Glen yang melihat Zanna begitu berani menembak anak buah nya di depannya, melotot tak percaya. "Beraninya kau membunuh anak buah ku!" marahnya dengan wajah memerah.
Zanna mengabaikan, ia duduk di kursi menyilangkan kaki dan meniup ujung senjatanya karena puas. Glen yang melihat itu bertambah kesal, dan marah dengan wanita yang ada di depannya. Selain berani ia juga sama sekali tidak mengenal gadis di depannya ini. Apakah gadis itu berbahaya atau tidak? Glen berfikir keras.
Salah satu anak buah Glen yang melihat rekan nya mati menyerang Zanna yang saat ini duduk santai.
"Ku bunuh kau!!" teriaknya menghampiri dan mencoba memukul Zanna. Namun sebelum tangan itu menyentuhnya, Zanna mencekal tangan itu dan menendang perut hingga membuat orang itu terpental.
Buk....
Semua nya kembali menatap Zanna tidak percaya, termasuk Glen yang tidak menyangka respek Zanna begitu cepat "Sepertinya gadis ini bukan gadis biasa," batin Glen masih berdiri di depan Zanna.
Zanna menatap satu persatu mereka dan matanya berhenti ke arah Glen. "Aku bisa membunuh mu juga Glen. Ku harap kau jangan sampai membuat ku marah," ucap Zanna memperingati. "Jika sampai itu terjadi, tanggung lah akibatnya," ancam nya dengan nada serius.
Glen yang sebenarnya sangat marah mencoba mengontrol emosi nya, ia tidak ingin salah mengambil lawan. Walaupun Zanna wanita, ia tetap akan berhati-hati. Karena dia tidak ingin menyesal di kemudian hari.
"Sebenarnya apa mau mu?" tanya Glen masih berdiri menatap Zanna.
"Duduklah dulu, tidak enak berbicara sambil berdiri," perintahnya sambil menopang kepalanya. Tatapan nya yang semula mengerikan kini menjadi pemalas, seolah dia wanita yang lemah, tapi masih dengan wajah datarnya. Itu lah Zanna, sang ketua Mafia ZANNALOA.
"Katakan," pinta Glen merasa penasaran.
"Aku membutuhkan semua anak buah mu untuk ku jadikan bawahan ku," jawab Zanna langsung pada keinginannya.
"Apa? Kau meminta semua anak buah ku! Apa kau gila?" Glen merasa tidak percaya dengan permintaan aneh Zanna yang menginginkan anak buahnya.
Zanna hanya menatap malas, sambil menaikkan satu alisnya, "Apa kau akan menolak jika aku meminta mereka menjadi anak buah ku?"
"Tentu saja menolak! Mereka selama ini menjadi bawahan yang ku rawat selama ini, dan sekarang dengan santai nya kau meminta mereka pada ku! Tidak akan ku berikan," tolak Glen cepat.
"Cih! Sepertinya kau memang ingin mati Glen," Zanna menodongkan senjata nya ke kepala Glen. Dan semua anak buah Glen yang melihat juga menodongkan senjata nya ke arah Zanna.
"Turunkan senjata mu Nona. Jika kau masih sayang dengan nyawa mu," ancam nya seorang anak buah yang menodongkan pistolnya ke arah Zanna.
"Hahaha.......Baji*ngan kecil mau main-main dengan ku ternyata," Zanna melirik Felix. Felix yang mengerti langsung menendang tangan orang itu membuat senjata yang ada di tangan nya terpental.
"Berani kau mengancam bos ku, mati!!" Felix langsung menyerang orang itu dengan gesit.
Bugh.....
Bugh.....
Felix terus menyerang, hingga tak butuh waktu lama, anak buah Glen sudah terkapar dengan penuh luka pukulan yang di berikan Felix. Padahal Felix hanya menyerang beberapa menit saja, namun orang itu sudah tumbang oleh pukulan pukulan itu. "Lemah," hinanya dengan senyum mengejek.
Zanna yang melihat Felix berhasil mengalahkan satu orang dengan cepat tersenyum senang. "Bagaimana?" tanya nya pada Glen.
"Cih, hanya melawan satu orang tetap tidak akan membuat ku memberikan semuanya. Bagi ku itu hal biasa satu lawan satu."
Zanna yang mengerti arah perkataan itu, menyeringai. "Bagaimana jika aku mengalahkan mereka semua," jawab Zanna santai melihat 20 orang yang mengepungnya.
"Hahahaha......apakah kau sanggup melawan beberapa anak buah ku? Jangan sok, karena aku tidak ingin membuat mu menangis."
