1 bulan sudah berlalu, dari laga debutnya Zain. Fathur juga bermain di babak ke dua awal untuk mengatur serangan. Dan ketika Fathur memulai debutnya, tim Sparta Rotterdam akhirnya berhasil mengalahkan Az Alkmar dengan skor 3 - 1 dimana Zain mencetak 2 gol karena bermain full. Sedangkan untuk Fathur ia belum mencetak statistik apapun.
Namun Ness yakin, pelatih pasti puas dengan penampilan Fathur yang bisa mengontrol permainan.
Sekarang Sparta Rotterdam juga sudah memiliki 4 kemenangan berturut turut dari 4 laga dalam sebulan ini. Mereka menempati posisi ketiga dari klasemen kalah oleh PSV dan Ajax dimana mereka hanya berbeda selisih gol saja.
Ness yang sudah tidak menonton pertandingan itu hanya bisa menonton melalui televisi. Ia juga menyaksikan dimana Zain mencetak gol dalam 4 laga beruntun dan mencetak 2 assist selama 4 pertandingan ini.
Sekarang statistik Zain adalah 5 gol 2 assist sedangkan untuk Fathur ia sudah mengoleksi 3 assist.
Ini mengejutkan Ness.
Ness juga memikirkan bagaimana reaksi klub ketika mereka melihat statistik keduanya.
Tidak mau ikut pusing, Ness segera mengalihkan pemikirannya ke layar virtual yang dia buka sekarang.
Dia mendapatkan banyak hadiah ketika dimulainya debut kedua pemain itu.
Ness mendapatkan hadiah antara lain,
Debut Zain : 1 kartu perunggu dan 10 poin.
Debut Fathur : 1 kartu perunggu dan 10 poin.
Gol pertama Zain : 1 kartu perak dan 20 poin.
Assist pertama Zain : 20 poin.
Assist pertama Fathur : 20 poon.
Ness awalnya bertanya mengapa gol gol dan assist berikutnya tidak mendapatkan hadiah.
Namun sistem menjawab bahwa ini demi keseimbangan tuan rumah. Ness bingung ketika mendengar jawaban sistem, intinya dia tidak mengerti.
Sistem juga menjelaskan bahwa tuan rumah akan mendapatkan hadiah ketika, pemainnya melakukan debut, gol pertama, assist pertama, penghaargaan assist, penghargaan top skor, dan timnya juara juga ketika mendapatkan peenghargaan lainnya dari FIFA.
Ness bertanya, jika pemainnya menjadi man of the match apakah akan mendapatkan hadiah, namun sistem menjawab tidak karena ini penghargaan perlaga. Kemudian Ness menanyakan apakah akan mendapatkan hadiah jika pemainnya menjadi player of the month liga eredivisie namun sistem menjawab tidak lagi.
Ness akhirnya mengerti semuanya.
Ness belum membuka hadiahnya karena dia belum mendapatkan pemain yang di rekomendasikan oleh sistemnya lagi lewat kartu pramuka.
Ness bingung dan bertanya bagaimana agar bisa mendapatkan kartu pramuka lagi, sistemnya menjawab bahwa itu diberikan ketika pertengahan musim.
Jadi selama 1 tahun Ness akan mendapatkan kartu pramuka selama 2x, namun dia tidak tau berapa yang akan diberikan sistem olehnya. Ness juga ingin membeli kartu pramuka dari mall namun poinnya kurang.
Jadi ia hanya bisa menunggu dan mengulkan poin lebih banyak.
...
4 bulan telah berlalu, dan pertengahan musim akan segera sampai.
Ness selama ini hanya bisa berjalan jalan di Belanda, kadang kadang ia juga ke Paris untuk meneruskan perusahaannya.
Ia harus segera mencari assisten dan karyawan.
Ness juga kadang kadang mencurahkan kesepiannya dengan mampir ke bar bar yang ada ketika rasa kesepiannya muncul.
Ia sekarang sudah menginjak umur 25 tahun, namun belum menikah. Ness sebelumnya tidak terlalu memikirkan namun Ness bertanya kepada sistem apakah dirinya dibolehkan menikah atau harus fokus pada tujuann awal.
Sistem hanya menjawab terserah tuan rumah.
Namun sistemnya juga menambahkan kalimat, untuk mengurangi rasa depresi tuan rumah sebaiknya menikah dan jangan terlalu dingin kepada perempuan.
Ness yang mendengar jawaban sistem itu menjadi hitam di wajahnya, ia merasa tidak dingin kepada wanita namun sistem menilainya begitu berarti dirinya sangat cuek dan dingin terhadap wanita.
...
Sparta Rotterdam kini berada di urutan ke tiga liga eredivisie, hanya berada 4 poin dari klasemen ke dua dan 7 poin dari klasemen pertama.
Zain juga sudah mencetak 13 gol dan 5 assist selama ini.
Sedangkan untuk Fathur, ia sangat bagus dalam memberikan umpan umpannya dan dipercaya sebagai penendang tendangan pojok.
Mereka juga sekarang sudah menjadi andalan tim dan memulai perrandingan dari awal.
Fathur sudah mencatatkan 3 gol dan 14 assist selama ini. Ini baru akan pertengahan musim namun torehan assistnya sudah tinggi.
Ness juga tidak menyangka ke dua pemainnya sudah sangat berkembang.
Sekarang mereka berudua juga sudah diterima oleh para supporter.
Kadang kadang supporter juga menanyikan lagu yang mereka buat dimana liriknya adalah.
Terima kasih untuk Zain,
Terima kasih untuk Fathur,
Terima kasih untuk Indonesia yang mengirim mereka ke Sparta Rotterdam.
Zain robek lawanmu dengan gocekanmu,
Fathur berikan umpan indahmu.
Ayo, hancurkan lawanmu.
Terimakasih.
Nyanyian dalam bahasa belanda yang dibuat oleh supporter Sparta Rotterdam.
Ness juga tidak menyangka bahwa keduanya dengan cepat menjadi andalan dan sudah memiliki tempat di hati para supporter.
Zain dan Fathur kini sudah menjadi bintang Indonesia, namun mereka tetap rendah hati karena arahan Ness juga, mereka juga sering mengabari orang tuanya karena permintaan Ness, setidaknya 3 hari atau 5 hari sekali agar orang tuanya tidak khawatir.
Orang tua mereka juga ikut senang karena melihat anak anaknya sukses di Eropa, mereka bahkan tidak menyangka bahwa perkataan Ness benar.
Mereka juga berencana menyusul ketika liburan tengah musim agar kedua anak itu tidak pulang dan tidak terpengaruh cuaca di Indonesia.
Kedua pemain itu sering mengirim uang untuk orang tuanya yang membuat orang tua itu kaget karena nilai uang yang di transfer sangat tinggi.
Menjadi sultan secara tiba tiba.
....
Ness yang sedang duduk di sofa rumahnya mendapati bahwa teleponnya berdering. Ia melihatnya dan tidak mengenalnya namun tetap mengangkatnya.
"Halo, dengan siapa?"
"Saya Ranti, seorang reporter dari orang Indonesia. Saya berniat meminta janji untuk bertemu melakukan wawancara dengan anda."
"Kenapa dengan saya? Ada apa dengan saya?"
"Orang Indonesia sudah mengenal anda lewat dua pemain yang sekarang sedang bermain untuk Sparta Rotterdam. Dan perusahaan saya ingin saya melakukan wawancara dengan anda mengenai kedua pemain itu juga tentang anda sendiri."
"Ohh,"
"Jadi apakah bisa tuan?"
"Emmmm, kapan?"
"Saya bisa kapan saja, saya juga sudah di Belanda karena di tugaskan oleh perusahaan untuk meliput berita kedua pemain Indonesia itu, saya juga sudah menemui mereka namun mereka mengatakan untuk berbicara dengan agennya terlebih dulu."
Ketika Ness mendengar bahwa reporter itu sudah menemui pemainnya dia merasa sedikit geram, pasalnya harus melalui dirinya dulu baru ke pemain, ini malah sebaliknya.
"Yah, nanti malam saja sekalian makan malam."
"Baiklah terima kasih tuan."
"Ya."
Ness menutup panggilannya dan menggosok dahinya seakan akan pusing.
Dia kemudian menelpon Zain dan Fathur untuk menanyakan ke aslian tentang mereka di temui oleh wartawan Indonesia, untung saja mereka tidak menerima tawaran wawancara berkat ajaran Ness.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Ariq baihaqis
semangat thor up nya
2022-07-13
1
Mr M
lanjut bang
2022-07-13
1
Sa ku
mantap ni
2022-07-13
1