Fathur Hamdi dan Selesai

Dalam semua penjelasan Ness tadi, Ness sedikit berbohong, mengatakan bahwa dirinya sudah lama menjadi agen padahal hanya baru beberapa bulan saja.

Paman dan bibi yang mendengar semua penjelasan Ness sedikit terkejut karena yang paling dia khawatirkan nantinya adalah agen ini tidak bertanggung jawab dan tidak mengurusnya.

"Jujur saja, saya sangat menghargai anak paman dan bibi makanya saya berani berbicara terus terang. Apalagi saya mengingat kalau tidak salah Zain akan segera berumur 18 tahun kurang lebih dalam 1 bulan lagi. Ini merupakan umur dan waktu yang tepat untuk membawanya ke Eropa."

"Jika paman masih ragu, saya akan memberi tahu paman sebuah pencerahan, mungkin paman mengerti arti dari kalimat yang akan saya bicarakan ini. Indonesia berada di wilayah Asia namun Asia tetaplah Asia, jika dibandingkan dengan Eropa, mereka memiliki celah yang sangat besar."

Ayah Zain segera menundukan kepalanya dan mencerna kalimat yang dikatakan Ness barusan. Ia juga mengerti hal ini, namun dia masih khawatir bahwa anaknya nanti akan kesusahan.

Ayah Zain segera melihat Zain dan menemukan wajah anaknya yang penuh harap.

"Satu hal lagi, mungkin Zain juga disana tidak sendirian. Saya akan membawa 1 orang lagi dari kota Surabaya. Mungkin nantinya Zain bisa berteman dengannya dan berbagi kesulitan ketika berada disana."

Segera wajah paman dan bibi menjadi sedikit cerah apalagi Zain yang tahu bahwa dirinya akan ada teman dari Indonesia yang berada di Eropa nantinya.

Akhirnya setelah penjelasan panjang lebar, Ness berhasil meyakinkan keduanya dan segera menandatangani Zain sebagai pemain pertama yang berada di bawah panjinya.

Ness juga menjelaskan bahwa dirinya hanya akan mengambil 8% dari jumlah kontrak Zain termasuk sponsor nantinya. Tidak ada perdebatan ketika Ness mengatakan biaya agen tersebut.

Sebelum Ness pergi, Ness menjelaskan kepada Zain untuk bersiap dalam 2 - 3 hari untuk menyiapkan semua kebutuhannya. Paman dan bibi yang mendengar segera mengiyakannya, mereka juga akan mengurus hal ini dan mengantarnya ke bandara.

Setelah keluar dari cafe, Ness langsung pergi lagi menuju Surabaya. Ness tidak mau menunggu lagi, ia takut pembicaraannya akan sulit seperti sekarang dan membuang banyak waktunya.

...

Keesokan harinya,

Ness sudah berada di kota Surabaya, ia tiba pada malam hari, namun melihat waktu sudah larut ia memutuskan untuk melanjutkannya besok paginya.

Ketika dalam perjalanan menuju Surabaya, Ness menemukan instagram Fathur dan memberinya pesan bahwa dirinya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuanya.

Pihak lain yang awalnya takut karena pesan yang tiba tiba dan mencurigakan menjadi lebih tenang karena Ness langsung menjelaskan niatnya.

Pukul 11 siang, Ness berada di sebuah rumah yang terbilang sederhana, didepannya terdapat 2 orang laki laki dimana satu tua dan satu muda.

Mereka adalah Fathur dan ayahnya.

"Mungkin saya tidak perlu menjelaskan lebih banyak lagi niatan saya datang kesini, mungkin paman juga sudah mendengarkan penjelasan anak paman yang menerima pesan dari saya."

"Jadi kedatangan saya kesini hanya untuk mendengar jawaban paman untuk mengizinkannya atau tidak anak paman pergi bersama saya ke Eropa."

Ayahnya Fathur langsung memikirkan perkataan Ness, sebenarnya dia sudah memikirkan dari tadi malam namun mendengar langsung ia masih sedikit khawatir namun mengingat mimpi anaknya ketika dia berumur 15 tahun, ia pun menengok ke arah anaknya dan melihat wajah anaknya yang penuh harap namun dia juga menemukan sedikit kekhawatiran di matanya. Mungkin dia mengerti kekhawatiran yang ada di matanya, itu kemungkinan tentang dirinya yang nantinya akan tinggal sendirian di sini.

Ness juga tahu kondisi keluarga Fathur dan menghibur sedikit dengan menjelaskan semua keadaan yang akan terjadi kedepannya bila Fathur berhasil.

Akhirnya pembicaraannya juga menjadi lebih santai dan Fathur pun sudah berhasil ditanda tangani sebagai pemain kedua yang berada di bawah panji Ness.

Ness menjelaskan bahwa dirinya akan mengambil biaya 8% dari jumlah kontrak yang akan diterima Fathur termasuk sponsornya, pihak lain tidak keberatan dan tidak ada perdebatan.

Ness menjelaskan untuk menyiapkan semua kebutuhannya dan akan berangkat besok.

Ness langsung keluar dan kembali ke hotek tempat dimana ia menginap tadi malam.

Dalam perjalanan menuju hotel, Ness tersenyum cerah karena dirinya mendapatkan beberapa hadiah kali ini. Dugaannya benar bahwa ketika dia menandatangani pemain dirinya akan mendapatkan hadiah.

Sebenanya suara sistem terdengar namun Ness mengabaikannya karena tidak mau membuang waktu.

Tidak lama, Ness sampai dikamar hotelnya dan duduk di kasurnya.

Ia langsung membuka layar virtual sistem di dalam benaknya.

Ia mengatakan ia ingin membuka hadiah yang diterimanya.

Ness akhirnya mengumpulkan hadiah kali ini yang berupa,

Kartu pemain tingkat perak x2, kartu pemain tingkat perunggu x2, dan juga poin sebesar 80 poin.

Sekarang dirinya mempunyai poin total 120 poin.

Ia juga ingin membuka hadiahnya, namun segera ia mendengar suara yang paling menyebalkan, perutnya berbunyi karena lapar.

Ness juga baru tersadar bahwa dirinya belum makan lagi kecuali malam tadi ketika sampai di Surabaya.

Segera ia keluar dari hotel dan mencari tempat makan.

10 menit kemudian.

Ness menemukan sebuah rumah makan, Ness langsung memesan makanan yang ingin ia makan.

45 menit kemudian,

Ness selesai makan dan akan kembali ke hotel, ia segera berdiri dari kursinya dan tidak melihat ke belakang terlebih dulu, ia merasakan bahwa dirinya menabrak sesuatu.

Ness langsung berbalik dan melihat bahwa dirinya menabrak seorang pegawai rumah makan tersebut.

Ia pun membantunya berdiri.

"Maaf saya tidak melihat tadi."

Ness menjelaskan sambil membantu pegawai rumah makan itu.

"Tidak apa apa kak, saya juga salah tidak melihat tadi."

Pegawai itu berkata dengan lembut karena pegawainya seorang perempuan.

Setelah Ness membantu, dia mengucapkan maaf sekali lagi lalu meninggalkan pegawai itu.

Pegawai perempuan itu melihat kepergian Ness dan merasakan bahwa dirinya merasakan sesuatu yang lembut.

Ia tidak menyangka bahwa pria yang tampan itu akan sangat baik hati.

Ness yang di perhatikan oleh pegawai itu tidak menoleh kebelakang dan terus pergi.

Ia berjalan keluar dan berjalan dengan santai menuju hotel.

Di perjalanan, Ness memikirkan semua rencana kedepannya. Ia juga memikirkan bagaimana rencana setelah dia kembali ke Eropa bersama 2 pemain itu.

Ness tiba tiba tersadar, ia mengingat bahwa dirinya belum menanyakan apakah mereka bisa berbahasa Inggris atau tidak.

Ness langsung merasakan sebuah perasaan bersalah, ia tidak menyangka dirinya kurang teliti.

Mungkin karena terlalu bersemangat dan hanya menjelaskan ketertarikan untuk membawa ke dua pemain itu ke Eropa sampai sampai melupakan hal paling dasar, namun juga paling penting.

Segera Ness, mengeluarkan handphone dan menanyakan apakah mereka bisa berbahasa Inggris. Namun Ness mendapatkan jawabann yang melegakan, mereka mengatakan bahwa dirinya bisa sedikit berbahasa Inggris, namun mereka juga mengatakan bahwa itu bisa dibilang relatif normal untuk kefasihan berbicara bahasa Inggrisnya.

Terpopuler

Comments

Yusuf Faisal

Yusuf Faisal

Mampir, mantap agen sepak bola biasany jadi pemain mcnya

2022-07-11

2

Kaisar Tampan

Kaisar Tampan

kak aku udah mampir ni.
bantu dukung karyaku juga ia
simpanan brondong tampan
terima Kasih

2022-07-11

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!