Chapter 6: Konflik Part 3

Yang harus kulakukan sekarang adalah memprovokasinya, karena sudah tidak ada gunanya lagi jika meyakinkan mereka.

Dari awal mereka berdua sudah bersekongkol untuk mendapatkannya dan karena tawarannya ditolak mereka jadi terbawa emosi dan membuat Lina menangis.

Ini memang sudah keluar dari rencanaku sendiri, jadi sekarang aku harus bisa bertindak dan berpikir dengan cepat tanpa berpatokan dengan rencana lagi.

"Jujur saja, aku sangat senang melihat rencana kalian berantakan!"

"Apa maksudmu?!"

"Jadi bagaimana rasanya? Rencana yang kau jalankan dari awal malah berakhir kacau?"

"Hoho..! Aku tidak mengerti kawan dan aku juga tidak tahu rencana apa yang kau maksud"

Rupanya dia tidak menyadari perkataannya sendiri.

" "Mengambilnya dari kami!" Itu yang kau katakan barusan bukan?"

"Hah?!"

"Aku tahu kalian sedang berkomplot untuk mendapatkannya!"

"Kau sedang bercanda kan?"

Mereka hanya berpura-pura tidak mengerti setelah salah mengucapkan kata "dariku" menjadi "dari kami". Kata-kata yang keluar dari mulut memang sangat sensitif, jika salah kata maka bisa saja berakibat fatal.

"Aku tidak tahu kenapa kalian berbuat sejauh ini, tapi yang jelas kalian adalah orang yang bodoh juga naif!"

"Kenapa malah mengina kami?! Aku bahkan tidak mengerti maksud perkataanmu!"

Kali ini nada bicaranya meninggi dan sudah jelas kalau dia sedang marah.

Walaupun yang satu ini terlihat marah, tapi berbeda dengan satunya lagi, dia bahkan hanya diam saja dan terlihat seperti mempercayakan hal ini kepadanya. Aku sedikit curiga dengannya, tapi ada hal yang lebih penting yaitu aku harus terus memprovokasinya.

"Eh... Menghina kami ya..? Kau terlihat seperti pencuri yang tidak akan mengakui kesalahanmu"

"Aku tidak mencuri!"

"Ternyata kau memang bodoh, sekarang coba kau jelaskan tentang kata "dari kami"!"

"I-itu..."

"Sekarang akui saja jika tidak bisa menjawabnya! Mau sampai kapan kau jadi orang bodoh!?"

Selesai mengatakan itu, aku dapat melihat wajah mengerikannya yang semakin merah menandakan dia sudah hampir mencapai batasnya. Sepertinya provokasi ku berhasil membuatnya memasuki perangkap yang kubuat.

Perangkap ini adalah hasil pemikiranku selagi aku sedang memprovokasinya. Singkatnya, aku akan membuatnya mengakui kalau mereka sedang berkomplot lalu akan kubuat mereka menjauhi Lina. Dengan ini aku langsung mendekati Lina dan membawanya keluar kelas menjauhi mereka berdua.

Aku yakin saat ditengah jalan mereka akan langsung menghentikanku, dan disini aku akan mengatakan kalau yang lemah akan selalu kalah.

Mengingat kepribadian dan harga diri mereka berdua yang tinggi, aku sudah memastikan mereka akan terpancing dan langsung menyerangku tanpa pikir panjang. Dan disaat itulah aku akan membuktikan kalau aku lebih kuat dan lebih layak untuk menjadi pasangannya.

Kekerasan fisik memang dilarang, tapi aku tetap bisa membuat mereka kalah tanpa cedera yang serius.

"Ahh..! Cukup! Ya... Itu benar! Kami memang berkomplot untuk mendapatkannya, memang kenapa?! Ada yang salah dengan itu!?"

Akhirnya dia mengakuinya dan membuat suasana kelas semakin memanas.

"Dengar, aku tidak peduli alasan kalian berbuat sampai sejauh ini, tapi yang jelas kalian sudah membuat seorang gadis menangis!"

"Dia hanya menangis bukan? Aku juga tidak peduli dan aku akan terus melakukan segala cara untuk mencapai tujuanku!"

Mendengar perkataannya barusan, sepertinya orang ini menganut kesetaraan gender, dia akan mengorbankan segalanya untuk tujuannya sendiri tanpa peduli itu laki-laki atau perempuan.

Ternyata memang benar kalau dia tak termaafkan, namun saat ini dia sedang memasuki perangkap dan posisiku sedang diuntungkan sekarang.

"Terserah kau saja, tapi tujuanmu sekarang sudah tidak ada kan? Jadi tolong menjauh darinya!"

Aku mengatakan itu sambil berdiri lalu berjalan ke arah Lina melewati mereka berdua. Mereka berdua terlihat diam saja dan memasang ekspresi kesal.

"Ayo pergi, Lina!"

"Y-ya.."

Aku mengulurkan tanganku dan dia menerimanya dengan senang hati. Kini kami berdua sedang bergandengan tangan dan hendak pergi keluar kelas.

"Maaf, Lina! Aku sudah ikut campur urusan kalian dan aku akan melepaskannya saat diluar nanti"

Aku berbisik kepada Lina yang sedang tersenyum walaupun wajahnya masih memerah, mungkin itu karena dia habis ketakutan dan menangis.

"Tidak apa, aku senang sekali!"

Ugh... Apa-apaan itu! Dia cantik sekali, perkataannya membuat jantungku semakin berdebar kencang.

Ditambah lagi senyumannya yang sangat manis, aku jadi semakin ingin melindunginya dan akan terus membuatnya tersenyum.

Suasana di kelas sepertinya sudah mendingin dan juga beberapa siswa terlihat lega. Mungkin mereka takut karena ini akan menjadi masalah berkepanjangan dan merasa lega setelah aku menyelamatkannya.

Saat ditengah jalan, aku mendengar suara decikan lidah dan itu sudah jelas berasal dari mereka berdua.

"Cihh.."

Lalu mereka berdua datang mendekatiku dan hal ini sesuai dengan perkiraan ku. Mereka sedang memasuki perangkap yang sudah kusiapkan.

Nah, sekarang saatnya.

"Hoi tunggu! Kalian berdua! Kau kira kami akan dengan mudah menerimanya? Satomi!"

"Diamlah! Yang lemah akan selalu kalah dan tolong jangan ganggu kami lagi!"

Aku berbalik dan langsung mengatakan hal seperti itu.

"Hah..!! Kau bilang apa!?"

Kali ini mereka berdua terlihat marah, yang satu menatapku dengan tajam dan yang satunya lagi seperti berada di puncak emosi, sudah jelas mereka berniat mencelakai dan mempermalukanku.

Perangkap yang kusiapkan terlalu sempurna hingga membuatku merasa cemas sendiri melihatnya.

"Aku bilang yang lemah akan selalu kalah! Apa telingamu sedang bermasalah?"

"Sudah cukup! Jangan hanya bicara saja! Tapi buktikan kalau kau memang kuat.."

Dia berteriak sangat keras hingga membuat suasana kelas menjadi panas lagi.

Sekarang aku hanya perlu membuktikannya.

"Boleh kok, aku akan meladeni mu!"

"Jangan menangis kalau kau kalah nanti!"

"Terserah saja"

"Cih..! Serang dia!"

Kalau tidak Salah, orang yang menyuruh untuk menyerangku bernama Charles Bark, sedangkan yang diam saja bernama Beny.

Kali ini Charles memerintahkan Beny untuk menyerangku dan tenyata kecurigaan ku memang benar, orang yang sedari tadi diam ternyata menyimpan kekuatan yang lumayan besar walaupun masih kalah jauh denganku.

Gerakannya bukan gerakan amatir, dia memulai serangan melalui tendangan. Biasanya orang akan mulai menyerang dengan mengayunkan tangan kanan mereka dan mengarahkannya ke bagian wajah lawan.

Tapi dia berbeda, dia tidak memasang posisi kuda-kuda dan langsung menyerangku dengan kaki kanannya. Singkatnya, itu adalah serangan kejutan.

Sekarang aku harus menguji kekuatannya dan terpikir untuk menahan tendangannya.

Namun saat kakinya hendak melayang ke wajahku, Lina yang sedari tadi berdiri di belakangku tiba-tiba berteriak padahal aku sudah bersiap untuk menerima serangannya.

"B-beerhentiii.......!!!"

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: Kelas 1-E
3 Chapter 2: Pasangan
4 Chapter 3: Mendadak Populer
5 Chapter 4: Konflik Part 1
6 Chapter 5: Konflik Part 2
7 Chapter 6: Konflik Part 3
8 Chapter 7: Akhir Konflik
9 Chapter 8: Penjelasan
10 Chapter 9: Keputusan
11 Chapter 10: Kebenaran
12 Side Story: Fisa Campbell
13 Chapter 11: Hasil Pasangan
14 Chapter 12: Ponsel
15 Chapter 13: Hukuman
16 Side Story: Fisa Campbell
17 Chapter 14: Berbelanja
18 Info Poin (1)
19 Chapter 15: Diskriminasi
20 Side Story: Fisa Campbell
21 Chapter 16: Ada Yang Salah
22 Pengumuman Penting!
23 Chapter 17: Mulai Sekarang..
24 Chapter 18: Rasa Takut
25 Chapter 19: Ancaman
26 Chapter 20: Perlawanan
27 Chapter 21: Perasaan Senang
28 Chapter 22: Pesan Misterius
29 Chapter 23: Mr.X
30 Chapter 24: Seragam Baru
31 Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32 Chapter 26: Salah Paham
33 Chapter 27: Uniregular Sport School
34 Side Story: Fisa Campbell
35 Chapter 28: Taman Sekolah
36 Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37 Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38 Chapter 31
39 Side Story: Smith Afton
40 Chapter 32
41 Side Story: Beny Heiko
42 Chapter 33
43 Chapter 34
44 Chapter 35
45 Chapter 36
46 Chapter 37
47 Info Poin (2)
48 Chapter 38
49 Chapter 39
50 Chapter 40
51 Chapter 41
52 Chapter 42
53 Chapter 43
54 Chapter 44
55 Chapter 45
56 Chapter 46
57 Chapter 47
58 Chapter 48
59 Chapter 49
60 Chapter 50
61 Chapter 51
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: Kelas 1-E
3
Chapter 2: Pasangan
4
Chapter 3: Mendadak Populer
5
Chapter 4: Konflik Part 1
6
Chapter 5: Konflik Part 2
7
Chapter 6: Konflik Part 3
8
Chapter 7: Akhir Konflik
9
Chapter 8: Penjelasan
10
Chapter 9: Keputusan
11
Chapter 10: Kebenaran
12
Side Story: Fisa Campbell
13
Chapter 11: Hasil Pasangan
14
Chapter 12: Ponsel
15
Chapter 13: Hukuman
16
Side Story: Fisa Campbell
17
Chapter 14: Berbelanja
18
Info Poin (1)
19
Chapter 15: Diskriminasi
20
Side Story: Fisa Campbell
21
Chapter 16: Ada Yang Salah
22
Pengumuman Penting!
23
Chapter 17: Mulai Sekarang..
24
Chapter 18: Rasa Takut
25
Chapter 19: Ancaman
26
Chapter 20: Perlawanan
27
Chapter 21: Perasaan Senang
28
Chapter 22: Pesan Misterius
29
Chapter 23: Mr.X
30
Chapter 24: Seragam Baru
31
Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32
Chapter 26: Salah Paham
33
Chapter 27: Uniregular Sport School
34
Side Story: Fisa Campbell
35
Chapter 28: Taman Sekolah
36
Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37
Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38
Chapter 31
39
Side Story: Smith Afton
40
Chapter 32
41
Side Story: Beny Heiko
42
Chapter 33
43
Chapter 34
44
Chapter 35
45
Chapter 36
46
Chapter 37
47
Info Poin (2)
48
Chapter 38
49
Chapter 39
50
Chapter 40
51
Chapter 41
52
Chapter 42
53
Chapter 43
54
Chapter 44
55
Chapter 45
56
Chapter 46
57
Chapter 47
58
Chapter 48
59
Chapter 49
60
Chapter 50
61
Chapter 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!