Duduk di tempat yang kosong dengan orang yang tidak di kenal, siapapun pasti mempunyai sedikit rasa malu.
Sebelum duduk, Ness memperhatikan pelanggan wanita itu terlebih dulu, apakah pihak lain akan keberatan atau tidak.
"Tidak apa, duduk saja."
Pelanggan wanita itu mengatakan itu setelah melihat tatapan nyentrik dari Ness. Ia mungiin tahu bahwa pihak lain ingin meminta izin atau sebagainya.
Setelah memastikan, Ness kemudian duduk dan mengeluarkan handphonenya. Ia bermain dengan handphonenya sembari menunggu pesanannya datang.
Meski Ness sedang fokus bermain handphone, ia tahu bahwa pihak lain kadang kadang memperhatikannya. Ini membuatnya sedikit risih.
"Ada apa dengan wajahku?"
Ness kemudian bertanya sembari memegangi dan merasakan wajahnya untuk memastikan tidak ada sesuatu.
"Tidak ada."
Kemudian Ness fokus kembali ke handphonenya, namun sebelum itu, pegawai wanita datang dengan nampan yang berisi makanan.
Ness kemudian memperhatikan bahwa itu bukan pesanannya dan ternyata pesanan si pelanggan wanita di depannya.
Mengalihkan perhatiannya lagi ke handphone karena tau pesanannya belum datang, tapi sebelum itu dia melihat pihak lain tidak mulai makan.
Ia membiarkannya dan tak bertanya, namun pihak lain malah memperhatikannya.
"Ada apa? Kenaoa tidak makan? Makananmu sudah datang."
Ucap Ness yang merasa sedikit risih.
"Menunggu kamu, tidak sopan makan terlebih dulu."
Ness mengabaikannya tapi dia jadi tidak mood untuk mengalihkan perhatiannya pada handphone dan memilih menunggu pesanannya datang sembari melihat lihat sekitar.
Tak lama, pesanan Ness akhirnya datang dibawa oleh pegawai yang lainnya.
Setelah datang, Ness kemudian mengatakan selamat makan kepada pelanggan wanita di depannya.
Meski sedikit risih awalnya, namun Ness kagum dengan kepribadian wanita di depannya, yang menghargai orang lain.
Segera keduanya makan.
20 menit kemudian.
Ness selesai makan dan akan segera pergi, namun dia di hentikan oleh wanita di depannya.
"Ada apa?"
"Tidak ada, terima kasih karena sudah menemani makan malam meski tidak ada yang hal yang berlebih namun saya tetap harus berterima kasih."
"Sama sama."
Kemudian Ness berbalik dan pergi, sekarang ia sangat lega karena tidak di hentikan lagi oleh wanita itu.
....
Di dalam restoran, seorang wanita cantik berumur 23 tahun sedang berdiri dan menghadap ke arah pintu keluar, ia seperti sedang melihat seseorang.
Ia melihat seorang pria pergi meninggalkannya.
Meski memang wajar, namun ini berkesan sangat baik untuk wanita itu, menurutnya pria yang tadi makan dengannya adalah pria yang berbeda dengan pria lainnya.
Ia sudah sering di kejar kejar oleh banyak pria namun semuanya sama saja, mereka hanya mengejar dirinya karena dirinya cantik dan kaya.
Tapi dia melihat hal lain dari pria tadi, meski pria tadi sudah melihat wajahnya namun pria itu masih tetap memiliki ekpresi wajah yang sama.
Ia menyesal karena tidak sempat berkenalan.
Ia kemudian mengambil handphone nya dan langsung menelpon seseorang dan memintai tolong kepada orang yang di telponnya.
.....
Ness yang sudah kembali dari rumag makan sekarang sudah sampai di hotelnya lagi.
Ia tidak memikirkan apa yang ada di pikiran wanita didepannya tadi, meski dia tau dia tidak peduli karena dia tidak mengenalnya.
Meski sedikit kagum, tapi hanya sedikit.
Ness segera membuka jaketnya dan segera duduk di sofa.
Ia kemudian membuka layar virtual lagi untuk melakukan peningkatan pemain miliknya lagi.
Fitur fusi segera terbuka, Ness kemudian melihat lihat kartu pemain yang dia dapatkan, dia memilih pemain dengan rating paling terlebih dulu.
Ia memilih untuk menggunakan pemain Luke Freeman untuk fusi pertamanya.
Ia melakukan fusi untuk pemainnya yang bernama Zain Irkham.
Segera proses berlangsung dengan biasanya.
Ness memeriksa peningkatannya.
Mentalnya menjadi 61, Pacenya menjadi 67, Shootingnya menjadi 51, Passingnya menjadi 50, Dribblenya 57, Defendingnya menjadi 44, Physicnya menjadi 50 dan OVR nya menjadi 56.
Melihat hasilnya, Ness melihat pacenya yang menjadi 67, hal yang paling diperhatikan Ness untuk Zain Irkham adalah pace dan driblenya. Ia memperhatikan ini karena pemain ini berposisi sebagai sayap.
Belum puas melihat hasil yang keluar, Ness segera melakukan fusi keduanya.
Ia memilih menggunakan pemain Nicolas Bertolo.
Segera.
Mentalnya menjadi 66, Pacenya menjadi 72, Shootingnya menjadi 56, Passingnya menjadi 55, Dribblenya menjadi 62, Defendingnya menjadi 49, Physicnya menjadi 55 dan OVR nya menjadi 61.
Ness melihat peningkatan pacenya yang sudah menginjak angka 70 sedikit ada lengkungan senyum di wajahnya.
Namun menurutnya, pace 70 untuk pemain yang berposisi sayap masih kurang, meski masih muda namun jika tidak memiliki nilai lebih dia tidak akan menarik perhatian.
Segera Ness memilih pemain ketiga untuk di fusikannya.
Ness memilih pemain bernama Lica.
Prosesnya cepat.
Mentalnya menjadi 71, Pacenya menjadi 77, Shootingnya menjadi 61, Passingnya menjadi 60, Dribblenya menjadi 67, Defendingnya menjadi 54, Physicnya menjadi 60.
Melihat peningkatan Pace dan dribble yang masih sama poinnya dengan atribut lain membuat Ness merasakan sedikit kecewa.
Namun ada penambahan atribut lain dimana itu adalah skill technical dribbler dan Finesse shoot milik Nicolas Bertolo, Ness kurang memperhatikan tadi. Jadi sekarang Zain memiliki 3 skill ditambah miliknya yaitu Flash.
Dimana Zain akan berlari sangat cepat ketika dia tidak membawa bola.
Meski jika pemainnya ini sudah menginjak angka 80 pas di atribut pace itu akan tetap kurang untuk pemain yang berposisi sebagai winger menurut Ness.
Winger itu harus memiliki kecepatan yang cepat, skill yang baik dan pintar mengolah bola supaya tidak mudah tertebak oleh lawan.
Ini merupakan paket komplit seorang winger.
Meski kadang kadang ada winger yang lambat namun mereka memiliki nilai lebih di bagian mengolah bolanya yang baik dan skillnya yang ampuh, jadi mereka tidak terlalu mengandalkan kecepatann. Tapi kecepatannya juga tidak terlalu lambat, bisa dibilang di atas normal namun sedikit diatas.
Ness melihat peningkatan kali ini tidak ada yang spesial baginya.
Ness kemudian teringat bahwa pemain yang ia gunakan berrating 70 jadi wajar saja peningkatannya kecil.
Ness juga melihat pemain pemainn yang dia dapatkannya dan melihat bahwa pemain dengan rating 70 sudah tida ada.
Segera memilih pemain dengan rating 80.
Francis Coquelin di jadikan bahan fusi olehnya.
Prosenya berlangsung cepat.
Mentalnya menjadi 76, Pacenya menjadi 83, Shootingnya menjadi 67, Passingnya menjadi 66, Dribblenya menjadi 75, Defendingnya menjadi 54, Physicnya menjadi 66 dan OVR nya menjadi 73.
Melihat hasil yang signifkan ini membuatnya senang, namun ada tanya di wajah Ness. Sistem yang menyadari itu segera menjawab Ness.
Ia menjelaskan bahwa jika ada atribut yang tidak bertambah maka itu sudah merupakan nilai puncak dari atribut pemain itu dan tidak bisa di rubah mau sebagaimana mencoba menambahkannya.
Ness menanyakan ini karena ia menemukan bahwa defending nya tidak bertambah lagi namun yang lainnya masih tetap bertambah.
Melihat Pacenya yang sudah menjadi 83 dan dribbelnya yang melakukan peningkatan signifkan membuat Ness tersenyum. Ness kemudian menghitung bahwa peningkatan dribblenya adalah 8 poin, poin dimana dari 67 menjadi 75. Ini sedikit berbeda dari penambahan atribut lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments