Bab. 18. Narkoba Internasional 2

"Rader meminta bantuan... ada tahanan mengalami luka tusuk dibagian pinggang diharap medis untuk datang di ruang 016." ucap seseorang dibalik radio.

Para petugas patroli dan anjing pelacak menyelusuri seluruh penjara tengkorak mencari pelaku. Juan menghubungi semua team J melalui kaos kutang pemberiannya yang sudah diberi alat efek kejut sebagai signal agar melakukan pertemuan di ruang rahasia mereka.

"Duh, kaget aku sama alat ini. "

"Kamu kenapa Bert, " tanya rekannya.

"Tidak apa-apa cuman maagku lagi kambuh." Nyatanya ia tidak bisa menahan sakit efek dari kutang pemberian Juan.

"Makan sana sudah dibilangin makan segera kalau begini yang repot siapa seniormu ini tau, " ucapnya sambil merangkul Robert.

Tono dan Haikal mendatangi tempat kejadian tanpa dilihat orang lain mencari bukti sebelum keduluan petugas patroli. Haikal menggunakan alat pendeteksi darah karena lantainya sudah dibersihkan sedangkan Tono memeriksa keadaan supaya tidak ada petugas lain yang lewat.

" Kal buruan ada petugas. "

" Sudah selesai nih. "

Mereka segera pergi, untung saja tidak ketahuan petugas walau tadi Tono kesandung tapi berhasil bangkit lagi.

Malamnya mereka bertemu lagi di ruang itu. "Kita harus menuntaskan masalah ini karena pasti diantara kita ada yang dicurigai oleh rekan sesamanya , gue takut misi kita gagal dan terjebak disini, " ucap Juan.

Semuanya mengangguk setuju atas perkataan Juan.

"Gue dan Tono memeriksa ke tkp dan menemukan beberapa bercak darah yang masih menempel, " ucap Haikal sambil menyerahkan kamera khusus pendeteksi ke Juan.

" Malam ini akan gue analisis dan kirim ke teman gue yang di Jerman, untuk Robert tolong lo temui Pak Zaenal besok di ruang medis dan kasihkan ini jangan sampai ada yang tau, " ujarnya.

"Sekarang kita semua pelan-pelan keluar dari sini jangan sampai ada orang yang lihat. "

Robert mengendap-endap masuk kedalam kamarnya yang diisi 2 sampai 3 orang. Saat lampu dinyalakan Robert langsung pura-pura mengigau dilantai sambil berguling-guling.

ayo goyang dumang biar hati senang dan semua ikut bergoyang....

"Bert lu ngapain disitu woyy. "

lalallalalallalallaala goyang dumang…

Seniornya sambil menuntun Robert menuju ke kasurnya dan menyelimutinya.

Robert membalikkan badannya yang sangat malu akan tingkahnya rasanya ingin menghilang dari tempatnya tapi itu tidak mungkin dia hanya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut memaksakan matanya untuk terpenjam.

Keesokannya aktivitas disekitar kasurnya yang dilakukan rekan sekamarnya telah bersiap kerja. Sedangkan Robert masih saja tidur dibalik selimutnya hingga seniornya geram dan langsung membuka benda yang menutupi sekujur tubuh Robert.

"Lu masih aja tidur ini sudah siang,, tadi malam ngapain aja lo guling-guling di lantai.

Wajah Robert yang tidak bisa bohong. raut lesuh ia berikan saat semalam dia tidak tidur karena memikirkan ngigau yang dibuat-buatnya. "Saya tidak bisa tidur bang. "

"Kok bisa perasaan lu joget-joget engk jelas disini, " ucap seniornya sambil memeragakan gerakan yang dilihatnya.

"Sudah bang jangan diperjelas, " jawab Robert.

Selesai sarapan dikantin, Robert segera menghilangkan ngantuknya dipagi hari akibat gelisah semalaman, untung aja ia mempunyai ide untuk segera memberikan sesuatu hal didalam amplop untuk Pak Zaenal.

Situasi buruk terjadi diruang medis semua orang terluka akibat ulah tahanan yang dibawah kemarin malam.

"Tolong pak jangan bunuh saya, " ucap wanita itu yang mati ditangan tahanan nomor 016.

Setelah melukai dan membunuh anggota medis di tempat itu pria yang tak diperlihatkan wajahnya meloncat ke jendela yang sudah ia rusakin, para petugas diarahkan untuk mengejar tahanan itu.

Robert yang memencet tombol lift berkali-kali tapi tidak beroperasi sama sekali hingga pemberitahuan dari speaker. "harap berhati-hati ada tahanan yang melarikan diri nomor baju 016, ia telah melukai banyak anggota medis diantaranya ada yang meninggal dunia, atas perhatiannya Terima kasih"

"Orang seperti apa yang melakukan hal sekeji itu, " sahut Robert pergi ke tangga darurat disana ia penasaran dengan suara aneh di tengah lorong tangga itu.

"Siapa itu? "

Terbaring seorang pria dilantai memakai baju tahanan nomor 016.

"Ini pak diminum dulu, " ucap petugas kebersihan wanita yang memberikan air disampingnya berdiri Robert memperhatikan keduannya. Diketahui jika bapa itu hendak turun tetapi bertemu tahanan itu hendak naik terjadilah perseturuan karena suara speaker pemberitahuan tentang tahanan melarikan diri, untung saja bapa itu tidak mengalami luka serius hanya si pelaku menukar pakaian mereka.

"Psikopat itu bisanya dia dipenjara disini harusnya di tembak mati aja duluan, " tukas bapa itu.

"Untung aja bapa tidak luka berat. "

Robert segera menemui Pak Zaenal karena situasi buruk yang terjadi di ruang medis. "Misi ada lihat Pak Zaenal engk? "

Tidak ada yang mendengar ucapan Robert karena ricuh akibat banyak anggota yang terluka akibat tahanan itu.

"Bagaimana Bert, Pak Zaenal sudah ketemu? "

"Engk ada. "

"Kita berpencar aja."

"oke"

Mereka mencari keberadaan Pak Zaenal disemua tempat kamar mandi, ruang disekitar tempat itu tapi tidak ketemu pada akhirnya mereka berkumpul lagi.

"Bagaimana? "

"Tidak ada. "

Tiba-tiba ada yang menarik celana Tono dibawah. "Apasih Kal lu narik-narik gue. "

"Ada masalah apa lu, tangan gue disini, " balasnya.

Tono kaget saat melihat kebawah ada tangan. "Woyyy itu ada.... adaa tangann. "

"Dimana"

"Dibawah mejaa aaaa. "

"Pak Zaenall, " jawab serentak...

Mereka pergi menuju kantin duduk di kursi sambil menenangi Pak Zaenal.

"Situasinya sangat buruk sekali, darah ada dimana-mana untung saja rekan saya menarik saya kedalam ruang itu tapi dia tertusuk jadi saya memilih bersembunyi di bawa meja sampai suara saya serak begini, " jawabnya.

"Syukurlah Pak Zaenal tidak apa-apa, " ucap Robert.

"Tadi Robert paling khawatir mencari bapak" goda Haikal.

"apasih lu"

Semuanya terlihat tertawa melihat Robert diledek.

...----------------...

"Untuk malam ini rapat kita tunda dulu dilanjutkan keesokannya. Gue juga harus memperbaiki beberapa alat, " ucap Juan.

Karena malam itu sangat ketat penjagaan jadi semua petugas patroli dikerahkan. Semua lorong lantai di awasi setiap 2 orang penjaga yang selalu bolak-balik untuk menemukan tahanan itu.

"Kapan bisa tenang ini kalau tau-tau nanti tahanan itu masuk kedalam kamar ini bagaimana," ucap senior Robert.

"Jangan ngomong gitu dong saya juga takut ini, " ucap rekan lainnya.

Robert yang sedang menulis sesuatu di meja tanpa sedikitpun merasa takut.

"Lihat yang duduk di sana seakan-akan tidak ada rasa takutnya sama sekali. "

"Heemm, saya siap siaga aja jika tahanan itu datang… dorrr, " ucap Robert mengagetkan mereka.

"Woyy eluu, " pekik mereka.

*****

Team J mulai melakukan pergerakan, dimana mereka akan rapat karena kemarin tertunda.

" Disini gue akan memberikan informasi terkait siapa yang kita cari, dari hasil banyak data bahwa Akmal sentosa orang yang selama ini kita cari. Karena kejaksaan telah melimpahkan semua ke team J untuk membuat dia segera dieksekusi karena apa? selama ini dia selalu di mudahkan karena pihak organisasi bahkan banyak sekali mata-mata ditempat ini, bahkan Akmal diloloskan dalam tuntutan kejaksaan padahal dia yang paling berat kasusnya dan kenapa dia memberontak selama ini karena salah satu petugas sudah memprovokasinya sehingga bertindak sejauh ini, dialah tahanan bernomor 016 sebelum dia melarikan diri dia harus segera dieksekusi agar kita bisa masuk kecelah organisasi tersebut, " ucap Juan menjelaskan.

"Kalau dilihat-lihat perjalanan menangkap organisasi ini masih sangat kecil, " jawab Tono.

"Tidak apa-apa, kita harus semangat jika Akmal ini sudah ketangkap dipastikan semua pihak lain juga ketahuan, " ucap Haikal meyakinkan.

"Yok semangat,,, semangat biar keluar dari tempat menyedihkan ini. "

"Biar lebih afdol kita tos dulu. "

......................

"Cape banget bersihkan semua tangga ini, harusnya gue dimasukkan di petugas patroli atau penembak saja, " pekik Tono.

" Engk cocok elu sudah rentan sakit urat nanti malahan. "

"Sembarangan umur gue masih 30 masih muda, "

"Tapi wajah keliatan tua, " ledek Haikal.

"Biarin yang penting sudah punya ayang daripada lu jomblo ngeness."

"Apaan sih ngajak gelud lu, " ujar Haikal.

Pertengkaran keduanya mengundang amarah dari seseorang dibalik gudang dibawah tangga. "Berisik… bisa enggk gue tidur dengan tenang, " ucapnya sambil keluar menghampiri Tono dan Haikal, perawakannya sangat menyeramkan terdapat luka sayatan panjang di dekat mata kirinya. Membuat Haikal terkejut seperti mengenali siapa orang itu.

"Ma-af pak saya tidak lihat anda disini. "

"Gue masih berbaik hati tidak langsung membunuh kalian… segera enyah dari hadapanku sebelum gue marahh rawrrr. "

"aaahhh lariii. "

"Untung saja kita berhasil lari Kal. "

"Iya benar wajahnya sangat seramm iih."

"Apa kamu tadi tidak mengenalinya, dia si Akmal sentosa yang kita cari. "

"Seriusann? "

"Iya"

"Kita harus temui Juan."

tok... tokk...

"Siapa kalian?"

"Pak ada Juan engk?"

"Saya sudah lama tidak melihatnya, " ucap seseorang yang bekerja bersama dengan Juan.

"Enak kali si Juan bisa seenaknya pergi daripada kita di suruh-suruh sama nenek lampir itu, " ucap Haikal.

"Kita temui Robert aja. "

"Bert sini…"

"Kenapa kalian kesini? " tanyanya.

"Kami tadi engk sengaja bertemu dengan Akmal. "

"Terus dia tidak mencelakai kalian kan? "

"Untungnya sih engk. "

"Dimana kalian ketemunya? "

"Di tangga darurat menuju atap. "

"Oke kalian kembali bekerja jangan beritahu siapapun termaksud Juan dan Pak Zaenal, " perintah Robert.

Robert menghampiri Akmal ke tangga darurat tapi tidak ketemu lalu melihat jejak mengarah ke pintu menuju ke atap.

Akmal berdiri dipinggir bebatuan melihat kearah bawah laut, Robert perlahan mendekatinya.

"Apa yang membuatmu berpikir untuk mengakhiri hidup, " ucap Robert.

" Siapa kamu? " tanya Akmal.

"Bukan siapa-siapa sih hanya penasaran aja lewat disini. "

Akmal turun menodongkan pisau kearah Robert. "Apa kau tau kemana harus pergi? "

"kalau aku membuatnya pergi ke pangkalan apakah para petugas akan segera mengadili nya, " batinnya.

"Cepat katakan atau kutikam kamu. " Dengan gerak cepat Akmal mendekat untuk menikam Robert tapi gagal.

"Woyy santai, bukan begini perkelahian pria sejati, harusnya menggunakan tangan kosong, " balas Robert.

"Banyak bacot lu, " ucap Akmal langsung menghampiri Robert.

"Disini pak tadi saya lihat tahanan itu lari, " ucap Tono menuntun petugas kearah Akmal.

Segera mengepung dan sebagian petugas membuka pintu kearah atap. "Cepat tiarap atau kami akan menembakmu. "

"Shittt gue di tipu, " ucap Akmal yang ingin melompati tebing bebatuan itu tapi digagalkan karena salah satu petugas memegangi tangannya.

"Lepasin gue... "

Akmal dibawah petugas dari sana.

"Bert lu dimana keluar sudah, " bisik Haikal.

" Saya dibawah sini. "

Sebuah tangan nampak dari tebing bebatuan ternyata Robert yang tadi mengagalkan Akmal tapi malah dia yang jatuh untung saja berhasil meraih beberapa pinjakan tebing.

"Ngadi-ngadi lu yaa bisanya keluar dari sana. "

Robert hanya tersenyum lebar.

Keesokannya seluruh petugas maupun tahanan dikumpulkan di tempat luas untuk menyaksikan tahanan 016 di beri hukuman.

"Dinegara ini sangat taat hukum tapi kalau terusan begini saya sebagai kepala tahanan tidak tinggal diam, kemarin saya mendapat informasi jika petinggi maupun presiden melimpahkan semua tanggung jawab kepada saya, ini bukan lagi tentang hati nurani tapi soal kemanusiaan banyak orang terluka bahkan ada yang meninggal jika ada yang tidak patuh lagi maka hukuman akan disiksa semalaman dan pagi ini akan di tembak secara terang-terangan dihadapan semua orang" tegasnya.

Dorr

Dorrrr dorr....

Tono dan Haikal sampai kaget menutup telinga.

" Camkan itu saya tidak akan mentolerin lagi kasus ini yang tidak mau patuh langsung ditembak ditempat oleh penembak jitu, " ucapnya kepada seluruh tahanan.

Semua tahanan kembali ke ruangnya masing-masing.

Mulai banyak tahanan yang memberontak perihal ucapan kepala tahanan ada yang ingin mencoba melarikan diri dari tahanan karena takut mati ada yang selalu bersikap gila selalu tantrum di ruang tahanannya.

Dorr... (tembakan dari penembak jitu dari atas mengarah ke kepala tahanan 024 yang tidak bisa diam selalu tantrum saat makan mengacak-acak makanan dimeja bahkan semua tahanan yang awalnya ribut menjadi bisu tak berkutik)

Seminggu kemudian situasi sudah mulai kondusif, team J harus segera kembali tapi sebelum itu mereka harus menggunakan cara Juan karena penyamaran mereka saat ini tidak boleh diketahui orang lain.

"Baiklah gue sudah menghubungi beberapa kawan untuk menaruh speedboat dibawah tebing ini, kita harus bersamaan pergi karena jika bergantian akan mendapat masalah, ada beberapa alat yang akan kita pakai turun kebawah melalui pembuangan limbah, " tukasnya.

"Hah seriusan Juan?"

"Iya kalau kita lewat atap bakalan ketahuan soalnya penjagaan diperketat disisi tebing jadi kita lewat pembuangan limbah di dapur. "

Robert akan merayu kepala koki agar dia membantu didapur lalu mengambil kunci dapur dan kunci pipa saluran, kita harus segera melarikan diri tepat jam 12 malam saat petugas berganti sift.

"Kenapa harus aku yang goda sih, " sunggutnya.

"Karena lu selalu di perhatiin koki itu, jadi mohon bantuannya Bert, " ucap Haikal.

Robert mulai melakukan rencananya dengan mengambil bagian Pak Joko asisten koki.

"Misi Pak Joko saya boleh minta bantuan engk? "

"Bantuan apa nona manis. "

"Itu pel-an nyangkut diatas bisa ambilkan engk, " ucap wanita petugas kebersihan suruhannya Robert.

"Bentar yaa saya cari kursi dulu. "

"Hati-hati mas. "

iya

pelan-pelan Robert datang menarik kursi itu membuat Joko jatuh kakinya keseleo hingga tidak bisa bekerja di kantin.

"Mana ini si Joko bukannya bantuin malah keluyuran, " ucap Bu Lida.

"Gawat bu,,, gawatt"

"Apanya gawatt"

"Sih Joko ada di klinik"

"Mas kamu gapapa kan, " ucap petugas wanita itu.

"Iya neng abang gapapa." Tapi kakinya dipegang perawat malah merintih kesakitan. "aduhh mba perawat pelan-pelan"

"Katanya engk sakit, " ledek Robert.

Bu Lida si koki datang menghampiri Joko tapi melihat ada Robert membuatnya jadi lembut dan pengertian.

"Ya ampun Joko "

Kok Bu Lida disini aduh mampus saya dimarahin ini didepan nona cantik.

"Bagaimana keadaan mas Joko? " tanya Bu Lida.

"Dilihat dari kakinya yang bengkak seperti butuh beberapa hari mas-nya pulih, untuk saat ini jangan beraktivitas dulu yaa, " balas perawat tahanan.

" Makasih mba. "

Bu Lida keluar dari ruang Joko ditengah lamunannya Robert menghampirinya, Lida reflek merapikan penampilannya.

"Tante saya engk sengaja senggol kursi yang dinaiki Joko, " sahutnya.

"Loh kok panggil tante sih saya masih muda loh umur saya masih 25 tahun hehe, "

duh gimana yaa wajah tidak bisa boong ~batin Robert.

"Hehe jadi panggilannya siapa dong."

"Panggil nona Lida aja, " ujarnya dengan malu-malu.

"Ohh iya nona Lida, " ucap Robert memasang wajah geli.

"Ohh iya masalah kamu senggol kursi Joko gapapa kalau itu kamu mau sampai muka Joko bonyok juga gapapa sih, " ucap Lida mulai mendekat.

"Nah kebetulan bu, saya akhir-akhir ini job lagi kosong bisa aja saya gantiin Joko sementara. "

"Seriusan? "

"Iya aman aja kok saya. "

"Jangan begitu saya yang engk enak, tapi kalau sejam aja bantuin bisa aja sih mas Robert, sisanya ada karyawan lain yang gantiin tugas Joko, " ucap Lida semakin mendekat.

"Saya setuju, kalau begitu saya pamit dulu bu ada keperluan lain,,, marii, " ucap Robert langsung lari terbirit-birit.

"Uulala brondong makin meresahkan deh. "

......................

Bukannya makin senang wajah Robert mengkerut kesal selalu di awasi bu Lida si koki itu yang sangat berbunga-bunga melihat Robert sedang mencuci piring.

"Bu lida,,, buu. "

"Stop Josh jangan kacau saya lagi mandang pangeran tampan. "

"Excuse me miss Lida engk nampak kah pria tampan disebelah anda juga. "

Bu Lida menoleh. "Hushh muka kaya dugong dibilang ganteng, " celetuk nya.

"Sungguh jahat,, Bu Lida diluar sudah ada paket sembako mau di taruh dimana? " tanya Josh.

"Di lemari pendingin engk bisakah. "

"Sudah penuh. "

"Duhh itu aja engk bisa kan bisa taruh dimana-mana aja itupun harus dijelaskan, " ucap Bu Lida keluar dari dapur bersama karyawannya sedangkan Robert melirik kiri dan kanan langsung sigap mencari kunci dapur dan kunci gembok saluran pembuangan.

"Di mana wanita itu simpan, tidak ada disini. "

Di hari berikutnya pun Robert masih pergi ke dapur membantu menyiapkan makanan sambil mencari kunci disekitarnya.

"Duh cocok sekali Bert lu pakai celemek itu, " ucap Tono sambil tertawa.

"Kukasih sedikit jatah makanan lu yaa, " ancamnnya.

"Ampun boss janganlah. "

kalau bukan karena mau keluar dari sini mana mau aku begini.

"Robert nanti selesai cuci piring datangin Bu Lida di ruangannya. "

tok... tokk

"Masuk"

"Misi bu Lida saya..."

Bu Lida merubah penampilannya terlihat pakaiannya agak terbuka agar Robert terpikat tapi Robert sama sekali tidak merasa hal begitu karena ia sangat menghormati Bu Lida seperti ibu kandungnya.

"Maaf ibu cari saya? "

"Sini duduk. " Ia menepuk-nepuk sofa disampingnya tapi Robert malah menghindari Bu Lida, tapi dia semakin mengikutinya pada akhirnya Bu Lida kesandung bajunya sendiri.

"Oke begini Bert karena Joko belum sehat apa kamu bisa seminggu lagi membantu saya? "

"Boleh kok bu, justru itu tanggung jawab saya karena membuat Joko keseleo. "

"Baguslah kalau begitu, btw kamu mau wine engk? " tanyanya yang sudah mengajak Robert menghampirinya.

"Saya tidak... (saat bu Lida pergi menuju mejanya Robert melihat dikantong mantelnya bu Lida terlihat seperti kunci).

" Kamu engk suka minum yaa. "

"Bukan itu nona Lida, " ucap Robert langsung menghampiri Lida yang membuatnya kaget.

benar itu sebuah kunci.

"Begini nona saya ingin berbicara sesuatu... "

"Mau bicara apa sih, " ucap Bu Lida menuju sofa.

Robert tidak ingin menunda waktunya ia segera berpikir untuk mengambil kunci itu, Robert langsung menarik lengan bu lida hingga Lida menyender ke dinding menghadap Robert lalu kedua tangan Robert menempel ke dinding. Mata mereka bertemu, Lida sudah ancang-ancang menutup mata, bibir sudah di monyongin dikira hendak dicium padahal Robert mendekatkan wajahnya ingin memeluk Lida sembari tangan kirinya meraba kantong mantel berbulu yang digantung disebelahnya.

kuncinya dapat.

"Bu Lida makasih atas kebaikannya wine-nya saya bawa, " ucap Robert pergi begitu saja dari ruang Lida.

"Apa mereka sedang bermesra-mesraan, gue tidak mendengar suara apapun dari sini, " ucap Josh dan rekan wanitanya.

Pintu tiba-tiba dibuka membuat mereka jatuh.

"Kalian sedang ngapain? "

"Ehh engk kok. "

......................

Robert buru-buru pergi menghampiri Juan.

"Bagaimana sudah berhasil? "

"Iya"

"Sini gue buat tiruannya dulu. "

"Kok banyak betul Bert kuncinya, " tanya Juan.

"Yang warna emas. "

Dengan teliti Juan membuat kunci itu sesuai contoh dari Robert.

Paginya Juan memberikan kunci ke Robert. "Ini segera kembalikan jangan sampai koki itu curiga. "

"oke"

"Duh mana yaa kunci itu perasaan kemarin ada di mantel deh, " ucap Bu Lida.

Robert masuk kedapur melihat semua orang sedang mencari sesuatu. "Kalian sedang ngapain? "

" Cari kunci Bert, Bu Lida lupa ditaruh dimana tuh kunci, " ucap Josh.

"Emang kunci apa? " tanya Robert sok berlaga tidak tau.

"Kunci dapur. "

"Jadi semalam engk dikunci ini tempat? "

"Tidak Bert saya masih di ruangan. "

"Bu Lida tinggal di dapur? "

"Bukan... anu ituu, " jawab Bu Lida gagap.

Ternyata Lida memikirkan kejadian saat Robert ke ruangannya tadi siang.

"Robert itu ngapain yaa tadi apa dia mau cium aku yaa kok engk jadi sih padahal aku sudah siap,,, duh ini pertama kalinya saya jatuh cinta lagii, " ucap Bu Lida.

Bu Lida memikirkan Robert sampai-sampai tertidur di ruangannya.

"Saya kurang enak badan makanya ketiduran diruangan." Ia berbohong.

Malamnya team J sudah siap kabur dari penjara tengkorak dengan persiapan matang, dengan Juan didepan memegang kunci membuka pelan-pelan dapur lalu berjalan lagi ke saluran pembuangan, karena gemboknya agak susah karena sudah lama tak di pakai.

"Behh aromanya sangat menyengat. "

"Kayanya pulang-pulang bakalan mandi kembang sih ini, " ucap Haikal.

"Siapa yang duluan? " tanya Juan.

"Saya aja duluan, " ucap Pak Zaenal.

"Oke hati-hati Pak. "

Dengan pelan-pelan Pak Zaenal masuk ke saluran pipa yang sangat besar itu dilanjut oleh Haikal, Tono, Juan terakhir Robert.

Belum sampai disitu setelah keluar dari dalam penjara mereka harus melewati penjagaan ketat agar sampai di luar gerbang tidak perlu risau karena Juan mempunyai segudang rencana, ia sudah mempersiapkan pelampung karena mereka akan keluar melalui lobang didekat dinding yang akan dihancurkan menggunakan peledak.

Karena akan membuat beberapa petugas merasakan sesuatu di pendengaran mereka sehingga Juan sudah mempunyai kematangan ide dengan membuat robot tiruan seperti manusia agar melabuhi para petugas.

Akhirnya mereka terbebas dari tempat itu dan melarikan diri menggunakan speedboat kiriman dari teman Juan.

.

.

.

...Bersambung...

Episodes
1 Bab.1 Berawal terjadinya masalah
2 Bab. 2. Bertemu mayat di waduk
3 Bab. 3. Minuman beracun di sekolahan
4 Bab. 4 Penyamaran di swalayan
5 Bab. 5 penyamaran Part 2
6 Bab. 6.
7 Bab. 7. Skandal jual-beli organ
8 Bab.8 Skandal jual-beli organ 2
9 Bab. 9. Kasus Pimpinan pembangkit listrik
10 Bab. 10. Kasus Pimpinan Pembangkit Listrik Part 2
11 Bab. 11. Taman bermain
12 Bab. 12. Taman bermain part 2
13 Bab. 13. Perampok berlian part 1
14 Bab. 14. Perampok berlian part 2
15 Bab. 15. Mengunjungi Penjara Tengkorak
16 Bab. 16. Penjara Tengkorak
17 Bab. 17. Narkoba Internasional
18 Bab. 18. Narkoba Internasional 2
19 Bab. 19. Perampokan di bank
20 Bab. 20. Asal usul Maria.
21 Bab. 21. Maria merencanakan pembunuhan
22 Bab. 22. Maria Membunuh Edi
23 Bab 23. Kepergian orang yang disayangi
24 Bab. 24. Mencari keberadaan Jon
25 Bab. 25. Penyesalan Bu Lim
26 Bab. 26 kesalah-pahaman
27 Bab. 27. Menjalankan misi
28 Bab. 28. Perjalanan mengungkap bandar narkoba
29 Bab. 29. Pembunuhan di perumahan elite
30 Bab. 30. kecurigaan
31 Bab. 31. Bar tempat penyimpanan benda terlarang.
32 Bab. 32. Mulai melakukan pergerakan...
33 Bab. 33. Penangkapan si Jack
34 Bab. 34. Jack di adili
35 Bab. 35. Hal yang memalukan
36 Bab. 36. Tentang Maria dan Lukas
37 Bab. 37. Pembunuhan di Rumah sakit citra alam.
38 Bab. 38. Mulai mencari tau
39 Bab. 39. Pembunuhan di apartemen
40 Bab. 40. Pertemuan kembali
41 Bab. 41. Maria masuk ke team J
42 Bab. 42. Masuk kerja di hari pertama
43 Bab. 43. Hampir menjadi korban
44 Bab. 44. Panti Asuhan Yen Iman
45 Bab. 45. Mencari kebeneran
46 Bab. 46. Tetaplah bersyukur
47 Bab. 47. Mengajak Sari jalan
48 Bab. 48. Robert mencari adiknya
49 Bab. 49. Menemukan hal yang menganjal
50 Bab. 50. Kejadian menyeramkan
51 Bab. 51.
52 Bab. 52.
53 Bab. 53.
54 Bab. 54. Menyelinap ingin kabur
55 Bab. 55. Perompak menyerang kota
56 Bab. 56. Mencari Adik Robert
57 Bab. 57. Mencari adik part 2
58 Bab. 58. Tidak menyangka!
59 Bab. 59. Perusahaan Geuning Long
60 Bab. 60. Pertemuan tak terduga!
61 Bab. 61. Menyusun rencana.
62 Bab. 62. Sandrina menghilang....
63 Bab. 63. Sandrina ditemukan dan kehancuran geuning long
64 Bab. 64. Mencari siapa pembunuhnya?
65 Bab. 65. Siapa dia?
66 Bab. 66. Pelakunya ternyata..
67 Bab. 67. Robert di rawat
68 Bab. 68. Masalah baru lagi
69 Bab. 69. Pembajakan di dalam pesawat
70 Bab. 70. Pembajakan di pesawat Part 2
71 Bab. 71. Perkara 100 Juta
72 Bab. 72. Benda apa yang dicari?
73 Bab. 73. Ketakutan dokter Arjuna
74 Bab. 74. Dokter Arjuna Meninggal
75 Bab. 75. Haikal menghilang
76 Bab. 76. Misteri Tewasnya Selegram Andina Part 1
77 Bab. 77. Misteri Tewasnya Selebgram Andina Part 2
78 Bab. 78. Pemimpin baru di negara Pertiwi
79 Bab. 79. Juan di culik
80 Bab. 80. Villain sesungguhnya...
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab.1 Berawal terjadinya masalah
2
Bab. 2. Bertemu mayat di waduk
3
Bab. 3. Minuman beracun di sekolahan
4
Bab. 4 Penyamaran di swalayan
5
Bab. 5 penyamaran Part 2
6
Bab. 6.
7
Bab. 7. Skandal jual-beli organ
8
Bab.8 Skandal jual-beli organ 2
9
Bab. 9. Kasus Pimpinan pembangkit listrik
10
Bab. 10. Kasus Pimpinan Pembangkit Listrik Part 2
11
Bab. 11. Taman bermain
12
Bab. 12. Taman bermain part 2
13
Bab. 13. Perampok berlian part 1
14
Bab. 14. Perampok berlian part 2
15
Bab. 15. Mengunjungi Penjara Tengkorak
16
Bab. 16. Penjara Tengkorak
17
Bab. 17. Narkoba Internasional
18
Bab. 18. Narkoba Internasional 2
19
Bab. 19. Perampokan di bank
20
Bab. 20. Asal usul Maria.
21
Bab. 21. Maria merencanakan pembunuhan
22
Bab. 22. Maria Membunuh Edi
23
Bab 23. Kepergian orang yang disayangi
24
Bab. 24. Mencari keberadaan Jon
25
Bab. 25. Penyesalan Bu Lim
26
Bab. 26 kesalah-pahaman
27
Bab. 27. Menjalankan misi
28
Bab. 28. Perjalanan mengungkap bandar narkoba
29
Bab. 29. Pembunuhan di perumahan elite
30
Bab. 30. kecurigaan
31
Bab. 31. Bar tempat penyimpanan benda terlarang.
32
Bab. 32. Mulai melakukan pergerakan...
33
Bab. 33. Penangkapan si Jack
34
Bab. 34. Jack di adili
35
Bab. 35. Hal yang memalukan
36
Bab. 36. Tentang Maria dan Lukas
37
Bab. 37. Pembunuhan di Rumah sakit citra alam.
38
Bab. 38. Mulai mencari tau
39
Bab. 39. Pembunuhan di apartemen
40
Bab. 40. Pertemuan kembali
41
Bab. 41. Maria masuk ke team J
42
Bab. 42. Masuk kerja di hari pertama
43
Bab. 43. Hampir menjadi korban
44
Bab. 44. Panti Asuhan Yen Iman
45
Bab. 45. Mencari kebeneran
46
Bab. 46. Tetaplah bersyukur
47
Bab. 47. Mengajak Sari jalan
48
Bab. 48. Robert mencari adiknya
49
Bab. 49. Menemukan hal yang menganjal
50
Bab. 50. Kejadian menyeramkan
51
Bab. 51.
52
Bab. 52.
53
Bab. 53.
54
Bab. 54. Menyelinap ingin kabur
55
Bab. 55. Perompak menyerang kota
56
Bab. 56. Mencari Adik Robert
57
Bab. 57. Mencari adik part 2
58
Bab. 58. Tidak menyangka!
59
Bab. 59. Perusahaan Geuning Long
60
Bab. 60. Pertemuan tak terduga!
61
Bab. 61. Menyusun rencana.
62
Bab. 62. Sandrina menghilang....
63
Bab. 63. Sandrina ditemukan dan kehancuran geuning long
64
Bab. 64. Mencari siapa pembunuhnya?
65
Bab. 65. Siapa dia?
66
Bab. 66. Pelakunya ternyata..
67
Bab. 67. Robert di rawat
68
Bab. 68. Masalah baru lagi
69
Bab. 69. Pembajakan di dalam pesawat
70
Bab. 70. Pembajakan di pesawat Part 2
71
Bab. 71. Perkara 100 Juta
72
Bab. 72. Benda apa yang dicari?
73
Bab. 73. Ketakutan dokter Arjuna
74
Bab. 74. Dokter Arjuna Meninggal
75
Bab. 75. Haikal menghilang
76
Bab. 76. Misteri Tewasnya Selegram Andina Part 1
77
Bab. 77. Misteri Tewasnya Selebgram Andina Part 2
78
Bab. 78. Pemimpin baru di negara Pertiwi
79
Bab. 79. Juan di culik
80
Bab. 80. Villain sesungguhnya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!