Robert mengunjungi seseorang di penjara tengkorak, hanya saja dibatasi oleh tembok yang kelihatan hanya bagian mata saja.
"Saya mendapat informasi soal adik saya jika anda yang menjualnya ke luar negeri," tanya Robert.
"Gue tidak ingat siapa aja anaknya," jawabnya.
"Namanya Alexander Son."
"Aku tidak mengenalnya, mungkin kau salah orang."
Robert langsung memukul tembok terkait ucapan pria itu. Karena tidak mendapat informasi, Robert kembali ke kantor.
"Ehh Bert lu dari mana aja elu, " tanya Haikal.
"Tangan elu kenapa Robert." Tono melihat dan menyentuhnya.
"Jangan sentuh ini abis mukul kepala orang tadi. "
"Sadis banget lu."
"Jangan ada yang naik ke atas awas kalian," ucapnya dengan menatap kejam ke Tono dan Haikal.
"Iya bert aman kok, " ujar Haikal mempersilahkan Robert keatas.
"Gess kita ada panggilan darurat nih, " ucap Juan.
"Panggilan apa?"
"Ada kerusuhan di lembaga pejabat jadi kita harus bantu, " balas Juan sambil mengambil peralatannya.
" Kok kita sih yang nanganin, kan ada polisi."
"Entah ini dapat info dari Pak Zaenal, gue keatas ambil peralatan lagi. "
"Jangan" ucap Tono dan Haikal kompak.
"Emang kenapa? "
"Biar gue aja yang ambil hehe kalian duluan aja ke mobil," jawab Haikal.
"Okelah"
Tobert menghela nafas menyejukkan pikirannya yang sangat menggila ia mulai mengeluarkan amarahnya atas ucapan pria yang ia temui tadi.
"Misi Bert gue disini mau ambil beberapa peralatan jangan marah yaa, " ucap Haikal.
ehmm
"Btw lu kalau punya masalah jangan pedam sendirian sekali-kali berbagi sama kita sapa tau bisa bantu," pungkas Haikal.
"Elu engk akan bisa bantu. "
songong banget sih dia
"Gue duluan… soalnya Pak Zaenal suruh kami ke lembaga pejabat nanti kalau pulang kami bawa makan siang, lu istirahat aja disini," ucap Haikal.
"Lama amat lu Kal. "
"Iya tadi ada kendala sedikit,ini peralatannya, " tukasnya.
"Mana Robert?" tanya Juan.
"Ehmmm kita jalan tanpa dia aja yaa. "
"Hehe betul kata Haikal dia kayanya lagi ada masalah jadi kita bertiga aja yang pergi."
*****
Robert mulai memikirkan agar ia tau apa yang terjadi kepada adikknya, ia langsung bergegas pergi menuju ke suatu tempat.
Sesampainya Juan, Haikal dan Tono di tempat yang dituju terlihat ada banyak sekali wartawan dan Pak azaenal berada di dalam lembaga itu.
"Ada apa ini kok banyak sekali wartawan."
"Katanya Pak Zaenal beberapa pejabat korupsi dan salah satunya ada petinggi yang membayar kejaksaan agar tidak di tindaklanjuti, " tukasnya Juan.
"Kok bisa"
"Sekarang kalian masuk lewati celah disana nanti diarahkan satpam itu, " celetuk Juan.
"Emang di lembaga ada celah? " tanya Haikal.
"Kesana aja gue mau retas beberapa sistem keamanan dan datanya. "
Setelah diarahkan satpam mereka ternyata memasuki celah pembuangan sampah berbentuk lorong yang harus mereka lalui dengan merayap keatas menggunakan perekat milik Juan.
"Setelah gue pikir-pikir barang aneh milik Juan ternyata ada fungsinya juga yaa, " ucap Haikal sambil memanjat.
"Diam lu semakin ngomong semakin lambat kita naik."
"lu cium aneh engk? " tanya Haikal.
"Engk kecium emang kenapa. "
" Gue rasa aneh aja gitu."
Kulit pisang nangkring diatas kepala Haikal. "Ton ini beneran kayanya ada sampah yang akan di jatuhkan, " lirih nya.
"Seriusan?"
"Bagaimana ini, gawatt. "
Satu kantong telah dijatuhkan mereka cepat-cepat naik agar tidak makin banyak sampah turun.
Kembali ke Robert yang sudah berada di depan gedung kejaksaan.
"Mas Robert ngapain di sini bukannya lagi ke lembaga? " tanya staf.
"Saya ingin bertemu dengan Jaksa Lee. "
"Bapa masih punya tamu mungkin harus menunggu dulu, " ucapnya.
Robert langsung mengikuti arahan asisten Lee.
Lamanya Robert menunggu akhirnya ia bisa bertemu Jaksa Lee. "Misi Pak saya ingin menagih janji anda, " ucapnya.
"Janji apa itu? "
" Tahun pertama kami saat anda bekerjasama dengan team J."
"Ohh saya ingat haha, apa permintaan mu," tanyanya.
"Masukan saya ke penjara tengkorak bukan hanya sebagai petugas melainkan bisa jadi tahanan, saya harus punya kekuasaan di penjara itu juga agar saya bisa akses kemana saja yang saya mau ditempat itu," usulnya.
"Kamu tau itu penjara milik siapa? "
"Tidak mau tau intinya kejaksaan mempunyai kekuatan penuh dalam penjara itu."
"Okelah kalau itu mau kamu, tapi saya ingin tau apa alasan kamu minta hal ini."
"Saya ingin bertemu dengan tahanan yang menyakiti adik saya, " jawabnya.
"Ehmmm kenapa agak berlebihan, kamu bisa aja minta petugas disana untuk menemui tahanan itu keruang agar lebih leluasa gitu, " tukasnya.
"Tidak saya ingin langsung masuk kedalam."
"Saya tidak bisa terus-menerus memperbolehkan kamu semena-mena dengan saya," ujar Jaksa Lee.
"Kalau begitu mungkin masa lalu yang berbicara," ucap Robert sambil menutup pintu rapat-rapat.
Robert menunjukkan beberapa foto Jaksa Lee bersama gadis belia di kediamannya.
"Ini foto anda bermesraan saat tidak ada istri dirumah bukan, kalau engk salah gadis ini masih menginjak usia 16 tahun bagaimana kalau foto ini tersebar apa kata mereka seorang Jaksa Lee ternyata pedofil, " ancam nya.
"iIya tapi itu masa lalu, saya juga tidak tau dimana dia sekarang," jawabnya.
"Ohhh tidak bisa masih ada lagi, ini beberapa foto jika gadis itu berada diluar negeri dan siapa yang selalu membiayainya yaa anda Jaksa Lee. "
"Sudah cukup, jika itu keinginanmu aku akan mengabulkannya" ucap Jaksa Lee.
"Terima kasih senang bisa berbisnis dengan anda," ucap Robert sambil tersenyum senang.
Saat Robert sudah keluar ruangan, Jaksa Lee memungut foto yang diberikan Robert kepadanya dan langsung dirobek menjadi potongan sekecil-kecilnya dan membuangnya ke tempat sampah.
Usai Juan, Tono dan Haikal selesai di lembaga mereka balik ke kantor terlebih dahulu.
"Hoekkk kayanya gue mau mandi disini aja deh, " tukasnya.
"Sama gue juga. "
Pak Zaenal dan Juan hanya mengeleng-gelengkan kepalanya dan tertawa melihat Tono dan Haikal terkena tragedi sampah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat malam yang biasanya peralatan Juan berada di kantor diambil oleh Robert yang mengendap-endap. "Sorry gess gue engk bisa melibatkan kalian akan masalah gue."
Keesokannya di apartemen, Tono mencari-cari keberadaan Robert yang tak kunjung kelihatan.
"Kenapa sih pagi-pagi sudah berisik, " tanya Juan.
"Robert engk ada Juan. "
"Mungkin sedang jogging kan biasanya begitu tiap pagi dia, " celetuknya.
"Tapi engk biasanya sepagi itu soalnya tadi gue lebih dulu bangun. "
"Sudahlah biarkan saja nanti balik juga."
"Gess gue pesankan nasi goreng yaa," ucap Haikal.
Jam 10.00 mereka berangkat ke kantor bertemu Pak Zaenal yang cukup heran melihat rantai yang melilit di pintu kantor posisinya telah berubah.
"Kenapa Pak Zaenal disini bukannya masuk, " tanya Haikal.
"Ini aneh loh kok bisa rantai yang saya kunci posisinya berubah, " ucapnya dengan kebingungan.
"Berubah bagaimana pak?" tanya Haikal.
"Iya kan kemarin saya lilitkan rantainya bentuk zig-zag gitu kok jadi rapi tadi aja saya susah buka-nya."
"Apa jangan-jangan ada maling lagi."
"Gawatttt"
"ehh ada apa Juan? " tanya Pak Zaenal.
"Peralatan kita ada yang ilang, " pekiknya.
"Whatt"
"Seriusan tadi sore sebelum balik gue taruh di samping berangkas ada koper hitam disini tiba-tiba sekarang engk ada," tukas Juan.
"Kok aneh yaa Robert juga sampai sekarang engk ada kabar lagi, " ucap Tono.
"Emang Robert kemana? " tanya Pak Zaenal.
"Engk tau pak dari kemarin sikapnya aneh, " ucap Tono.
"Kok Robert sangat mencurigakan yaa, " ucap Juan.
.
.
.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments