Chapter 11: Hasil Pasangan

Hari kedua akhirnya datang, aku terbangun dengan sendirinya tanpa ada yang membangunkan. Saat kulihat jendela luar, ternyata hari masih gelap dan sialnya aku tidak tahu pukul berapa sekarang.

Tidak ada jam terpasang di kamar ini, hanya ada tempat tidur, dapur kecil, dan juga kamar mandi serta toilet. Mungkin aku akan mandi dan bersiap-siap terlebih dahulu tanpa memikirkan waktu.

Di dalam kamar mandi aku melepas baju santai ku dan menggantungnya dibelakang pintu. Lalu aku bercermin dan melihat bekas luka yang terdapat di bagian perut, bentuknya terlihat seperti bekas cakaran. Sepertinya luka ini masih sangat mencolok, namun sangat disayangkan aku tidak bisa mengingat kenapa bisa ada luka di perutku.

Lupakan itu, aku harus segera mandi dan bersiap-siap untuk menghindari pria menyeramkan itu.

Badanku langsung terasa sangat segar setelah diguyur air dingin walaupun badanku juga sedikit menggigil.

Selesai mandi, aku langsung berpakaian olahraga dan duduk santai di kasur.

Tidak terasa hari sudah mulai terang dan aku mendengar suara seseorang sambil mengetuk pintu kamarku.

"Jika kau sudah bangun dan bersiap-siap silahkan keluar.. waktumu sisa 15 menit sebelum terlambat!"

Dari suaranya, aku yakin dia adalah orang yang sama saat membangunkan ku pada hari pertama.

"Saya sudah siap.. Terimakasih atas perhatiannya!" Aku menjawab dengan lantang.

Aku juga mengerti pekerjaan orang ini, dia bertugas untuk membangunkan para siswa dan segera menyuruh untuk datang ke sekolah.

Lalu dia mengetuk pintu kamar siswa dan berkata hal seperti itu. Jika tidak ada jawaban, maka dia akan langsung masuk tanpa permisi untuk memastikan. Sepertinya dia juga memiliki banyak kunci kamar para siswa, sungguh tanggung jawab yang berat.

Aku langsung keluar dan melihat dia sedang mengetuk pintu kamar sebelah. Tanpa memperdulikannya, aku langsung pergi ke sekolah dan ini saatnya untuk menjalani hari yang lebih berat.

Suasana di kelas saat ini masih sepi. Namun saat aku terhanyut dalam lamunan ku, seseorang menepuk bahuku dengan keras.

"Buk.."

Aku berbalik dan melihat Fisa yang sedang tersenyum puas. Kali ini aku tidak menyadari keberadaannya karena sedang melamun.

"Aku menang!"

"Apanya yang menang?"

"Kau tidak menyadariku kan?"

"Memang benar.. tapi itu karena aku sedang melamun.."

"Aku tidak menerima alasan apapun loh, pokoknya kalau kalah ya kalah.."

"Em.. ya.. aku kalah"

"Hehe.."

Senyum Fisa semakin melebar, kalau dilihat-lihat dia memang imut ketika sedang tersenyum.

Saat sedang asyik bercanda, tanpa disadari bel sudah berbunyi dan menyuruh para siswa untuk memasuki kelas.

Perasaanku tidak enak karena Fisa terus menatapku dan tidak melihat kedepan sama sekali. Rasanya bukan aku yang mengawasinya, tapi malah aku yang diawasi secara terang-terangan.

Beruntung, Smith datang dan membuat semua siswa termasuk aku dan Fisa melihat ke depan. Dia bersama dengan guru lain membawa lemari berukuran sedang yang sepertinya berisi banyak ponsel. Menarik sekali, mungkin ini berhubungan dengan sistem sekolah.

Smith lalu meletakkan lemari itu di depan kelas dan langsung duduk di meja guru.

"Perkenalkan.. dia adalah guru yang mengamati kelas E saat kalian sedang mencari pasangan.. namanya Christ Laurent.. panggil saja Laurent!"

"Baik..!"

Setelah Smith memperkenalkannya, guru bernama Laurent ini langsung menempel selembar kertas di papan tulis yang sedari tadi dipegangnya.

"Ini adalah daftar pasangan yang sudah terdaftar, peringkat satu akan mendapatkan bonus sebesar 500 poin, kedua 250 poin dan disusul yang ketiga sebesar 100 poin!"

"Bu guru.. apa maksudnya? Aku tidak paham.."

Danna bertanya kepada Laurent karena tidak mengerti.

"Mudah saja, aku mengamati kalian bersama para bawahanku untuk menilai bagaimana cara kalian mendapatkan pasangan-"

"Jadi kalian menguntit kami? Apa itu tidak melanggar hak privasi?!"

Banyak siswa yang protes dan menyela perkataan Laurent, tapi dia tetap melanjutkan bicara setelah mereka selesai protes.

"Kami hanya mengawasi sampai pukul tiga sore, setelahnya aku langsung menerima laporan dan menilai siapakah pasangan yang layak menempati tiga besar.."

Smith yang sedari tadi diam langsung bangkit dari kursinya lalu berjalan ke belakang, dia mendekat dan melihat ke arahku. Hal ini tentu saja membuatku cemas dan sempat terpikir kalau aku ada melakukan kesalahan.

"Aku salah menilaimu.. kau memang hebat dan bisa belajar dari kesalahan, pokoknya selamat atas peringkat satumu dengan Campbell!"

Namun tak diduga dia malah tersenyum dan mengatakan hal yang sulit kupercaya.

"Kalian semua silahkan ke depan untuk melihat peringkat kalian!"

Smith menyuruh para siswa untuk melihat kertas yang di tempel di papan tulis. Lalu banyak siswa berkerumun di sana untuk melihat nama mereka. Sejujurnya aku tidak percaya kalau aku dan Fisa berada di peringkat ke satu.

"Woahahah... Apakah ini nyata? Aku tidak percaya...."

Begitupun dengan Fisa, dia terlihat heboh sendiri dan sangat senang dengan hasil tak terduga ini. Namun suasana kelas saat ini jauh lebih heboh daripada Fisa.

"Aku juga tidak percaya.. tapi mau melihatnya kedepan untuk memastikan?"

"Boleh juga.."

Aku lalu berjalan ke depan bersama dengan Fisa yang sambil menyilangkan lengannya padaku, memang agak mengganggu tapi aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya.

Satomi Adney - Fisa Campbell

Gilang Darma Wijaya - Cika Cuisine

Barry Danna - Ollie Siena

Ternyata benar saja kalau aku dan Fisa berada di peringkat pertama, tapi aku tidak mengenal orang yang ada di peringkat kedua, namanya juga terasa asing bagiku. Peringkat ketiga ditempati oleh Danna dengan Ollie, aku mengenal mereka saat sesi perkenalan.

"Dimana Lina? Dia bahkan tidak masuk 10 besar.."

"Hmphh.. kau bahkan masih memperhatikannya!"

"Bukan itu, aku hanya.. penasaran"

"Nomor 15.. dia berpasangan dengan Charles sesuai perkiraanku!"

Aku lalu mencari nomor 15 sesuai perkataannya.

Charles Bark - Lina

Mungkin dari sekarang aku harus bisa mempercayai Fisa sebagai pasangan, namun jika dia mengkhianatiku maka aku akan langsung menjauhinya.

Sekarang pertanyaannya, siapa orang yang tidak mendapatkan pasangan. Sudah jelas jawabannya adalah Beny, karena namanya tidak terdapat di kertas ini. Aku jadi penasaran hukuman apa yang diterima Beny karena tidak mendapatkan pasangan.

"Ayo kembali!"

"Ya.."

Sudah puas melihat-lihat, aku mengajak Fisa untuk kembali duduk dan bersantai sambil menunggu penjelasan guru selanjutnya.

Masih banyak yang belum terjawab untuk saat ini, dari kegunaan ponsel yang terpajang di lemari dan juga kegunaan bonus poin yang disebutkan tadi. Aku juga penasaran dengan cara Laurent menilai kami dan menjadikannya peringkat satu.

Sebaiknya jangan terlalu dipikirkan, karena waktu akan menjawabnya seperti kata Fisa.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: Kelas 1-E
3 Chapter 2: Pasangan
4 Chapter 3: Mendadak Populer
5 Chapter 4: Konflik Part 1
6 Chapter 5: Konflik Part 2
7 Chapter 6: Konflik Part 3
8 Chapter 7: Akhir Konflik
9 Chapter 8: Penjelasan
10 Chapter 9: Keputusan
11 Chapter 10: Kebenaran
12 Side Story: Fisa Campbell
13 Chapter 11: Hasil Pasangan
14 Chapter 12: Ponsel
15 Chapter 13: Hukuman
16 Side Story: Fisa Campbell
17 Chapter 14: Berbelanja
18 Info Poin (1)
19 Chapter 15: Diskriminasi
20 Side Story: Fisa Campbell
21 Chapter 16: Ada Yang Salah
22 Pengumuman Penting!
23 Chapter 17: Mulai Sekarang..
24 Chapter 18: Rasa Takut
25 Chapter 19: Ancaman
26 Chapter 20: Perlawanan
27 Chapter 21: Perasaan Senang
28 Chapter 22: Pesan Misterius
29 Chapter 23: Mr.X
30 Chapter 24: Seragam Baru
31 Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32 Chapter 26: Salah Paham
33 Chapter 27: Uniregular Sport School
34 Side Story: Fisa Campbell
35 Chapter 28: Taman Sekolah
36 Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37 Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38 Chapter 31
39 Side Story: Smith Afton
40 Chapter 32
41 Side Story: Beny Heiko
42 Chapter 33
43 Chapter 34
44 Chapter 35
45 Chapter 36
46 Chapter 37
47 Info Poin (2)
48 Chapter 38
49 Chapter 39
50 Chapter 40
51 Chapter 41
52 Chapter 42
53 Chapter 43
54 Chapter 44
55 Chapter 45
56 Chapter 46
57 Chapter 47
58 Chapter 48
59 Chapter 49
60 Chapter 50
61 Chapter 51
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: Kelas 1-E
3
Chapter 2: Pasangan
4
Chapter 3: Mendadak Populer
5
Chapter 4: Konflik Part 1
6
Chapter 5: Konflik Part 2
7
Chapter 6: Konflik Part 3
8
Chapter 7: Akhir Konflik
9
Chapter 8: Penjelasan
10
Chapter 9: Keputusan
11
Chapter 10: Kebenaran
12
Side Story: Fisa Campbell
13
Chapter 11: Hasil Pasangan
14
Chapter 12: Ponsel
15
Chapter 13: Hukuman
16
Side Story: Fisa Campbell
17
Chapter 14: Berbelanja
18
Info Poin (1)
19
Chapter 15: Diskriminasi
20
Side Story: Fisa Campbell
21
Chapter 16: Ada Yang Salah
22
Pengumuman Penting!
23
Chapter 17: Mulai Sekarang..
24
Chapter 18: Rasa Takut
25
Chapter 19: Ancaman
26
Chapter 20: Perlawanan
27
Chapter 21: Perasaan Senang
28
Chapter 22: Pesan Misterius
29
Chapter 23: Mr.X
30
Chapter 24: Seragam Baru
31
Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32
Chapter 26: Salah Paham
33
Chapter 27: Uniregular Sport School
34
Side Story: Fisa Campbell
35
Chapter 28: Taman Sekolah
36
Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37
Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38
Chapter 31
39
Side Story: Smith Afton
40
Chapter 32
41
Side Story: Beny Heiko
42
Chapter 33
43
Chapter 34
44
Chapter 35
45
Chapter 36
46
Chapter 37
47
Info Poin (2)
48
Chapter 38
49
Chapter 39
50
Chapter 40
51
Chapter 41
52
Chapter 42
53
Chapter 43
54
Chapter 44
55
Chapter 45
56
Chapter 46
57
Chapter 47
58
Chapter 48
59
Chapter 49
60
Chapter 50
61
Chapter 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!