“Faisal, berhenti bercanda.” Tanpa sadar muka Zalfa merah merona. Teringat ketika ia berada di satu mobil bersama calon suaminya itu. Teringat tatapan Faisal dan suaranya yang lembut hingga ia memantapkan hati bahwa Faisal bisa menjadi imam yang baik untuknya. Namun bayangan Arkhan membuatnya kembali muram. “Ini bukan persoalan kita, tapi orang tuamu.”
Ingatan Faisal terkilas balik ketika ia memperkenalkan Zalfa pada Ayah dan Ibunya. Keduanya tampak sangat meridhai, bahkan Ibunya sempat mencium jilbab atas kening Zalfa sebagai bentuk kasih sayang.
Setahun yang lalu Faisal datang ke kampung halaman Zalfa untuk membuka usaha. Dan kampung halaman itu menjadi saksi bisu pertemuan Zalfa dengan Faisal, hingga akhirnya mereka jatuh cinta dan memiliki kesepakatan satu sama lain untuk menuju ke jenjang pernikahan.
Setelah melalui banyak kisah dan pemikiran matang, kini Jakarta menjadi tumpuan harapan bagi Zalfa untuk kelak hidup bersama Faisal. Hidup bahagia dalam membina rumah tangga, memiliki putera dan puteri yang salih dan salihah. Bersama-sama mendidik keturunan dengan penuh keikhlasan.
Merasa mendapat lampu hijau dari calon mertua, Zalfa mengambil keputusan untuk melanjutkan kuliah di Jakarta dan memulai hidup baru di sana. Sampai kini ia sudah lulus kuliah, Jakarta menjadi tumpuan hidupnya. Semua itu atas ide Faisal.
Zalfa menjual rumah dan semua yang ia miliki di kampung lalu menggantikannya dengan membeli rumah di kawasan Jakarta. Juga membuka rumah makan kecil-kecilan.
“Mereka perlu tahu siapa aku yang sebenarnya. Bahwa aku seorang yatim piatu yang lahir dari rahim seorang wanita yang tidak menikah,” lanjut Zalfa lirih. “Jika mereka tahu itu, akankah mereka tetap membuka tangan selebar sekarang untuk menyambutku sebagai calon menantu? Aku merasa belum tenang sebelum semuanya terbuka. Aku ingin mereka tahu bukan hanya dari mulutku aja. Tapi aku dan kamu.”
“Jangan cemaskan itu. Nggak perlu kita membahas masa lalumu, asal-usulmu itu hanyalah masa lalu dan nggak perlu diungkit. Kita hanya perlu menatap masa depan. Yaitu aku dan kamu, yang akan melebur menjadi kita.”
“Orang tuamu pasti menanyakan asal-usulku, siapa orang tuaku, dan banyak lagi.”
“Yang kubutuhkan adalah kamu, bukan asal-usulmu. Percayalah, kita pasti bisa atasi.”
“Lebih baik mereka tahu dari kita, dari pada tahu belakangan dari sumber yang nggak bisa dipertanggung jawabkan.”
“Kenapa kamu terlalu mencemaskan hal itu. Kita punya Allah, yang bisa membawa kita ke jalan yang mudah, bukan? Jangan cemas, sayang!”
Zalfa terdiam. Bukan hanya itu yang ingin Zalfa bicarakan dengan Faisal, tapi juga mengenai kejadian di hotel. Zalfa akan mengatakannya ketika mereka bertemu nanti.
Bbrrrrttkkkh….
Ponsel terlepas dan terjatuh ke jok samping ketika sekilas pandangan Zalfa melihat sekelebat bayangan melintas di depan mobilnya, ia membanting setir ke samping. Namun moncong mobilnya terasa mengenai sesuatu sebelum sempat ban mobilnya menghindari sosok di depan.
Ya Tuhan, Zalfa menabrak sesuatu. Sosok yang menyeberang jalan dengan sembrono serta terburu-buru mengakibatkan Zalfa terkejut dan gugup.
Sayangnya, Zalfa baru menyadari telah membanting setir ke arah kanan ketika mendapati diri meringkuk di dalam mobil yang sudah penyok setelah sebuah mobil BMW menghantam keras mobilnya dari arah belakang. Suara gaduh terdengar keras dan mengerikan. Tubuh Zalfa terayun di dalam mobil yang berputar-putar akibat terdorong BMW.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 309 Episodes
Comments
Muhimah
sudah pernah baca
tapi suka banget
makanya baca lagi deh
2024-10-11
1
Defrin
ya Allah kejadian yang beruntun
2023-10-16
0
Alice Alice
kok d luar nikah lah ismail itu gawan bapaknya za
2023-09-10
0