Episode 1. Awal mula

Willy bersama teman geng nya sedang berkumpul di sebuah tempat, mereka menunggu giliran untuk balapan.

"Baiklah, selanjutnya mari kita sambut 2 pembalap berikutnya, Willy dan Ilham!"

Willy pun maju dan masuk ke arena balap dengan membawa helmnya. Ia bertatapan dengan Ilham sebelum berjalan.

"Gua pastiin lu bakal kalah kali ini!" Kata Ilham.

"Kita liat aja nanti siapa yang menang." jawab Willy.

Mereka pun menaiki motor masing-masing dan memakai helm mereka.

"Are you ready?"

Willy dan Ilham mengangguk.

"One... two... three go!"

Mereka langsung melaju dengan secepat mungkin disambut oleh tepuk tangan dan teriakan para penonton.

**********

Kiara ingin beristirahat, namun ia tidak tahu harus beristirahat dimana.

Ia pun bertanya pada pembantu lain disana.

"Misi Bu, kamar buat saya dimana ya?"

"Oh, kamar buat kamu ada di depan." jawab dia.

"Loh kok di depan Bu? Bukannya tempat tidur pembantu tuh di belakang?" tanya Kiara.

"Iya, kata tuan Martin begitu." jawab dia.

"Oh, baik terimakasih Bu." kata Kiara.

Kiara memutar balik dan berjalan ke kamar di depan.

Ia terkejut melihat pintu kamar bertuliskan nama dirinya.

"Kok bisa ada nama aku disini?" tanya Kiara.

"Emangnya kenapa? Kan itu kamar kamu."

Tiba-tiba suara berat menyaut, ternyata itu suara Martin.

Kiara langsung menoleh dan kaget.

"Eh Tuan, ngagetin aja." kata Kiara sambil tersenyum spontan.

"Maaf kalo saya ngagetin kamu, saya cuma mau kasih tau kalau itu kamar kamu." kata Martin.

"Kenapa kamar saya disini pak? Kok enggak sama pembantu yang lain?" tanya Kiara.

"Kamu kan spesial." jawab Martin singkat dan dingin.

Setelah berbicara, Martin pergi sambil tangannya ditaruh di saku celana nya.

"Maksud dia apa ya? Masa aku spesial, emangnya aku martabak apa?" batin Kiara.

Kiara memasuki kamar itu, dia kaget melihat isi kamarnya yang penuh barang-barang berharga.

Tempat tidurnya pun terlihat istimewa dan sangat wangi.

"Ini serius kamar aku?" batin Kiara.

**********

Willy dan Ilham mendekati garis finish, mereka berjarak tipis dengan Willy memimpin di depan.

Akhirnya, Willy berhasil menyentuh garis finish lebih dulu dari Ilham.

Willy mengangkat tangannya dan berteriak, juga disambut oleh sorak sorai para penonton.

Willy berhenti dan membuka helmnya, beberapa wanita langsung menghampiri nya.

"Ih kamu hebat banget si ganteng!"

"Iya ih ternyata selain ganteng juga jago balapan, duh idaman banget!"

"Udah udah, gausah muji-muji gua terus! Tar gua terbang lagi." kata Willy sambil tertawa.

Para wanita itu juga ikut tertawa mendengar perkataan Willy.

Kemudian, Ilham dan temannya menghampiri Willy.

"Heh lu boleh menang sekarang, tapi besok gua jamin lu bakal kalah!"

"Udah lah Ham, gua males terima tantangan lu terus, akhir-akhir nya gua juga kan yang menang. Emang lu gak capek apa nantangin gua mulu?" jawab Willy.

"Halah, bilang aja lu takut kan sama gua!" kata Ilham.

"Takut? Ngapain gua takut sama pecundang kaya lu." jawab Willy.

"Kurang ajar lu!" kata Ilham lalu ingin menonjok Willy.

Namun, Ilham ditahan oleh teman-temannya.

Teman-teman Willy yang melihat itu langsung menghampiri mereka.

"Eh eh ada apa nih?"

"Enggak, gak ada apa-apa." jawab Willy.

"Heh, gua tunggu lu di tempat biasa besok jam 10 malam!" kata Ilham sambil telunjuknya mengarah ke wajah Willy.

Lalu Ilham dan temannya pergi.

"Dia nantangin lu lagi Wil?" tanya Randi.

"Iya Ran." jawab Willy.

"Yaudah sekarang kita ke cafe biasa, kita rayakan kemenangan lu disana!" kata Thoriq.

"Oke boleh tuh." kata Willy sambil tersenyum.

Lalu Willy dan teman-temannya pergi ke tempat mereka biasa kumpul.

Sesampainya disana, orang-orang yang sedang makan langsung lari dan pergi dari tempat itu.

"Yailah masih takut aja ama kita." kata Thoriq.

"Wajar lah Riq, kan kita pernah buat ulah disini" kata Willy.

"Yaudah Yo masuk!" sambung Willy.

Mereka pun masuk kedalam dan duduk.

Salah seorang pelayan cafe mendatangi meja Willy dan teman-temannya.

"Maaf mas, tolong jangan kumpul-kumpul disini, kasian orang yang mau makan jadi ke ganggu."

"Loh loh, saya sama temen-temen saya pelanggan loh mba disini, kita mau makan." kata Willy.

"Iya mba, masa mba mau ngusir kita sih? Kita kan pelanggan dan pelanggan itu adalah raja!" kata Randi.

"Tapi mas, kehadiran kalian udah bikin semua pelanggan di cafe ini kabur tanpa membayar. Kita jadi rugi karena kalian."

"Mba, kita kesini mau makan, urusan orang-orang itu pada kabur tanpa bayar ya itu bukan urusan kami." kata Willy.

"Udah sekarang gini, kalo emang kita gaboleh makan disini, kita pergi aja deh cari tempat lain yang mau dikasih duit." lanjut Willy.

Willy lalu berdiri. Tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri mereka.

"Ada apa ini?"

"Tanya aja sama mba ini!" jawab Willy.

Lalu Willy dan teman-temannya pergi dari cafe itu.

Namun, laki-laki itu mengejar mereka keluar.

"Tunggu tunggu, kalian jangan pergi dulu! Maafin pegawai saya ya, ayo kalian masuk lagi!"

"Duh, maaf pak, kita udah gak ada selera makan disini." kata Willy.

Mereka pun menaiki motor mereka dan pergi dari cafe itu.

***********

"Kamarnya bagus banget, beda banget sama kamar ku di kampung dulu. Disini kasurnya juga empuk lagi." kata Kiara.

Tak lama kemudian, ada yang mengetuk pintu kamar Kiara.

Tok tok tok..

"Misi non, saya mau antar makanan"

Kiara kaget karena orang itu memanggil dirinya dengan sebutan "Non".

Dia lalu menyaut dan berdiri dari kasur.

"Iya masuk aja"

Orang itu membuka pintu dan masuk kedalam.

"Ini non makanan nya."

Ternyata dia pembantu Martin yang tadi bertemu Kiara di belakang.

"Tunggu Bu, kok ibu pake bawain makanan segala ke kamar saya sih? Terus kenapa ibu manggil saya non? Saya kan bukan majikan ibu." tanya Kiara.

"Maaf non, ini perintah dari tuan Martin." jawab ibu itu.

"Perintah dari tuan Martin?" tanya Kiara.

"Iya Non. Kalau begitu, saya permisi dulu non." jawab ibu itu.

"Iya Bu makasih ya." kata Kiara.

Pembantu tuan Martin itu keluar dari kamar Kiara dan menutup pintunya.

Kiara masih merasa bingung kenapa Martin menyuruh pembantunya memanggil dirinya dengan sebutan Non.

"Apa maksud tuan Martin ya?" tanya Kiara pada dirinya sendiri.

Lalu, Kiara langsung memakan makanan itu karena ia sangat lapar.

Namun, saat ia ingin menyuap, pintu kamarnya kembali terbuka.

Kali ini Martin yang masuk ke kamarnya.

"Oh, kamu lagi makan ya, maaf saya ganggu."

Martin kembali keluar dan menutup pintu kamar Kiara.

"Kok dia keluar lagi sih?" batin Kiara.

Martin masih berdiri di depan pintu kamar Kiara, ia membuka kacamatanya dan masih tidak percaya bahwa ia melihat seorang gadis yang sangat cantik.

"Gila, cantik amat tuh cewek. Emang gak salah gua beli dia."

Kemudian terdengar suara motor yang melewati depan rumah Martin.

Martin kesal karena suara motor itu sangat kencang, ia menyuruh pengawal nya memarahi pemotor itu.

"Kalian kejar dia dan bawa dia kesini!"

"Baik tuan!" jawab pengawal Martin serentak.

Para pengawal Martin pun mengejar pemotor itu dengan mobil.

Mereka berhasil mendahului motor itu dan mencegatnya.

Lalu mereka turun dari mobil dan menghampiri orang itu.

"Buka helm kamu! Turun dari motor kamu!"

Orang itu pun membuka helmnya dan turun dari motor.

"Ada apa?"

"Kamu harus ikut kami ke rumah tuan Martin!" kata salah satu pengawal Martin.

"Saya gak mau!"

"Kalau gitu, kita akan memaksa!"

Para pengawal Martin langsung menyerang orang itu.

Dia berhasil menahan pukulan-pukulan mereka, namun akhirnya ia terkena pukulan dan terjatuh ke aspal.

"Ayo ikut kami!" kata satu pengawal itu.

Orang itu pasrah diseret oleh para pengawal Martin dan dibawa masuk ke mobil.

Saat sampai di rumah Martin, orang itu disuruh menunggu di ruang tamu.

Martin keluar dan menghampiri orang itu.

Sambil berjalan dia menggulung lengan baju nya dan bertanya.

"Siapa nama kamu?"

"Willy." jawab nya.

Saat sampai dihadapan Willy, Martin langsung menonjok wajah Willy.

Willy terduduk di sofa.

"Kamu tau saya paling benci sama orang yang suka kebut-kebutan seperti kamu! Apalagi suara motornya berisik, itu mengganggu tau!"

Sambil memegangi wajahnya, Willy menjawab.

"Saya minta maaf om."

"Om om, memangnya saya om kamu? Panggil saya tuan!" kata Martin.

"Iya tuan, maafin saya." kata Willy.

"Ok, saya bakal maafin kamu. Tapi setelah kamu membayar karena sudah membuat saya terganggu." kata Martin.

"Apa? Masa gitu doang aja harus bayar?" tanya Willy.

"Iya, memangnya kamu tidak tau saya siapa? Saya itu Martin, pengusaha dan rentenir terkaya serta terkejam di Jakarta!" jawab Martin.

"Oh gitu. Yaudah saya harus bayar berapa jadinya?" tanya Willy.

"Enggak banyak, 5 juta aja cukup kok." jawab Martin.

"Hah? 5 juta? Gila apa, masa cuma keganggu doang bayarnya segitu?" tanya Willy kaget.

"Iyalah. Kamu gak tau siapa yang kamu ganggu? Saya, Martin seorang peng-"

Willy memotong pembicaraan Martin.

"Udah gausah diterusin! Saya udah tau!"

"Yasudah, mana 5 juta?" tanya Martin.

"Saya cuma punya 2 juta tuan, gapapa ya." jawab Willy.

"Gabisa! Harus full 5 juta!" kata Martin.

"Yaelah saya gak ada duit lagi, ini aja hasil balapan tadi." kata Willy.

"Yaudah gapapa, sekarang 2 juta dulu. Tapi besok kamu harus bayar sisanya! Kalau enggak, saya akan kejar kamu!" kata Martin.

"Yah kirain mau di ikhlasin yang 3 jutanya." batin Willy.

Willy pun menyerahkan uang 2 juta dan diterima oleh Martin.

Lalu Willy keluar dari rumah Martin, namun Martin mengejarnya.

"Tunggu! Saya butuh nomor telepon kamu!"

"Mau ngapain si? Tenang aja tuan, saya besok kesini jam segini!" kata Willy.

"Tetap aja saya butuh nomor telepon kamu, jaga-jaga kalau kamu tidak datang." kata Martin.

"Ah ribet amat si urusan sama rentenir! Yaudah nih nomor gua." kata Willy.

"Ok, sekarang kamu boleh pulang." kata Martin.

Lalu Martin masuk kembali ke dalam rumah nya.

"Lah main masuk aja, gua kagak dianterin ini?" kata Willy.

Willy pun berjalan menuju tempat motornya ditinggal.

Saat dijalan, ia melihat kearah jendela di rumah Martin.

"Hah tu cewek kenapa ngeliatin gua ya?" batin Willy.

