My love is sillie
Episode 14
•
Keesokan paginya, Sasha datang ke rumah Willy untuk menagih janjinya.
"Assalamualaikum.." Sasha mengucap salam.
Bu Ani membuka pintu dan menjawab salam Sasha,
"Waalaikumsallam.."
"Eh nak Sasha, ayo masuk..!!" ajak Bu Ani.
"Iya Tante, makasih. Tapi, Willy nya ada gak Tante?" tanya Sasha.
"Itu dia Sasha, Willy dari semalam belum pulang-pulang juga." jawab Bu Ani.
Pak Gunawan tiba-tiba memotong pembicaraan mereka.
"Kan aku udah bilang Bu, aku punya perasaan gak enak waktu semalam Willy pergi. Ibu malah asik nonton sinetron aja..!!" potong pak Gunawan.
"Ish bapak ini,,!! Ibu kan gak tau kalo perasaan kamu tuh bisa bener..!!" kata Bu Ani.
"Nah, sekarang kalo udah gini gimana Bu?" tanya pak Gunawan.
"Kalo bapak nanya aku, terus aku nanya siapa dong?" kata Bu Ani.
"Udah om, Tante. Tenang dulu! Mungkin Willy nginep di rumah temannya kali. Aku coba telpon deh." kata Sasha.
"Nah iya bener tuh Sasha, coba telpon dia..!!" kata pak Gunawan.
Sasha pun mengambil handphone nya lalu menelpon Willy, namun handphone Willy tidak bisa dihubungi.
"Nomornya gak bisa dihubungi om, Tante." kata Sasha.
"Hah kenapa gitu?" tanya Bu Ani.
"Aku juga gak tau Tante. Mungkin Willy lupa nge-charge hp nya." jawab Sasha.
Drrrttt.. Drrrttt..
Handphone pak Gunawan berbunyi.
"Nomor siapa nih?" kata pak Gunawan.
"Angkat lah pak! Barangkali penting." pinta Bu Ani.
"Iya Bu." kata pak Gunawan.
📞
Polisi : Halo, selamat pagi!
Pak Gunawan : Selamat pagi, ini dengan siapa ya?
Polisi : Ini dari kepolisian, kami ingin mengabari bahwa anak anda berada di kantor polisi sekarang.
Pak Gunawan : Apa pak? Kantor polisi? Memangnya anak saya salah apa?
Polisi : Nanti biar saya jelaskan disini, saya minta bapak sekarang datang kesini.
Pak Gunawan : Baik pak, saya kesana sekarang. Tapi pak, dimana ya tempat nya?
Polisi : Di Polsek Kambuaya.
Pak Gunawan : Baik pak saya segera meluncur.
Polisi : Terimakasih pak.
Tut Tut Tut..
"Telpon dari siapa pak? Kok bawa-bawa polisi?" tanya Bu Ani.
"Dari polisi Bu, katanya Willy ditangkap dan sekarang ada di Polsek Kambuaya. Bapak diminta datang kesana untuk dimintai keterangan." jawab pak Gunawan.
"Apa mas? Willy ditangkap polisi? Kok bisa, memangnya anak kita salah apa mas?" tanya Bu Ani kaget.
"Aku juga belum tahu Bu, makanya sekarang aku mau kesana." jawab pak Gunawan.
"Yasudah, ibu ikut kesana juga." kata Bu Ani.
"Yaudah ayo..!!" ajak pak Gunawan.
"Om, Tante. Gimana kalo kesana nya saya antar pake mobile saya? Biar cepet." usul Sasha.
"Nah cakep tuh! Boleh dah, biar gak makan ongkos juga." kata pak Gunawan.
"Yaudah ibu ikut aja." kata Bu Ani.
Mereka pun masuk ke mobil lalu segera melaju menuju kantor polisi.
*****
Diki datang ke tempat Karyo untuk membawa kembali Kiara ke Jakarta. Ia tidak mengetahui kalau Kiara juga bersama Martin.
"Kemarin sore dia kesini, terus katanya mau pulang ke rumahnya." kata Karyo.
"Rumahnya mas? Emang dia punya rumah disini?" tanya Diki.
"Aku juga gak tahu. Tapi, dia kesini bareng temen nya. Katanya sih rumah itu yang beli temen nya." jawab Karyo.
"Temen? Siapa mas?" tanya Diki.
"Namanya Martin." jawab Karyo.
"Apa?" Diki terkejut.
Tok Tok Tok...
"Assalamualaikum.." salam seseorang dari luar.
"Waalaikumsallam. Bentar ya Dik, aku mau bukain pintu dulu." kata Karyo.
"Iya mas." kata Diki.
"Kalau bener Kiara kesini sama Martin, berarti Kiara gak kabur dari Martin. Dan aku aman dari tagihan utang ku. Hehe, bagus deh." batin Diki.
"Ayo masuk kalian..!!" ajak Karyo.
Kiara dan Martin pun masuk kedalam, Diki kaget melihat mereka datang ke rumah Karyo.
"Loh, kok ada paman disini?" tanya Nadira pada Diki.
"Emm.. Iya paman mampir kesini sekalian silaturahmi." jawab Diki.
"Ayo duduk! Bentar ya, pakde buatin minum dulu buat kalian." kata Karyo.
"Iya pakde makasih." kata Kiara.
Karyo pun menuju ke dapur, sedangkan Diki masih merasa gugup karena ditatap secara tajam oleh Kiara juga Martin. Diki pun memutuskan untuk pamit dan pergi dari rumah Karyo.
"Dia kenapa?" tanya Martin.
"Gak tahu, aku gak peduli juga." jawab Kiara.
"Loh kenapa?" tanya Martin.
"Tuan pasti udah tau dong apa alasan aku benci dia." kata Kiara.
"Kenapa kamu benci dia?" tanya Martin.
"Ih, kan tuan sendiri yang bilang kalau dia itu udah jual aku ke tuan." jawab Kiara.
"Bagus dong, kan gara-gara dia kita jadi bisa ketemu terus berduaan kayak sekarang. Coba kalo dia gak begitu, mungkin kita gak ketemu." kata Martin.
"..." Kiara hanya terdiam.
"Lagian aku udah gak anggap kamu sebagai pelayan nafsuu aku lagi kok. Sekarang aku anggap kamu itu kayak adik aku sendiri." sambung Martin.
"Beneran tuan?" tanya Kiara.
"Iya dong." jawab Martin.
"Terus kenapa semalam minta dilayanin?" tanya Kiara.
"Hehe.. Itu kan semalem, sekarang udah enggak kok." jawab Martin.
Karyo kembali ke ruang tamu sambil membawa minuman, ia kaget karena Diki sudah tidak ada disana.
"Loh, paman mu kemana Kiara?" tanya Karyo.
"Tadi katanya mau pulang pakde." jawab Kiara.
"Pulang? Padahal tadi dia bilang mau ketemu kamu, terus ajak kamu ke Jakarta lagi." kata Karyo.
"Mungkin paman Diki ada urusan kali pakde." kata Kiara.
******
Pak Gunawan dan Bu Ani sudah sampai di kantor polisi, mereka pun segera masuk untuk menemui Willy.
"Permisi pak, kami orang tua Willy. Dimana dia sekarang pak?" tanya pak Gunawan.
"Tenang pak, anak bapak ada di sel tahanan. Sekarang bapak sama ibu duduk dulu. Nanti anak bapak dan ibu akan dibawa kesini." jawab pak polisi.
"Baik pak." kata pak Gunawan.
Mereka pun duduk dan berbicara dengan polisi.
"Maaf pak, sebenarnya anak kami salah apa?" tanya Bu Ani.
"Anak bapak dan ibu terlibat dalam sebuah tawuran antar geng motor semalam. Beliau juga telah membuat anak orang masuk ke UGD dan sekarang sedang koma." jawab pak polisi.
"Apa pak? Tawuran? Gak mungkin pak, anak saya gak mungkin berbuat seperti itu." kata Bu Ani tidak percaya.
"Tapi kenyataannya begitu Bu, bahkan anak ibu juga tidak memperdulikan ancaman kami. Dia tetap memukuli musuhnya sampai pingsan." kata pak polisi.
Lalu, Willy datang dan menyapa orang tuanya.
"Pak, Bu." sapa Willy.
"Willy?" Bu Ani menengok lalu menghampiri nya.
Bu Ani pun memeluk Willy dan menangis.
"Willy, kenapa kamu jadi seperti ini nak? Ibu gak pernah ngajarin kamu untuk berbuat seperti itu." kata Bu Ani.
"Maafin Willy Bu, Willy tau yang Willy lakuin itu salah. Tapi Willy udah berusaha menghindari pertempuran itu Bu, cuma Willy gak bisa Bu." kata Willy.
Pak Gunawan pun berdiri dan menghampiri Willy.
"Jadi benar kamu terlibat tawuran?" tanya pak Gunawan.
"Iya pak, itu benar." jawab Willy.
"Kalau begitu, Bu biarin aja Willy tinggal disini. Pak polisi, tahan aja dia biar dia jera..!!" kata pak Gunawan.
"Apa pak? Bapak kenapa begitu? Willy itu anak kita." tanya Bu Ani.
"Iya emang Bu, tapi dia udah melakukan kesalahan..!! Dan dia harus dihukum biar dia gak berani lagi berbuat seperti itu..!!" jawab pak Gunawan.
"Iya pak, bapak emang benar. Willy ikhlas kok pak di penjara, bahkan seumur hidup pun Willy juga ikhlas." kata Willy.
"Baguslah kalo kamu sadar." kata pak Gunawan.
"Ayo Bu kita pulang..!!" ajak pak Gunawan.
Pak Gunawan langsung menarik Bu Ani keluar dari kantor polisi.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments