Hari ketiga telah tiba, kali ini hanya Smith yang berada di kelas dan beliau menjelaskan kalau hari ini semua siswa akan melakukan pemeriksaan fisik.
"Selamat pagi, kalian semua! Untuk hari ketiga kita hanya akan melakukan pemeriksaan fisik.. jadi harap datang ke gedung olahraga dalam waktu 10 menit dari sekarang, kalau terlambat poin kalian akan dikurangi!"
"Siap!"
Para siswa kompak menjawab dan setelah itu Smith langsung keluar kelas.
Pengurangan poin ketika terlambat, jika aku telat satu detik saja.. mungkin poin kami akan tetap dikurangi.
"Ayo pergi.. Satomi!"
"Ya.."
Fisa mengajakku untuk segera pergi dan ditengah jalan aku menguping pembicaraan Beny dan Charles bersama Lina.
"Sial.. aku tidak bisa membeli apa-apa!"
"Keluar saja bung.. atau jika kau masih keras kepala, kau bisa merebut salah satu pasangan"
"Siapa orangnya?"
"Rebutlah poin tertinggi di kelas ini!"
"Maksudmu Satomi?"
"Benar sekali.. dia sudah ikut campur dalam rencana kita dan hampir menggagalkannya, tenang saja.. aku akan membantumu!"
Dari yang kudengar sepertinya Beny tidak bisa membeli apa-apa karena pengurangan seribu poin, dia hanya menunggu waktu berjalan untuk di dropout. Aku juga mendengar rencana mereka untuk merebut Fisa dan menggantikan posisiku sebagai pasangannya, aku sangat yakin mereka hanya mengincar poinnya saja.
Kuharap kalian bisa memberikan perlawanan yang menarik.
Disini Lina hanya diam saja mengikuti Charles dan Beny, sepertinya dia punya pengaruh dan kendali yang besar atas mereka berdua, jadi kurasa mereka sedang dimanfaatkan olehnya.
Aku jadi merasa kesian pada Charles dan Beny, mereka tertipu hanya karena tubuh dan kecantikannya, begitupun denganku, aku juga hampir terkena pesona kecantikannya. Tapi, aku sudah membencinya sekarang.
Tidak perlu waktu lama akhirnya semua siswa kelas E sampai di gedung olahraga, bukan hanya kelas E yang berada disini, namun semua siswa kelas 1 dari A sampai E juga.
"Sebentar lagi waktunya berbaris, laki-laki disebelah kanan dan perempuan disebelah kiri!"
"Baik..!"
Seorang guru memberitahukan kepada siswa dan mereka serentak menjawab, suara mereka terdengar sangat keras dan membuat telingaku menjadi sakit.
"Ada apa Satomi?"
Fisa yang terlihat khawatir bertanya padaku.
"Tidak apa.. aku hanya sedikit pusing"
"Sedang tidak enak badan?"
"Tenang saja.. aku masih bisa bergerak seperti biasa"
"Jangan memaksakan diri Satomi! Aku akan sangat khawatir kalau kau jatuh sakit.."
Bukan hanya khawatir, dia juga perhatian padaku, melihat ini aku jadi ingin mengetahui perasaan sebenarnya kepadaku. Namun sangat disayangkan hal itu memerlukan waktu yang tidak sebentar, jadi kurasa aku akan bersabar sedikit.
"Segera berbaris! 10.. 9.. 8.. 7.. .."
Ini saatnya para siswa untuk berbaris dan melakukan pemeriksaan fisik setelahnya.
"Kalau begitu.. sampai nanti.. Satomi! Jaga dirimu!"
"Ya.."
Lalu semua siswa sudah berbaris sebelum angka yang dihitung mendekati satu, sistem poin membuat mereka terlihat sangat disiplin.
Terdapat 5 guru di ruangan ini termasuk Smith, yang berarti setiap wali kelas dari kelas A sampai E berada disini.
"Pemeriksaan fisik akan dilakukan dalam lima menit lagi, dimulai dari kelas A dan diakhiri dengan kelas E. Jadi jangan ada yang keluar dari gedung ini sebelum kalian melakukan pemeriksaan.. sekian!"
Seorang guru yang berbadan besar ini menjelaskan tentang pemeriksaan fisik yang akan dilakukan dalam lima menit.
Sepertinya kelas A mendapatkan keuntungan karena mereka akan melakukannya lebih awal, dibandingkan dengan kelas E yang sudah pasti akan menjadi yang terakhir.
"Kalian boleh bubar!"
"Siap!"
Lalu guru berbadan besar ini menyuruh para siswa untuk boleh bubar dan berkeliaran di gedung olahraga, semua siswa dilarang untuk keluar sebelum melakukan pemeriksaan.
Lagi-lagi telingaku terasa sakit karena suara mereka yang jauh lebih keras dari sebelumnya, tapi aku harus terlihat baik-baik saja agar Fisa tidak khawatir.
"Yo.. Satomi! Kita bertemu lagi!"
Aku dipanggil oleh seseorang saat sedang berjalan santai.
"Oh.. Niko! Dimana pasanganmu?"
Ternyata dia adalah Niko, dia datang sendiri dan tidak bersama Ling jadi aku menanyakannya.
"Ling sedang berkumpul dengan teman perempuannya, dia berkata kalau itu adalah pembicaraan yang tidak boleh lelaki tau, jadi aku berjalan kesini untuk menyapamu"
"Begitu ya.."
"Dimana Fisa? Aku tidak melihatnya.."
"Ah benar juga.. biasanya dia akan langsung mendatangiku"
Memang benar Fisa selalu memperhatikan dan mengangguku, tapi sudah lewat beberapa menit dia tidak ada.
"Sebaiknya kau mencarinya, bisa saja dia sedang kesulitan sekarang.. mengingat semua siswa kelas satu berkumpul disini. Aku juga akan kembali, semoga beruntung!"
"Ya.. terimakasih!"
Niko langsung pergi dan menyuruhku untuk mencari Fisa, aku juga mempunyai firasat buruk tentang ini, jadi kurasa aku akan mencarinya sekarang.
Mengingat hawa keberadaan Fisa yang sangat tipis, aku jadi sedikit khawatir dengannya, dia bisa saja terjatuh dan diinjak-injak oleh para siswa yang lewat. Tunggu, itu tidak mungkin dan terlalu berlebihan.
Baru beberapa menit berjalan, aku mendengar suara seseorang yang kurasa cukup berbahaya.
"Lihatlah siapa disini! Putri keluarga Campbell.. dia bersekolah disini loh, sangat lucu bukan? Dia bahkan berada di kelas E!"
"Hahahaha.."
Ternyata memang benar, Fisa sedang dalam masalah sekarang. Dia dihadang oleh dua laki-laki yang tidak mungkin bisa dilawannya, eskpresinya terlihat sangat ketakutan.
Tapi kurasa dia akan baik-baik saja tanpa kutolong, karena aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan, tapi matanya tidak merasakan apapun dan seperti sedang mengamati mereka berdua.
Untuk itu aku membiarkan Fisa dan mengamatinya dari jarak sedang yang tidak terlalu jauh dengannya, aku hanya penasaran bagaimana cara Fisa menangani situasi ini.
Mereka berdua terlalu meremehkannya, dan setelah panjang lebar menghinanya, Fisa mendadak berkata sesuatu yang membuat mereka terdiam.
"Kalian tidak atletis!"
"Hah!?"
Fisa mengatakan sesuatu yang tidak dimengerti oleh mereka, begitupun denganku yang memerlukan beberapa detik sebelum memahaminya.
Mereka berdua terlihat marah setelah Fisa mengatakan kalau mereka tidak atletis.
"Haha.. kau memang lucu.. Campbell!"
"Kau sangat pandai membual ya.. hahaha!"
Kini mereka berdua kembali mengolok-olok Fisa namun dia kembali mengatakan hal yang sama.
"Kalian tidak atletis!"
"Kami dari kelas A jauh lebih atletis darimu! Lihatlah para kelas E, mereka hanyalah sampah yang akan dibuang suatu saat nanti.. hahaha!"
Aku dapat mengetahui mereka berdua berasal dari kelas 1-A, sepertinya ini saatnya untuk menggagalkan rencana Fisa yang ingin mempermainkan mereka.
Seperti yang sudah kulihat dari awal, Fisa berencana untuk membuat mereka berdua tidak datang dalam pemeriksaan fisik. Mereka ada di kelas A dan mereka akan melakukan pemeriksaan lebih awal, sepertinya Fisa mengenal mereka dan ingin mempermainkannya.
Lalu mereka berdua masuk ke dalam perangkap dan terus mengolok-olok Fisa hingga melupakan pemeriksaan yang akan dilakukan oleh mereka. Jika mereka terlambat sedetik saja, maka pengurangan poin tidak dapat dihindari.
Ini juga termasuk alasan kenapa aku tidak boleh memusuhinya, dia bisa menghilangkan hawa keberadaannya dan berpikir dengan sangat baik ketika sedang serius, bahkan aku sangat yakin dia bisa mengimbangi ku dalam hal berpikir.
"Sudah cukup! Kalian berdua!"
Aku mendatangi mereka dan menghentikan diskriminasi yang dilakukan, walaupun sebenarnya aku hanya ingin menggagalkan rencana Fisa.
"Hah?! Siapa kau?"
"Jangan ganggu kami, bocah!"
Mereka masih saja berisik dan benar-benar melupakan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
"Satomi.. aku.. sangat takut!"
Fisa kembali melakukan hal yang tak terduga, selesai mengatakan itu dia langsung berlari ke arahku hingga menabrak mereka berdua lalu memelukku, kali ini aku merasakan kehangatan tubuhnya lagi setelah aku memeluknya di pusat perbelanjaan.
Karena hal ini seisi gedung menjadi sangat heboh, kuharap telingaku bisa bertahan.
"Wohhhhh...!!"
Disaat semuanya sedang heboh, Smith menenangkan para siswa lalu mendekat dan berjalan ke arahku.
"Tenanglah kalian semua! Dan juga.. Satomi Adney.. Fisa Campbell.. pengurangan 10 poin karena menghebohkan seisi ruangan!"
"Meade Balric.. Claire.. pengurangan 25 poin karena terlambat melakukan pemeriksaan!"
"Jade Phill.. Robin Lexine.. pengurangan 25 poin karena terlambat melakukan pemeriksaan!"
Dia menegur kami berempat dan memberikan pemberitahuan tentang pengurangan poin lalu pergi setelahnya.
Aku terlambat, sepertinya Fisa sudah berada satu langkah di depanku dan mereka sudah mendapatkan hukuman pengurangan poin karena terlambat. Namun aku dan Fisa juga mendapatkan pengurangan poin karena membuat heboh seisi gedung ini.
"Maaf Satomi! Ini salahku.."
Fisa terlihat menyesal dan meminta maaf kepadaku.
"Jangan dipikirkan.. kita sudah mendapatkan poin berlebih jadi tidak ada salahnya mendapatkan sedikit pengurangan poin"
"Tapi aku benar-benar minta maaf! Karena aku yang tiba-tiba memelukmu!"
"Tidak apa-apa.. tapi lain kali kau harus bisa menahan diri"
"Ya.. maaf!"
Aku selalu saja terkejut tentang tindakannya yang diluar pemikiranku, tapi kurasa dia benar-benar takut dari dalam dan membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan rasa cemas itu. Sebenarnya banyak cara agar menghilangkannya, seperti memegang tangan dan mengelus kepalanya. Tapi sepertinya hanya pelukan yang bisa membuatnya tenang, aku sangat yakin.
"Sial..! Ini semua salahmu!"
Mereka berdua lalu pergi dan menyalahkan Fisa karena terlambat dan kehilangan poin.
Dari yang kuperhatikan, sepertinya kelas E akan mendapatkan banyak hinaan dan diskriminasi dari kelas lain, karena sudah terlihat jelas dari tatapan mereka yang memandang rendah para siswa kelas E. Namun karena sistem poin, mereka tidak bisa asal bertindak dan melakukan apapun terhadap kelas E karena mereka juga tidak tahu berapa pengurangan poin yang akan terjadi jika melakukannya.
Barusan hanya kelas A yang melakukan pemeriksaan, jadi kelas E masih terasa cukup lama. Aku lalu berbicara pada Fisa sambil menunggu giliran.
"Hei.. Fisa.. bagaimana menurutmu jika kau di dropout?"
"Aku akan berusaha keras agar tidak dikeluarkan karena aku juga tidak ingin menjadi aib bagi keluarga besarku"
"Putri keluarga Campbell... Itu yang kau maksud?"
"Ehh.. kau menguping tadi?"
"Aku mencarimu karena kau tidak ada, lalu aku melihat kau sedang dihadang oleh dua orang mengerikan"
"Aku takut dengan mereka tapi aku juga ingin memberi mereka pelajaran!"
"Apa kau mengenal mereka?"
"Ya.. mereka teman SMP yang sering membullyku dulu, aku hanya ingin balas dendam dan mempermainkan mereka!"
"Kau takut kan? Syukurlah aku menolongmu tadi.."
"Sudah cukup.. padahal aku bisa mengatasi mereka sendirian tapi kau malah mengganggu rencana ku!"
Lagi-lagi pipinya menggembung dan dia sudah jelas kesal denganku.
"Maaf.. tapi kau memang sulit dipahami.."
"Hmphh.. setidaknya kau sudah mau bersamaku, aku.. merasa sangat senang karenanya dan itu.. sudah cukup bagiku"
"..."
Fisa mengalihkan pandangannya sambil berkata hal seperti itu, wajahnya juga memerah. Namun ini bukan pertama kali, mukanya selalu saja merah ketika dia berurusan denganku.
Aku masih tidak mengerti maksudnya, tapi yang jelas aku ingin mengetahui perasaan sebenarnya dari seorang gadis bernama Fisa Campbell. Bukan hanya perasaan sebenarnya, aku juga ingin memahaminya lebih dalam.
Perasaan apa ini.. aku juga tidak tahu, sesuatu bergejolak terlalu kuat di dalam diriku dan aku ingin segera mengetahuinya. Perasaan ini jauh lebih kuat saat aku melihatnya dan ketika dia tidak ada, rasanya seperti ada yang hilang.
Dia membuatku menjadi seperti ini padahal sebelumnya aku hanya mengenal kata bebas dan santai, sekarang aku akan mempercayaimu dan menjawab rasa penasaranku.
Fisa Campbell.. siapa kau sebenarnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments