Episode 11

"Kemasi pakaianmu sekarang dan pindah lah ke kamarku!" ujar Aska saat Amara sedang membersihkan meja makan.

"Jadi malam ini aku tidur di kamarmu?" tanya Amara.

"Ya, karena aku tidak ingin ibu berpikir yang bukan-bukan tentang kita nanti!" Aska kemudian berlalu begitu saja.

Amara selepas membersihkan meja makan dan mencuci piring kotor, ia langsung saja menuju ke kamarnya untuk mengemasi pakaiannya.

Ketika membuka pintu kamar Aska, Amara tak mendapati adanya Aska di dalam. Ia memandangi suasana kamar yang terasa hening itu dan melihat dari balik jendela ada Aska yang sedang duduk santai di balkon kamar sambil menghisap rokok.

"Ehem......" Amara berdehem dan memberanikan diri mendekati Aska.

"Bolehkah aku bertanya?" Tegur Amara.

"Apa? aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu!" Kata Aska.

"Kenapa kau bicara seperti itu dengan ibu?" Tanya Amara.

"Apa, apa kau tidak terima?" Tanya balik Aska.

"Kau saja tidak pernah menyentuh ku, tapi kenapa dengan tega berbicara seperti itu? seolah-olah aku tidak bisa memiliki anak!" Jelas Amara menahan kekesalannya pada Aska.

Aska mendecih, "Apa kau tahu kenapa selama kita menikah aku tidak pernah menyentuhmu tubuhmu?"

"Karena kau tidak mencintaiku bukan?" Ucap Amara.

"Tapi meskipun begitu, sebagai seorang wanita yang sudah menjadi istrimu aku mencoba dan berusaha agar bisa mendapatkan hatimu selama ini!" Jelas Amara meluapkan ganjalan yang selama ini tertahan hatinya.

Aska sejenak termangu mendengar apa yang dikatakan oleh Amara. Ternyata selama ini Amara berupaya untuk mendapatkan hatinya.

"Jangan berharap padaku, karena itu akan sia -sia." Ucap Aska dengan wajah yang tak enak.

"Meskipun sia-sia dan hatimu berada di tempat lain, sudah menjadi tugasku untuk mencintaimu tak peduli apapun itu." Kata Amara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa maksudmu hatiku berada di tempat lain?" Tanya Aska tiba-tiba bingung.

"Kau mencintai seorang wanita tetapi wanita itu bukan aku," Tak terasa air mata mengalir di kedua pipi Amara.

Aska menghela nafas dan menghembuskan nya secara kasar.

"Dari mana kau tahu?" Tanya Aska.

"Tidak penting, cukup aku saja yang tahu bahwa kau mencintai wanita lain selama ini!" Jawab Amara.

"Baguslah, jika kau sudah tahu sendiri. Jadi aku tidak perlu mencari alasan untuk memberitahumu!" Kata Aska, pria yang sama sekali tak berperasaan itu.

Kedua mata Amara membola mendengar ucapan suaminya. Semua yang di ucapan Aska bagaikan jarum yang menusuk-nusuk jantung Amara. Dengan cepat Amara langsung menyeka air mata yang jatuh.

"Sudah malam, aku mau tidur!" kata Aska mematikan puntung rokok lalu beranjak, berjalan ke arah ranjang dan meraih bantal.

Pria itu berbaring dan memunggungi . Kedua tangan di lipat di dada , mata di pejamkan dengan cepat.

Amara masuk dan ke dalam dan menatap pilu sang suami. Dia perlahan berbaring di samping Aska yang sudah di beri pembatas guling.

Malam berlalu, keesokan harinya Amara sudah bagun terlebih dulu. Amara menyingkirkan selimut lalu beranjak dari ranjang, sejenak ia menatap ke arah Aska yang masih terlelap tidur.

Amara memang mengakui jika Aska adalah pria yang memilik paras tampan dan menawan. Ingin sekali rasanya ia mengecup Aska sebagai tanda kasih sayang seorang istri, tapi Amara sadar akan Aska yang tidak mencintainya.

Amara mengurungkan niatnya, ia lebih memilih pergi ke dapur untuk memasak sarapan.

Pukul tujuh pagi, Amara sudah selesai menyiapkan sarapan. Dia pergi ke kamar ibu mertuanya untuk mengajak sarapan. Sementara Aska baru saja menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapi.

Baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, Amara sedikit kaget melihat ibu mertuanya merintih kesakitan.

"Bu, ada apa dengan ibu?" Amara mendekat lalu memegangi tangannya.

Marta tak menggubris pertanyaan Amara.Ia hanya menggelengkan kepala dengan mata tertutup, nafasnya ngos-ngosan.

"Badan ibu panas sekali!" Ucap Amara.

Amara yang sangat khawatir akhirnya beranjak untuk memanggil suaminya.

"Ibu......" Seru Amara dengan wajah cemas.

"Ada apa dengan ibu?" Aska yang duduk di kursi seketika langsung berdiri.

"Tubuh ibu panas, sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja!" Kata Amara.