Cewek itu pergi dan menutup gorden nya.

Terpopuler

Comments

Adico

Adico

lanjutkan

2022-12-15

2

Yukity

Yukity

pantasan saja ganti nama🤔
aku mencarimu lho Thor😁

2022-08-02

2

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Lanjut kak

2022-07-05

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Episode 1. Awal mula
3 Episode 2. Gue suka sama Lo!
4 Episode 3. Pelayan bukan pembantu
5 Episode 4. Paman yang jahat!
6 Episode 5. Kabur dari rumah itu
7 Episode 6. Makan nasi goreng
8 Episode 7. Diambil kembali
9 Episode 8. Lebih baik kamu pergi
10 Episode 9. Ambil alih
11 Episode 10. Ke Korea
12 Episode 11. Kirim ke UGD
13 Episode 12. Beli rumah
14 Episode 13. Berkhianat
15 Episode 14. Tahan saja dia!
16 Episode 15. Berubahnya pendosa
17 Episode 16. Membujuk Gunawan
18 Episode 17. Penyesalan pak Gunawan
19 Episode 18. Kedatangan Eki
20 Episode 19. Kriminal di sekolah
21 Episode 20. Kembali brutal
22 Episode 21. Mau hijrah
23 Episode 22. Dipantau
24 Episode 23. Pengeroyokan
25 Episode 24. Dimana ini?
26 Episode 25. Biaya rumah sakit
27 Episode 26. Willy yang sama
28 Episode 27. Ragu
29 Episode 28. Kiara datang lagi
30 Episode 29. Willy dimana?
31 Episode 30. Aku yang bayar
32 Episode 31. Dihukum
33 Episode 32. Martin datang
34 Episode 33. Sudah punya yang lain
35 Episode 34. Langsung akrab
36 Episode 35. Aurora vs Sasha
37 Episode 36. Gak sengaja
38 Episode 37. Pulang
39 Episode 38. Emang kayak gini
40 Episode 39. Sekolah baru
41 Episode 40. Jangan gitu!
42 Episode 41. Idola baru nih
43 Episode 42. Suntikan cairan
44 Episode 43. Fitnah Ilham
45 Episode 44. Bekas bibir lu
46 Episode 45. Pertikaian
47 Episode 46. Hari pertama
48 Episode 47. Di parkiran
49 Episode 48. Larangan Willy
50 Episode 49. Makan siang
51 Episode 50. Bawa aja jaket gue
52 Episode 51. Jauhi Willy
53 Episode 52. Orang bayaran
54 Episode 53. Mau duduk sama kamu
55 Episode 54. Menantang bodyguard
56 Episode 55. Teror terus berlanjut
57 Episode 56. Semakin genting
58 Episode 57. Bukan kita
59 Episode 58. Tergila-gila
60 Episode 59. So sweet
61 Episode 60. Aurora cemburu?
62 Episode 61. Paksaan Willy
63 Episode 62. Semakin menggila
64 Episode 63. Menginap satu malam
65 Episode 64. Aurora kemana?
66 Episode 65. Serangan di sekolah
67 Episode 66. Hukuman untuk Willy
68 Episode 67. Mencari Aurora
69 Episode 68. Bu Ani bersedih
70 Episode 69. Randi dikejar lagi
71 Episode 70. Diskors seminggu
72 Episode 71. Rencana Willy
73 Episode 72. With Aurora again
74 Episode 73. Aurora tak terima
75 Episode 74. Sempat kesal
76 Episode 75. Supaya cepat selesai
77 Episode 76. Dicegat black jack
78 Episode 77. Mencari Aurora
79 Episode 78. Gak bisa tidur
80 Episode 79. Rumah Catur
81 Episode 80. Max tertangkap
82 Episode 81. Aurora pulang
83 Episode 82. Jangan bohong!
84 Episode 83. Martin emosi
85 Episode 84. Menolong perempuan
86 Episode 85. Permainan yang gagal
87 Episode 86. Perpecahan
88 Episode 87. Hukuman berakhir
89 Episode 88. Sepenuhnya jadi milikku
90 Episode 89. Ditendang
91 Episode 90. Ambil kembali
92 Episode 91. Tawaran Martin
93 Episode 92. Pasangan pesta
94 Episode 93. Thoriq & Farrel sedih
95 Episode 94. Pesta dimulai
96 Episode 95. Berdansa
97 Episode 96. Martin gabung black jack
98 Episode 97. Melakukan dua kali
99 Episode 98. Baru pulang
100 Episode 99. Amukan Willy
101 Episode 100. Sama-sama masuk RS
102 Episode 101. Thoriq dan kekasihnya
103 Episode 102. Max tersingkir
104 Episode 103. Geng thunder
105 Episode 104. Patah tangan
106 Episode 105. Cari gara-gara
107 Episode 106. Tedy dan Geri
108 Episode 107. Dekat sama kamu terus
109 Episode 108. Romantis
110 Episode 109. Ilham memaksa
111 Episode 110. Sembuh
112 Episode 111. Randi dan Ayna
113 Episode 112. Nonton film
114 Episode 113. Puas jalan-jalan
115 Episode 114. Makan ketoprak
116 Episode 115. Mencari thunder
117 Episode 116. Martin vs Rimba
118 Episode 117. Apa bakal hamil?
119 Episode 118. Kangen Sasha?
120 Episode 119. Tiba-tiba datang
121 Episode 120. Keributan
122 Episode 121. Kembali ke sekolah lama
123 Episode 122. Suka sama siapa?
124 Episode 123. Willy cemburu
125 Episode 124. Pasti takut
126 Episode 125. Motor mati
127 Episode 126. Lancang
128 Episode 127. Sasha vs Aurora
129 Episode 128. Berkuda
130 Episode 129. Tersesat
131 Episode 130. Bawa kabur uang
132 Episode 131. Merona
133 Episode 132. Bantuan Martin
134 Episode 133. Sama saja
135 Episode 134. Randi nakal
136 Episode 135. Coba lawan?
137 Episode 136. Semakin dalam
138 Episode 137. Menyerah
139 Episode 138. Gak mau apa-apa
140 Episode 139. Temenin dulu
141 Episode 140. Diajak berburu
142 Episode 141. Gabung lagi
143 Episode 142. Auto masuk UGD
144 Episode 143. Gausah malu
145 Episode 144. Menggoda
146 Episode 145. Adain pesta
147 Episode 146. Lapor polisi
148 Episode 147. Punya mata-mata
149 Episode 148. Udah kenyang
150 Episode 149. The end
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1. Awal mula
3
Episode 2. Gue suka sama Lo!
4
Episode 3. Pelayan bukan pembantu
5
Episode 4. Paman yang jahat!
6
Episode 5. Kabur dari rumah itu
7
Episode 6. Makan nasi goreng
8
Episode 7. Diambil kembali
9
Episode 8. Lebih baik kamu pergi
10
Episode 9. Ambil alih
11
Episode 10. Ke Korea
12
Episode 11. Kirim ke UGD
13
Episode 12. Beli rumah
14
Episode 13. Berkhianat
15
Episode 14. Tahan saja dia!
16
Episode 15. Berubahnya pendosa
17
Episode 16. Membujuk Gunawan
18
Episode 17. Penyesalan pak Gunawan
19
Episode 18. Kedatangan Eki
20
Episode 19. Kriminal di sekolah
21
Episode 20. Kembali brutal
22
Episode 21. Mau hijrah
23
Episode 22. Dipantau
24
Episode 23. Pengeroyokan
25
Episode 24. Dimana ini?
26
Episode 25. Biaya rumah sakit
27
Episode 26. Willy yang sama
28
Episode 27. Ragu
29
Episode 28. Kiara datang lagi
30
Episode 29. Willy dimana?
31
Episode 30. Aku yang bayar
32
Episode 31. Dihukum
33
Episode 32. Martin datang
34
Episode 33. Sudah punya yang lain
35
Episode 34. Langsung akrab
36
Episode 35. Aurora vs Sasha
37
Episode 36. Gak sengaja
38
Episode 37. Pulang
39
Episode 38. Emang kayak gini
40
Episode 39. Sekolah baru
41
Episode 40. Jangan gitu!
42
Episode 41. Idola baru nih
43
Episode 42. Suntikan cairan
44
Episode 43. Fitnah Ilham
45
Episode 44. Bekas bibir lu
46
Episode 45. Pertikaian
47
Episode 46. Hari pertama
48
Episode 47. Di parkiran
49
Episode 48. Larangan Willy
50
Episode 49. Makan siang
51
Episode 50. Bawa aja jaket gue
52
Episode 51. Jauhi Willy
53
Episode 52. Orang bayaran
54
Episode 53. Mau duduk sama kamu
55
Episode 54. Menantang bodyguard
56
Episode 55. Teror terus berlanjut
57
Episode 56. Semakin genting
58
Episode 57. Bukan kita
59
Episode 58. Tergila-gila
60
Episode 59. So sweet
61
Episode 60. Aurora cemburu?
62
Episode 61. Paksaan Willy
63
Episode 62. Semakin menggila
64
Episode 63. Menginap satu malam
65
Episode 64. Aurora kemana?
66
Episode 65. Serangan di sekolah
67
Episode 66. Hukuman untuk Willy
68
Episode 67. Mencari Aurora
69
Episode 68. Bu Ani bersedih
70
Episode 69. Randi dikejar lagi
71
Episode 70. Diskors seminggu
72
Episode 71. Rencana Willy
73
Episode 72. With Aurora again
74
Episode 73. Aurora tak terima
75
Episode 74. Sempat kesal
76
Episode 75. Supaya cepat selesai
77
Episode 76. Dicegat black jack
78
Episode 77. Mencari Aurora
79
Episode 78. Gak bisa tidur
80
Episode 79. Rumah Catur
81
Episode 80. Max tertangkap
82
Episode 81. Aurora pulang
83
Episode 82. Jangan bohong!
84
Episode 83. Martin emosi
85
Episode 84. Menolong perempuan
86
Episode 85. Permainan yang gagal
87
Episode 86. Perpecahan
88
Episode 87. Hukuman berakhir
89
Episode 88. Sepenuhnya jadi milikku
90
Episode 89. Ditendang
91
Episode 90. Ambil kembali
92
Episode 91. Tawaran Martin
93
Episode 92. Pasangan pesta
94
Episode 93. Thoriq & Farrel sedih
95
Episode 94. Pesta dimulai
96
Episode 95. Berdansa
97
Episode 96. Martin gabung black jack
98
Episode 97. Melakukan dua kali
99
Episode 98. Baru pulang
100
Episode 99. Amukan Willy
101
Episode 100. Sama-sama masuk RS
102
Episode 101. Thoriq dan kekasihnya
103
Episode 102. Max tersingkir
104
Episode 103. Geng thunder
105
Episode 104. Patah tangan
106
Episode 105. Cari gara-gara
107
Episode 106. Tedy dan Geri
108
Episode 107. Dekat sama kamu terus
109
Episode 108. Romantis
110
Episode 109. Ilham memaksa
111
Episode 110. Sembuh
112
Episode 111. Randi dan Ayna
113
Episode 112. Nonton film
114
Episode 113. Puas jalan-jalan
115
Episode 114. Makan ketoprak
116
Episode 115. Mencari thunder
117
Episode 116. Martin vs Rimba
118
Episode 117. Apa bakal hamil?
119
Episode 118. Kangen Sasha?
120
Episode 119. Tiba-tiba datang
121
Episode 120. Keributan
122
Episode 121. Kembali ke sekolah lama
123
Episode 122. Suka sama siapa?
124
Episode 123. Willy cemburu
125
Episode 124. Pasti takut
126
Episode 125. Motor mati
127
Episode 126. Lancang
128
Episode 127. Sasha vs Aurora
129
Episode 128. Berkuda
130
Episode 129. Tersesat
131
Episode 130. Bawa kabur uang
132
Episode 131. Merona
133
Episode 132. Bantuan Martin
134
Episode 133. Sama saja
135
Episode 134. Randi nakal
136
Episode 135. Coba lawan?
137
Episode 136. Semakin dalam
138
Episode 137. Menyerah
139
Episode 138. Gak mau apa-apa
140
Episode 139. Temenin dulu
141
Episode 140. Diajak berburu
142
Episode 141. Gabung lagi
143
Episode 142. Auto masuk UGD
144
Episode 143. Gausah malu
145
Episode 144. Menggoda
146
Episode 145. Adain pesta
147
Episode 146. Lapor polisi
148
Episode 147. Punya mata-mata
149
Episode 148. Udah kenyang
150
Episode 149. The end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!