My love is sillie
Episode 19
•
1 Bulan kemudian...
Bisnis Martin hampir dilanda kebangkrutan, perusahaan nya itu kini krisis keuangan karena sebagian investor memutuskan kontrak kerja dengan Martin.
Martin yang merasa panik pun langsung menuju ke Jakarta bersama Kiara untuk menyelesaikan masalah bisnisnya.
"Tuan, sebenarnya kenapa sih tiba-tiba tuan ngajak aku buat balik ke Jakarta? Bukannya waktu itu tuan bilang kita gak akan pernah lagi ke Jakarta?" tanya Kiara.
Martin yang sedang pusing memikirkan masalah itu, tidak mendengar perkataan dari Kiara.
"Tuan? Tuan Martin!" sambung Kiara.
Martin terkejut dan menoleh ke arah Kiara, ia berusaha menghilangkan kepanikan nya.
"Ada apa sayang?" tanya Martin.
"Kok tuan malah bengong aja sih, aku kan nanya daritadi..!!" jawab Kiara kesal.
"Iya iya maaf, aku lagi banyak pikiran. Emangnya kamu nanya apa?" kata Martin.
"Kenapa tiba-tiba tuan ngajak aku ke Jakarta?" tanya Kiara.
"Ada urusan yang harus saya selesaikan. Memangnya kenapa, kamu tidak mau kita kembali ke Jakarta?" jawab Martin.
"Eh bukan gitu, aku cuma bingung aja tuan. Tapi, sekarang udah enggak kan udah dijawab sama tuan." kata Kiara.
"Yasudah kalau begitu." kata Martin.
Martin kembali memegangi jidatnya sambil menundukkan wajahnya, hal itu membuat Kiara bingung dan menebak-nebak apa yang terjadi dengan nya.
Kiara berpikir mungkin masalah yang menimpa Martin sangat besar sehingga ia kini terlihat begitu pusing. Kiara pun berusaha menenangkan Martin dengan cara mengusap-usap bahu Martin.
Lalu, sekretaris Martin di Jakarta menghubungi Martin. Ia mengatakan bahwa perusahaan nya kini semakin terpuruk dan hutang sudah menumpuk, bahkan pihak bank sudah mengancam untuk menutup perusahaan Martin jika belum membayar hutang dalam dua hari.
Ditambah lagi para karyawan yang protes karena gaji mereka belum kunjung turun.
Sekretaris nya itu pun menutup teleponnya, Martin kembali merasa panik ia menyesal tidak mendengar perkataan Kiara waktu itu untuk kembali ke Jakarta.
*******
Sementara itu, setelah 1 bulan mengalami koma di rumah sakit. Ilham kini sudah sadar dan bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan ia sudah kembali ke sekolah dan bertemu lagi dengan Willy.
Ilham sangat dendam kepada Willy, ia bertekad untuk membalas perbuatan Willy padanya.
Sebelumnya, Willy juga telah dibuat babak belur oleh anak buah dari bapak Ilham sendiri.
Ilham mempunyai rencana untuk merusak nama baik Willy di sekolah, ia menunjukkan kepada seluruh murid disana tentang berita Willy ditangkap polisi dan dipenjara selama satu malam.
Ia juga mengatakan jika Willy adalah ketua geng motor dan suka tawuran di jalan. Murid-murid itu tidak menyangka jika Willy adalah seorang penjahat. Ilham senang melihat mereka kini membenci Willy.
Willy, Randi dan Thoriq tengah berjalan menuju kantin untuk sarapan. Di jalan, mereka berpapasan dengan seorang murid laki-laki.
Willy menegurnya dan melambaikan tangan, namun murid itu hanya menoleh sekejap dan kembali berjalan dengan cepat. Willy merasa heran dengan itu, tidak biasanya murid yang ia sapa pergi begitu saja tanpa menyapa nya kembali.
"Kenapa ya dia?" tanya Willy.
"Gak tau Wil, udah gak usah dipikirin..!!" jawab Randi.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Di kantin, mereka menyapa para wanita yang duduk disana. Namun, para wanita itu tidak menghiraukan mereka, Willy pun kembali bingung dengan kejadian itu.
"Sebenarnya ada apa sih?" tanya Willy.
"Lu sekarang ultah Wil?" tanya Randi.
"Ah gimana si lu, kan lu tau sendiri gua ultah bulan Februari kemarin." jawab Willy.
"Tau lu Ran gimana si? Ngapain lu tanya begitu ke Willy?" tanya Thoriq pada Randi.
"Ya kirain gua hari ini ulang tahun lu juga Wil, dan gua kira mereka itu lagi ngeprank buat ngasih kejutan ke lu." jawab Randi.
"Yeh ada-ada aja lu! Mana mungkin kayak begitu..!! Gua tuh gak lagi ultah." kata Willy.
Ilham beserta teman-temannya menghampiri Willy disana.
"Willy Willy.. Lu bodoh apa gimana si? Lu masih bingung kenapa lu dicuekin sama mereka? Yaudah gua bantu jawab ya, berita lu ketangkep polisi waktu itu udah kesebar dimana-mana. Dan tentunya mereka gak mau kenal apalagi temenan sama kriminal kayak lu." kata Ilham.
Perkataan Ilham membuat Randi kesal, ia langsung ingin memukul Ilham. Namun, Willy menghalangi nya.
"Tahan Ran, kita gak boleh ribut disini! Ini sekolahan." kata Willy.
"Hahaha, emang dasar kalian para kriminal. Dengerin ya, kalian tuh gak pantes sekolah disini tau ga..!! Karena ini sekolah khusus orang-orang baik dan bermoral, bukan buat orang jahat kayak kalian." kata Ilham.
"Heh kurang ajar lu ya..!!" teriak Thoriq.
Thoriq yang kini ingin menghajar Ilham, namun lagi-lagi dihalangi oleh Willy.
"Kenapa lu alangin gua Wil? Orang ini tu harus dikasih pelajaran! Biar dia kapok Wil..!!" kata Thoriq.
"Sabar, sabar! Emosi itu gak menyelesaikan masalah, malah menambah masalah. Kita harus selesain semua ini dengan kepala dingin..!!" kata Willy.
"Hahaha.. Kalo saran gua sih, kalian mending keluar dari sekolah ini, daripada dijauhin dan musuhin satu sekolah. Eh, tapi kalian juga pasti bakal dikeluarin dari sekolah ini sih. Kan kalian murid-murid kriminal. Hahaha...." kata Ilham sembari tertawa keras.
Randi dan Thoriq emosi lagi, Ilham bersama temannya pun pergi dari sana.
"Hah! Kesel banget gua sama tuh orang..!! Bisa-bisanya dia bilang begitu ke kita, padahal dia sendiri yang kriminal..!!" teriak Randi.
"Iya, jelas-jelas dia yang udah nyerang kita duluan. Dasar munafik tuh orang..!!" kata Thoriq.
"Udah udah. Kalian tenang dong, daripada kalian marah-marah gajelas kayak gini, mending sekarang kita ke ruang BK." kata Willy.
Willy, Randi dan Thoriq pun pergi dari kantin dan menuju ruang BK. Di perjalanan, mereka bertemu dengan Aziz.
"Eh Wil, emangnya bener ya lu pernah masuk penjara? Dan apa bener juga kalo lu itu ketua geng motor..??" tanya Aziz.
"Ziz, lu itu sahabat gua. Jadi gua gak mau bohong sama lu, iya semua itu bener. Gua ketua geng motor, gua pernah masuk penjara, itu semua bener." jawab Willy.
"Kok lu gak pernah cerita ke gua sebelumnya?" tanya Aziz.
"Sebenarnya gua mau cerita, tapi waktunya belum pas." jawab Willy.
"Sekarang lu mau kemana?" tanya Aziz.
"Gua sama mereka mau ke ruang BK, kita mau jelasin yang sebenarnya terjadi ke Bu Winda. Ya semoga aja Bu Winda mau dengerin penjelasan kita dan gak jadi ngeluarin kita dari sekolah." jawab Willy.
"Aamiin dah, sorry ya gua cuma bisa bantu doa. Jujur aja gua gak mau lu dikeluarin dari sekolah ini." kata Aziz.
"Iya Ziz gapapa, justru gua makasih banget lu udah mau doain kita." kata Willy.
"Iya Wil sama-sama, semoga kalian gak jadi dikeluarin yaa." kata Aziz.
"Aamiin.." kata Willy, Randi dan Thoriq.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments