Pagi ini Tia sudah bertekad ingin menjelaskan semuanya pada Arka. Tapi Tia tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada Reyhan. Akhirnya Tia izin pada Reyhan untuk berbelanja ke swalayan.
"Pak Rey, saya mau pergi ke swalayan sebentar ya?" izin Tia pada Reyhan.
"Biar aku antar," balas Reyhan karena tidak ada aktivitas selama cuti pernikahannya.
"Eggak usah Pa, saya sendiri saja," tolak Tia sambil bersiap - siap pergi.
"Baiklah, hati - hati di jalan. kalau ada apa - apa kamu hubungi aku," balas Reyhan sambil tersenyum.
"Iya Pak," ujar Tia dengan tersenyum canggung karena ia sedang berbohong.
Tia pun keluar apartemen dan menunggu taksi di depan. Setelah mendapatkan taksi, Tia segera meluncur ke apartemen Arka. Ia ingin segera mengatakan yang sebenarnya pada Arka bahwa ia sudah menikah.
***
Apartemen Arka
Arka sedang sibuk membereskan semua barang - barangnya karena apartemen ini sudah lama tidak ia tempati, tapi satu bulan sekali ada seorang asisten rumah tangga yang datang untuk membersihkannya.
Tidak berapa lama bel pintu apartemen pun berbunyi. Arka segera membuka pintu dan tampaklah wajah Tia di sana. Arka pun mempersilakan Tia masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
"Mau minum apa sayang?" tanya Arka sambil tersenyum.
"Tidak usah repot - repot Arka, aku ke sini hanya sebentar saja," balas Tia menolak.
"Hei, kenapa buru – buru, apa kamu tidak merindukanku?" tanya Arka heran. Ia pun duduk di samping Tia dan menggenggam kedua tangannya. Ia menatap mata Tia dan tersenyum.
"Arka, aku mau mengatakan sesuatu padamu," ujar Tia langsung ke intinya.
Tapi Arka tidak merespon kata - kata Tia, ia tersenyum lalu memegang tengkuk Tia dan mencium bibir Tia. Arka mengira Tia akan mengatakan "Arka aku merindukanmu, aku mencintaimu", tapi nyatanya tidak begitu.
Tia tidak membalas ciuman Arka dan Arka merasa heran. Arka pun menggigit bibir bawah Tia sehingga bibir Tia terbuka.
Tangan Arka mencoba membuka kancing kemeja Tia. Arka sangat merindukan Tia sehingga ia lepas kendali. Kini dua kancing kemeja Tia sudah terbuka. Tia ingin menghentikannya, tapi tangannya di cekal Arka di kedua sisinya. Arka pun menciumi leher dan tulang selangka Tia serta menggigitnya sehingga meninggalkan tanda merah di sana.
"Arka hentikan! Aku mohon ... " ujar Tia memohon, tapi Arka terus melanjutkan aksinya. Isak tangis Tia pun mulai terdengar.
"Ada apa sayang? Aku sangat merindukanmu, aku mencintaimu," ucap Arka sambil menatap wajah Tia.
"Arka, tolong jangan lakukan itu," ujar Tia pada Arka.
"Ada apa sayang?" tanya Arka bingung.
"Arka, tolong jangan lakukan ini lagi. Ini tidak sepantasnya kita lakukan," ucap Tia sambil meneteskan air matanya.
"Kenapa? Cepat atau lambat, kita akan segera menikah sayang," balas Arka sambil mengusap air mata Tia.
"Tidak Arka, tidak ... " ujar Tia dengan berderai air mata. Ia tidak bisa mengeluarkan kata – katanya, tapi ia harus menjelaskan semua secepatnya.
"Apa maksudmu dengan tidak?" tanya Arka yang mulai merasakan ada yang tidak beres dengan Tia.
"A-ku, aku ... sudah menikah Arka," jawab Tia dengan air mata mengalir semakin deras di pipinya.
"Kamu sudah menikah? Kenapa kamu menghianatiku Tia?! Aaahhhk!" seru Arka, ia pun marah dan menjambak rambutnya sendiri.
"Maafkan aku Arka, aku harap kamu bisa melupakanku dan menemukan orang yang lebih baik dariku," jawab Tia meminta maaf karena sudah menikah dengan orang lain di saat masih berstatus kekasih Arka. Sejujurnya Tia masih mencintai Arka, sangat mencintai Arka.
"Tia, apa kamu tidak sabar menungguku? Sampai - sampai kamu harus menikah dengan orang lain? Aku ke Amerika juga karena cintaku padamu, tapi setelah aku kembali ini balasanmu? Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Arka kecewa pada Tia.
"Sudahlah Arka, maafkan aku, maafkan aku, kita sudah tidak bisa bersama lagi," jawab Tia lalu bersiap - siap pergi dan membuka pintu apartemen Arka.
"Selamat tinggal Arka ... " ucap Tia di ambang pintu sambil meneteskan air mata.
"Semoga kamu bahagia dengan suamimu Tia," balas Arka lalu meneteskan air mata menyaksikan kepergian Tia.
"Terima kasih Arka," ujar Tia lalu pergi meninggalkan Arka yang menangis merasakan kepedihan di hatinya.
Selamat tinggal Arka, selamat tinggal cintaku, selamat tinggal kenangan. Aku tidak menyesal mengenalmu, kamu tidak salah, maafkan aku. Batin Tia. Ia berlari meninggalkan apartemen Arka sambil menangis. Dadanya terasa sangat sesak sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Elisanoor
buset begitu doang 😅
2023-09-20
1
Amelia Lia
sebegitux......
2022-12-02
0
Zahra Hasyim
gimana ya ngomong nya
2022-08-24
0