Part 3: Perasaan Sebenarnya
_________________________________________
Dia sedikit bodoh, aku ingin menghentikan Satomi yang sedang menolong Lina, aku juga ingin memberitahu kalau mereka hanya berpura-pura.
Tapi aku sedikit terlambat, dia sudah memegang tangan Lina dan itu membuatku kesal, aku tidak tahu penyebabnya tapi melihat mereka berpegangan tangan membuatku kesal.
Kemudian Satomi dihadang oleh Charles dan Beny, kurasa itu akan menjadi pertarungan tiga lawan satu. Namun beruntung sekali, guru Smith datang dan memberikan pengumuman tentang sistem pasangan, dia juga tidak peduli dengan keributan tadi dan terus menjelaskan.
Selesai menjelaskan guru Smith langsung keluar kelas dan mengatakan akan mengambil kertasnya pada pukul tiga sore.
Kali ini aku harus berbicara dengannya dan memberitahukan tentang mereka bertiga. Aku mengaktifkan Conceal lalu mendatangi dan menepuk bahunya, dia terlihat sangat terkejut karena hal ini.
Setelah itu aku membisikkan hal yang mungkin tidak akan dipahaminya lalu keluar kelas, aku sangat yakin dia akan mengikutiku keluar. Dan benar saja..
Beberapa detik kemudian Satomi keluar kelas dan terlihat sedang mencari seseorang, dia pasti mencari ku.
Conceal diaktifkan, kali ini aku mencoba mengejutkannya lagi tapi tidak disangka dia mengetahui keberadaan ku. Satomi dengan mudahnya berbalik dan mengatakan kalau dia sangat terkejut, aktingnya buruk sekali.
Ini pertama kalinya seseorang menemukan keberadaan ku saat Conceal diaktifkan, dia sangat-sangat menarik! Aku jadi tidak sabar ingin segera berbicara dengannya.
Lalu aku mengajaknya ke sebuah kedai kopi untuk berbicara, dia mengikutiku dari belakang. Namun ditengah perjalanan situasinya sangat canggung, aku juga tidak tahu harus berbicara apa, aku sangat gugup untuk melihat kebelakang.
Jadi pada akhirnya kami sampai di kedai kopi tanpa membicarakan apapun di perjalanan lalu duduk di ujung agar tidak dilihat banyak orang.
Aku berteriak kepada pelayan dan memesan dua gelas kopi biasa, akhirnya aku bisa berbicara padanya tanpa gugup lagi. Aku sudah membuang rasa gugup ku dengan berteriak tadi.
Namun ditengah aku berbicara, dia malah memotong pembicaraanku dan terkejut begitu saja. Dia juga berteriak dan membentak ku hingga membuat seisi ruangan ini melihat kami.
Lalu aku menenangkannya dan menjelaskannya lagi dengan pelan agar dia bisa mengerti. Padahal aku sangat yakin kalau kemampuan akademisnya sangat bagus, tapi dia jadi bodoh hanya karena satu gadis cantik.
Setelah bicara panjang lebar, akhirnya pembicaraan berakhir setelah aku mengancamnya sedikit dan aku merasa senang karena hal ini.
Aku membicarakan berbagai hal dengannya, pertama-tama tentang tawaranku untuk menjadi pasangannya, lalu tentang mereka bertiga juga.
Namun dia pintar juga, Satomi tidak meminum kopi yang disajikan selama kami berbicara. Dia tidak ingin merasa berhutang padaku, jadi dia tidak meminum kopinya.
Aku tidak menanyakannya lebih lanjut karena aku memotong pembicaraannya saat sedang menjelaskan alasan kenapa dia tidak meminumnya, kurasa hal itu cuma akan membuang waktu dan perutnya akan semakin sakit.
Dia sudah keluar setelah menundukkan badannya padaku, lalu aku membayar kopinya seharga 2,5 Dollar dan pergi.
Awal masuk ini aku diberi uang sebesar 300 Dollar dan menurutku ini terlalu banyak. Tapi orang tuaku bilang mereka tidak keberatan sama sekali, mereka memang membosankan.
Terkadang aku juga ingin mereka bertindak tegas dan tidak memanjakan ku. Aku juga takut nantinya ada siswa yang memaksaku untuk memberinya uang seperti yang Satomi alami, mungkin aku akan meminta perlindungannya karena dia sudah setuju untuk menjadi pasanganku.
Tapi aku dapat merasakan kalau dia sedang mewaspadai ku sekarang, dia juga terlihat tidak senang saat sedang ku ancam, jadi kurasa dia membenciku sekarang.
Maaf Satomi.. aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin kau lebih dekat denganku.
Sekarang aku harus kembali ke kelas untuk memastikan sesuatu, aku akan meminjami pulpen padanya sesuai janjiku sebelumnya.
Namun ditengah jalan aku melihat Beny, Charles dan Lina sedang bersenang-senang di taman sekolah. Aku jadi terpikir untuk membawa Satomi kesini agar bisa meyakinkannya.
Dengan penuh tekad aku kembali ke kelas dan menunggu Satomi datang, aku lalu mengambil pulpen dari tasku untuk berjaga-jaga.
Dia lama sekali, aku sudah menunggu puluhan menit tapi dia masih belum datang. Mungkin lebih baik untuk melihat mereka bertiga sekarang dan memastikan kalau mereka masih berada disana, karena ada kemungkinan kalau aku akan bertemu dengan Satomi ditengah jalan.
Namun sangat disayangkan aku tidak bertemu dengan Satomi dan memutuskan untuk kembali ke kelas. Walaupun begitu, aku tetap senang karena mereka bertiga masih berada di sana.
Baru sebentar aku berada di kelas, Satomi akhirnya datang dan dengan cepat aku memberikan pulpen dan menanyakan kondisinya. Dia berkata kalau perutnya sedang sakit saat di kedai kopi tadi, jadi aku khawatir.
Aku sangat senang sekarang, melihatnya datang saja sudah membuatku senang, jadi kurasa ini saatnya untuk melakukan sedikit percobaan padanya.
Aku akan mengambil kertasnya dan mengisi lembarnya tanpa permisi, jika dia menolak aku akan tetap memaksanya. Dan jika dia marah, aku akan tetap melakukannya. Menolak berada di fase satu, sedangkan marah berada di fase dua.
Aku hanya penasaran dia akan sampai di fase mana saat aku mengujinya, jika hanya sampai fase satu maka aku akan terus menganggu dan bertindak agresif diluar dugaannya, itu karena dia tidak keberatan dan memaklumi semua tindakanku nantinya.
Namun jika dia sampai di fase dua, aku harus segera menjauhinya dan tidak akan mendekatinya lagi, karena jika dia marah hanya karena hal ini, dia akan lebih membosankan dari semua orang yang sudah kutemui.
Saatnya pengujian..
Aku dengan cepat mengambil kertasnya di laci lalu merebut pulpen ditangannya, tapi dia hanya menolak tindakanku dan wajahnya sama sekali tidak menunjukkan sedang marah.
Dengan cepat aku menulis lembarannya lalu disusul juga dengan punyaku sendiri, setelahnya aku dan Satomi langsung mengumpulkannya di meja guru.
Pengujian sudah cukup, dia lolos dan aku memastikan dapat bertindak agresif padanya, aku sangat senang karena hal ini.
Selesai mengumpulkan, aku dengan cepat menarik tangannya dan membawa Satomi keluar untuk pergi ke taman. Aku hanya ingin membuktikan kalau Beny, Charles dan Lina itu bersekongkol, kuharap dia percaya setelah melihatnya.
Kondisi taman saat ini cukup ramai karena banyak siswa yang bersantai dan bermain disini. Tapi saat aku menyuruh Satomi untuk melihat kearah mereka bertiga, dia terlihat sangat terkejut dan aku merasakan beberapa hal mengerikan darinya.
Salah satunya adalah tatapan matanya, aku merasakan kalau dia sekarang sudah membenci Lina. Aku jadi sedikit takut pada Satomi karena dia bisa dengan mudahnya membenci seseorang yang sudah mempermainkan maupun mengkhianatinya.
Menurutku dia yang sekarang sedang mencoba untuk mempercayaiku, jadi kurasa aku tidak boleh mengkhianatinya. Aku juga bersumpah untuk selalu bersamanya, dalam keadaan senang maupun sedih.
Aku sudah menemukan orang menarik yang sangat ideal, jadi kuharap aku bisa memegang kata-kataku.
Ini memang terdengar seperti janji pernikahan dan juga masih terlalu awal untuk memikirkannya, tapi aku serius ingin melakukannya di masa depan nanti.
Kakak.. aku sudah menemukan cintaku sendiri dan aku sangat yakin dia tidak akan membohongiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments