Dalan perjalanan ketika berada di pesawat, 2 anak muda itu tidur dengan pulas.
Ness hanya berbincang kecil dengan mereka sebelum mereka pergi tidur.
Perbincangan itu melibatkan cerita tentang Ness yang sudah lama tinggal di Eropa. Ness bercerita tentang pengalamannya ketika ia awal awal kembali kemasa lalu, namun tidak mengungkapkan bahwa ia kembali ke masa lalu.
Juga menambahkan pengalaman di kehidupan sebelumnya.
Ketika mereka sudah tidur pulas, Ness membuka layar virtual di dalam benaknya.
Ia lupa belum menngecek profil Zain Irkham.
Segeralah.
Nama : Zain Irkham
Posisi : LM, LW, RM, RW
Skill : Flash, technical dribbler, speed dribbler, finesshe shoot.
OVR : 81
Potensi : 87
Mental : 79
Pace : 88
Shooting : 77
Passing : 76
Dribble : 84
Defending : 54
Physic : 74
Penggunaan kaki : Kanan
Kaki kanan : 4 bintang
Kaki kiri : 4 bintang
Ness melihat perkembangan dari semua atributnya di tambah dengan peningkatan penggunaann kakinya yang menjadi bintang 4.
Hanya sedikit lagi untuk mencapai puncak.
Setelah memmastikan semuanya, Ness menutup laya virtual dan menyaksikan keduanya yang masih tidur, tidak lama ia juga tertidur.
Ness dan kedua anak muda itu memilih pergi ke Amsterdam, karena rumahnya Ness berada di Amsterdam.
Ness harus membiarkan ke dua anak itu istirahat terlebih dulu.
Meningat perjalanan yang melelahkan, dimana menghabiskan kurang lebih 13 - 14 jam perjalanan.
Jika Ness memilih untuk langsung ke Rotterdam, mereka akan menghabiskan kurang lebih 20 jam perjalanan.
...
Beberapa jam kemudian.
Pesawat telah mendarat di bandara kota Amsterdam.
Ness dan kedua anak muda itu turun.
Menghentikan taksi dan meminta untuk mengantarkan ke alamat yang dimana rumah Ness berada.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah Ness.
Sesampainya di rumah, Ness kemudian duduk dan meminta kedua anak muda itu untuk duduk juga. Dia ingin membicarakan sesuatu.
Kemudian, Ness membicarakan tentang bahasa yang akan nantinya mereka pelajari, mereka juga mengerti dan siap untuk menanggung kesulitan itu. Ness bilang bahwa dia akan mencarikan seseorang yang berasal dari Indonesia namun sedang berkuliah disini.
Ia mengatakan ini supaya keduanya tidak kesusahan, dan juga membantu mahasiswa itu untuk mempromosikan pemainnya itu.
Kedua, Ness membicarakan tentang percobaan yang akan mereka lakukan. Ness memberitahu mereka bahwa mereka akan melakukan percobaan di Sparta Rotterdam.
Sebelum itu, Ness juga menanyakan apakah mereka tahu tentang klub Sparta Rotterdam. Mereka menjawabnya dengan iya.
Beberapa hal sudah dibicarakan, dan terakhir Ness mengatakan sebuah nasihat yang mungkin berguna.
Ness mengatakan untuk tetap dan terus bekerja keras, karena pelatih tidak mungkin tidak suka dengan pemain yang suka bekerja keras.
Kemudian setelah itu, Ness mengeluarkan handphonenya dan menelpon Maurice, manager Sparta Rotterdam.
Ness membicarakan bahwa dia akan membawa 2 pemain kesana dalam 2 harian, karena mereka akan istirahat selama 1 hari terlebih dulu.
Maurice yang mendengar itu bersemangat karena ia juga sudah lama berbincang dengan Ness kadang kadang, namun Ness belum membawakan pemain yang dibicarakannya itu.
Ness menelpon Maurice di depan kedua anak muda itu, mereka tidak tau apa yang diperbincangkan Ness.
Setelah selesai menelpon, ia menyuruh kedua anak muda itu untyk istirahat di kamar sebelahnya. Rumah Ness memiliki 2 ruangan kamar tidur. Dimana salah satunya dipake olehnya.
Ness meminta maaf bahwa mereka berdua harus tinggal berdua.
....
Keesokan harinya, Ness berbincang bincang lagi dengan keduanya. Menjelaskan hal yang lebih dalam lagi tentang culture sepak bola Eropa dan sepak bola Belanda.
Tak berselang lama, hari pun berlanjut lagi.
Sudah 2 hari mereka berdua berada di Eropa, dan hari ini mereka akan pergi ke tempat dimana mereka akan bermain bola.
Ada sedikit rasa gugup namun tetap tidak bisa menghalangi rasa semangat mereka.
Ness dan keduanya menaiki mobil yang di sewa oleh Ness.
Dalam perjalanan, Ness melihat keduanya dan ada rasa sedikit kekhawatiran namun melihat mata mereka yang memancarkan tekad, ia pun kagum.
Membutuhkan 1 jam perjalanan untuk sampai di Rotterdam.
Ness yang sudah sampai membawa kedua anak muda itu ke kantor dimana Maurice berada.
Ness datang sangat pagi, sebelum pelatihan dimulai.
Di dalam kantor Maurice, Ness duduk dan kedua anak muda itu juga duduk di samping kiri dan kanannya.
Ness mengenalkan keduanya kepada Maurice, Maurice yang melihatnya sedikit tersenyum karena melihat postur mereka yang tinggi dan kokoh karena otot otot yang terbentuk.
"Baiklah, mereka berdua akan saya ikut sertakan dalam latihan U19 terlebih dulu selama beberapa hari dan nanti juga di dalamnya akan ada percobaan pertandingan yang dimana akan melihat bagaimana permainan mereka berdua."
"Jika mereka sangat menonjol saya akan mengikut sertakan untuk latihan di tim utama, namun untuk ikut bermain, mereka berdua juga harus menunjukan kualitasnya."
"Mengingat musim akan berakhir dalam beberapa hari lagi, jadi mungkin mereka akan ikut bergabung latihan dengan tim utama setelah musim selesai saja dan mereka membiasakan diri dengan pelatihan tim U19."
"Baiklah kalau begitu, terima kasih temanku. Saya sangat senang. Semoga keduanya tidak mengecewakan kamu. Namun saya percaya mereka berdua akan mengejutkanmu."
Ucap Ness sembari tersenyum. Kemudian Ness mengobrol sebentar sampai waktu latihan untuk tim U 19 akan dimulai. Ness mengantarakan mereka berdua di temani dengan Maurice.
Sesampainya di lapangan U 19, Ness melihat bahwa tim U 19 sedang bergabung latihan dengan tim utama. Maurice juga tidak mengetahui hal ini.
Segera dia bertanya, dan mendapatkan jawaban bahwa ini untuk tes pengangkatan pemain muda yang bisa bergabung dengan tim utama.
Segera Maurice juga menemukan pelatih utama dan pelatih U 19. Mereka diperkenalkan kepada kedua anak muda asal Indonesia ituu oleh Maurice.
Mereka sedikit terkejut, pasalnya mereka tidak tahu apa apa. Kemudian Maurice mengatakan bahwa ini juga sebuah kebetulan dan juga keberuntungan untuk kedua anak muda Indonesia itu untuk ikut serta.
Pelatih utama sedikit mengernyit ketika mendengar itu berbeda dengan pelatih tim U19 yang merasa senang karena dirinya mendapat amunis baru. Meski dia tidak melihat permainannya ia cukup senang untuk menambah pemainnya lagi.
Segera Maurice pun menjelaskan keadaann semuanya. Akhirnya pelatih utama itu luluh dan mengizinkan mereka berdua ikut serta.
Keduanya bersalin dan ikut pemanasan dengan tim U19 terlebih dulu.
Dalam pemanasan pemain pemain dari tim U19 penasaran dengan kedua pemain yang baru bergabung itu, mereka tidak mengenalnya dan meereka juga sedikit mendengar dari pelatih bahwa kedua pemain yang baru bergabung itu berasal dari Indonesia.
Mereka pun tidak mempedulikannya lagi dan melanjutkan pemanasannya.
Setelag selesai pemanasan dimulai, game akhirnya dimulai.
Kedua anak Indonesia itu berada dibangku cadangan dengan pemain U19 lainnya.
Namun seiring berjalannya waktu, keduanya belum bermain. Ini sudah mencapai menit 86, ada kerutan di wajah Ness yang berada di tribun.
Ness mungkin mengerti juga keadaannya.
Pada akhirnya game selesai dan keduanya tidak bermain. Setelah itu, Maurice meminta maaf pada Ness karena mungkin kurang percaya dirinya pelatih terhadap pemain yang dibawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments