Aku keluar dari kedai kopi begitu saja setelah mengatakan hal itu kepada Fisa. Aku bahkan lupa untuk meminjam pulpen darinya, tapi dia pasti akan menemui ku lagi di kelas jadi jangan terlalu dipikirkan.
Saat ini aku sedang berjalan di area kelas satu untuk memastikan satu hal, yaitu apakah mereka sudah mengetahui rumor tentang ku. Mungkin mereka sudah tahu tentang rumornya, tapi yang pasti mereka tidak mengetahui wujud orangnya seperti apa dan karena itulah tidak ada pembicaraan tentang diriku.
Sekarang aku harus kembali ke kelas dan duduk santai di sana untuk menemui Fisa, aku sangat yakin dia ada di kelas sekarang. Sambil diperjalanan aku melihat beberapa mesin minuman yang pastinya menjual beberapa minuman kaleng.
Pada dasarnya, ini terlihat sama seperti mesin minuman pada umumnya, tapi yang berbeda adalah tidak ada lubang untuk memasukkan uang atau koin dan hanya ada lubang untuk mengambil minumannya. Lubang yang tidak ada itu digantikan dengan QR Code yang tergambar di bagian kanan mesin.
Karena inilah tidak ada siswa kelas satu yang dapat membelinya, mungkin Smith akan menjelaskannya beberapa hari kedepan dan menurutku ini berhubungan dengan sistem sekolah.
Tidak lama mengamati mesin minuman akhirnya aku sampai di depan kelas lalu langsung memasukinya, dan sesuai perkiraan, Fisa memang ada disini.
Suasana di kelas saat ini terasa sepi dan hanya ada sedikit siswa yang berada disini, mungkin karena yang lain sedang berkeliaran. Tatapan mata kami pun bertemu lalu dia mendatangiku sambil membawa pulpen di tangannya.
"Ini.. pakailah! Ngomong-ngomong bagaimana dengan perutmu?"
Dia memberiku pulpen berwarna hitam yang badannya terasa lumayan besar ketika aku memegangnya sambil menanyakan kondisi ku.
"Ya.. terimakasih sudah khawatir, tapi aku sudah lebih baik!"
"Senang mendengarnya, hehe..!"
Memang tergambar di wajahnya kalau dia sedang dalam suasana hati yang bagus, sudah jelas itu karena keputusan memilihku. Tapi jangan terlalu senang dulu, Fisa. Aku akan terus mengawasi mu tanpa ketahuan untuk berjaga-jaga.
"Oh iya.. aku akan menjelaskan apa yang aku ketahui sebagai rasa terimakasihku!"
"Jadi maksudmu kau berbohong saat di kedai kopi tadi?"
"Tidak semuanya bohong sih.. tapi yang terpenting, bisa kau ikut aku sekarang?"
"Hah... mau kemana lagi? Padahal aku baru saja tiba"
"Benar juga.. kau bahkan belum menulis namaku di kertas ini"
"Oi!"
Fisa langsung mengambil kertas yang ada di dalam laci mejaku dan merebut kembali pulpen di tanganku, sepertinya dia berniat menuliskan sendiri.
"Tidak apa, Fisa.. aku bisa sendiri!"
"Gaya tulisan yang sama, itu sangat bagus untuk couple, hehe.."
"Bukankah itu pemaksaan? Aku tidak menginginkannya!"
"Aku tidak peduli, bleee.."
Dia sedikit menjulurkan lidahnya dan itu memang terlihat manis, walaupun sisi menyeramkannya juga terlihat.
Aku memutuskan untuk diam saja dan membiarkan Fisa menulis kertasku. Dia menulis dengan tangan kanannya dan dalam keadaan berdiri.
Nama : Satomi Adney
Kelas : 1-E
Pasangan : Fisa Campbell
"Sudah selesai?"
"Ya.. ini tidak memakan banyak waktu"
"Mau kumpulkan sekarang?"
"Eh tunggu! Aku belum mengisi punyaku sendiri.."
Fisa malah mengisi punyaku terlebih dahulu dibandingkan dirinya sendiri. Dia lalu mengeluarkan selembar kertas di dalam tasnya dan menaruhnya di mejaku.
Kebetulan meja Fisa berada tepat di depanku, jadi mungkin dia akan terus menghadap belakang dan mengganggu ku selama pelajaran.
Nama : Fisa Campbell
Kelas : 1-E
Pasangan : Satomi Adney
"Hehe... kita sangat serasi bukan?"
"Emm.. mau kumpulkan sekarang?"
"Kau membosankan... oke!"
Aku melihat pipi Fisa menggembung setelah mengatakan kalau aku orang yang membosankan, tapi aku tidak terlalu mempedulikan kata-katanya.
Selesai mengumpulkan kertas kami di meja guru, Fisa langsung menarik tanganku dan membawanya keluar kelas. Aku agak terkejut dengan tingkahnya dan baru saja mengingat kalau tadi dia memintaku untuk mengikutinya.
"Tidak perlu menarikku.. aku bisa jalan sendiri!"
"Diamlah, sebentar lagi sampai!"
Bukannya semakin melemah, tarikannya malah semakin kencang membawaku ke tempat yang tidak diduga-duga.
"Sudah sampai loh.. Satomi!"
Fisa membawaku ke taman di area kelas satu yang penuh dengan rerumputan hijau dan tumbuh-tumbuhan. Tamannya memang indah dan banyak siswa yang terlihat sedang bersantai disini, tapi kurasa dia mengajakku kesini bukan untuk bersantai.
"Sekarang apa?"
"Miringkan kepalamu ke kanan dan lihatlah!"
Sesuai perintahnya aku memiringkan kepalaku ke kanan dan sedikit tidak mempercayai apa yang kulihat.
Aku melihat Lina bersama dengan Charles dan Beny, mereka terlihat sedang bersenang-senang. Aku juga melihat Charles yang sedang tidur di pangkuan Lina, sedangkan Beny hanya duduk santai di sebelah mereka berdua.
"Mereka sangat mesra bukan?"
"Jadi perkataanmu itu benar ya..."
"Kau cemburu?"
"Entah.."
Perasaanku sekarang sangatlah campur aduk, dari sedih, kesal, bingung, kecewa, dan juga lega.
Sekarang aku harus tetap terlihat tenang dari luar walaupun berantakan di dalam lalu bertanya padanya.
"Apa yang kau ketahui?"
"Tentang kejadian yang ada di ruang makan pagi tadi, Lina yang memulainya duluan dan dia yang bersalah!"
"Aku memang mendengar keributan di sana tapi aku tidak peduli dan langsung keluar pada saat itu"
"Apa kau juga tidak melihat Lina?"
"Tidak.."
"Wajar saja karena dia berada dibelakang Charles dan Beny yang sedang pura-pura bertengkar"
"Begitu ya.. jadi mereka sudah memulainya saat itu dan kembali melakukannya saat di kelas"
"Tepat sekali, aku mendengar kata-kata Lina yang menyuruh Charles dan Beny agar segera memulainya"
"Apa katanya?"
" "Segera lakukan!" Hanya itu yang aku dengar dan setelah Lina mengatakannya, seisi ruang makan langsung gempar karena teriakan Charles"
"Kau tahu? Setelah melihat mereka seperti itu, mungkin aku tidak akan tertarik lagi dengan Lina.."
"Aku mengerti, tapi sayangnya aku benar-benar tidak tahu kenapa mereka melakukan itu"
"Aku juga tidak tahu dan lebih baik lupakan saja!"
"Itu benar.. Lupakan dia dan berpalinglah kepadaku.. hehe..!"
"..."
Aku setengah berbohong padanya, tentang aku yang tidak tertarik lagi dengan Lina memang benar. Tapi tentang kenapa mereka melakukannya aku sudah tahu sekarang.
Lina hampir tidak menyukai semua orang di kelas termasuk aku dan karena itulah dia menyuruh Charles dan Beny untuk membuat keributan palsu agar tidak ada yang mendekatinya.
Lina akan melakukan apapun untuk menghilangkan hal yang tidak disukainya. Dengan kata lain, dia hanya tidak ingin diganggu dan meminta perlindungan Charles maupun Beny.
Tentang ekspresinya, itu bukanlah apa-apa dan tidak menggambarkan apapun, semuanya palsu.
Hari ini aku sudah beberapa kali dibuat terkejut Oleh banyak hal, jadi kuharap hari ini segera berakhir dan bersiap-siap untuk hari selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
anggita
ok thor trus💪 brkrya, smoga sukses novelnya.
2022-08-13
1