Walaupun diperbolehkan keluar kelas, banyak laki-laki yang masih berada di sini. Mungkin penyebabnya karena mereka ingin berpasangan dengan Ollie. Dapat dilihat dari mereka yang mengerumuni Ollie dan saling menawarkan diri untuk menjadi pasangannya.
Aku yang tidak terlalu peduli hanya membaca selembar kertas yang dibagikan guruku tadi. Dibagian depan terlihat penjelasan tentang sistem pasangan dan juga aku harus mengisi formulir di bagian belakangnya, dari nama, kelas, dan dengan siapa aku ingin berpasangan.
Inti dari penjelasannya mengatakan kalau tidak mendapatkan pasangan, maka ada hukuman yang harus siap diterima. Selain itu, dikatakan kalau hanya bisa mengganti pasangan sebanyak satu kali.
Selesai membacanya, aku memutuskan untuk keluar kelas dan hendak pergi ke toilet. Tapi saat mendekati pintu keluar, seorang siswa menghalangi jalanku.
"Permisi.. biarkan aku lewat!"
"Jangan sok memerintahku! Jika ingin lewat maka kau harus bayar dulu!"
"Apa yang dibayar? Aku tidak mengerti"
"Tentu saja berikan uangmu, dasar bodoh!"
"Oh, uang ya? Tapi aku tidak punya, jadi tolong menyingkirlah!"
"Sudah kubilang jangan memerintahku!"
Dia marah setelah aku mengatakan itu lalu mengayunkan tangannya ke wajahku, tapi serangannya sangat mudah untuk dihindari dan aku menangkap genggaman tangannya setelah serangannya tidak mengenai sasaran.
"Plak....!!"
Suara tepukan berbunyi dengan keras mengisi seisi kelas ini. Pukulannya memang cukup kuat, tapi lupakan hal itu.
Dia tadi memaksaku untuk memberikan uang, yang berarti disekolah ini terdapat beberapa toko dan mungkin saja terdapat pusat perbelanjaan seperti Mall. Namun sangat disayangkan aku tidak mempunyai uang sama sekali karena aku tidak mau membebani orang tuaku.
Lagipula sekolah ini sudah menyiapkan beberapa kebutuhan siswa, jadi kurasa aku akan baik-baik saja tanpa uang.
Karena keributan ini aku mendapat cukup mendapat banyak perhatian terutama dari dalam kelas, bahkan dari luar juga.
"Adu-duh sakit! Lepaskan aku..!"
Aku tidak sadar kalau masih mencengkram tangannya dan dengan cepat aku melepaskannya. Padahal aku merasa seperti hanya memegang tangannya saja, tapi dia malah merasa kesakitan. Menahan diri memang terasa sulit, itu adalah kebenaran untuk diriku.
"Maaf, aku tidak sengaja.."
"Sial! Akan kulepaskan kau kali ini!"
Dia mengatakan itu sambil memegangi tangannya lalu pergi setelahnya, sepertinya itu masih terasa sakit.
Dengan ini aku bisa keluar kelas dan segera pergi ke toilet. Sebenarnya panggilan alam ini sudah kutahan sejak awal masuk kelas tadi dan akhirnya aku merasa lega setelah membuangnya.
Selepas dari toilet awalnya aku berniat untuk berkeliling sekolah, tapi saat keluar aku malah mendapati sepasang laki-laki dan perempuan memasuki toilet yang sama.
Bukankah toilet laki-laki dan perempuan seharusnya dipisah, kenapa perempuan ini memasuki toilet laki-laki bersamanya. Ini membuatku bingung.
Niat itupun kuurungkan untuk sesaat, lalu aku kembali memasuki toilet untuk menjawab rasa penasaranku, hingga akhirnya aku bisa mendengar suara mereka.
"Ayolah, tidak ada orang disini!"
"Tidak, aku tidak mau!"
"Kumohon sebentar saja!"
"Tidak, jangan!"
Dari yang kudengar mungkin mereka akan berbuat hal mesum dan rasa penasaranku sudah terjawab sekarang. Untuk itu aku kembali ke niat awalku yaitu berkeliling sekolah.