"Jangan remehkan aku. Jika sampai aku berhasil mengalahkan mereka, mereka akan menjadi bawahan ku," ucap Zanna dan membuat Glen terdiam.
Glen berpikir keras, ia tidak yakin bahwa Zanna akan mempu melawan 20 orang sekaligus. "Baiklah. Jika kau dapat mengalahkan mereka, aku akan memberikan mereka kepada mu."
Zanna yang mendengar Glen setuju menyeringai senang. "Ok deal," dan di angguki Glen.
Zanna pergi berjalan menuju tempat yang luas, semuanya yang ada di tempat itu membaut lingkaran besar untuk menonton pertarungan itu. Felix yang sedari tadi bersama berkata lirih, "Nona, apakah anda yakin?"
"Tentu saja. Apa kau meragukan kekuatan ku sekarang?"
"Tidak! Saya percaya bos pasti bisa. Hanya saja, bagaimana jika anda terluka? Dan bagaimana jika suami anda melihat anda terluka? Apa yang akan anda katakan?" tanya Felix yang sudah mengetahui Zanna sudah menikah.
"Kau berisik sekali! Aku tahu apa yang akan ku katakan jika dia bertanya. Lagian aku yakin dia tidak akan menghiraukan ku," jawabnya dan berdiri di tengah-tengah anak buah Glen yang siap bertarung dengan nya. "Pergilah," perintahnya agar Felix menjauh dari nya.
Dengan enggan Felix menjauh, dan kini menonton pertunjukan yang akan Zanna lakukan, bertarung dengan anak buah Glen. Sedangkan anak buah Tom juga ikut bergabung, menonton pertunjukan itu.
.
.
Zanna yang sudah bersiap berdiri dengan santai menunggu Beberapa pria di depan nya menyerangnya. Sedangkan anak buah Tom, yang ikut menonton menghubungi Tom.
"Bagaimana? Apa yang kalian dapatkan?" tanya Tom penasaran.
"Semuanya begitu mengejutkan tuan. Jika saya mengatakan, saya yakin anda tidak percaya dengan apa yang saya lihat saat ini."
"Cepat katakan apa itu?" tanyanya masih sangat penasaran.
"Saat ini Nona sedang berhadapan dengan beberapa anak buah Glen, tuan. Dan mereka akan bertarung," jelas nya.
"Apa? Bertarung! Apa kau tidak salah lihat?" Tom begitu terkejut mendengar Zanna akan bertarung di tempat yang menurutnya mengerikan.
"Tentu saja tidak tuan. Bahkan nona dengan beraninya menantang anak buah Glen untuk di jadikan bawahan."
"Menantang!" Tom benar-benar tidak percaya. Pikirnya, buat apa nona mudanya menantang orang-orang disana. Jika hanya untuk mencari bawahan, tuan muda nya memiliki banyak, bahkan dengan senang hati dia akan memberikan untuk melindunginya. "Sungguh mengejutkan. Siapa sebenarnya Nona muda nya ini?" batin Tom berpikir keras.
"Awasi nona. Jika sampai nona kenapa-napa, cepat selamatkan. Aku tidak ingin tuna marah karena kelalaian kita yang juga harus menjaga Nona."
"Baik Tuan," jawab anak buah Tom, dan setelah itu panggilan pun berakhir.
Tom yang ada di kantor memutar pulpennya di tangannya, berpikir tentang Nona mudanya yang menurutnya tidak biasa. "Seperti apa sebenarnya nona muda ini?"
Tom benar-benar tidak paham dengan istri tuan nya. Bukankah selama ini yang ia tahu, Nana Mirdad adalah seorang gadis biasa tanpa keahlian apapun, hanya sebagai kutu buku yang tahunya belajar dan kuliah serta memasak. Tapi yang sekarang sungguh berbeda dari sebelum nya. Nona nya menjadi wanita kuat dan pemberani. Dan hal itu sungguh membuatnya penasaran. Ia berniat untuk menyelidiki tentang apa yang akan di lakukan Nona nya di belakang tuan mudanya, berharap nona nya tidak melakukan hal yang akan membuat tuan serta keluarganya dalam bahaya.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
kim yohan
makasih autor update nya dibanyakin episode nya.
sepertinya akan ada kejutan2 dari zannah yg bikin nicko penasaran, dan sepertinya akan segera jatuh cinta.....
2022-07-27
1
nurjen
kalau cwww kaya gini di peluk keras gak thore?
2022-07-27
2
shanti rahayu
seruuu...... ayo na kalahkan mreka biar ank buah nicko ikut takut pdamu termasuk suamimu.
2022-07-27
4