Chapter 9: Keputusan

Tanpa disadari aku diikuti sepanjang jalan oleh gadis ini. Aku harus tetap terlihat seperti biasa dan jangan memasang ekspresi terkejut.

"Oh.. jadi kau tahu semua kejadian selama aku berkeliling sekolah?"

"Aku tahu semuanya, dari kau yang mengabaikan sepasang laki-laki perempuan berbuat mesum dan aksi hebatmu menangkap pukulan dari Anthony!"

"Apa tidak masalah jika aku mengecapmu sebagai penguntit?"

"Apa juga tidak masalah jika aku memberitahukan kalau kau berpura-pura kesakitan?"

"Apa maksudmu?"

Fisa Campbell, gadis ini juga mengetahui tindakan dan pemikiranku. Aku penasaran seberapa jauh dia mengetahuinya.

"Saat menangkap bolanya, kau tidak merasakan apa-apa kan? Jadi kau hanya berpura-pura kesakitan untuk menjaga reputasinya sebagai Ace"

"Ahhh... Itu benar, tolong jangan beritahukan pada mereka!"

"Kau harus terima tawaranku jika ingin aku tutup mulut!"

"Tentang Lina yang bersekongkol, aku masih belum mempercayainya dan itu juga tidak masuk akal!"

"Hmphh.. memang bagian mana yang menurutmu aneh?

Lagi-lagi pipinya sedikit menggembung. Tapi kalau ditanya bagian yang aneh, mungkin aku akan menjawab kalau dia sendirilah yang paling aneh.

"Begini, yang aneh menurutku adalah kenapa mereka membuat keributan jika memang bersekongkol dan apa tujuannya?"

"Hanya waktu yang bisa menjawabnya.. kelak kau akan tahu!"

"Jawaban macam apa itu?!"

"Gunakan otakmu dan pikir sendiri!"

"Mustahil, petunjuknya terlalu abu-abu!"

Memang benar kalau dialah yang aneh, dia selalu mengatakan hal yang tidak kupahami dan juga tidak ada hubungannya sama sekali.

"Sudah kubilang bukan, terserah padamu untuk percaya atau tidak!"

"Kalau begitu apa kau bisa membuktikannya?"

"Bisa kok.. asal kau berjanji untuk menjadi pasanganku terlebih dahulu!"

Jadi begitu, dia tidak menjelaskannya dengan benar karena belum mencapai kesepakatan. Oleh karena itu jawabannya selalu aneh dan tidak berhubungan.

Sekarang aku dihadapkan dengan dua pilihan, memilih Lina atau Fisa sebagai pasangan.

Untuk sekarang ini pilihan yang agak sulit.

Jika aku memilih Fisa, belum tentu dia bisa membuktikan perkataannya dan pada akhirnya hanya dia yang diuntungkan. Namun jika perkataannya benar maka itu adalah keuntungan kami berdua.

Jika aku memilih Lina, maka perasaanku akan sangat senang karena dari awal aku memang ingin bersamanya. Namun kembali lagi jika apa yang Fisa katakan benar, aku pasti akan langsung menjauhinya.

"Kau sedang berpikir kan? Satomi?"

"Ya, aku sedang bingung sekarang"

"Pilih saja diantara kami berdua, itu mudah bukan?"

"Bisa aku menjawabnya nanti? Aku sedang dilema sekarang"

"Tidak bisa! Kesepakatannya batal jika kau tidak menjawab setelah aku menghabiskan kopi ini!"

"Secepat itu?!"

"Tentu saja kan, aku juga percaya dengan pemikiranmu!"

Tak kusangka gadis ini memintaku untuk segera cepat memilihnya. Dia juga mengancam kesepakatan akan gagal jika aku belum menjawab saat minumannya sudah habis.

Mungkin sudah beberapa kali kukatakan, tapi gadis ini memang menyeramkan.

Selagi berpikir sebenarnya aku menganggap pilihan ini tidak terlalu sulit, jika perkataan Fisa benar kalau Lina sedang menipuku, maka aku tidak tertarik lagi dengannya. Tapi tetap ada kemungkinan Fisa berbohong dan hanya ingin menguasai ku sendirian.

Jika dilihat dari segi fisik, Lina masih unggul daripada Fisa.

Lina memiliki wajah yang sangat cantik, dadanya juga lumayan besar, rambutnya yang hitam dan panjang semakin membuat tampilannya menjadi bagus.

Dibandingkan Fisa, wajahnya lebih terlihat imut dibandingkan cantik dan dadanya hanya sedikit menonjol, rambutnya juga pendek.

Sejujurnya aku lebih menyukai gadis berambut panjang dibandingkan yang pendek.

Tapi dari segi kepribadian, Lina masih terlihat abu-abu dan menurutku Fisa bisa lebih jujur apa adanya walaupun terlihat labil. Fisa juga tidak segan menunjukkan sisi buruknya di hadapanku.

Sekarang siapa yang harus kupilih..

Jika Fisa menyebarkan tentang aku yang berpura-pura kesakitan, itu akan menjadi masalah besar. Aku bisa terus dipaksa untuk bermain baseball oleh para siswa dan mungkin para guru juga ikut memaksa karena melihat potensi ku. Aku juga tidak ingin merusak reputasinya sebagai Ace.

Tidak memiliki pilihan lain, aku harus memilih Fisa dan memang hanya itu pilihanku.

Hari ini sudah terlalu melelahkan jadi aku memutuskan untuk tidak menjadikannya musuh dan menerima tawarannya.

Bahkan aku yakin besok hari akan datang dengan berbagai masalah baru yang lebih banyak, mungkin saja.

"Yoshhh..."

"Apa kau sudah menentukannya?"

"Setidaknya minumanmu belum habis, jadi aku masih bisa bersantai dan diam sejenak"

"Aku terkesan dengan pemikiranmu dan ternyata aku memang memilih orang yang tepat!"

"Apanya yang tepat? Tolong jangan terus membuatku bingung!"

"Lupakan itu, hanya saja kau tidak menyentuh kopinya dari awal dan hanya berbicara denganku.."

"Aku tidak meminumnya karena-"

"Aku tahu kok, kau tidak menyentuhnya karena tidak ingin membuatmu berhutang padaku!"

"..."

"Singkatnya, jika sudah meminumnya maka kau harus membayar hutangmu dengan cara mendengarkan dan mungkin juga mengikuti setiap perkataanku!"

Analisis yang bagus, Fisa.

Tapi kau salah, alasan sebenarnya aku tidak menyentuhnya sama sekali itu karena aku membenci kopi. Kopi mengingatkanku pada ayahku yang sering begadang dan akhirnya meninggal karena serangan jantung, karena itulah aku membencinya.

Aku sudah mengikhlaskan kepergian ayahku, tapi perasaan benciku dengan minuman yang bernama kopi masih membekas. Mungkin sekarang aku hanya harus menutupinya dengan kebohongan agar bisa menipunya.

"Bukan begitu, sebenarnya perutku sedang sakit dan aku ingin segera beristirahat"

"Ehh... Aku sudah menghabiskannya loh, kalau begitu langsung jawab dan aku akan membiarkanmu pergi jika jawabannya sesuai!"

"Aku memilihmu, Fisa. Jadilah pasangan ku dan mohon kerjasamanya untuk beberapa hari seterusnya!"

Selesai mengatakan itu aku langsung beranjak dari kursi dan membungkuk kan setengah badan kearahnya lalu pergi keluar. Tentu saja sambil memegangi perutku, walaupun itu hanya akting untuk menipunya.

Fisa Campbell, kuharap kau senang dengan keputusan ini dan bersiaplah untuk selalu dalam pengawasan ku.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: Kelas 1-E
3 Chapter 2: Pasangan
4 Chapter 3: Mendadak Populer
5 Chapter 4: Konflik Part 1
6 Chapter 5: Konflik Part 2
7 Chapter 6: Konflik Part 3
8 Chapter 7: Akhir Konflik
9 Chapter 8: Penjelasan
10 Chapter 9: Keputusan
11 Chapter 10: Kebenaran
12 Side Story: Fisa Campbell
13 Chapter 11: Hasil Pasangan
14 Chapter 12: Ponsel
15 Chapter 13: Hukuman
16 Side Story: Fisa Campbell
17 Chapter 14: Berbelanja
18 Info Poin (1)
19 Chapter 15: Diskriminasi
20 Side Story: Fisa Campbell
21 Chapter 16: Ada Yang Salah
22 Pengumuman Penting!
23 Chapter 17: Mulai Sekarang..
24 Chapter 18: Rasa Takut
25 Chapter 19: Ancaman
26 Chapter 20: Perlawanan
27 Chapter 21: Perasaan Senang
28 Chapter 22: Pesan Misterius
29 Chapter 23: Mr.X
30 Chapter 24: Seragam Baru
31 Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32 Chapter 26: Salah Paham
33 Chapter 27: Uniregular Sport School
34 Side Story: Fisa Campbell
35 Chapter 28: Taman Sekolah
36 Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37 Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38 Chapter 31
39 Side Story: Smith Afton
40 Chapter 32
41 Side Story: Beny Heiko
42 Chapter 33
43 Chapter 34
44 Chapter 35
45 Chapter 36
46 Chapter 37
47 Info Poin (2)
48 Chapter 38
49 Chapter 39
50 Chapter 40
51 Chapter 41
52 Chapter 42
53 Chapter 43
54 Chapter 44
55 Chapter 45
56 Chapter 46
57 Chapter 47
58 Chapter 48
59 Chapter 49
60 Chapter 50
61 Chapter 51
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: Kelas 1-E
3
Chapter 2: Pasangan
4
Chapter 3: Mendadak Populer
5
Chapter 4: Konflik Part 1
6
Chapter 5: Konflik Part 2
7
Chapter 6: Konflik Part 3
8
Chapter 7: Akhir Konflik
9
Chapter 8: Penjelasan
10
Chapter 9: Keputusan
11
Chapter 10: Kebenaran
12
Side Story: Fisa Campbell
13
Chapter 11: Hasil Pasangan
14
Chapter 12: Ponsel
15
Chapter 13: Hukuman
16
Side Story: Fisa Campbell
17
Chapter 14: Berbelanja
18
Info Poin (1)
19
Chapter 15: Diskriminasi
20
Side Story: Fisa Campbell
21
Chapter 16: Ada Yang Salah
22
Pengumuman Penting!
23
Chapter 17: Mulai Sekarang..
24
Chapter 18: Rasa Takut
25
Chapter 19: Ancaman
26
Chapter 20: Perlawanan
27
Chapter 21: Perasaan Senang
28
Chapter 22: Pesan Misterius
29
Chapter 23: Mr.X
30
Chapter 24: Seragam Baru
31
Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32
Chapter 26: Salah Paham
33
Chapter 27: Uniregular Sport School
34
Side Story: Fisa Campbell
35
Chapter 28: Taman Sekolah
36
Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37
Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38
Chapter 31
39
Side Story: Smith Afton
40
Chapter 32
41
Side Story: Beny Heiko
42
Chapter 33
43
Chapter 34
44
Chapter 35
45
Chapter 36
46
Chapter 37
47
Info Poin (2)
48
Chapter 38
49
Chapter 39
50
Chapter 40
51
Chapter 41
52
Chapter 42
53
Chapter 43
54
Chapter 44
55
Chapter 45
56
Chapter 46
57
Chapter 47
58
Chapter 48
59
Chapter 49
60
Chapter 50
61
Chapter 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!