Sudah beberapa menit kami berjalan dan akhirnya gadis ini berhenti tepat di depan kedai kopi.
"Mari kita bicara disini!"
"Ya.."
Kami pun memasukinya lalu duduk di ujung. Aku tidak tahu kalau ada kedai kopi disini dan langsung kembali terpikir seberapa luas sekolah ini hingga aku sendiri tidak tahu kalau ada kedai kopi di area kelas satu.
"Permisi... kami pesan kopi biasa dua gelas!!"
"Huh..!"
Suaranya nyaring sekali, aku sangat yakin kalau itu terdengar sampai seisi kedai kopi ini.
"Baiklah, sekarang mulai darimana ya?"
"Mungkin jelaskan tentang tawaranmu dan kenapa aku harus menerimanya?"
"Ide bagus, oke!"
Saat hendak menjelaskan, tangannya beberapa kali memegangi rambut hitamnya yang pendek dan mukanya juga memerah entah karena apa, menurutku kelakuannya itu cukup manis.
"Begini Satomi, maukah kau berpasangan denganku?, jadi-"
"Hah!?"
Kali ini aku dibuat terkejut lagi olehnya yang tiba-tiba menawarkan diri hendak menjadi pasanganku. Tenanglah, dia belum menjelaskan semuanya jadi tenanglah! Dan aku juga memotong pembicaraannya karena terkejut.
"Bisa kau jelaskan dulu agar aku mengerti?"
"Salahmu sendiri menyela pembicaraanku, hmphh..!"
Dia memalingkan muka dan terlihat kesal denganku, pipinya juga sedikit menggembung.
"Maafkan aku, tapi aku benar-benar terkejut! Kau tahu itu?"
"Yah! Sangat tergambar jelas dengan ekspresi wajahmu!"
Sepertinya suasana hatinya sekarang terlihat buruk dan ini memang salahku. Sekarang aku harus berpikir untuk mengembalikan suasana hatinya.
Tapi aku tidak bisa terpikir apa-apa.
Ini termasuk kelemahanku, aku tidak tahu cara membuat seorang gadis senang jika aku tidak tertarik dengannya. Berbeda dengan Lina, aku sangat tertarik dengannya dan oleh sebab itu aku bisa berpikir dengan baik.
"Satomi! Kenapa melamun? Aku tidak bisa menjelaskannya jika kau seperti itu! Hei..! Kau dengar?!"
Aku terlalu sibuk berpikir sampai melamun dan disadarkan oleh gadis ini. Suasana hatinya kini mungkin semakin memburuk dan itu jelas kesalahan ku.
Aku sangat khawatir sekarang, gadis ini mengeluarkan aura menyeramkan dan aku sangat jelas merasakannya.
"Ah maaf, aku agak mengantuk!"
"Hehe.... sepertinya membawamu kesini adalah pilihan bagus"
"Tidak juga, aku lebih ingin tidur dibandingkan minum kopi sekarang"
"Tenang saja.. aku yang akan membayarnya karena aku yang mengajakmu"
"Bukan itu yang kumaksud.. tapi jika kau bersikeras maka aku hanya bisa berterima kasih"
"Jadi bisa kujelaskan sekarang?"
"Tentu!"
Entah apa penyebabnya dia terlihat senang sekarang dan kupikir suasana hatinya kembali pulih, padahal aku hanya meminta maaf dan beralasan aneh dengannya. Dia juga terlihat antusias ingin aku mendengarkan perkataannya.
Yang terpenting sekarang dia sudah seperti semula dan kekhawatiran ku mulai mereda.
"A-aku hanya ingin dekat denganmu.. entah kenapa saat melihatmu, aku... jadi ingin tahu lebih banyak hal tentang dirimu.."
Dia mengatakan itu dengan malu-malu dan wajahnya juga memerah. Memang terlihat manis, tapi sisi menyeramkannya tetap terasa.
"Emm.... Jadi itu alasannya.. tapi aku tidak tahu namamu loh, apa kau tidak marah?"
Aku memang tidak tahu namanya karena aku tertidur saat sesi perkenalan.
"Itu sangat wajar! Salahmu sendiri kan malah tertidur saat perkenalan!"
Gadis ini emosinya mudah berubah setiap saat, singkatnya dia orang yang labil.
Mungkin ini juga termasuk hal menyeramkan yang kurasakan darinya, orang labil memang sangat sulit ditebak tindakannya. Aku juga harus berpikir lebih keras dari biasanya untuk bisa menghadapi orang yang bersifat labil.
"Mau bagaimana lagi, aku sangat mengantuk pagi tadi!"
"Fisa Campbell, itu namaku dan kau bisa memanggilku Fisa. Salam kenal, Satomi!"
"Nama yang bagus, aku cukup menyukainya!"
"Ehh..."
Gadis ini malah berbalik dan terlihat terkejut padahal aku hanya memuji namanya.
Sesaat momen canggung ini, pelayan datang dengan menyuguhkan dua gelas kopi biasa yang dipesan.
"Maaf Lama..."
"Tidak masalah, terimakasih banyak!"
Setelah pelayan pergi, momen canggung hilang dan kami pun melanjutkan obrolan.
"Salam kenal, Fisa! Kuharap kita bisa berteman baik!"
Aku memang tidak ingin terlibat dengannya, tapi itu sudah terlambat karena dia sudah tertarik denganku dan pasti akan selalu memperhatikannya.
"Ya.. Jadi bagaimana...? Tentang tawaranku?"
"Kau tahu? Aku sudah berpasangan dengan Lina.."
"Apa kau lupa perkataanku saat di kelas?"
"Tidak... Aku sangat mengingatnya"
"Padahal pemikiran dan caramu bertindak sangat bagus, tapi semuanya menjadi tidak berguna hanya karna satu gadis cantik"
"Apa maksudmu..!?"
Aku mendadak kesal dengan perkataannya, walaupun aku tidak tahu penyebabnya, aku tetap kesal.
"Aku akan langsung ke intinya. Lina, Charles, dan Beny, mereka bersekongkol!"
"Hah..!?"
Tentu saja aku bingung dengan perkataannya, mungkin dia hanya asal bicara, tapi aku harus tetap mendengarkan sampai dia selesai menjelaskannya.
"Sebenarnya yang bersekongkol itu bukan hanya dua orang, tapi itu ada tiga"
"Dan Lina juga termasuk?"
"Itu benar, kau telah ditipu oleh mereka!"
"Jangan bercanda...!! Dari yang kulihat Lina membutuhkan pertolongan dan saat kutolong dia terlihat senang..!"
"Tenanglah Satomi, kau jadi pusat perhatian!"
Aku malah menjadi pusat perhatian karena tingkahku sendiri. Uhhh... Tenanglah! Jangan marah dan juga jangan membentaknya. Tetap tenang...
"Ah... Maaf.. Aku terbawa suasana.."
"Tidak masalah, sekarang terserah padamu untuk percaya atau tidak. Tapi yang jelas mereka bertiga itu bersekongkol dan aku mengetahuinya!"
"Begitu ya? Baiklah! Akan kupikirkan. Ngomong-ngomong, bisa jelaskan kenapa kau tertarik denganku?"
Aku mengubah topiknya karena dia mengatakan hal yang masih belum kupahami. Jika perkataannya benar, lalu untuk apa mereka bertiga bersekongkol dan ini benar-benar membingungkan.
"Itu karena aku menyukai eskpresi mu saat dimarahi Smith tadi, dari luar kau memang terlihat menyesal tapi dari dalam kau terlihat biasa saja.."
"Jadi hanya itu?"
"Bukan hanya itu loh.. aku semakin tertarik karena melihat caramu melawan orang yang menghadang di pintu kelas dan setelah itu aku mengikutimu diam-diam"
Gadis ini memang menyeramkan, dia bisa berbaur dan menghilangkan keberadaannya hingga bisa mengikutiku. Aku juga tidak sadar kalau sedang diikuti oleh seseorang pada saat itu. Bukan hanya tidak sadar, aku memang tidak mengetahuinya.
Jadi sekarang dia tahu tentang apa yang terjadi saat aku berkeliling sebelumnya. Aku memang tidak boleh menjadikannya musuh dan dia harus selalu berada di dalam pengawasanku.
Selama aku mengawasinya dengan hati-hati, dia tidak akan sadar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
anggita
fisa campbell..
2022-08-13
1