Sementara perbincangan itu berlangsung, sejak tadi Zalfa merasakan kepalanya pusing akibat terantuk dashboard. Langit seakan berputar-putar. Ia berusaha menyeimbangkan tubuh agar tidak roboh. Ia bahkan tidak bisa ikut menyelesaikan masalah akibat sedang berusaha menguasai keadaan.
Arkhan merogoh ponsel dari kantong celananya. Kemudian bertanya, “Berapa nomor rekening Anda?”
Bukan hal sulit bagi peretas bank seperti Arkhan mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Aksi Arkhan yang telah berkali-kali melakukan pembobolan bank seluruh dunia melalui platform SWIFT, pembajakan email nasabah bank serta skandal lainnya, membuatnya tak kesulitan dalam menabur-naburkan uang kemanapun ia mau. Bahkan ia sudah pernah menarik dana sampai 2,7 triliun mata uang rupiah dalam aksinya itu. Tak heran jika nilai mata uang bukanlah hal sulit baginya, karena dia mendapatkannya dengan cara yang tidak sulit. Kerja samanya bukan hanya dengan warga Negara Indonesia saja, melainkan dengan warga asing yang masing-masing memiliki kemampuan luar biasa dalam hal pembobolan bank.
Bapak tua tersenyum sumringah sembari menyebutkan nomer rekeningnya. Tak lama kemudian terdengar notifikasi masuk ke ponsel Bapak tua. Sms banking memberitahukannya bahwa sejumlah uang sudah masuk ke rekeningnya.
“Cuma segini?” tanyanya agak kecewa sembari mengamati isi sms di ponselnya.
“Sisanya kukirim besok.”
“Bagaimana aku meyakini kalau kau akan mengirimnya?”
“Kau boleh temui aku di alamat ini kalau kau mau.” Arkhan memberikan kartu namanya.
Pria itu menatap alamat yang tertera kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya seperti bandulan jam.
“Apa Anda terluka?” Arkhan menanyai sambil mengamati tubuh Bapak tua itu.
“Tidak. Aku tidak apa-apa. Hanya mobilku saja yang rusak. Terimakasih,” jawab Bapak tua dengan muka cerah kemudian memasuki mobil. BMW berlalu pergi.
“Mm… Aku juga butuh uang untuk pinggangku yang sakit,” kata Kakek yang sejak tadi menyaksikan, berharap mendapat uang banyak seperti yang didapatkan Bapak tua. Di matanya yang liar terdapat harapan tentang uang.
“Baiklah. Berapa rekeningmu?”
Sementara itu, Zalfa tidak kuat lagi menahan sakit di pergelangan kaki dan pahanya. Semakin nyeri dan ngilu. Bumi seperti semakin laju berputar.
“Aku… Aku tidak punya rekening. Uang cash saja,” jawab Kakek itu.
Arkhan mengeluarkan dompet. “Aku nggak punya banyak uang cash. Hanya ini….”
“Tidak apa. Sudah cukup,” potong si Kakek sambil merampas uang dari tangan pria Arkhan sebelum sempat pria muda itu menyerahkan uang tersebut. Dengan muka gembira si Kakek berlalu pergi sembari menghitung uang di tangannya.
Arkhan menoleh saat merasakan bahu kanannya tertimpa sesuatu. Seulas senyum tersungging di bibirnya melihat tubuh Zalfa terhuyung dan ambruk ke arahnya, segera kedua lengan kekarnya menahan tubuh gadis itu.
***
TBC
Nah, siapa yang masih stay di sini? Cung!
Ingat, vote nya jangan lupa yaaak. Siapa tahu di waktu yang ditentukan, kamulah salah satu pemenang novel karyaku. Kalian bisa cek rank teratas voter tertinggi kok. Jadi berlomba-lomba aja yah, rejeki nggak pernah tertukar. Tapi tetap harus berusaha toh?
Woke… jangan lupa vote, dan kasih saran yang sopan jika cerita ini ada kekurangannya. Aku manusia biasa yang hanya menuangkan hobi. Jangan kasih kritik yang sadis karena itu bisa menurunkan mood ku dalam menulis! Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha … (hus ngakak!)
Da daaaah..
Salam
Emma Shu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Harini
aku udah baca 4 kali, gk bosen suka ceritanya
2025-04-06
0
Defrin
dasar kakek mata duitan...
kalau tidak karena dia semua ini takkan terjadi
2023-10-16
0
Nina Anwar
kok aku gk faham ya tadi kehotel buat lamaran trs bertengkar kok tiba-tiba zalfa naik mobil sndri sambil tlpnan aja pusing aku tu
2023-08-24
0