semua orang sibuk bernostalgia. Mereka kemudian melanjutkan acara dengan pergi ke club malam. Aska ikut saja, karena pria ini merasa tidak enak hati dengan teman-teman satu kelas nya.

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

reuni membawa mantan. mampir ya di novel aku "Cinta berakhir di lampu merah. "

2022-09-15

1

kholifah ifah

kholifah ifah

mampir kesini

2022-09-10

0

Alfa Camelia

Alfa Camelia

mampir thor

2022-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!