Joshua masih berada di penjara tingkat 1 karena menunggu putusan pengadilan mengingat ayahnya belum sadarkan diri.
Terrdakwah memasuki ruangan.
" Dikarenakan pak hariono belum sadarkan diri maka saudara joshua diperpanjang penahanannya selama 20 hari" ucap Hakim.
...****************...
"Bagaimana kabarnya si Josh"
"Tadi siang ngecek kesana dia keliatan baik aja, malah nafsu makannya bertambah"
Robert mendatangin Joshua di ruang tahanan.
"Bagaimana… apa kamu menyesal?"
"Ehmm gue sama sekali tidak menyesal apalagi kalau tuh orang mati, " pintanya.
Robert tampak menyeringai. "Dari penampilanmu terlihat semakin baik kulihat? "
"Iya dong lihat gue makin berisi," ucap Joshua langsung berdiri dan meninggalkan Robert. " Sepertinya gue makin suka di sini karena banyak orang yang ngertiin gue, bahkan kawan-kawan tahanan gue pada baik, " sambungnya.
"Josh, saya cuman mau bilang ayahmu sudah sadar, jadi siap-siap saja minggu depan kamu bakalan di adili," ucap Robert mendahuluinya.
"Ehmmm perpanjang aja masa tahanannya gue sanggup kok, " ucapnya berlalu pergi hingga menabrak bahu Robert.
Setelah Robert mengunjungi Joshua di sela-sela sibuk waktunya, ia masih menyempatkan diri mengunjungi makam orangtuanya.
"Bu, yah Robert masih mencari keberadaannya, semoga diluar sana dia baik-baik saja," ucapnya seraya menaruh bunga tulip di gundukan tanah makam ibu dan ayahnya yang saling berdekatan.
Seminggu kemudian....
Joshua masuk ke ruanng sidang dilihatnya ayahnya duduk dikursi roda.
setengah jam tertunda akhirnya persidangan dimulai juga. Hakim membaca beberapa tuntutan Joshua dari kasus perdagangan manusia, menjual dan mengonsumsi narkoba dan terakhir rencana pembunuhan kepada ayahnya.
Setelah itu tiba waktunya untuk pengacara ayahnya memberikan kesaksian, wajah Joshua begitu tenang karena ia mengira akan divonis masuk buih lagi. Tetapi setelah berbicara, pengacara ayahnya mengatakan jika anaknya melakukan hal itu karena unsur tidak kesengajaan dan ada bukti bahwa anaknya itu mengidap kejiwaan jadi diharapkan untuk di masukin di rumah sakit jiwa saja, langsung rahut wajah joshua berubah.
"Tidak… saya masih waras, ayah apa maksudmu? " ujar Joshua.
Ketukan palu Hakim menghentikan pembicaraan Joshua.
"Saudara Joshua dari cara bicaramu saja sudah ketahuan kamu memperlakukan ayahmu seperti itu," tegur hakim.
"Tapi saya tidak ingin di masukan di Rumah sakit jiwa, " pungkas Joshua.
ketok palu hakim lagi-lagi bersuara untuk mengheningkan suasana.
"Dari bukti yang sudah diberikan pengacara Pak Hariono dinyatakan saudara Joshua akan melakukan penanganan secara berkala di Rumah sakit jiwa dengan penjagaan ketat di sendirikan dari pasien lainnya tanpa ada waktu besuk dari siapapun," ungkap hakim.
...----------------...
"Menurutku itu adalah hukuman paling ampuh untuk Joshua semoga dia bisa memperbaiki diri agar bisa keluar cepat, " tukas Robert berjalan iringan dengan pengacara Pak Hariono.
"Kemarin juga dites dan memang benar memiliki sakit kejiwaan, selama ini Joshua begitu karena efek tekanan sejak dia kecil makanya jadi se-liar itu," ucap pengacara Pak Hariono kepada Robert.
" Kalau keadaan Pak Hariono bagaimana wan? " tanya Pak Zaenal.
" Beliau selalu menyendiri dikamar padahal susternya selalu menemaninya tapi Pak Hariono tidak mau berbicara," ucapnya.
" Mau bagaimana lagi keadaannya sudah seperti ini, " ucap Pak Zaenal.
Semua aset Pak Hariono disita kejaksaan kecuali beberapa dari hartanya di kembalikan untuk membiayai kesembuhannya.
Sebulan Joshua di Rumah sakit jiwa malah semakin memburuk hingga menghembuskan nafas terakhirnya karena berjuang melawan HIV.
Rumah Pak Hariono dipenuhi oleh orang berbaju hitam, mereka melayat untuk Joshua walau banyak sekali orang yang ditipu oleh Pak Hariono dan anaknya, mereka masih memiliki hati nurani untuk membantu Pak Hariono.
Beberapa tetangga sekitar selalu membicarakannya dengan penuh kasihan.
"Kasihan sekali Pak Hariono keadaannya masih begitu aja, " bisik mereka kesesama yang lainnya.
" Manusia kalau sudah dihukum sama Tuhan bakalan di jatuhkan sedalam-dalamnya," sahut ibu yang lainnya.
" Benar tuh ihh jadi takut," sahut yang lainnya.
"Dasar ibu-ibu mulutnya engk bisa dikontrol padahal lagi berduka loh,bukannya kirim doa saja malah bergosip, " sungut Haikal.
" Sudahlah Kal jangan berurusan sama ibu-ibu gue aja dulu pernah di gosipin hamili anak orang padahal kan gue cuman ngantar dia karena sedang ngojek, " ucap Tono.
puhfff haha haha
"Berisik banget kalian , itu dibelakang orang lagi berduka," sahut Juan.
......................
Spoiler bab selanjutnya....
Sebuah truk melintas tak kendali di jalan penuh keramaian diseberang ada taman bermain dipenuhi anak-anak reflek Robert berlari untuk mencegah anak-anak berada di taman.
" Pergi kalian dari sana ada truk ilang kendali menuju kesini, " ucap Robert.
Semua anak maupun orangtua mereka berlari ketakutan, tetapi masih ada anak di perosotan yang tersangkut kakinya.
"Om teman saya masih di perosotan," ungkap adeknya.
Siaall
"Dek kamu didalam? "tanya Robert mencari keberadaan anak kecil.
" Om tolongin saya, " sahut seorang anak di dalam perosotan kakinya tersangkut.
Truk semakin mendekat.
BRUKK…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments