Tersisa 2 pemain yang belum di gunakan dan ini tidak termasuk Heung Min Son. Ness berencana menggunakan Heung Ming Son untuk pemain yang memiliki potensi 90an.
Jika nanti nya pemain dengan potensi 90an sudah mencapai rating 90, pemain itu tidak bisa menggunakan pemain dengan rating dibawah 90 lagi.
Ness juga tidak melakukan ini untuk Zain karena mengingat bahwa potensi Zain hanya 87.
Segera Ness melakukan proses fusi dengan pemain bernama Portu.
Proses fusi berlangsung seperti biasanya dan Ness segera mengeceknya.
Mentalnya menjadi 78, Pacenya menjadi 87, Shootingnya nenjadi 73, Passingnya menjadi 72, Dribblenya menjadi 82, Defendingnya menjadi 54, Physicnya menjadi 67 dan OVR nya menjadi 79.
Ness juga menemukan bahwa skill Portu ikut terserap, dan sekarang Zain memiliki 4 skill yaitu Technical dribbler, Finesse Shoot, speed dribler dan Flash yang miliknya sendiri.
Ini sudah merupakan paket komplit untuk seorang winger, hanya saja Ness tidak tau bagaimana penampilan Zain nanti dilapangan.
Ia ingin segera melihat penampilan Zain dan Irkham yang sudah mengalami peningkatan.
Untuk Zain sebenarnya Ness percaya diri bahwa Zain bisa bergabung dengan klub lain namun mengingat bahwa dirinya sudah berjanji bahwa Zain akan mempunyai teman ia pun mengurungkan niatnya.
Ia hanya bisa menunggu sampai mereka bisa hidup sendiri.
Melihat peningkatan yang bagus namun Ness juga memperhatikan bahwa ada peningkatan yang sangat sedikit untuk mental, dan pacenya namun tetap tinggi untuk atribut dribblenya.
Ness tidak menanyakan, mungkin inilah yang disebut bahwa pemain ini akan memiliki nilai puncak dari atribut pemainnya sendiri.
Segera Ness melakukan fusi terakhir, ia memilih kartu pemain terakhir yang dimilikinya kecuali Heung Min Son.
Ia bernama Benjamin Bourigeaud.
Segera proses fusi berlangsung.
Peningkatannya sama seperti yang terakhir kali ada sedikit atribur yang meningkat.
Mentalnya menjadi 79, Pacenya menjadi 88, Shootingnya menjadi 77, Passingnya menjadi 76, Dribblenya menjadi 84, Defendingnya menjadi 54, Physicnya menjadi 74 dan OVR nya menjadi 81.
Melihat hasil untuk Zain saat ini, Ness sangat puas. Pasalnya OVR nya sudah menginjak 81. Mengingat potensi 87.
Sekarang tersisa bagaimana Zain akan meningkatkan dirinya. Ness mengatakan dan berpikir begini karena ia sudah bertanya kepada sistem, apakah pemainnya akan meningkat seiring berjalannya waktu ketika latihan, sistemnya juga menjawab dengan pasti bahwa itu hal yang pasti mengingat bahwa semakin kesini semakin susah melakukan peningkatan dengan kartu.
Jika Ness terus melakukan peningkatan dengan kartu ia tidak tahu butuh berapa kartu untuk meningkatkan Zain sampai potensi penuhnya.
Segini saja sudah cukup untuk Ness. Zain bisa langsung menjadi pemain andalan bagi tim nya nanti.
Ness kemudian keluar dan menutup layar virtualnya. Ia kemudian menghela nafas.
Berdiri dan membuka jendela hotel lalu menghirup udara malam. Ness melihat pemandangan malam kota Surabaya.
Tak lama Ness kembali ke kasur dan ingin segera tidur.
....
Keesokan harinya pukul 9 pagi, Ness menunggu kedatangan Fathur dan ayahnya di lobi hotel. Mereka bertiga akan berangkat ke Jakarta. Ayahnya Fathur ingin mengantar anaknya ke bandara, meski sudah di larang oleh Fathur mengingat bahwa Surabaya dan Jakarta cukup jauh dan menghabiskan biaya. Namun sayang, ayah Fathur tetap kekeuh dan ingin mengantar.
Segera pukul 9 lebih 10 menit, mereka berdua akhirnya datang. Mereka langsung berangkat menggunakan mobil dan supir yang sudah di sewa oleh Ness.
....
Di hotel yang sama, wanita yang kemarin makan malam dengan Ness akhirnya mengetahui informasi Ness walaupun susah untuk mencarinya.
Wanita itu tau pekerjaan dan siapa sebenarnya pria yang menemaninya makan.
....
Pukul 17.19 atau setengah enam sore Ness akhirnya sampai di Jakarta. Ia langsung ke bandara dan tidak berhenti dimana mana.
Ia juga sudah mengirim pesan kepada Zain dan keluarganya bahwa dirinya akan langsung ke bandara.
Segera setelah memasuki lobby bandara, Ness menemukan Zain dan keluarganya.
Ness mengenalkan Fathur dan Zain satu sama lain beserta keluarganya.
Ness akan melakukan penerbangan pukil 18.15 jadi ia harus menunggu sebentar.
Sembari menunggu penerbangan Ness makan terlebih dulu karena dirinya belum makan apa apa selain sarapan tadi pagi.
Di meja makan semuanya berkumpul, setelah selesai makan mereka mengobrol layaknya teman yang lama sudah lama tidak bertemu dan akan segera berpisah.
"Tuan Ness, untuk kedepannya saya akan menitipkan anak kami kepada anda. Maaf jika nantinya merepotkan anda. Saya juga sangat berterima kasih kepada Tuan Ness karena sudah sangat menghargai anak kami. Saya mohon untuk memperlakukan mereka dengan baik disana, mengingat bahwa mereka tidak mengenal siapapun selain anda, apalagi mengingat culture yang berbeda nantinya."
"Paman dan bibi sekalian tenang saja, saya sudah mengatakannya bahwa saya adalah agennya jadi saya akan menjaganya. Namun mungkin jika mereka sudah sibuk dengan latihan tim, mereka juga akan kurang membutuhkan saya kedepannya. Mereka juga akan dewasa dan akan terbiasa. Jadi paman dan bibi tenang saja ini merupakan pekerjaan saya juga jadi sudah seharusnya."
"Kalo begitu terima kasih Tuan Ness."
Kalimat itu diulangi oleh ayahnya Fathur, ayahnya Fathur meskipun terlihat bangga dan senang namun ada sedikit air mata yang menetes mengingat anaknya akan pergi.
Namun demi kesuksesan anaknya dan mengangkat martabat keluarganya dia mengikhlaskannya.
Segera panggilan untuk keberangkatan ke Belanda di beritakan melalui speaker.
Ness kemudian mengambil barangnya yang dia bawa, dimana itu adalah baju baju ganti yang sudah dia pakai.
Ia juga merapikan bajunya dan segera memakai kaca mata hitamnya.
"Baiklah, kami akan berangkat. Saya akan mengingatkan mereka berdua untuk mengabari kalian, saya juga akan mengabari kabar kepada kalian untuk memastikan keadaan anak kalian supaya kalian percaya."
Segera Ness beebalik diikuti oleh dua anak muda di belakangnya, walaupun keduanya berjalan sembari menoleh kebelakang sesekali namun Ness juga memperhatikan sorot mata dari kedua anak muda di belakangnya ini.
Dia menemukan semangat yang berapi api dan tekad yang membara terpancar dari matanya, melihat ini membuat kagum. Ia tidak salah untuk menandatangani mereka berdua, pasalnya sistemnya yang merekomendasikan.
Setelah melakukan check semuanya, akhirnya kedua anak itu berbalik dan melambaikan tangannya kepada orang tua mereka dan berteriak.
"Kami akan berhasil!"
Mereka berdua berteriak dengan kencang sampai sampai orang disekitarnya memperhatikan mereka, namun mereka tetap seperti biasa tidak ada rasa malu atau pun risih.
Mereka berdua sudah membulatkan tekadnya, bahwa jika mereka gagal mereka malu untuk pulang.
Hanya saja yang tidak diketahui mereka berdua adalah bahwa mereka sudah menjadi bintang bagi pemain Indonesia dengan rating yang begitu tinggi.
Ness menggelengkan kepalanya namun tetap tersenyum ketika dia mendengar keduanya berteriak tadi, segera dia memanggil mereka untuk buru buru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Zandi
lanjutkan Thor...
2022-07-14
1
Yusuf Faisal
Semangat up nya
2022-07-12
1
Ahmad Umam
lanjut thor
2022-07-12
1