"Besok gue bakalan temui ibu itu sekalian lihat-lihat taman yang dimaksud ibu itu," ucap Robert.
Kedatangan Robert di waktu yang tepat, dirumah ibu itu terlihat sangat berantakan di teras rumah, kursi-kursi rusak parah. Robert membuka pintu terlihat wanita itu tergeletak pingsan di lantai.
Ibu itu siuman saat Robert memberikan aroma hangat di bawah idung. "anda tadi pingsan, " ujarnya.
" huhu anakku… mas bantu temuin anakku. " Ia begitu terpukul meronta menangis karena anaknya hilang.
Setelah tenang ibu itu mulai bercerita jika tadi didatangi 3 orang laki-laki bertubuh kekar merusak perabotan dan berkata jika si ibu tidak segera meninggalkan rumah itu mereka akan datang secara paksa merusaknya lagi.
"Kenapa sangat kejam sekali mereka, apa anda menjual rumah? " tanya Robert.
"Tidak, saya menghubungi penanggung jawab di kompleks ini tapi tidak ada tanggapan, kalau saja anak saya sudah kembali mungkin bakalan pindah dari sini saja, " tukasnya.
Juan dan Haikal sudah bersama dengan Robert ditempat, berniat melakukan investigasi bersama. "Apa tidak apa-apa kita lakukan diam-diam tanpa sepengetahuan Pak Zaenal? " tanya Juan.
"Tolonglah Juan kasihan ibu itu sudah anaknya hilang entah kemana, sekarang masa rumahnya juga, setidaknya ada uang ganti rugilah, " ucap Haikal.
" Okelah kalau begitu sekarang gue akan menganalisis tempat ini dulu, " ucap Juan.
2 jam berlalu Juan menemukan keanehan didalam permukaan tanah."Gaess kesini bentar, lihat ini titik aneh saat gue perbesar dan melihat sekeliling kaya ada sesuatu di bawah taman itu. "
"Coba tanya ibu itu, " pinta Robert.
"Saya kurang tau mas soalnya baru setahun nempatin rumah ini, coba kita datangin penjaga komplek ini beliau sudah 18 tahun berada disini, " jawabnya.
Mereka berbondong-bondong datangi kakek yang berusia 70 tahun yang masih kuat menjaga komplek bersama anjing kesayangannya.
" Misi Pak rencana saya mau beli rumah di komplek ini kalau boleh tau sejarah perumahan yang tidak diketahui orang lain disini apa yaa? " ucap Haikal.
Reaksi Juan dan Robert hanya nepuk jidat atas kelakuan kawannya.
"Pergi kalian menganggu saja," bentak Pak Sukiman.
"Pak kami punya banyak uang loh, " pekiknya.
"Minggir biar gue selesain dengan kejantanan, " ucap Robert.
"Bert keberadaan kita disini ilegal tidak sedang bertugas jadi jaga sikap, " ucap Juan.
5 menit kemudian Pak Sukiman sujud dihadapan Robert. "Sekarang ceritakan seluk-beluk perumahan ini. " pintanya.
" b...bbbb aaiiik... Pakk, jadi perumahan ini dahulunya bekas tambang ilegal karena akan dijadikan pusat kota makanya ditutup banyak orang yang mengira kalau tempat ini sudah habis emas didalamnya sehingga tidak banyak mulut yang membicarakannya lagi. Tetapi waktu saya memungut sampah ditempat ini saya menemukan sebongkahan batu yang kelihatan bagus saat saya bersihkan keliatan ada emasnya jadi saya menjualnya tetapi saya butuh alat berat untuk mengali lebih dalam makanya saya bertemu dengan Boss Guerra pebisnis dibagian properti.
Flashback kejadian Pak Sukiman bertemu Guerra...
"Bisa jadi kesempatan bagus haha, saya sangat senang bisa bertemu dengan anda, " ucap Guerra menyalimi Pak Sukiman.
"Tapi Pak lahan itu milik juragan minyak dari Arab dan sangat susah di taklukkan."
"Saya punya kekuatan lebih besar dibandingkan juragan itu jadi bapak dengan saya dijamin aman sentosa hidupnya, " ucapnya sangat menjanjikan.
flashback selesai....
"Maka dari itu tempat ini dijadikan perumahan dalih-dalih untuk menguras semua emas yang ada dibawah," ucap Pak Sukiman.
"Bahkan ada jangka waktunya jika terus di bor bakalan bahaya," ucap Juan.
"Itu yang saya takutkan tapi kalau tidak di turutin… istri saya yang jadi taruhannya. "
"Apa yang akan dilakukan boss properti itu kepada istri bapa? " tanya Robert.
" Istri saya dibawah untuk berobat di kuala lumpur jadi saya ditugaskan jaga rahasia perumahan ini kalau tidak istri saya taruhannya, " ucap Pak Sukiman sambil berlinang air mata.
" Kita harus bicarakan ini dengan kejaksaan Bert, " tukas Juan.
"Baiklah pak itu saja besok kami datang lagi, " ucap Robert.
Seseorang telah memotret mereka yang keluar dari rumah Pak Sukiman dan memberikan ke tangan boss Guerra.
" Kurang ajar tuh aki-aki apa tidak tahu kalau macam-macam denganku bakalan membuat istrinya dalam bahaya."
Keesokannya tanpa sepengetahuan Pak Zaenal mereka berkunjung ke kantor kejaksaan untuk mengaduh atas adanya tambang ilegal di pusat kota yang mengakibatkan longsor dahsyat jika tidak di hentikan.
" Apa yang membuat kalian datang pagi-pagi kesini," tanya Jaksa Lee.
"Pak Lee ada yang ingin kami sampaikan. "
"Datang tidak membuat janji? "
"Ini sangat penting pak," ucap Juan.
"kalian punya 15 menit, " balasnya.
Juan langsung mempersiapkan yang akan di presentasikan melalui layar digital dari benda yang dimilikinya.
"Apa ada orang dirumah, kemana mereka semua. Di kantor tidak ada dirumah pun tidak ada, bisanya kalau ditelepon selalu diangkat" gerutunya di depan apartemen.
Tak sengaja mereka berpapasan saat pak zaenal memasuki kantor. "Kalian kemana aja," ucapnya begitu murka.
"Kami ehmmm sedang makan diluar pak, " ucapnya bohong.
" Sudahlah kal masalah ini harus dibicarakan serius jadi gini pak... " ujarnya yang langsung di tau Zaenal.
"Apa kalian menemui Jaksa Lee? "
"Maafkan kami pak tidak mendiskusikan ke anda dulu, ini menyangkut Perumahan itu. "
"Aduhh kepalaku kumat lagi sakit, " lirihnya.
"Pak jangan tinggalkan kami, " guraunya Haikal membuat Pak Zaenal hampir menampolnya.
" Anak setan… minggir pokoknya kita tidak boleh berurusan dengan boss Guerra itu titik."
"Apa tujuan team kita terbentuk?… kenapa kita tidak boleh berurusan dengan orang yang mengambil hak orang lain itu sudah menyelewengkan ketidakadilan kalau Pak Zaenal berkata seperti itu sama aja melanggar visi-misi dari team J," ucap Juan begitu kesal.
"Benar sekali apa kata Juan" Batin Zaenal.
Robert menepuk-nepuk punggung Haikal.
"Benar kata Juan, kalau begini mending bubar aja deh, " ancam Robert.
"Oke kita bubarkan saja team ini," ucap Zaenal yang tak main-main dengan ucapannya.
"Pakk jangan…saya makan darimana kalau dibubarkan team ini, " sunggut Haikal.
Di malam hari Robert yang berniat melakukannya sendiri menangkap boss Guerra.
"Misi bu saya Robert yang waktu itu pernah datang kesini."
"Ohh iya, Robert ibu tau kok," ujarnya mempersilahkannya masuk.
"Saya janji akan menemukan Lina dan teman-temannya lalu juga akan menangkap penjahat itu," pintanya.
"Makasih dek sudah bantuin saya, " ucap Ibunya tak kuasa menahan bulir mendera di pipinya.
Malam makin dingin Robert menyelusuri lokasi pembangunan dengan senter hp karena disitu sangat minim lampu tiba-tiba ada yang mengikutinya dari belakang.
"Kayanya ada orang yang ngikutin." Robert bersiap dengan baloknya untuk memukul siapa yang mengikutinya.
Mereka bersama terkaget saat Robert hampir memberikan pukulan balok ke mereka. "Woy ini kami Bert. "
"Kukira kalian anak buah Guerra."
"Kita kesini mau ngebantuin eluo jangan pernah pergi sendiri kita ini team," pinta Haikal.
" Oke sekarang kita mulai untuk mencari anak-anak yang hilang itu, " perintah Juan.
"Lina pernah bilang kalau dia melihat temannya dibawa orang ke lokasi ini. "
"Apa disekitar sini ada CCTV? " tanya Juan.
" Engk ada mas, tapi dulu di dekat taman itu ada, " ucap Pak Sukiman yang datang untuk sekedar penasaran lalu beranjak dari sana untuk berkeliling komplek.
Juan dan Haikal pergi mengecek CCTV berharap jika ada harapan. "Kal kesini bentar. "
"Kenapa Juan? "
"Foto dulu mobil ini kayanya sudah lama disini sapa tau masih ada kamera dasbornya," titahnya.
"Kalau engk salah pemiliknya pulang kampung, sebelum taman itu di gusur," ucap ibunya Lina yang mereka datang lagi kerumahnya untuk sekedar istirahat.
"Mungkin kita bisa mengambil kamera dasbornya. "
Juan sedang mengidentifikasi kamera itu sementara Robert sedang bersantai di teras menghirup udara segar. "Kenapa laki-laki jaket hitam itu selalu mondar-mandir, " ucap Robert.
"Besok akan selesai diidentifikasi kamera itu jadi kita akan datang lagi kesini, " pinta Juan.
"Juan lo punya kamera lagi engk sama alat GPS gitu? " tanya Robert.
"Emang kenapa? "
" Akhir-akhir ini gue curiga ada yang buntuti kita, dan sebagai antisipasi untuk ibunya Lina jika memang anda di bawa mereka, kami akan langsung melacak keberadaan ibu"
" Saya ngikutin saja rencana kalian, " jawab ibunya.
Mereka semua keluar dari rumah itu pas tengah malam sesuai dugaan jika ada orang yang masuk kerumah itu dan menculik ibunya Lina. Robert dan Juan langsung mengikuti arah GPS itu mengarah ke arah luar perumahan menuju ke tengah banyaknya pohon sawit yang terdapat rumah besar tak berpenghuni.
Di dalam banyak sekali ruang, mereka berpencar sementara Haikal menunggu di mobil sapa tau ada pergerakan mencurigakan disekitar lokasi pembangunan.
" Tes... tess bagaimana keadaan disana Robert, Juan? "
Lampu mobil menyoroti mata Haikal yang langsung menunduk agar tidak ketahuan ternyata itu adalah boss Guerra yang meninjau lokasi itu. "Kenapa jam segini mereka kunjungi lokasi itu, apa jangan-jangan mau ngangkut emas lagi, " ucapnya lalu keluar dari mobil.
" Pokoknya anak-anak ini jangan sampai ketahuan ada di dalam, mereka juga bisa kita jadikan tumbal proyek haha" ucap Guerra.
"Siap boss."
"Apa… ternyata anak-anak itu ada di dalam," jawab Haikal sangat terkejut mendengar pembicaraan mereka dibalik dinding. Haikal berjalan mundur malah keinjek botol kaleng membuat suaranya sangat terdengar keras.
"Siapa itu? "
"Sepertinya ada yang mendengarkan kita."
"Cepat tanganin kalau tidak kalian semua habis, " sambungnya.
Haikal tidak berkutik saat ada orang lain dari belakangnya menariknya dengan menutup mulutnya menjauh dari lokasi.
sialan tangannya bau ikan asin.
"masnya tidak apa-apa, maaf yaa bapak tidak mau kamu celaka," ucapnya membuat Haikal sedikit lega.
"Loh ternyata Pak Sukiman," balasnya dengan lega karena bukan orang jahat.
Sementara Robert dan Juan masih berusaha mencari ibunya Luna dan akhirnya ketemu saat ingin dibunuh oleh anak buah Guerra dengan cara diikat di leher seperti sedang gantung diri.
"Woyy"
Robert langsung menghajar 5 orang itu. sedangkan Juan menurunkan ibu itu dari atas.
Karena mereka semua kalah, salah satu rekannya mengambil benda keras pelan-pelan ingin memukul kepala Robert dari belakang tapi tidak berhasil karena teriakan Juan langsung ditangkis oleh Robert.
"Pokoknya mulai malam kalian harus menghancurkan tempat ini…persetan soal keselamatan warga disini, " ucap Guerra.
Juan dan Robert langsung menuju ke lokasi pembangunan tempat anak-anak itu berada.
"Gawat Bert didalam masih ada anak-anak itu," pinta Haikal.
"Apa Lina ada didalam? " ucap ibunya yang langsung shock mendengarkan.
"Pak Sukiman tolong bawa ibunya ke rumah, " pinta Robert.
"Baik mas"
Haikal, Robert dan Juan menyelinap masuk untuk menyelamatkan anak-anak itu jika ketemu anak buah Guerra mereka membuat orang itu pingsan dengan trik pukulan ajaran Robert.
"Cepat cari sebelum tempat ini di bor."
Dengan usaha mati-matian mencari anak-anak itu, guncangan seperti gempa menghentakan langkah mereka. Suara Haikal bergema berkata sudah menemukan ketiga anak itu.
"Ayo kita harus segera keluar dari sini. "
Medan yang mereka tempuh sangat susah karena bebatuan sudah berjatuhan dari atas. Mengikuti jalan terowongan gelap itu hingga sampai di ujung keluarnya.
Robert terpleset saat berlari batu sudah mulai menutupi pintu keluar itu suara semangatin Juan mengatakan. "Ayo bert kamu bisa ini sudah mulai ditutup batu."
Robert mengusahakan berdiri sambil menggendong Lina dengan bantuan tangan satunya mengapai dinding terowongan melewati jalan itu dengan terpontang-pating. Akhirnya mereka semua berhasil keluar.
"Gue hampir mati konyol didalam," ucap Haikal.
Kepolisian datang untuk menangkap anak buah dari Guerra sehingga pihak kejaksaan menghubungi Juan untuk membantu menyelesaikan masalah ini karena surat dari Robert yang berhasil sampai ke telinga presiden.
" Bert lu?? bagaimana bisa menyurati ke gedung biru," tanya Juan.
"Akhirnya tepat waktu juga."
Guerra sampai meminta bantuan ke kepala kepolisian agar ia di beri hukuman ringan. Saat di sidang wajah sumringah nampak dari mukanya.
"Dasar manusia licik, parah bukannya di eksekusi mati aja malah di penjara 10 tahun" pekik Haikal.
Di dalam pengadilan mulai ricuh akan pembacaan tindak pidana untuk Guerra. Membuat yang menonton jalannya sidang merasa marah sampai ada yang melempar botol air mineral mengenai kepala pelaku.
"Fuck… siapa yang melemparkan botol woy."
Suara palu hakim menghentikan suara mereka. "Karena makin ricuh sidang akan dilanjutkan minggu depan."
...----------------...
Pak Zaenal mendatangin Robert, Juan dan Haikal lalu memeluk mereka. "Maafkan saya tidak bisa menjaga kalian, bahkan saya tak mampu membantu kalian, " sunggutnya.
"Iya Pak maafkan kami juga."
"Sayangnya pelaku hanya di penjara 10 tahun aja," ucap Pak Zaenal.
"Pasti ada kecurangan dalam persidangan itu," ucap Haikal.
" Bahkan hakimnya seperti tidak mau tau asal baca tuntutan aja," ucap Juan.
" Masih ada sidang kedua yang akan membuat Guerra bakalan gigit jari, " ujar Robert.
Besoknya mereka mulai mencari bukti kuat dengan cara mengumpulkan Saksi-Saksi seperti Lina dan teman-temannya dan berusaha mencari keberadaan istri Pak Sukiman di kuala lumpur.
Saat di Kuala lumpur....
Juan dan Haikal tiba-tiba mendapat informasi keberadaan istri Pak Sukiman di sebuah kedai yang ternyata di perkerjaan menjadi pelayan tanpa dibayar.
"Misi kami mencari seorang wanita," ucap sambil menunjukkan foto istri Pak Sukiman.
"Tidak ada wanita ini disini… sana pergilah. "
"Serius waktu itu kami mendapat info wanita ini ada disini," bisik Haikal ke Juan.
"Silakan pergi kami tidak menerima informasi apapun," pinta pemilik kedai memarahi keduanya.
Wanita itu yang mendengar ada yang mencarinya segera keluar untuk meminta pertolongan. "Tolong saya berada di sini."
Juan dan Haikal menoleh.
"Woyy santai dengan wanita," ucap Haikal.
"Ini bukan urusan kalian, " pintanya lalu mendorong Haikal.
"Lepaskan sakitt," pekik wanita itu.
Haikal langsung memukul pria yang menarik istri Pak Sukiman.
" Ee anak muda, wanita ini sudah dijual kepada kami jadi jangan seenaknya yaa. "
" Berapa sih… ini ambill uangnya dan lepaskan dia, " ucap Juan melemparkan koper berisi uang.
" Tidak bisa karena kami disini sangat membutuhkan pelayan kalau kalian membawanya siapa yang melayani pelanggan. "
"Pria jahat! " ucap Haikal memukul pria itu lagi dan terjadi perkelahian diantara mereka semua.
"Hallo bert kami sudah ketemu istri pak sukiman"
"Oke thanks Juan"
*******
Minggu kedua dijalankan sidang untuk Guerra muka bahagia memasuki ruang sidang gertakan Robert membuat Guerra bersungut-sungut.
" Pak tua coba dengarkan kalau saya mendapatkan berita bagus istri Pak Sukiman sudah bersama kami, dia akan memberikan pernyataan terkait kegiatan kotor yang Anda lakukan disana, " tukas Robert.
"Sialann"
"Di larang mengatakan kata kotor diruangan ini."
Sepanjang tuntutan mulai hakim mengatakan tidak masuk akal hingga pihak Jaksa turun tangan adanya keterlibatan pelaku dan hakim dibelakang akhirnya diganti dihari itu juga selama jalannya sidang Guerra ketakutan.
"Pak Ruuno Guerra Raksa, di penjara seumur hidup dengan denda 1 M dan akan diasingkan ke pulau tengkorak."
Suara bahagia menyelimuti ruang sidang. Guerra tidak terima dia hampir mencelakai Robert, untung saja di cegah petugas. "Akan kubuat kamu menyesal telah berurusan denganku, "
Mereka semua mengunjungi rumah Lina karena ada perjamuan untuk merayakan keberhasilan team J, semua senang bahagia karena Guerra dapat hukuman yang sesuai.
Keesokannya bis tahanan menjemput Guerra dan beberapa napi yang akan dibawa ke pulau tengkorak, dengan lirikan ke napi lain Guerra membuat keributan dengan napi lain sehingga petugas terpaksa melepaskan tembakan peringatan tapi kewalahan karena Guerra bekerja sama dengan napi yang lainnya mengeroyok petugas hingga bisa kabur dari sana.
Pak Zaenal yang menghubungi Robert untuk hati-hati karena pergi menuju ke rumah Lina.
" Wahh makasih om senang banget ada taman di samping rumah kita yeahhh," ucap Lina.
"Sama-sama hehe, " balas Robert.
Sebuah truck besar menghampiri mereka dengan kecepatan tinggi didalam Guerra ingin menabrakan mobil ke Robert.
"Sudah kukatakan akan ku balaskan dendamku ini walau taruhannya nyawaku."
"Lina awass…" Robert menghampiri Lina sampai terjungkal hingga terguling di jalan menjadikan lecet di seluruh tubuh. Sedangkan Guerra membanting stir terlalu jauh hingga tergelincir ke drainase besar di dekat perumahan sayangnya ambulance lambat datang membuat Guerra meninggal ditempat.
Sebulan kemudian keadaan mulai membaik Lina dan mamanya pindah keluar kota bertemu dengan suaminya. Perumahan tersebut menjadi program gratis dari pemerintah untuk keluarga kurang mampu sedangkan team J mendapatkan penghargaan besar dari presiden.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments