Tuan Mattew yang mendengar penolakan langsung dari calon istri putra nya, menatap tajam. Dia merasa terhina dengan penolakan itu, seakan dirinya dan keluarga tidak dihormati. Padahal sudah jelas jelas dia meminta dengan cara baik baik, tapi apa semuanya dibalas dengan penghinaan.
Nona Rebecca dan Nyonya Sonia, apakah anda tidak melihat dan membaca surat perjanjian itu dengan benar? Sehingga anda melupakan poin di bawah sana," ucap Tuan Mattew agar mereka kembali membaca dengan iai surat perjanjian itu.
Mendengar Tuan Mattew seolah menyindirnya tidak bisa membaca dengan benar, Sonia dan Rebecca kembali membaca keseluruhan isi surat perjanjian yang dibuat suami/ayah nya itu.
Cukup lama mereka membaca, matanya melotot tidak percaya dengan isi surat itu. Pikir ya apa-apaan suami nya, itu mengorbankan anak nya untuk sebagai ganti rugi karena suami nya menabrak tuan besar Keluarga William.
Melihat betapa terkejutnya dua wanita di depan nya, Mattew tersenyum mengejek. "Apakah anda sudah membaca nya dengan jelas Nyonya?"
"Ya, tapi kenapa seperti ini? Saya tidak pernah tahu tuan. Dan kurasa surat ini tidak sah, karena saya dan putri saya tidak pernah menyetujui nya," jelas Sonia menolak.
"Sah atau tidak nya, tapi semuanya ada bukti. Suami anda sudah menandatangani perjanjian itu. Jika anda menolak dan mencoba lari dari perjanjian ini, anda akan tahu akibatnya. Dan juga anda harus mengganti rugi sesuai dengan jumlah yang tertera di surat perjanjian itu."
Sonia dan Rebecca yang mendengar saling pandang, bingung dengan kenyataan ini.
"Tapi____"
"Tidak ada tapi-tapian Nyonya. Jika anda masih bersikukuh menolak perjodohan ini bersiaplah dengan kehancuran keluarga Mirdad anda. Saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya," ancam Mattew dengan sungguh-sungguh.
Sonia dan Rebecca bingung. Namun Rebecca tidak ingin menikah dengan laki-laki itu. Ia tahu laki laki itu kaya raya, tapi dia tidak mau jika menikah nanti harus menjadi budak untuk laki laki itu. Hidupnya tidak suka dikekang, dia suka kebebasan. Lagi pula dia tidak tahu bagaimana rupa laki laki itu, jelek atau tampan, perilaku nya baik atau buruk. Jadi daripada menyesal di kemudian hari lebih baik di tetap menolak nya dan tidak ingin terlibat dengan keluarga yang belum jelas itu.
"Ma, aku tidak mau menikah. Aku ingin menata karir ku dulu, Ma," ucap Rebecca lirih. Namun Mattew masih saja bisa mendengar nya dengan telinga tajam nya.
Sebenarnya, Mattew tidak terlalu menyukai Rebecca, dilihat tingkah laku dan manja nya, sudah dipastikan gadis itu malah akan membuat nya susah.
"Mama tahu sayang. Tapi kita harus bagaimana? Mama tidak mungkin mengorbankan nama keluarga Mirdad hancur di tangan mereka ini," jawab Sonia berbisik.
"Lalu bagaimana Ma?" Rebecca juga bingung. Jika menolak hancur sudah keluarga Mirdad, dan ia juga harus mengganti rugi tentang hutang yang tidak jelas itu. Tapi jika menerima, ia tidak suka diatur.
Melihat keduanya masih belum memutuskan, Mattew kembali bertanya, "Bagaimana? Apakah menerima perjodohan ini atau masih tetap akan menolak?"
Semua nya menatap Tuan Mattew, bingung dengan jawaban Yang akan diberikan. Namun saat mereka mereka berdua kebingungan, Zanna yang dari luar rumah berjalan masuk dengan santai Melawati mereka yang sedang berbincang.
Rebecca dan Sonia yang melihat Zanna langsung memutar otak nya, berpikir sama tentang Zanna yang akan menjadi calon pengganti untuk putra keluarga William.
Senyum terbit di bibirnya saat ide muncul di kepala mereka.
"Nana, kemari," panggil Sonia dan membuat Zanna langsung berhenti. Ia menoleh, di lihat nya dua orang asing menatapnya. Entah siapa dia tidak mengenal nya.
Dengan langkah pasti dia berjalan menuju 4 orang yang sedang duduk di kursi, menatap dengan pandangan datar ke arah mereka semua.
"Duduk sini dekat Mama," perintah Sonia lembut, tidak seperti biasanya nya yang suka meneriaki nya.
Salam hati Zanna bertanya-tanya dengan sikap Sonia yang nampak aneh, ada apa dengan wanita lambe lemes ini? Pikirnya.
Zanna menurut dan duduk di samping Sonia, Sonia melihat itu tersenyum penuh arti. Ia mengusap surai panjang itu dengan lembut dan sayang. Namun dalam hati dia memiliki pemikiran licik.
Sedangkan Tuan Mattew yang melihat Zanna terus saja memperhatikan gadis yang baru tiba itu, matanya menelisik sosok yang duduk di depan nya. Semakin dipandang, semakin pula Zanna balik menatap. Dan hal itu membuat Tuan Mattew tersenyum tipis, sangat tipis.
"Apakah dia putri Tuan Mirdad lainnya, seperti yang dikatakan Leani?" Batin Tuan Mattew masih dengan tatapan nya.
Zanna yang terus ditatap, balik menatap. Pikirnya dalam hati, ada apa dengan laki laki tua ini? Kenapa terus menatapku?
Karena penasaran dengan dua laki-laki yang ada di depan nya, Zanna menoleh ke arah Sonia. "Ada apa ini?" Tanya Zanna dengan wajah dingin nya.
"Em, begini sayang. Mereka berdua adalah Tuan Mattew dan Asistennya. Kedatangan mereka kemari adalah untuk melamarmu," jawab Sonia dan langsung membuat Zanna terkejut.
Zanna menoleh ke arah mereka berdua, berpikir bahwa pria tua itu ingin melamarnya dan menjadikan nya istrinya. Dengan pandangan bertanya-tanya, Zanna kembali menatap Sonia meminta penjelasan.
"Apa pria itu ingin melamarku menjadi istrinya? Jika itu benar, maaf aku menolak," jawab Zanna cepat.
Mendengar ucapan Zanna semua saling pandang, setelah itu tertawa. Tuan Mattew yang melihat kesalahpahaman itu berkata. "Bukan aku dan bukan dia," tunjuk ya pada diri sendiri dan juga Asisten nya.
Zanna mengerutkan kening, mendengar itu. Sonia yang melihat kebingungan itu langsung menjelaskan. "Memang Tuan Mattew yang melamar mu, namun bukan dia yang akan menjadi pengantinnya melainkan putra nya, Nicko William," Jelas Sonia dan di angguki Mattew.
Mattew tahu kenapa Sonia berbicara seperti itu, karena ia tahu Sonia hendak menukar pengantin nya. Namun dia diam saja, karena menurutnya gadis yang di depan nya ini malah lebih cocok dengan putra nya yang kaku dan keras kepala itu.
Kalian sudah dijodohkan sejak kecil, dan itu atas persetujuan ayah mu. Mereka datang kesini untuk melaksanakan perjodohan itu. Jika kamu menolak, mereka akan membuat keluarga Mirdad menderita. Dan tentu nya kamu tahu bukan, bagaimana nasib kita semua terutama Dena. Sudah dipastikan hidup Dena tidak akan baik, atau bisa juga Dena tidak bisa melanjutkan sekolahnya lagi dan menggapai impian nya," jelas Sonia berpura pura sedih.
Tuan Mattew dan Asisten nya yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas, begitu jijik dengan drama yang di buat Nyonya Sonia.
Zanna yang mendengar itu sebenarnya begitu terkejut dengan kenyataan yang tiba tiba. Namun saat mendengar Sonia berbicara seperti itu, ia tidak tega untuk menolak dan berakhir tidak baik untuk adiknya, Dena.
"Jika kamu menerima, Mama janji, Mama akan merawat serta menyekolahkan Dena hingga ke universitas," bisik Sonia seolah Zanna tidak boleh menolak.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sandisalbiah
kamu percaya janji yg di buat siluman rubah Zanna... takutnya mala setelah kau pergi mereka bakal. makin semena² dgn Dana...
2024-02-14
0
netizen maha benar
zanna kan ketua mafia tp kesanya kok agak bodoh gt ya....biasanya ketua mafia itu kan cerdik
2022-10-09
1
Ida Blado
masa zanna mau nrima gitu aja,tnpa tahu yg sebebernya
2022-08-14
1