Arkhan memberikan kesempatan sepenuhnya untuk Ismail melampiaskan kemarahannya. Namun akhirnya Arkhan membalas pukulan saat tubuhnya telah tersungkur dan menghantam lantai. Arkhan bangkit menatap lawannya terpental sesaat setelah ia memberikan tendangan.
Arkhan balas memberikan pukulan. Hanya dua kali hantaman di leher dan di dada, namun Ismail sudah terkapar tak berdaya. Hantaman Arkhan benar-benar mumpuni.
Arkhan meletakkan lutut ke lantai, satu tangannya mencengkeram kerah leher Ismail, tangan lainnya melayangkan tinju dan sengaja menghentikan kepalan tangannya itu di udara. Ia tak perduli pada teriakan Atifa yang sejak tadi memintanya untuk menghentikan pemukulan.
“Kau salah jika memukulku,” desah Arkhan.
“Apa yang kau lakukan dnegan adikku?”
“Ooh.. Jadi gadis itu adikmu? Tanyakan saja padanya! Kenapa dia memasuki kamarku dan memilih tidur bersamaku. Ini bukan salahku, bukan?” Arkhan melepas cengkeraman dan bangkit berdiri. Tangannya menyambar kaos lalu melenggang pergi sambil mengenakan kaos tersebut. Reza mengikutinya.
***
Di ruangan luas, Zalfa bertatap mata dengan Ismail. Satu jam yang lalu mereka baru saja sampai di Bandung dan kini mengisi vila yang telah disediakan oleh Faisal.
Setelah diusut, ternyata untuk kedua kalinya Atifa membawa Zalfa ke kamar hotel yang salah. Menurut pengakuan Atifa, ia sudah melihat nomer kamar dengan benar, tapi entah kenapa nomer tersebut bisa berubah. Hingga akhirnya Zalfa bisa tidur bersama pria asing itu.
Zalfa benar-benar tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi. Banyak dugaan dalam pikirannya, namun semua dugaan tak bisa menjawab pertanyannya. Mungkinkah ada orang yang menjebaknya, mengarahkannya ke kamar pria asing itu hingga akhirnya Zalfa bisa terjebak di sana. Tapi siapa yang tega melakukannya?
Andai saja malam itu Atifa tidak keluar dari kamarnya, tentu kejadian buruk itu tidak akan terjadi. Sialnya, usai Atifa keluar dari kamar Zalfa untuk makan malam, ia bertemu Ismail. Kemudian Ismail mengajak Atifa menemaninya sebentar untuk kegiatan suami istri. Setelah itu, Atifa jadi malas kembali ke kamar Zalfa. Ia tertidur sampai pagi di kamar Ismail.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bisa sampai begini?” Ismail menatap iba adiknya. Ingin marah, namun tidak tahu harus marah kepada siapa. Satu-satunya adik kandung yang ia jaga selama ini, nasibnya harus berujung seburuk ini.
“Sebentar lagi kamu menikah, Zalfa. Proses lamaran akan berlangsung. Kita bisa berada di sini hanya untuk mengurus pernikahanmu,” lanjut Ismail. “Lalu apa kata calon suamimu nanti?”
Atifa muncul dari kamar membawa minuman kemasan. Ia menyerahkan minuman itu kepada Zalfa. Berharap minuman mengandung isotonik itu mampu memberikan ketenangan pada adik iparnya.
Zalfa menolak minuman itu, manik matanya menatap ke arah Atifa. “Mbak Atifa yang tahu kenapa aku bisa ada di kamar pria itu. Mbak yang pesankan kamar buatku, Mbak juga yang meninggalkanku.”
“Zalfa… Kamu mencurigaiku?” Muka Atifa mendadak memucat, terpukul atas tuduhan itu.
Zalfa diam saja.
“Aku udah katakan kalau aku juga nggak tahu kenapa nomer kamar itu bisa berubah. Sewaktu aku emmbawa Zalfa ke kamarnya, nomernya sesuai, kok. Tapi paginya udah berubah,” jelas Atifa mengulang penjelasan yang yang sudah ia terangkan sebelumnya.
“Ya sudahlah, jangan saling menyalahkan. Zalfa, ini musibah. Kamu harus berterus terang pada Faisal atas apa yang terjadi. Jangan sampai Faisal menyesal saat telah menikahimu nanti.”
“Aku pasti berterus terang, Mas.” Zalfa bangkit berdiri. Melangkah menuju keluar.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Juan Sastra
dasar ipar lucnut.
2024-11-15
0
Defrin
kasihan Zalfa jangan dimarahi lagi
2023-10-16
0
Coco
aku jadi curiga
2023-07-22
0