Side Story: Fisa Campbell

Part 2: Menguntit Satomi

_________________________________________

Dia sangat menarik, beberapa kali aku memikirkan tentang betapa menariknya orang yang bernama Satomi ini.

Ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya hingga aku sangat penasaran dan ingin mengetahui segala hal tentangnya.

Ahh.. gawat! Dia dihadang oleh orang besar yang mengerikan di pintu kelas. Aku juga mendengar kalau dia ingin memeras uang darinya.

Woahhh... dia akan kena pukulan dari orang besar itu! Seseorang hentikan dia!!

Aku mendadak khawatir namun sepertinya itu tidak perlu karena dia berhasil menghindari pukulannya.

Aku sangat lega, tapi apa-apaan dengan wajahnya yang biasa saja dan hampir datar itu ketika sedang dalam bahaya. Lagi-lagi aku terpikir kalau dia sangat menarik, bukan sedikit lagi!

Sekarang aku harus menolongnya, paling tidak orang besar itu akan menahan diri dengan perempuan. Saat beranjak dari kursi dan hendak mendatanginya, aku tidak menduga kejadian selanjutnya.

"Adu-duh sakit.. lepaskan aku..!"

Satomi hanya memegang genggaman tangannya, tapi orang besar ini malah merasa kesakitan lalu meninggalkannya begitu saja.

Namun aku merasa Satomi masih menahan diri karena wajahnya biasa saja dan tidak terasa emosi sama sekali.

Bukan hanya menarik.. dia juga mengerikan..! Aku jadi semakin tertarik...!

Tenanglah diriku.. kenapa aku jadi seperti ini, padahal biasanya aku sangat tenang dan menganggap semuanya membosankan.

Orang besar ini berkata akan membiarkan Satomi untuk sekarang, membuat kekhawatiran ku padanya kembali datang. Kuharap dia bisa mengatasinya.

Dia keluar kelas dan terlihat tidak peduli dengan orang besar itu, astaga.. kembalikan kekhawatiran ku!

Sekarang yang harus kulakukan sudah jelas, yaitu mengikutinya. Aku tidak peduli di cap sebagai penguntit karena menghilangkan hawa keberadaan adalah keahlian ku. Aku juga sangat yakin kalau dia tidak akan menyadari keberadaan ku.

Banyak teman SMP ku dulu terkejut karena kemunculanku yang mendadak dan aku merasa senang bisa mengejutkan mereka dengan keahlianku. Aku menamai keahlian ini bernama "Conceal", cukup keren walaupun agak kekanak-kanakan.

Conceal diaktifkan, aku mengikuti Satomi dan sudah memastikan kalau dia tidak akan menyadarinya.

Oh.. dia hanya ke toilet, kukira dia akan berjalan-jalan di sekolah ini. Awalnya aku tidak mengetahui kenapa dia yang sudah keluar dari toilet malah kembali masuk ke dalamnya.

Namun saat kulihat lebih dekat, ternyata ada sepasangan laki-laki dan perempuan memasuki toilet yang sama, mungkin dia hanya penasaran dan akhirnya kembali masuk untuk memastikan.

Aku juga penasaran sama seperti Satomi tentang mereka berdua yang memasuki toilet laki-laki padahal jenis kelaminnya berbeda. Tapi dilihat saja sudah jelas, mereka berdua akan melakukan tindakan tak senonoh dan mungkin Satomi akan mengehentikan mereka. Huh.. ternyata dia mulai membosankan...

Hanya satu menit setelah kembali memasuki toilet, dia keluar dan lanjut berjalan dengan santai. Ternyata perkiraanku salah, dia tidak peduli dengan mereka dan hanya sekedar penasaran. Jadi kutarik kembali ucapanku, dia tidak membosankan.

Mungkin sekarang dia ingin berjalan-jalan, tapi kurasa dia tidak mempunyai teman. Kesian sekali kau.. tapi tenang saja karena aku akan selalu menemanimu dibalik layar.

Padahal baru sebentar aku mengikutinya, tapi bel malah berbunyi dan menyuruh untuk datang ke ruang makan.

Dengan kesal aku terpaksa berjalan ke ruang makan kelas satu dan sesampainya disana aku melihat Satomi menerima kertas kecil, sepertinya itu angka atau nomor.

Jika dilihat mungkin itu adalah angka 64, tapi bisa juga bukan karena aku hanya melihatnya dari jauh jadi terlihat samar-samar.

Dia sudah masuk, jadi aku juga harus segera memasukinya. Lalu aku menerima kertas dari seorang guru dan mendapati angka 100, beliau mengatakan kalau tempatku duduk sesuai dengan kursi yang terdapat angka itu.

Aku melihat Satomi duduk di kursi bernomor 84, ternyata memang benar aku salah melihat angkanya. Namun sangat disayangkan tempat dudukku agak jauh darinya.

Sesaat aku duduk, pelayan datang menyajikan segelas susu dengan makanan aneh yang belum pernah aku makan, saat aku bertanya dia menjawab ini adalah oatmeal pisang. Tapi selama bisa dimakan dan tidak terasa menjijikkan, aku masih bisa memakannya dengan lahap.

Aku juga harus menghabiskannya sebelum Satomi agar bisa kembali mengikutinya. Namun ditengah menikmati makananku, aku mendengar suara seorang perempuan yang mencurigakan.

"Segera lakukan..!"

Setelah dia mengatakan itu, teriakan laki-laki dengan nada tinggi menggemparkan seisi ruangan.

Aku yang merasa terganggu langsung berbalik dan ternyata itu adalah Lina, Charles, dan Beny. Mereka adalah teman sekelas ku, aku tidak mengerti apa yang sedang mereka lakukan dengan membuat keributan disini.

Tapi saat aku melihat wajah Lina, ekspresinya terlihat sangat puas dan aku tidak mengerti sama sekali.

Ah.. tidak. Aku kehilangan Satomi dan aku harus mengejarnya.

Makananku juga sudah habis jadi aku langsung keluar dan melempar kertas kecil yang dibagi tadi di depan guru yang hendak masuk. Aku memang tidak sopan tapi aku juga tidak memiliki pilihan lain.

Beruntung dia baru saja keluar dan aku tidak kehilangan jejaknya, kali ini aku harus mengikutinya lebih hati-hati.

Aku mengikutinya terlalu jauh hingga ke tempat yang belum aku datangi, banyak orang mengerikan disini.. walaupun mereka tidak menyadariku, tapi tetap saja aku merasa takut.

Aku takut tersesat, tapi aku juga takut kehilangan jejaknya dan hal menariknya akan hilang begitu saja.

Saat sedang bingung, aku mendengar suara yang jauh lebih ramai dan keras dari sebelumnya. Dengan cepat aku mendatangi sumber suara, ternyata itu berasal dari pertandingan baseball.

Sepertinya pertandingannya sudah berakhir, tapi aku juga melihat Satomi menangkap bola baseball yang dipukul pemain terakhir dengan santai dan cekatan.

Setelahnya dia dikerumuni oleh banyak orang dan itu membuatku kesal, aku ingin memberitahu pada mereka kalau pukulan seperti itu hanya masalah sepele baginya.

Tapi aku rasa dia juga memiliki alasan sendiri kenapa harus berpura-pura kesakitan, mungkin saja dia ingin menjaga perasaan orang itu. Dari yang kudengar dia adalah seorang Ace di tim baseball sekolah ini.

Aku akan berhenti mengikutinya sekarang karena dia memang harus kuhadapi secara langsung.

Conceal dinonaktifkan, sekarang aku tidak dalam mode sembunyi dan menampakkan diriku dengan jelas

Aku sangat terganggu oleh orang-orang yang langsung terkejut karena keberadaan ku, padahal aku sudah berada di sini cukup lama.

Mungkin lebih baik aku kembali ke kelas karena aku yakin Satomi juga ingin ke sana. Aku tidak mengikutinya lagi dan memilih untuk mengambil jalan yang berlawanan dengannya.

Jalan yang kuambil lumayan mempersingkat waktu untuk kembali ke kelas, jadi kurasa aku yang akan sampai lebih dulu.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1: Kelas 1-E
3 Chapter 2: Pasangan
4 Chapter 3: Mendadak Populer
5 Chapter 4: Konflik Part 1
6 Chapter 5: Konflik Part 2
7 Chapter 6: Konflik Part 3
8 Chapter 7: Akhir Konflik
9 Chapter 8: Penjelasan
10 Chapter 9: Keputusan
11 Chapter 10: Kebenaran
12 Side Story: Fisa Campbell
13 Chapter 11: Hasil Pasangan
14 Chapter 12: Ponsel
15 Chapter 13: Hukuman
16 Side Story: Fisa Campbell
17 Chapter 14: Berbelanja
18 Info Poin (1)
19 Chapter 15: Diskriminasi
20 Side Story: Fisa Campbell
21 Chapter 16: Ada Yang Salah
22 Pengumuman Penting!
23 Chapter 17: Mulai Sekarang..
24 Chapter 18: Rasa Takut
25 Chapter 19: Ancaman
26 Chapter 20: Perlawanan
27 Chapter 21: Perasaan Senang
28 Chapter 22: Pesan Misterius
29 Chapter 23: Mr.X
30 Chapter 24: Seragam Baru
31 Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32 Chapter 26: Salah Paham
33 Chapter 27: Uniregular Sport School
34 Side Story: Fisa Campbell
35 Chapter 28: Taman Sekolah
36 Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37 Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38 Chapter 31
39 Side Story: Smith Afton
40 Chapter 32
41 Side Story: Beny Heiko
42 Chapter 33
43 Chapter 34
44 Chapter 35
45 Chapter 36
46 Chapter 37
47 Info Poin (2)
48 Chapter 38
49 Chapter 39
50 Chapter 40
51 Chapter 41
52 Chapter 42
53 Chapter 43
54 Chapter 44
55 Chapter 45
56 Chapter 46
57 Chapter 47
58 Chapter 48
59 Chapter 49
60 Chapter 50
61 Chapter 51
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1: Kelas 1-E
3
Chapter 2: Pasangan
4
Chapter 3: Mendadak Populer
5
Chapter 4: Konflik Part 1
6
Chapter 5: Konflik Part 2
7
Chapter 6: Konflik Part 3
8
Chapter 7: Akhir Konflik
9
Chapter 8: Penjelasan
10
Chapter 9: Keputusan
11
Chapter 10: Kebenaran
12
Side Story: Fisa Campbell
13
Chapter 11: Hasil Pasangan
14
Chapter 12: Ponsel
15
Chapter 13: Hukuman
16
Side Story: Fisa Campbell
17
Chapter 14: Berbelanja
18
Info Poin (1)
19
Chapter 15: Diskriminasi
20
Side Story: Fisa Campbell
21
Chapter 16: Ada Yang Salah
22
Pengumuman Penting!
23
Chapter 17: Mulai Sekarang..
24
Chapter 18: Rasa Takut
25
Chapter 19: Ancaman
26
Chapter 20: Perlawanan
27
Chapter 21: Perasaan Senang
28
Chapter 22: Pesan Misterius
29
Chapter 23: Mr.X
30
Chapter 24: Seragam Baru
31
Chapter 25: Aku Yang Terburuk
32
Chapter 26: Salah Paham
33
Chapter 27: Uniregular Sport School
34
Side Story: Fisa Campbell
35
Chapter 28: Taman Sekolah
36
Chapter 29: Hadapi Semuanya!
37
Chapter 30: Fisa, Aku Mencintaimu..
38
Chapter 31
39
Side Story: Smith Afton
40
Chapter 32
41
Side Story: Beny Heiko
42
Chapter 33
43
Chapter 34
44
Chapter 35
45
Chapter 36
46
Chapter 37
47
Info Poin (2)
48
Chapter 38
49
Chapter 39
50
Chapter 40
51
Chapter 41
52
Chapter 42
53
Chapter 43
54
Chapter 44
55
Chapter 45
56
Chapter 46
57
Chapter 47
58
Chapter 48
59
Chapter 49
60
Chapter 50
61
Chapter 51

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!