My love is sillie
Episode 17
•
"Maksud kamu?" tanya pak Gunawan pada Farrel.
"Iya om, jadi Willy pernah cerita ke saya dan yang lain. Willy itu kecewa karena om pergi ninggalin dia waktu dia masih kecil, Willy juga sedih dan marah karena selalu diejek oleh teman-temannya di sekolah." jawab Farrel.
"Itu makanya, Willy jadi anak yang berandalan." sambung Farrel.
Pak Gunawan hanya bisa terdiam mendengar itu, ia tak menyangka bahwa dirinya lah penyebab anaknya menjadi seperti ini. Pak Gunawan menyesal karena lebih mementingkan pekerjaan daripada keluarga. Ia menangis dan terduduk di lantai, Bu Ani yang kasihan melihat suaminya langsung berupaya menenangkan hatinya.
"Tapi Om, Willy juga bilang ke kita kalau dia seneng banget om pulang lagi. Makanya, Willy mau taubat dan berubah. Dia gak mau lagi jadi orang jahat seperti dulu, tapi selalu aja ada orang yang tidak senang dengan Willy. Akhirnya sekarang Willy dipenjara gara-gara orang itu, saya mohon sama om. Om harus keluarin Willy dari sana,,!! Karena kalau enggak, saya khawatir Willy bakalan balik kayak dulu om." kata Farrel.
"Bener mas, kamu gak mau kan anak kita jadi berandalan lagi?" tanya Bu Ani.
Pak Gunawan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menangis.
"Mas, gak ada gunanya kamu menyesali apa yang sudah terjadi..!! Lebih baik sekarang kita ke kantor polisi buat bebasin Willy..!!" lanjut Bu Ani.
Pak Gunawan pun mengangguk, Bu Ani serta Sasha membantu pak Gunawan untuk berdiri. Lalu, mereka pun pergi menuju kantor polisi.
Sedangkan Farrel, berpisah jalan dengan mereka. Ia ingin membujuk orang tua Randi.
******
Martin dan Kiara pulang ke rumah mereka setelah seharian pergi mengelilingi kota Semarang. Mereka langsung menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri.
Setelah selesai, Kiara masuk ke kamar Martin untuk mengajaknya makan malam.
Seusai makan, Martin memeluk Kiara dan mengecup kening nya. Ia mengatakan kalau masakan Kiara sangat lezat.
Kiara pun tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
"Udah ya, aku mau cuci piring dulu." kata Kiara.
"Iya sayang, aku capek nih. Aku tidur duluan yaa.." kata Martin.
"Iya, good night." kata Kiara.
"Night too." kata Martin.
Martin pun masuk ke kamarnya, sedangkan Kiara membereskan piring bekas makan mereka dan membawanya ke dapur. Saat sedang mencuci piring, tiba-tiba terlintas wajah Willy dalam pikiran Kiara.
Ia langsung merasa rindu dengan Willy, sudah lama ia tidak berhubungan dengannya. Kiara masih sangat mencintai Willy, namun ia tidak bisa berbuat apapun. Ia tidak mau Willy celaka karena dirinya.
Karena melamun, Kiara tidak sengaja memecahkan piring yang sedang ia cuci. Jarinya pun terkena pecahan itu.
Martin yang baru ingin berbaring, mendengar suara barang pecah. Ia pun langsung keluar kamar dan berlari menuju dapur karena panik.
Martin mendapati Kiara sedang memegangi telunjuknya yang berdarah.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Martin.
"Aku gapapa kok, tadi aku gak sengaja mecahin piring nya." jawab Kiara.
"Kok bisa sih? Pasti kamu kecapekan yaa.." kata Martin.
"Maaf tuan, aku gak sengaja. Aku gak tahu kenapa tiba-tiba aku kepikiran Willy." kata Kiara.
"Apa? Jadi kamu masih mikirin si anak berandalan itu? Ngapain sih? Kan aku udah bilang, kamu lupain dia! Kamu itu sekarang milik aku,,!! Jadi gak boleh ada seorangpun yang masuk ke pikiran kamu selain aku..!!" kata Martin kesal.
"Maaf tuan, aku udah berusaha kok buat lupain dia. Tapi, tadi aku juga gak tahu kenapa tiba-tiba muncul wajah Willy di kepala aku." kata Kiara.
"Oke gapapa, sekarang luka kamu harus diobatin dulu..!!" kata Martin.
Martin pun membawa Kiara ke meja di dekat dapur, ia mengambil kotak obat untuk mengobati luka Kiara.
"Makasih tuan, tuan udah baik sama saya." kata Kiara.
"Sama-sama. Kan kamu udah aku anggap kayak adik sendiri." kata Martin.
"Tuan, bisa enggak kita kembali tinggal di Jakarta?" tanya Kiara pelan.
******
Pak Gunawan, Bu Ani dan juga Sasha sudah sampai kantor polisi. Mereka pun langsung menemui polisi dan mengatakan bahwa mereka ingin Willy dibebaskan.
Polisi mau membebaskan Willy dengan syarat, pak Gunawan harus menjadi jaminan jika nanti Willy kembali berbuat rusuh. Pak Gunawan menyanggupi itu dan menandatangani surat perjanjian.
Willy pun diantar menuju tempat orang tuanya, Bu Ani sangat senang bisa melihat Willy kembali. Mereka pun berpelukan.
"Bu, kenapa aku dibebaskan?" tanya Willy.
"Bapak kamu gak mau ngeliat kamu sengsara di penjara." jawab Bu Ani.
"Iya Wil itu bener, makanya bapak mohon sama kamu. Janganlah kamu ikut-ikut geng motor begitu,,!! Bapak pengen kamu jadi anak yang Sholeh..!!" kata pak Gunawan.
"Iya pak, insyaallah Willy bakal berubah jadi lebih baik. Makasih ya pak udah mau keluarin Willy dari sini." kata Willy.
"Iya sama-sama. Yuk kita pulang..!!" kata pak Gunawan.
"Loh, kok ada kamu Sas?" tanya Willy.
"Iya Willy, jadi nak Sasha yang udah anterin kita ke kantor polisi." jawab Bu Ani.
"Wah, makasih ya Sas. Kamu emang baik banget." kata Willy pada Sasha.
"Sama-sama Wil, lagian kan kamu temen aku. Jadi udah seharusnya aku ikut bantu kamu..!!" kata Sasha.
Mereka pun pulang diantar oleh Sasha.
*******
Orang tua Ilham sedang menunggu kabar dari dokter tentang anak mereka, hingga saat ini Ilham masih belum sadar dari koma nya.
"Pah, gimana ini anak kita masih belum sadar-sadar?" tanya Bu Rosa.
"Kita doakan saja yang terbaik buat Ilham, semoga dia bisa cepat sadar dan kembali sehat." jawab pak Dion.
"Iya pah, aku selalu mendoakan kesembuhan Ilham.. Tapi, aku tetap gak rela pah anak kita begini..!! Kita harus cari tau siapa yang udah buat anak kita begini..!!" kata Bu Rosa.
"Iya mah, papah juga gak terima Ilham babak belur seperti itu. Apalagi dia sekarang koma, biar papah suruh Eki buat cari tau siapa yang udah lakuin ini ke anak kita..!!" kata pak Dion.
"Iya pah, sekalian juga suruh dia buat hajar tuh orang nya..!!" kata Bu Rosa.
"Iya mah." kata pak Dion.
Pak Dion pun menelpon anak buahnya (Eki) untuk mencari keberadaan sang pembuat koma anak nya..
*******
Thoriq beserta anggota the darks lain yang sudah bebas berkumpul kembali di markas mereka.
"Riq, kayaknya kita udah gak bisa ngumpul disini lagi deh." kata Alam.
"Iya Riq, markas kita ini udah gak aman! Polisi udah tau lokasinya." kata Indra.
"Iya gua tahu, tapi gua harus gimana? Gua kan bukan ketua kalian. Jadi gua gak bisa seenaknya mindahin markas kita tanpa sepengetahuan Willy." kata Thoriq.
"Emangnya si Willy kapan bebasnya sih?" tanya Alam.
"Gak tahu gua, kayaknya sih masih lama." jawab Thoriq.
"Yaudah Riq, kalo gitu kita pindah aja..!! Lagian Willy pasti gak masalah kok..!!" kata Indra.
"Tenang-tenang, biar gua pikirin dulu ya. Sekaligus gua cari tempat yang bagus buat kita." kata Thoriq.
"Oke Riq." kata Alam.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments