Layar virtual berubah dan menunjukan biodata pemain asal Surabaya itu.
Nama : Fathur Hamdi
Posisi : CM
OVR : 44
Potensi : 85
Kelahiran : Surabaya, 3 Maret 1999 (17 tahun)
Tinggi badan : 1, 76 meter
Mental : 52
Pace : 39
Shooting : 41
Passing : 44
Dribble : 37
Physic : 40
Def : 40
Pengguna kaki : Kanan
Kaki kanan : 2 bintang
Kaki kiri : 2 bintang
Itulah biodata pemain yang pertama di buka.
Ness melihatnya mau tak mau menelan ludahnya, ia melihat potensi nya yang tinggi sampai 85 namun karena dia bermain di liga Indonesia, pertumbuhannya lambat.
Namun Ness kemudian mengerutkan kening karena melihat ratingnya yang sekarang.
Hanya 44 ?
Bagaimana dia bermain sepak bola?
Tapi ada benarnya juga, bermain di liga Indonesia dengan rating segitu pasti sudah mendapatkan menit bermain.
Ness juga beruntung bahwa pembukaan kartu pramuka pertamanya bisa mendapatkan posisi yang sesuai.
Segera Ness keluar dan memasuki fitur fusi, untuk melihat sebagaimana dia berkembang.
Ketika akan memasuki fitur fusi, suara sistem terdengar.
"Pengingat : Fitur fusi digunakan jika pemain tersebut sudah di tandatangani oleh tuan rumah!"
Ness yang mendengar itu segera tertegun.
Ia lupa.
Ia berpikir bahwa sistem nya sudah merancang sedemikian rupa supaya ketika nanti dirinya datang kepadanya, dia akan tetap sama seperti sekarang dan menerima dirinya sebagai agen.
Ia juga berpikir, jika dia menggunakan fusi terlebih dulu sebelum ditandatangani bagaimana nantinya.
Segera Ness sadar lagi.
Ia tidak tau harus ngapain sekarang.
"Apakah tuan rumah akan membuka kartu pramuka tingkat lanjut juga?"
Suara sistem tiba tiba mengingatkan Ness.
"Ohiya lupa, iya buka saja sekarang!"
Segera.
Layar virtual menunjukan peta dunia lagi, sekarang menuju ke Asia Tenggara dan Indonesia.
Setelah mencapai Indonesia, petunjuk itu terdiam sesaat.
Lalu meluncur dengan cepat ke arah kota Bandung.
Setelah petunjuknya berhenti di kota Bandung, muncullah layar virtual dengan gambar sesosok pemuda yang biasa saja.
Badannya kurus dan tipis.
Segera biodata nya juga ikut keluar.
Nama : Zain Irkham
Posisi : LW
OVR : 51
Potensi : 87
Kelahiran : Bandung, 11 Januari 1999 ( 17 tahun )
Tinggi badan : 1, 73 meter
Mental : 56
Pace : 62
Shooting : 46
Passing : 45
Dribble : 50
Physic : 45
Def : 39
Pengguna kaki : Kanan
Kaki kanan : 3 bintang
Kaki kiri : 2 bintang
Karakteristik : Flash
Dammmn!
Ness yang melihat biodata pemain ini, mau tak mau berteriak.
Ia seakan melihat domba gemuk.
Ini adalah berkah.
Ness langsung memeriksa lagi, memastikan bahwa dia tidak salah.
Segera.
Dia berteriak kegirangan.
Dia tidak menyangka bahwa ada pemuda yang begitu hebat namun karena lingkungannya yang tidak membantu membuat dia seperti begini.
Menurutnya ia akan menjadi pemain kelas dunia pertama yang akan mewakili Indonesia dipanggung Eropa.
Ness juga sudah memutuskan, ketika ia pulang nanti, ia akan memilih menghampirinya dulu.
....
Keesokan harinya.
Ness yang awalnya ingin segera pulang ke Indonesia untuk menemui para pemain itu, dihentikan oleh sistem.
"Kenapa?"
"Jika tuan rumah pulang sekarang, apakah tuan rumah sudah punya tujuan mau dikemanakan para pemain itu?"
Segera Ness tercengang dan langsung berfikir.
Ia tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Ia tidak mempunyai kenalan disini apalagi untuk kklub klub sepak bola.
"Apakah kamu tidak bisa membantu aku untuk menjadi sedikit terkenal dan mempunyai beberapa kenalan?"
"Setidaknya bebarapa klub saja, supaya aku tidak susah."
Ness mengeluh.
"Tuan rumah harap ingat, meski sistem ini serba bisa dan serba guna. Sistem juga mengharapkan tuan rumah bekerja keras."
"Pengingat : Waktu untuk mencari relasi kurang lebih 1 tahun. ( Beberapa klub di dunia, tidak hanya Belanda)."
"Ada hadiah jika tuan rumah bisa menyelesaikan sebelum tenggat waktu."
Mendengar penjelasan sistem, wajah Ness menjadi hitam.
Ia tidak mengira bahwa sistem akan menjadi seperti ini, tapi melihat bahwa ada hadiah dia menjadi sedikit bersemangat.
"Apa hadiahnya?"
"Untuk sekarang dirahasiakan, ini untuk menjaga semangat tuan rumah."
Damnn!
'Hadiah saja harus dirahasiakan'
Umpat Ness namun ia tidak tau bahwa sistem juga tahu bahwa Ness mengumpat.
"Baiklah baiklah."
"Jadi sekarang, aku ingin minta saran darimu klub mana saja yang memungkin untuk bisa di ajak kerja sama."
"Ada banyak tuan rumah."
"Namun sebelum melakukan hal itu, ada hal yang lebih penting daripada itu."
"Apa?"
Ness menjadi kesal.
"Tuan rumah harus membangun perusahaan pialang terlebih dulu. Usahakan untuk memilih basis tempat yang bagus untuk memungkinkan perusahaan tuan rumah dikenal banyak orang."
Ness menghirup nafas dalam dalam, ia tidak menyangka sistem nya akan sedemikian rumitnya.
Ia ingin bekerja secara singkat dan mudah namun sistem tidak memberi dia hal itu.
Ness juga akhirnya mengerti, kenapa sistem memberinya hadiah uang yang begitu besar.
Ini seakan akan seperti memberi umpan dulu agar dirinya bahagia, ketika dia bahagia dia akan ditangkap.
Seperti memancing ikan.
Ness segera menenangkan pikirannya.
Ia harus segera memikirkan dimana basis tempat yang bagus untuk membangun perusahaannya.
Inggris?
Belanda?
German?
Spanyol?
Itali?
Francis?
Ketika menyebutkan negara Francis, Ness mau tak mau memasang senyuman yang sangat lebar.
Ia tau bahwa Francis, Paris adalah kota fashion. Sehingga nantinya akan banyak acara fashion show atau apalah.
Ness memikirkannya menjadi semangat, ia juga membayangkan jika perusahaannya berada di tempat yang strategis dengan banyak orang begitu maka perusahaannya akan mudah dikenal dan dilihat banyak orang.
...
Seegera Ness melihat lihat bangunan bangunan yang dijual atau disewakan di daerah Paris, Francis melalui laptop yang ia pinjam dari tetangga apartemennya.
Butuh waktu 1 jam penuh untuk Ness melihat lihat semuanya dan akhirnya sudah memutuskan bahwa tempat perusahannya ada di Paris.
Tidak lupa dia juga berterima kasih kepada tetanggannya itu.
Ness kemudian kembali ke apartemennya.
Ness memikirkan banyak rencana untuk kedepannya.
Ia juga sudah memutuskan bahwa ia akan mulai mencari relasi esok hari.
Sekarang dirinya harus berlatih berbicara dan berlatih memasang raut wajah serius, marah, dan baik.
Kenapa Ness melakukan latihan memasang raut wajah?
Menurutnya ini akan penting ketika bernegosiasi dengan para boss besar nantinya. Ia tidak ingin dipandang remeh dan direndahkan seakan akan dirinya tidak bisa apa apa.
Apalagi mengingat biodatanya berkebangsaan Indonesia yang akan sangat mudah sekali untuk tidak dipandang.
Juga mengingat bahwa dirinya masih muda.
Ness juga berharap sistemnya memberikan dirinya skill semacam agar tetap percaya diri dan tidak merasa takut akan apapun.
Ini jelas merupakan keuntungan.
Ketika bernegosiasi nantinya, ketika kontrak tidak sesuai para agen besar tidak takut bahwa pemainnya akan dirugikan.
Meskipun Ness pemula dalam agen, ia juga berharap bahwa dirinya bisa seperti itu supaya di hormati dan di hargai oleh para boss besar itu nantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Van Memphis
100000 euro itumah uang nya sedikit kalau mau buat perusahaan apalagi di luar negeri
2023-06-16
2
F+1
lanjut mntp
2022-07-09
3