Ini sudah hal biasa bagiku, aku biasanya memilih untuk tidak ikut campur masalah orang lain. Jika ada satu pihak yang meminta pertolongan dan satunya lagi terlihat seperti pelaku kejahatan, setelah mengetahui apa yang terjadi, aku akan membiarkannya.
Jika aku menolong mereka, itu hanya akan membuang waktuku. Sungguh, aku hanya ingin lebih bebas dan bersantai, hanya itu.
Berkeliling di sekolah atletik yang sangat luas membuatku sedikit terpukau, aku berpikir bisa saja banyak siswa baru yang tersesat dan tidak bisa kembali ke asramanya, itu karena sekolah ini benar-benar luas.
Baru sebentar berkeliling, bel berbunyi dan menyuruh para siswa untuk berkumpul di ruang makan. Sudah jelas ini waktunya untuk makan pagi atau biasa disebut sarapan.
Tidak memiliki pilihan lain, aku mendatangi ruang makan yang berada di samping kelas 1-A.
Ruang makan setiap kelas 1,2 dan 3 itu berbeda, jadi saat waktu makan tiba para siswa kelas 1 akan berkumpul di ruang makan samping kelas 1-A. Begitu juga dengan kelas 2 dan 3, mereka akan berkumpul di ruang makan samping kelas 2-A dan 3-A.
Menurutku kelas A mendapatkan keuntungan karena ruang makan berada tepat di sebelah kelas mereka. Itu juga membuat mereka dapat menikmati makanannya lebih awal.
Sesampainya di ruang makan, aku diberikan kertas kecil bertuliskan angka oleh guru yang menjaga di depan, aku melihat kertasnya dan mendapati angka 84.
Saat hendak menanyakan maksud dari kertas ini, beliau langsung menjelaskan secara singkat.
"Angka yang ada di kertas itu adalah nomor urut untuk mengambil makanan dan tempat dimana kau akan duduk"
Aku hanya bisa mengangguk agar dianggap mengerti olehnya, jadi setelah itu aku langsung masuk ke dalam dan melihat banyak siswa yang sedang duduk di meja makan menunggu sarapannya.
Memang benar terdapat angka di kursi itu, dengan segera aku mencari kursi nomor 84 dan mendapatkannya di bagian tengah lalu duduk disana dan menunggu.
Seorang pelayan lalu datang kearahku dengan menyajikan oatmeal pisang dan susu. Aku menyantap sarapanku dengan santai dan tak lama kemudian aku sudah menghabiskannya.
Tidak memiliki alasan lagi untuk berada disini, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalananku. Namun saat hendak beranjak dari meja dan melanjutkan niatku, tiba-tiba aku mendengar suara keributan di belakangku.
"Dia itu milikku! Kau tahu? Aku sudah berbicara dengannya sejak awal, memangnya siapa kau mendadak ingin berpasangan dengannya?!"
"Tapi dia belum memutuskan untuk berpasangan dengan siapa bukan? Apa salahnya jika aku mengajaknya juga?!"
Berbeda dengan banyak siswa yang menonton keributan, aku sendiri memutuskan untuk langsung keluar.
Saat diluar ruangan aku dipanggil oleh seorang guru dan beliau menyuruhku untuk mengembalikan kertas yang diberikan. Selesai mengembalikan, beliau langsung masuk ke dalam karena mendengar laporan tentang keributan yang terjadi.
Kejadian ini memang sesuai dengan pemikiranku, paling tidak ada beberapa siswa yang berselisih karena berebut pasangan. Mungkin mereka takut dihukum jika tidak mendapatkan pasangan.
Seperti yang sudah diketahui, terdapat 31 siswa di setiap kelas yang terdiri dari 16 laki-laki dan 15 perempuan. Semua perempuan sudah pasti mendapatkan pasangan, namun berbeda dengan laki-laki yang menyisakan satu orang tanpa pasangan.
Bagiku sendiri tidak terlalu penting untuk mendapatkannya atau tidak, justru aku malah penasaran hukuman apa yang diberikan jika tidak mendapatkan pasangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments