Chapter 3: Mendadak Populer

Sudah sekitar puluhan menit aku berkeliling sekolah, tapi hampir sepanjang jalan aku selalu dilihat oleh banyak siswa. Ini bermula ketika aku berjalan di area kelas dua dan hampir saja terkena bola baseball.

Banyak siswa kelas dua yang sedang menonton pertandingan baseball di lapangan dan sesekali aku juga ikut melihat pertandingannya sambil berjalan santai.

Tapi sangat disayangkan pertandingan sudah memasuki babak akhir, jika sang pemukul berhasil memukul jauh bolanya maka tim mereka akan menang atau jika sang pemukul gagal memukul bolanya maka kemenangan akan didapatkan oleh tim pelempar dan pertandingan pun berakhir.

Suara sorak sorai terdengar jelas dari para siswa yang sedang menonton.

Sekarang adalah babak penentuan yang menegangkan, tatapan para siswa termasuk aku sedang fokus melihat pertandingan tanpa berkedip sekalipun.

Sang pelempar langsung melempar bolanya kearah pemukul dengan kencang, sebagian penonton berharap agar pemukul tidak bisa memukulnya dan sebagian berharap agar pemukul dapat memukulnya dengan keras dan jauh.

Bola pun melaju dengan kencang, namun sangat disayangkan sang pemukul dapat memukul bolanya dengan keras.

Bola terpukul dengan keras dan jauh hingga mengambung tinggi, itu menandakan kemenangan bagi tim pemukul dan membuat seisi lapangan menjadi lebih heboh. Peluit dibunyikan dan pertandingan benar-benar berakhir.

Walaupun pertandingan sudah berakhir, para penonton tidak beranjak pergi melainkan malah melihat keatas.

Satu hal yang hampir tidak kusadari, yaitu bola yang dipukul masih mengambung tinggi dan sedang mengarah kepadaku dengan kecepatan tinggi.

Sebenarnya aku sedikit menyadarinya saat cahaya matahari sekejap mendadak gelap dalam penglihatanku. Karena itulah aku secara reflek bisa menangkap bolanya dengan tangan kananku.

Awalnya kupikir menangkap bola baseball adalah hal biasa, tapi saat aku melempar bolanya ke lapangan dan hendak kembali ke kelasku, banyak para penonton yang berisikan siswa kelas 2 ini langsung menatap kearahku kemudian saling berbicara setelahnya.

"Seriusan?! Dia menangkapnya dengan tangan kosong?"

"Siapa dia? Murid baru?"

"Sepertinya dia murid kelas 1 yang baru masuk, dia boleh juga, bisa menangkap pukulan sang Ace sekolah kita"

"Tanganku bisa saja patah jika menerimanya dengan tangan kosong seperti itu, pukulan Anthony memang mengerikan!"

Pendengaranku sangat bagus hingga bisa mendengar suara kecil maupun bisikan orang lain, tapi karena kelebihan ini aku juga sensitif terhadap suara dengung dan terkadang itu bisa membuatku tidak fokus.

Dari yang kudengar, mereka seperti mengagumiku karena bisa mengangkap bola yang dipukul oleh orang itu. Sepertinya orang itu bernama Anthony dan juga dia adalah seorang Ace sekolah.

Mendengar hal ini membuatku berpikir apakah aku harus terlihat kesakitan untuk menjaga nama baiknya sebagai Ace.

Jika aku terlihat biasa saja, itu mungkin akan berdampak pada kehidupanku disini. Tapi jujur saja, aku tidak merasakan apapun saat menangkapnya, yang kurasakan hanyalah sensasi bola baseball yang bulat dan itu terasa lembut bagiku.

Sesaat setelah berpikir aku memutuskan untuk berakting dengan memegang tangan kananku agar terlihat seperti sedang kesakitan.

Kali ini aku benar-benar ingin kembali ke kelasku untuk mencari pasangan, namun tidak kusangka banyak siswa kelas 2 yang mendatangi dan mengerumuniku.

"Hei, bagaimana caramu menangkapnya? Itu sangat keren!"

"Bisa sebutkan nama dan kelasmu?!"

"Kau boleh juga! tapi tanganmu seperti kesakitan, apa kau baik-baik saja?"

"Pemukul terakhir tadi adalah seorang Ace di sekolah kita dan pukulannya sangat liar, kau sangat hebat bisa menangkapnya!"

"Yo..Yow! Tangkapan yang bagus kawan, bahkan murid baru pun bisa terlihat sangat keren!"

Aku dihujani berbagai pertanyaan dan rasa kagum oleh mereka, tapi aku hanya bisa mendengar beberapa karena mereka hampir berbicara secara bersamaan.

Sekarang aku harus menjawab beberapa pertanyaan yang kudengar. Jika aku kabur begitu saja maka aku akan dianggap sombong oleh mereka.

"Emm.. namaku Satomi Adney dari kelas 1-E, terimakasih atas perhatiannya, walaupun terasa sakit tapi tanganku baik-baik saja, haha!"

Aku menjawab mereka sambil tertawa kecil, paling tidak aku sudah buka suara dan menjawab sedikit pertanyaan yang mereka ajukan.

"Kalau begitu permisi, aku ingin kembali ke kelasku!"

Selesai berpamitan singkat, perlahan aku menerobos kerumunan dan pergi meninggalkan mereka. Untungnya mereka memberiku jalan dan tidak ada yang menghalangi.

Aku masih berjalan sambil memegangi tangan kananku, itu akting agar aku terlihat seperti sedang kesakitan. Kini aku kembali ke tujuan pertamaku yaitu kembali ke kelas, namun aku merasakan banyak tatapan mata yang sedang mengarah kepadaku.

Ini berbeda dengan aku yang berkeliling sebelumnya, memang banyak para siswa yang menatapku juga, tapi mereka hanya melihatku sebagai murid baru. Kali ini aku merasakan tatapan yang jauh lebih tajam dan itu jelas sangat berbeda dari sebelumnya, sebelum aku menangkap pukulan dari sang Ace sekolah.

Aku juga berharap agar telingaku tidak berfungsi dengan baik supaya tidak mendengar perkataan mereka, namun itu sia-sia karena aku tetap bisa mendengarnya dengan jelas.

"Lihatlah anak itu! Kudengar dia bisa menangkap pukulan Anthony dengan tangan kosong!"

"Eh... tangan kosong? Seriusan..!?"

"Dia memang kesakitan, tapi dia sudah cukup hebat bisa menangkapnya dengan sempurna, lagipula dia hanya kelas E kan?"

"Itu benar, tapi entah kenapa tanganku juga ikut merasakan sakit!"

"Boleh juga dia, kalau tidak salah namanya Satomi kan? Tapi apa dia tidak salah kelas?"

"Entahlah"

Menyerah pada harapan bisa mematikan fungsi telinga, aku memutuskan untuk mengabaikannya dan lanjut berjalan.

Ini waktu yang bagus untukku berpikir dan merencanakan banyak hal kedepannya, aku akan berhenti memikirkannya setelah sampai di kelas nanti.

Pertama-tama, aku dilihat banyak siswa berhasil menangkap bola baseball dari pukulan sang Ace, jadi kabar ini akan dengan cepat menyebar ke seluruh sekolah karena ucapan dari mulut ke mulut. Jika sudah seperti itu, aku benar-benar akan menjadi populer dan hal ini akan berdampak besar pada kehidupanku disini.

Kedua, dengan memanfaatkan kepopuleranku sendiri, mungkin aku bisa mendapatkan pasangan dengan lebih mudah.

Tidak terasa aku sudah berada di area kelas satu, padahal aku masih memikirkan sedikit hal dan masih banyak yang belum terpikir olehku. Kelas 1-E berada di ujung jadi masih ada waktu sekitar 2 menit untuk sampai di sana.

Entah kenapa waktu ini malah kupakai untuk memikirkan apakah perempuan di sebelahku sudah memiliki pasangan atau belum, padahal aku sangat yakin kalau orang sepertinya sudah pasti mendapatkannya.

Jujur saja, saat pertama kali melihatnya, jantungku langsung berdetak dengan kencang dan menurutku dia memang sangat cantik.

Aku berubah pikiran sekarang, kuharap aku bisa akrab dengannya sebagai pasangan, bukan sebagai teman sebangku.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

anthony~ Ace 👆

2022-08-13

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: Kelas 1-E
3 Chapter 2: Pasangan
4 Chapter 3: Mendadak Populer
5 Chapter 4: Konflik Part 1
6 Chapter 5: Konflik Part 2
7 Chapter 6: Konflik Part 3
8 Chapter 7: Akhir Konflik
9 Chapter 8: Penjelasan
10 Chapter 9: Keputusan
11 Chapter 10: Kebenaran
12 Side Story: Fisa Campbell
13 Chapter 11: Hasil Pasangan
14 Chapter 12: Ponsel
15 Chapter 13: Hukuman
16 Side Story: Fisa Campbell
17 Chapter 14: Berbelanja
18 Info Poin (1)
19 Chapter 15: Diskriminasi
20 Side Story: Fisa Campbell
21 Chapter 16: Ada Yang Salah
22 Pengumuman Penting!
23 Chapter 17: Mulai Sekarang..
24 Chapter 18: Rasa Takut
25 Chapter 19: Ancaman
26 Chapter 20: Perlawanan
27 Chapter 21: Perasaan Senang
28 Chapter 22: Pesan Misterius
29 Chapter 23: Mr.X
30 Chapter 24: Seragam Baru
31 Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32 Chapter 26: Salah Paham
33 Chapter 27: Uniregular Sport School
34 Side Story: Fisa Campbell
35 Chapter 28: Taman Sekolah
36 Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37 Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38 Chapter 31
39 Side Story: Smith Afton
40 Chapter 32
41 Side Story: Beny Heiko
42 Chapter 33
43 Chapter 34
44 Chapter 35
45 Chapter 36
46 Chapter 37
47 Info Poin (2)
48 Chapter 38
49 Chapter 39
50 Chapter 40
51 Chapter 41
52 Chapter 42
53 Chapter 43
54 Chapter 44
55 Chapter 45
56 Chapter 46
57 Chapter 47
58 Chapter 48
59 Chapter 49
60 Chapter 50
61 Chapter 51
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: Kelas 1-E
3
Chapter 2: Pasangan
4
Chapter 3: Mendadak Populer
5
Chapter 4: Konflik Part 1
6
Chapter 5: Konflik Part 2
7
Chapter 6: Konflik Part 3
8
Chapter 7: Akhir Konflik
9
Chapter 8: Penjelasan
10
Chapter 9: Keputusan
11
Chapter 10: Kebenaran
12
Side Story: Fisa Campbell
13
Chapter 11: Hasil Pasangan
14
Chapter 12: Ponsel
15
Chapter 13: Hukuman
16
Side Story: Fisa Campbell
17
Chapter 14: Berbelanja
18
Info Poin (1)
19
Chapter 15: Diskriminasi
20
Side Story: Fisa Campbell
21
Chapter 16: Ada Yang Salah
22
Pengumuman Penting!
23
Chapter 17: Mulai Sekarang..
24
Chapter 18: Rasa Takut
25
Chapter 19: Ancaman
26
Chapter 20: Perlawanan
27
Chapter 21: Perasaan Senang
28
Chapter 22: Pesan Misterius
29
Chapter 23: Mr.X
30
Chapter 24: Seragam Baru
31
Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32
Chapter 26: Salah Paham
33
Chapter 27: Uniregular Sport School
34
Side Story: Fisa Campbell
35
Chapter 28: Taman Sekolah
36
Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37
Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38
Chapter 31
39
Side Story: Smith Afton
40
Chapter 32
41
Side Story: Beny Heiko
42
Chapter 33
43
Chapter 34
44
Chapter 35
45
Chapter 36
46
Chapter 37
47
Info Poin (2)
48
Chapter 38
49
Chapter 39
50
Chapter 40
51
Chapter 41
52
Chapter 42
53
Chapter 43
54
Chapter 44
55
Chapter 45
56
Chapter 46
57
Chapter 47
58
Chapter 48
59
Chapter 49
60
Chapter 50
61
Chapter 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!