Chapter 7: Akhir Konflik

"B-beerhentiii.......!!!"

Lina berteriak dengan sangat keras dan membuat Beny berhenti mengayunkan kaki kanannya.

Suasana kelas sekarang memanas seperti sebelumnya.

Tapi karena teriakan Lina, telingaku menjadi sakit dan membuatku sedikit pusing. Agar terlihat baik-baik saja, aku hanya memegangi telingaku sebentar lalu melepaskannya.

"Hoi Beny! Jangan berhenti dan terus serang dia!"

Charles menyuruh Beny agar menyerangku tanpa ampun dan mengabaikan Lina. Sebenarnya aku harus segera menyelesaikannya karena mendadak aku ingin berkeliling lagi.

"Kalau begitu bagaimana jika dua lawan satu? Cukup membosankan melawan bawahan yang lemah, aku ingin melawan keduanya!"

"Ohh... Kau meremehkan kami dan kau pasti akan menyesal!"

Mereka langsung maju menghadapiku dan bersiap hendak menyerang. Begitu pula denganku, aku sudah siap di posisi bertahan karena kalah jumlah. Kami bertiga juga mengabaikan Lina yang terlihat cemas.

Namun saat mereka hendak menyerang, Smith mendadak datang dan mengejutkan seisi kelas. Dia berjalan ke meja guru dengan santainya lalu duduk setelahnya.

Walaupun tidak semua siswa berada dikelas, Smith tetap berbicara dan memberikan pemberitahuan.

"Sekarang sudah pukul 11 pagi, kalian harus mengisi dan mengumpulkan kertas yang dibagikan tadi paling lambat pukul 3 sore atau saat kalian sudah pulang!"

Aku memahami perkataannya kalau waktu yang dimaksud itu adalah seharian, bukan satu hari. Karena ketika sudah memasuki besok pagi, Smith akan kembali menjelaskan sistem sekolah yang baru hingga lima hari kedepan.

Sekolah ini memang bukan sekolah atletik biasa, disini para siswa juga diharuskan untuk memahami aturan sistem sekolah yang diberikan.

Suasana kelas yang memanas kini kembali dingin berkat Smith dan pada akhirnya para siswa termasuk aku, Lina, Charles dan Beny kembali duduk di bangku masing-masing.

"Dan juga jangan terlalu membuat keributan di awal hari! Sekian!"

"Dasar kelas sampah...! Kelas ini memang selalu menjadi yang terburuk...!"

Smith menggumam dengan suara yang sangat kecil setelah memperingati para siswa untuk jangan terlalu membuat keributan, wajahnya juga terlihat kesal.

Mungkin hampir semua siswa tidak mendengar apa yang digumamkan oleh Smith, namun aku yang berada di bangku belakang bahkan tetap mendengar perkataannya.

Dia menggumam dan mengeluhkan tentang kelas ini, mengatainya sebagai kelas sampah dan yang terburuk.

Selesai menggumamkan sesuatu yang tidak terdengar oleh banyak siswa, Smith keluar kelas dan mengatakan akan kembali pada pukul tiga sore.

Perangkap yang sudah kubuat kini tidak berguna lagi. Sekarang aku hanya terpikir untuk mengisi selembar kertas yang aku letakkan di laci meja.

Aku baru ingat kalau tidak membawa apa-apa ke sini, jadi aku memutuskan untuk meminjam pulpen teman sekelas.

Kali ini tidak ada keributan, mereka juga hanya melihatku dan tidak terlihat marah lagi. Saat ini Lina juga terlihat biasa saja, dia tidak lagi merasa takut dan wajahnya kembali seperti semula, yaitu ekspresi datar.

Ini memang agak aneh tapi aku juga sudah tidak peduli, yang terpenting masalah ini akhirnya selesai. Untuk sekarang aku mengamati kembali seisi kelas.

Saat sedang mengamati aku dikejutkan oleh seorang gadis yang mendadak menepuk bahuku.

"Buk!!"

Aku benar-benar tidak menyadari keberadaannya lalu terkejut setelah disentuh olehnya. Dia menepuk bahuku lumayan keras dan berbisik tentang hal yang tidak kupahami.

"Dengar Satomi! Jangan tertipu dengannya!"

Selesai mengatakan itu dia langsung meninggalkanku dan pergi keluar kelas.

"Hei tunggu! Apa maksudmu?"

Saat hendak bertanya maksud perkataannya, dia sudah tidak ada di kelas, jalannya cepat sekali. Mungkin lebih baik untuk menghiraukannya.

Tidak, aku penasaran dan aku harus mencari tahu maksud perkataannya.

Memutuskan untuk mengisi kertasnya nanti, aku langsung keluar kelas dan berniat mencarinya.

Saat sudah diluar, instingku menajam dengan sendirinya dan aku merasakan seseorang mendekatiku. Dengan cepat aku berbalik dan melihat kebelakang.

"Waaa... Aku sangat kaget lohh..!"

"Aktingmu buruk! Huhh... Padahal aku berniat mengejutkanmu lagi!"

Ternyata dia orang yang sama saat mengejutkanku didalam kelas tadi. Kali ini dia hendak membuatku terkejut lagi, tapi dia gagal dan berakhir ketahuan olehku.

"Jadi, kenapa kau mendatangiku? Padahal aku sendiri berniat mencarimu"

"Seperti yang sudah kuduga, kau akan mengikutiku keluar kelas dan aku akan menjelaskannya jika kau menerima tawaranku"

"Kau ingin menjelaskan apa? Aku tidak paham"

"Bukankah sudah jelas? Kau penasaran dengan perkataanku tadi kan?"

"Ahh... itu benar, aku penasaran..."

"Aku juga akan meminjami pulpen untukmu dan tolong terima tawaranku ini dengan baik"

"Eh.. kenapa kau tahu kalau aku ingin meminjam pulpen?"

"Aku akan menjelaskannya sekaligus, sekarang bisakah kita mengobrol di tempat yang lebih santai?"

"Ya, tapi dimana?"

"Ikuti aku!"

Gadis ini terlihat menyeramkan, aku dengan jelas merasakannya. Jika aku menjadikannya musuh, maka kehidupanku disini tidak akan menjadi tenang.

Aku secara pemikiran dan fisik memang lebih unggul, tapi tetap saja aku merasakan kengeriannya.

Dari awal aku tidak menaruh selembar kertas itu diatas meja, jadi kenapa dia bisa tahu kalau aku sedang membutuhkan pulpen. Bahkan aku belum melihat kearah laci meja dan memilih untuk mengamati seisi kelas terlebih dahulu.

Satu lagi, hawa keberadaannya terlalu tipis untuk disadari olehku dan dia dengan mudahnya menepuk bahuku.

Saat kedua kalinya, kali ini aku dapat merasakan hawa keberadaannya dan berbalik kearahnya. Itu juga terjadi karena instingku tiba-tiba aktif dengan sendirinya, jika tidak sudah pasti aku akan kembali dikejutkan olehnya.

Kami berdua tidak berbicara sepatah katapun diperjalanan. Mungkin ini karena suasana canggung diantara kami dan tidak ada yang memulai topik obrolan.

Tapi aku tidak peduli, aku hanya ingin menjawab rasa penasaranku dan segera menjauhinya.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: Kelas 1-E
3 Chapter 2: Pasangan
4 Chapter 3: Mendadak Populer
5 Chapter 4: Konflik Part 1
6 Chapter 5: Konflik Part 2
7 Chapter 6: Konflik Part 3
8 Chapter 7: Akhir Konflik
9 Chapter 8: Penjelasan
10 Chapter 9: Keputusan
11 Chapter 10: Kebenaran
12 Side Story: Fisa Campbell
13 Chapter 11: Hasil Pasangan
14 Chapter 12: Ponsel
15 Chapter 13: Hukuman
16 Side Story: Fisa Campbell
17 Chapter 14: Berbelanja
18 Info Poin (1)
19 Chapter 15: Diskriminasi
20 Side Story: Fisa Campbell
21 Chapter 16: Ada Yang Salah
22 Pengumuman Penting!
23 Chapter 17: Mulai Sekarang..
24 Chapter 18: Rasa Takut
25 Chapter 19: Ancaman
26 Chapter 20: Perlawanan
27 Chapter 21: Perasaan Senang
28 Chapter 22: Pesan Misterius
29 Chapter 23: Mr.X
30 Chapter 24: Seragam Baru
31 Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32 Chapter 26: Salah Paham
33 Chapter 27: Uniregular Sport School
34 Side Story: Fisa Campbell
35 Chapter 28: Taman Sekolah
36 Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37 Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38 Chapter 31
39 Side Story: Smith Afton
40 Chapter 32
41 Side Story: Beny Heiko
42 Chapter 33
43 Chapter 34
44 Chapter 35
45 Chapter 36
46 Chapter 37
47 Info Poin (2)
48 Chapter 38
49 Chapter 39
50 Chapter 40
51 Chapter 41
52 Chapter 42
53 Chapter 43
54 Chapter 44
55 Chapter 45
56 Chapter 46
57 Chapter 47
58 Chapter 48
59 Chapter 49
60 Chapter 50
61 Chapter 51
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: Kelas 1-E
3
Chapter 2: Pasangan
4
Chapter 3: Mendadak Populer
5
Chapter 4: Konflik Part 1
6
Chapter 5: Konflik Part 2
7
Chapter 6: Konflik Part 3
8
Chapter 7: Akhir Konflik
9
Chapter 8: Penjelasan
10
Chapter 9: Keputusan
11
Chapter 10: Kebenaran
12
Side Story: Fisa Campbell
13
Chapter 11: Hasil Pasangan
14
Chapter 12: Ponsel
15
Chapter 13: Hukuman
16
Side Story: Fisa Campbell
17
Chapter 14: Berbelanja
18
Info Poin (1)
19
Chapter 15: Diskriminasi
20
Side Story: Fisa Campbell
21
Chapter 16: Ada Yang Salah
22
Pengumuman Penting!
23
Chapter 17: Mulai Sekarang..
24
Chapter 18: Rasa Takut
25
Chapter 19: Ancaman
26
Chapter 20: Perlawanan
27
Chapter 21: Perasaan Senang
28
Chapter 22: Pesan Misterius
29
Chapter 23: Mr.X
30
Chapter 24: Seragam Baru
31
Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32
Chapter 26: Salah Paham
33
Chapter 27: Uniregular Sport School
34
Side Story: Fisa Campbell
35
Chapter 28: Taman Sekolah
36
Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37
Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38
Chapter 31
39
Side Story: Smith Afton
40
Chapter 32
41
Side Story: Beny Heiko
42
Chapter 33
43
Chapter 34
44
Chapter 35
45
Chapter 36
46
Chapter 37
47
Info Poin (2)
48
Chapter 38
49
Chapter 39
50
Chapter 40
51
Chapter 41
52
Chapter 42
53
Chapter 43
54
Chapter 44
55
Chapter 45
56
Chapter 46
57
Chapter 47
58
Chapter 48
59
Chapter 49
60
Chapter 50
61
Chapter 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!