"Apa?!" Aska kemudian melangkah menuju kamar ibunya dengan Amara yang mengekor di belakang.

Sesampainya di kamar, Aska langsung mendekati ibunya.

"Ibu.....ibu....ibu baik-baik saja kan?" Tanya Aska.

Tidak tinggal diam, Aska langsung saja membopong tubuh ibunya menuju ke mobil untuk di bawa ke rumah sakit.

"Cepat sedikit Dim!" Pinta Aska pada Dimas yang menyetir.

"Iya, tuan ini sudah cepat!"

Sementara Amara duduk di belakang sambil memangku sang ibu mertua.

Tak lama kemudian setibanya di rumah sakit, Aska dan Amara langsung saja bergegas masuk ke dalam dan Dokter pun segera menanganinya.

Aska berulang kali mondar mandiri di depan ruangan dengan perasaan yang sangat gelisah. Sebaliknya dengan Amara dia duduk dengan rasa gelisah juga.

Tiba-tiba sang Dokter yang menangani keluar dari ruangan. Aska segera mendekat begitu pula dengan Amara.

"Bagaimana Dok dengan keadaan ibu saya?" Tanya Aska.

Dokter itu mengatakan bahwa ibu Marta mengalami sesak nafas dan demam sehingga menyebabkan tubuhnya panas. Tapi Dokter itu juga berkata tidak apa-apa karena ibu Marta sebentar lagi akan siuman dan membaik karena sudah di tangani.

Aska menghembuskan nafas kasarnya, begitu terasa sedikit lega ketika mendengar ucapan sang Dokter. Dokter tersebut tak lain adalah Bima.

Huft........

Menjelang sore, Dokter sudah memperbolehkan Marta untuk di bawa pulang ke rumah. Aska kemudian menyelesaikan administrasi terlebih dahulu. Setelah menyelesaikan administrasi, Aska kembali menuju ruangan dimana ibunya berada.

Di depan ruangan saat Aska ingin memutar knop pintu, tiba-tiba terdengar suara wanita yang tak asing baginya memanggil namanya berulang kali.

Aska menoleh ke samping dan melihat ada Davina yang melangkah cepat menghampiri dirinya.

"Aska .......sedang apa kau disini?" Tanya Davina kebingungan.

"Dav.....kau....juga sedang apa disini?" Tanya balik Aska tanpa menjawab pertanyaan dari Davina.

"Aska.....sudah ku bilang aku seorang Dokter dan ini rumah sakit tepat dimana aku bekerja! kebetulan aku shift sore," Jawab Davina.

"Apa?" Aska sedikit terkejut.

"Siapa yang sakit?"

Treeekkk.........

Tiba-tiba pintu terbuka, Amara yang membuka pintu sedikit terkejut ketika melihat Aska yang sedang berdiri tepat di depan pintu.

"Syukurlah kau disini, ibu sudah siuman dan dia mencari mu!" Kata Amara belum sadar jika ada Davina yang berdiri di samping Aska.

Aska terlihat gugup, begitu pula dengan Davina yang menatap Amara. Pria itu langsung saja melangkah masuk tanpa memperdulikan Davina.

Amara baru saja jika ada Davina, wanita selingkuhan suaminya. Ia menatap Davina dengan tatapan dongkol. Davina yang merasa di tatap seperti itu pun langsung membuka suara.

"Kenapa kau menatap ku seperti itu?" Tanya Davina.

Amara hanya bungkam, rasanya ingin sekali ia mencabik-cabik wajah Davina yang seperti kera itu.

"Minggir kau pembantu!" Dengan sombong Davina menabrak bahu Amara dan langsung menerobos masuk.

"Dasar manusia tidak punya sopan santun!" Lirih Amara yang masih sabar.

Davina melihat seorang wanita tua sedang terbaring di brankar. "Hah, rupanya wanita tua itu adalah ibu Aska!" Batin Davina.

"Syukurlah ibu sudah sadar!" Ucap Aska tersenyum.

"Dimana Amara istrimu?" Tanya Marta.

Deeg.......

Aska sejenak memejamkan matanya, sambil menghela nafas panjang.

Davina yang mendengar itu langsung tak mengerti apa yang dimaksud oleh ibu Aska.

"Aku disini ibu," Seru Amara berjalan mendekat dengan mata sinis melirik ke arah Davina.

Jreng.....Jreng......jreng.....

Davina terlonjak kaget, mengetahui bahwa wanita yang dia kira sebagai pembantu itu ternyata adalah istri dari Aska.

Aska sekilas menatap Davina dengan penuh kecanggungan.

"Apa aku tidak salah dengar?" Lirih Davina bergeleng kepala.

Terpopuler

Comments

Dian Hanafi

Dian Hanafi

kasiang banget jdi si amarah😢

2022-10-09

1

kholifah ifah

kholifah ifah

berkali2 hanya nyesek bacanya.😭😭😭😭

2022-09-10

0

Kod Driyah

Kod Driyah

davina wanita ular aska blm tau kelicikan davina

2022-09-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!