Zain Irkham

Ness keluar dari tribun dan berjalan menuju area dimana pemain akan kewat untuk memasuki ruang ganti. Ness juga meminta izin kepada staff pertandingan.

3 menit kemudian, Ness melihat para pemain Persib Bandung memasuki lorong dan menuju ke ruang ganti. Ness kemudian berjalan perlahan dan mengamati para pemain itu untuk menemukan Zain. Para pemain yang melihat Ness mau tak mau menatap Ness dengan tatapan heran.

Menurut mereka, pria tampan di depannya mungkin tidak tahu arah dan ingin menanyakan jalan.

"Apakah kamu Zain Irkham?"

Ness bertanya kepada pemuda bernomer punggung 11 itu, namun pemuda yang ditanya itu malah menjadi bingung dan menatapnya dengan aneh.

Segera Ness mengeluarkan kartu namanya yang sudah dia buat.

"Jika mempunyai waktu, segera hubungi saya!"

Ness langsung pergi setelah mengucapkan kalimatnya, pasalnya Ness juga mengerti bahwa para pemain akan ke ruang ganti dan menerima beberpa nasihat atau arahan dari pelatih dan juga pulang dengan rombongan tim menggunakan kendaraan tim.

....

Di dalam ruang ganti.

Para pemain sibuk melepas sepatu dan perlengkapannya, namun ada 1 pemain yang masih terdiam. Dia memegangi kartu dan menatap kartu yang diberikan pria tampan tadi padanya.

"Apakah itu pemberian pria tampan tadi?"

Seorang teman Zain bertanya.

"Mungkin kamu akan di ajak bergabung dengan agency dan jadi boyband."

Ucap satu temanya lagi yang ikut menimbrung.

Segera ruangan yang tadinya hening karena kesibukannya masing masing menjadi ramai, mereka tertawa karena lelucon yang diucapkan temannya.

"Tidak, ini bukan agency untuk artis. Ini agency sepak bola."

Zain segera membela.

Teman temannya yang tadinya tertawa langsung terdiam.

"Coba kulihat."

Seorang teman lainnya segera mengambil kartu yang di pegangi Zain dan segera melihatnya dengan teliti.

Temannya itu menemukan tulisan dan membacanya dengan suara yang sedikit pelan namun tetap terdengar oleh yang lainnya.

"Ness Sebastian."

"0xxxxxxx"

"Sebastian Agency"

Segera mereka menemukan nama pria tampan tadi dengan nomor teleponnya dan nama perusahaan pialangnya. Namun mereka tidak tahu dimana Sebastian Agency.

"Mungkin dia agen palsu."

"Dimana Sebastian Agency?"

Kerumunan menjadi ramai lagi. Kemudian salah satu teman Zain lainnya yang membawa handphone segera mengeluarkan handphone nya dari tasnya. Ia segera mengecek Sebastian Agency berada dimana.

Ia melakukan ini karena jika perusahaan yang terdaftar secara resmi maka akan muncul.

Namun segera ia menemukan bahwa dia menemukan perusahaan pialang Sebastian Agency.

Namun segera juga wajahnya menjadi kaget. Ia menemukan dimana Sebastian Agency berbasis.

"FRANCIS, PARIS!"

"Agen ini dari Paris."

Temannya itu berteriak kaget. Mereka tidak menyangka orang luar akan memperhatikan liga Indonesia termasuk temannya.

Tidak lama keramain itu menjadi hening karena pintu ruang ganti terbuka dan beberapa orang segera masuk. Mereka adalah pelatih dan para staffnya. Zain segera mengambil kartu itu dan memasukannya ke dalam tas.

....

Ness yang sudah pergi itu sedang duduk di sebuah cafe tidak jauh dari stadion. Ia berharap bahwa Zain akan segera menghubunginya meskipun tidak mempercayai kartu nama itu.

Namun prasangka Ness tentang Zain yang tidak mempercayainya itu salah. 20 menit kemudian Zain menghubunginya.

"Hallo?"

"Dengan siapa?"

Meski suaranya terdengar jelas namun Ness mendengar bahwa ada sedikit rasa gugup dari suara pihak lain.

"Ohh, Zain Irkham. Apakah kamu punya waktu hingga menelponku langsung?"

Zain baru sadar bahwa pihak lain menggunakan bahasa Indonesia. Tadi ketika di lorong Zain tidak terlalu mendengarkan karena situasi yang tiba tiba aneh.

"Punya, saya tidak pulang dengan tim dan akan pulang sendiri makanya saya punya waktu."

"Baiklah, saya ada di cafe xx."

"Saya segera kesana."

Segera panggilan terputus, dan Zain menyesap minumannya yang sudah dia pesan sembari menunggu.

Tidak butuh wwktu lama bagi Zain untuk sampai.

"Maaf menunggu lama."

Zain basa basi, padahal waktu yang dia butuhkan kurang dari 5 menit untuk sampai ke cafe.

"Tidak apa, mengingat saya yang mengajak anda duluan."

Tiba tiba suasana menjadi sepi dan tegang.

"Pekernalkan, Ness Sebastian. Agen sepak bola profesional."

Ada kesenangan di wajah Zain ketika mendengar perkenalan Ness.

"Saya sudah lama memantau anda selama ini, saya tertarik untuk menjadi agen anda dan menjadikan anda pemain yang berada di bawah panji saya."

Segera pembicaraan menjadi lebih serius. Namun untuk kepentingan kedua belah pihak, Ness meminta untuk bertemu dengan orang tuanya karena masalah ini tidak sepele.

Zain segera mengerti dan langsung melakukan panggilan kepada orang tuanya namun sayang orang tuanya sibuk bekerja dan tidak bisa pulang dalam waktu dekat.

"Maaf tuan, orang tua saya masih bekerja dan tidak bisa pulang dalam waktu dekat. Ia juga mengatakan jika bisa kita bertemu besok."

Zain menjelaskan apa yang dikatakan orang tuanya kepada Ness.

"Oh tidak apa, baiklah hubungi saya lagi besok."

Ness langsung berdiri dan meninggalkan cafe. Ada sedikit rasa kekecewaan di wajah Ness. Ia kecewa karena tidak bisa segera bertemu orang tuanya dan menandatangani Zain dengan cepat. Ia juga kecewa karena tidak bisa mendapatkan hadiah hari ini, ia juga ingin memastikan bahwa ketika dia selesai menandatangani apakah dirinya akan mendapat hadiah dari sistem.

...

Keesokan harinya, pukul 11 siang di cafe kemarin. Di sebuah meja terdapat 4 orang sedak duduk dengan wajah yang serius.

"Hallo, Paman dan Bibi Zain."

"Saya Ness Sebastian, seorang agen sepak bola profesional."

Kedua orang tua itu melihat Zain dengan takjub karena penampilannya yang tampan dan muda. Namun setelah mendengar bahwa pemuda di depannya seorang agen, ada keterkejutan di wajah ayahnya dan rasa ketidak percayaan.

Ayah Zain yang mengerti sepak bola tau tentang agen sepak bola. Ia juga mulai menatap Ness dengan curiga. Walaupun terkejut ia tetap waspada.

Ness yang melihat tatapan itu mengerti.

"Izinkan saya memperkenalkan diri lebih lanjut."

"Mungkin kalian tidak tahu bahwa saya agen berkebangsaan Indonesia, makanya saya fasih berbahasa Indonesia. Namun saya sudah lama tinggal di Eropa."

"Saya sudah lama menjadi agen sepak bola. Saya juga memiliki cukup banyak kontak di berbagai negara Eropa."

"Sekarang saya memindahkan minat saya untuk memantau talenta muda yang benar benar berbakat dari tanah kelahiran saya."

"Saya berencana untuk mengajak talenta muda bermain di panggung Eropa."

Ayah Zain yang mendengar itu terkejut dengan perkenalan Ness yang semakin lanjut. Ia juga baru tahu bahwa pemuda di depannya orang Indonesia.

Akhirnya ayah Zain memancing Ness sedikit untuk mengetahui rencananya.

"Terus rencana apa yang akan kamu lakukan jika anak saya menanda tangani dan bergabung dengan perusahaan pialang anda?"

"Pertama, saya tentu akan membawanya ke Eropa. Kedua, setelah sampai di Eropa, saya akan merekomendasikan Zain untuk melakukan percobaan kepada tim. Ketiga, jika Zain tidak lolos percobaan, saya akan membawanya ke negara Eropa lainnya untuk melakukan percobaan lagi sampai dia lolos."

"Paman cukup yakin dan percaya bahwa saya memiliki banyak hubungan di berbagai negara Eropa. Jadi saya akan berusaha keras untuk anak paman agar dia berhasil."

Ness terus meyakinkan.

Terpopuler

Comments

Mcx

Mcx

keren Lanjut

2022-07-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!