Suamiku, Kamu Satu Selamanya
Setelah acara resepsi pernikahan yang dimulai dari siang hingga sore hari, akhirnya Tia bisa beristirahat juga. Kini statusnya sudah berubah menjadi istri Reyhan Wijaya.
Pernikahan yang tidak pernah Tia bayangkan akan terjadi secepat ini. Pernikahan tanpa cinta dan begitu mendadak. Ia merasa masih sangat muda, usianya baru 21 tahun dan masih kuliah yang akan wisuda 2 bulan lagi.
"Istirahatlah, aku akan mandi dulu," ujar Reyhan pada Tia setelah memasuki kamarnya.
"Iya, Pak," balas Tia lalu duduk di tepi tempat tidur Reyhan.
Tia merasa bingung harus memanggil suaminya dengan panggilan apa, karena ia terbiasa memanggil Reyhan dengan sebutan “Pak Rey”. Reyhan adalah dosen di kampus tempat Tia kuliah.
Sambil menunggu Reyhan selesai mandi, Tia membaringkan tubuhnya ke tempat tidur dalam keadaan masih menggunakan gaun pengantinnya. Hingga akhirnya Tia pun tertidur lelap karena merasa tubuhnya sangat lelah setelah menjalani acara resepsi pernikahan tadi siang.
Di dalam kamar mandi, Reyhan berdiri di bawah siraman air shower sambil termenung. Ia tidak menyangka bahwa sekarang ia sudah menikah dengan Tia yang tidak lain adalah mahasiswanya sendiri.
Ini semua gara - gara Bu Tari, mamanya Reyhan yang selalu menjodoh - jodohkannya dengan anak temannya, sehingga Reyhan merasa terdesak dan terpaksa melakukan pernikahan ini dengan tergesa - gesa tanpa berpikir panjang.
Setelah mandi dan berganti pakaian di dalam kamar mandi, Reyhan membuka pintu dan keluar dari dalam kamar mandi sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk di tangan kanannya.
Reyhan melihat Tia tertidur pulas di atas tempat tidur dalam keadaan masih menggunakan gaun pengantinnya. Reyhan pun mendekat dan duduk di tepi tempat tidur hendak membangunkan Tia.
"Tia bangun, kamu tidak mandi?" tanya Reyhan sambil menepuk pelan pipi Tia untuk membangunkannya. Tia pun membuka matanya dan terkejut.
"Kenapa Pak Rey di sini?" tanya Tia dengan ekspresi terkejut. Ia pun segera bangkit dan duduk yang mengakibatkan kepalanya mendadak pusing. Ia mengernyitkan dahinya dan memegangi kepalanya.
"Ini kan kamarku, Kamu lupa kalau kita sudah menikah?" tanya Reyhan balik sambil menatap Tia yang kebingungan.
Tia pun melihat ke sekeliling kamar yang ternyata memang benar ini bukan kamarnya. Ia merasa malu lalu menangkupkan kedua telapak tangan ke wajahnya.
"Mmmm, boleh saya minta tolong Pak Rey?" tanya Tia sedikit ragu.
"Apa?" tanya Reyhan balik pada Tia.
"Tolong turunkan resleting gaun saya, tangan saya tidak bisa menjangkaunya. Tadi saya menunggu Pak Rey keluar dari dalam kamar mandi sampai ketiduran," jawab Tia sambil tersenyum.
"Okey berbaliklah!" balas Reyhan.
Reyhan pun membantu menurunkan resleting gaun yang dipakai Tia. Setelah resleting itu turun, tampaklah kulit punggung Tia yang putih dan mulus dengan pengait bra berwarna putih. Reyhan pun tercengang dan menelan ludahnya.
"Terima kasih Pak," ucap Tia menyadarkan ketertegunan Reyhan.
"I-iya, sama – sama," balas Reyhan terbata - bata karena gugup.
Tia pun segera masuk ke dalam kamar mandi setelah Reyhan membantu membuka resleting gaunnya. Reyhan menyaksikan Tia yang masuk ke dalam kamar mandi dengan gaun yang punggungnya terbuka lebar. Lagi - lagi Reyhan menelan ludahnya.
Otomatis pemandangan itu membangkitkan sesuatu milik Reyhan yang berada di bawah sana. Ini pertama kalinya ia melihat punggung wanita secara langsung di depan matanya, tapi ia tidak bisa berbuat apa - apa. Ia dan Tia tidak saling mencintai. Mereka menikah karena terpaksa.
Setelah masuk dan menutup pintu kamar mandi, Tia melepas gaun pengantinnya lalu mengisi bathup dengan air hangat. Ia ingin berendam air hangat untuk menyegarkan tubuhnya yang lelah.
Setelah 15 menit berendam, Tia membilas tubuhnya di bawah guyuran air shower. Setelah itu ia bersiap - siap untuk keluar dari dalam kamar mandi, tetapi ia baru ingat kalau tidak membawa handuk dan pakaian ganti ketika masuk ke dalam kamar mandi tadi.
Tia pun bingung, bagaimana caranya bisa keluar dari dalam kamar mandi, sedangkan gaun yang ia pakai tadi sudah kotor. Ia pun mengecek ke luar dengan cara mengeluarkan kepalanya dari pintu kamar mandi, berharap Reyhan tidak ada di dalam kamar. Nyatanya Reyhan masih di dalam kamar sedang berbaring di atas tempat tidur dan memainkan ponsel di tangannya.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Reyhan saat melihat Tia mengeluarkan kepalanya dari pintu kamar mandi.
"Hehehe, tolong ambilkan handuk saya Pak. Tadi saya lupa tidak membawanya karena terburu - buru masuk ke dalam kamar mandi," jawab Tia sambil meringis dipaksakan.
"Di mana?" tanya Reyhan seraya bangkit dari tempat tidur.
"Di dalam koper yang berwarna pink itu," jawab Tia sambil menunjuk koper yang berada di dekat almari. Reyhan pun mendekati koper yang ditunjuk Tia.
"Yang ini?" tanya Reyhan sambil menunjukkan handuk berwarna kuning setelah membuka dan mencari handuk di dalam koper Tia. Tia pun mengangguk.
"Terima kasih Pak Rey," ucap Tia setelah menerima handuk yang diberikan Reyhan.
"Hmmm," jawab Reyhan lalu kembali berbaring ke tempat tidur.
Setelah melilitkan handuk di tubuhnya, Tia pun keluar dari dalam kamar mandi. Ia mendekati kopernya untuk mengambil pakaian ganti.
Kenapa Tia begitu berani seperti ini? Apa ia tidak takut aku macam - macam padanya? Apa ia sengaja menggodaku? Batin Reyhan saat melihat Tia keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan handuk di tubuhnya. Ia pun bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk menyedu kopi di dapur.
Tia yang merasa sudah tidak ada orang lain lagi selain dirinya di dalam kamar, segera ia membuka handuknya dan berganti pakaian. Setelah itu ia membereskan semua barang - barangnya serta pakaiannya ke dalam almari milik Reyhan.
***
CAST PEMERAN UTAMA
TIA (Sintia Maulidya)
---
REYHAN (Reyhan Wijaya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
senja indah
ya ampun like y hampir 200buan ,vote y cma ratusan
2023-09-11
0
AndTea
baru ketemu lagi Thoor. aku mampir 🤭
2023-06-17
0
Dwi Mugiyanti
aku mampir LG
2023-06-11
0