Episode 2
"Tu cewek siapa ya? Cantik amat, bidadari jangan-jangan?" batin Willy.
Sesampainya di lokasi sebelumnya, Willy melihat motornya masih ditempat yang sama.
Ia pun langsung menaiki dan mengemudikan motornya.
❤️
*Di rumah Willy
"Lah itu siapa ya berdiri malem-malem di depan rumah gua?" batin Willy.
Willy mematikan motornya di depan gang karena takut mengganggu warga.
Dia mendorong motornya masuk ke rumah, lalu ia menegur pria itu.
"Ngapain pak?" tanya Willy.
Pria itu kaget dan langsung berbalik badan.
"Wil Willy, ini kamu nak?" tanya nya.
"Iya gua Willy, ada apa pak?" jawab Willy.
"Willy, bapak kangen sama kamu." ujar bapak itu langsung memeluk Willy.
"Eh eh eh, apa-apaan ini? Bapak siapa? Kenapa bapak meluk saya?" tanya Willy.
"Nak, kamu gak inget sama bapak? Ini bapak nak." jawab bapak itu.
"Bapak nya siapa? Banyak bapak-bapak di dunia ini pak." tanya Willy.
"Saya bapak kamu Willy, bapak kandung kamu!" jawab bapak itu.
Willy tersentak kaget mendengar perkataan bapak itu, ia seakan tak percaya bapak yang selama ini dia tanyakan kepada ibu nya, kini ada didepannya.
Willy menggelengkan kepalanya sambil menangis.
"Gak! Gak mungkin! Ini pasti mimpi kan? Bokap gua udah meninggal!" teriak Willy.
Ibunya yang sedang tertidur di sofa, terbangun karena mendengar teriakan Willy.
Ia mengucek-ngucek matanya dan membuka gorden.
"Ya ampun, itu Willy marah-marah sama siapa?" tanya ibu Willy.
"Ini benar bapak kamu nak. Bapak kandung kamu!" jawab bapak itu.
"Enggak, gua gak percaya! Pergi dari sini! Gua tau lu pasti mau maling kan, pergi sebelum gua teriakan lu!" teriak Willy.
"Bukan nak, bapak bukan maling. Bapak kesini karena bapak kangen sama kamu Willy!" kata bapak itu.
Kemudian, ibu Willy membuka kunci pintu dan keluar.
"Ada apa ini? Kenapa Wil?" tanya ibu Willy.
"Bu, apa benar dia bapak aku Bu?" tanya Willy.
Ani (ibu Willy) melihat kearah laki-laki disampingnya.
Ia memegangi mulutnya karena kaget melihat laki-laki itu ternyata suaminya.
"Gunawan?"
"Iya Ani, ini aku suamimu." jawab bapak itu.
"Bagaimana kamu bisa ada disini?" tanya Ani.
"Aku pulang, karena aku rindu dengan kalian. Aku tau aku salah karena lebih mementingkan pekerjaan dibanding kalian, makanya sekarang aku minta maaf sama kalian. Tapi aku sungguh tidak menyangka Ani, kenapa kamu mengatakan pada Willy kalau aku sudah meninggal?" jawab Gunawan.
"Enggak Mas, aku sama sekali gak pernah bilang begitu ke Willy." kata Ani.
"Bu, jadi benar dia bapak aku?" tanya Willy menyela percakapan mereka.
"Iya benar nak, dia bapak kandung kamu. Yang selama ini kamu tanyakan ke ibu." jawab Ani.
Willy tersungkur di lantai, dia menangis lalu berlutut di hadapan Gunawan.
"Aku minta maaf pak, aku sudah membentak bapak tadi. Maafin aku juga pak, selama ini aku anggap bapak sudah meninggal."
"Udah nak gapapa, bapak tau kamu pasti marah sama bapak karena bapak jarang menghubungi kalian. Sekarang bangun nak!" kata Gunawan.
"Aku benar-benar senang sekarang, akhirnya aku dapat menunjukkan pada teman-teman ku, bahwa aku memiliki seorang ayah." kata Willy tersenyum.
Willy dan Gunawan pun berpelukan.
Sementara Ani ikut tersenyum melihatnya, ia juga menghapus air mata di wajah nya.
❤️
*di sirkuit balap
"Gila Sas, keren banget kamu tadi! Kalau gini terus, bisa jadi juara dunia kamu!" puji pelatih Sasha.
"Haha, bisa aja si bapak mah. Saya mana mungkin jadi juara dunia?" kata Sasha.
"Kata siapa gak mungkin? Gak ada yang gak mungkin di dunia ini! Kalau kamu rajin berlatih pasti suatu saat bisa nanti." kata pelatih Sasha.
"Iya si bener pak. Saya bakal lebih giat lagi deh." kata Sasha.
Sasha beristirahat di ruang ganti, disana ada teman satu tim nya yang lain.
Mereka menyambut kemenangan Sasha dengan tepuk tangan dan sorakan.
"Asik ini dia si pemenang datang."
"Makin keren aja lu emang Sas!"
prok prok prok
"Dih apaansi kalian? Biasa aja kali gausah begini segala." kata Sasha.
"Gabisa lah Sas, lu kan abis menang balapan. Jadi kita harus sambut lu lah." kata Charlie
"Iya Sas, abis itu baru dah kita di traktir sama lu." kata Bima
"Hahahahaha." satu ruangan tertawa.
"Iya iya tenang aja! Gua traktir kalian nanti." kata Sasha.
"Asik. Nah gitu dong!" kata Bima.
❤️
*di sekolah
"Wil!" panggil Ilham.
"Apa?" jawab Willy.
"Lu harus dateng nanti malam! Kalau sampe lu gak datang, gua bakal serang basecamp lu!" ancam Ilham.
"Iya lu tenang aja, gua pasti bakal datang kok! Gua bukan pengecut!" jawab Willy.
Willy berjalan sambil menabrakkan bahu nya ke bahu Ilham.
Ilham terdorong sedikit dan merasa kesal.
"Sial tuh anak! Awas aja lu!"
"Hai Willy!" sapa Sasha.
"Hai Sas!" Willy menyapa nya kembali.
"Pulang bareng yuk!" ajak Sasha.
"Duh, sorry Sas! Gua ada janji." jawab Willy.
"Oh sorry ya, gua gak tau." kata Sasha.
Senyuman di wajah Sasha berubah menjadi kemurungan karena Willy menolak ajakannya.
"Iya gapapa, yaudah ya gua duluan." kata Willy.
"Yah lagi-lagi Willy gak mau pulang bareng gua." batin Sasha.
Ilham melihat Sasha sedang sedih, dia pun menghampirinya.
"Hai Sas!" sapa Ilham.
"Eh, iya kenapa?" tanya Sasha.
"Harusnya gua yang nanya, lu kenapa? Kok kayak sedih gitu sih?" kata Ilham.
"Gapapa. Gua balik ya." kata Sasha.
Sasha langsung berjalan meninggalkan Ilham.
"Kok langsung pergi sih?" batin Ilham.
Willy sampai di kantin sekolahnya, disana dia sudah ditunggu oleh 2 sahabat nya.
"Woi bro! Sorry lama!" teriak Willy.
"Iya woi gapapa!" balas Aziz.
Willy pun duduk di dekat mereka.
"Ada apaan sih lu nyuruh gua kesini dulu?" tanya Willy.
"Gapapa sih, cuma mau ajak makan dulu aja." jawab Aziz.
"Yaelah kirain mau ngapain! Tau gitu mending gua balik makan dirumah, gratis gak make bayar." kata Willy.
"Yeh itu cuman basa-basi Malih!" kata Aziz.
"Gua nyuruh lu kesini karena mau ada yang diomongin sama Ratih." sambung Aziz.
"Hah, baru nyadar gua ada lu Rat. Lagian lu diem aja si!" kata Willy.
"Hehe." tawa Ratih.
"Mau ngomong apaan Rat?" tanya Willy.
"Eh eh nanti dulu dong! Kita makan dulu apa!" sambar Aziz.
"Iya iya Ziz. Yaudah lu pesen dah, sekalian pesenin gua juga!" perintah Willy.
"Lu mau mesen apaan emang?" tanya Aziz.
"Biasa lah, kan lu tau kesukaan gua." jawab Willy.
"Oiya ok sip." kata Aziz.
Aziz pergi memesan makanan untuk mereka bertiga.
Sasha yang sudah sampai di parkiran, tiba-tiba merasa haus sekali.
Dia pun kembali kedalam sekolah dan menuju kantin untuk membeli minum.
Aziz kembali ke meja makan dia melihat 2 sahabat nya hanya saling diam tanpa berbicara.
"Heh pada ngapa lu berdua? Diem-diem bae!" kata Aziz.
"Gak tau si Ratih, gua ajak ngobrol malah senyum-senyum aja." kata Willy.
"Gua bingung mau jawab apa Wil." kata Ratih.
Makanan pesanan Aziz kemudian datang.
"Nah ini dia pesanannya." kata Bu Anya.
"Wah terimakasih Bu Anya. Dari baunya aja udah enak banget, gimana rasanya ya?" kata Aziz.
"Yaudah langsung aja dimakan biar tau." kata Bu Anya.
"Siap Bu." kata Aziz.
Aziz langsung mengambil sendok dan memakan makanannya.
"Ziz, makan tuh pelan-pelan ngapa! Belepotan kemana-mana tuh, jorok amat lu!" kata Willy.
"Lah suka-suka gua dong!" jawab Aziz.
Willy hanya menggelengkan kepalanya.
Kemudian ia menoleh ke arah Ratih yang juga sedang makan.
Dia bertanya,
"Rat, lu mau ngomong apa? Sekarang aja!"
"Nanti aja ya abis makan, lu makan dulu aja!" jawab Ratih.
"Yah tapi gua penasaran banget lu mau ngomong apaan." kata Willy.
"Yaudah kalo penasaran, abisin tuh makanan lu cepet!" kata Aziz.
Willy langsung melahap makanannya dengan cepat.
Sasha sampai di kantin, dia membeli air mineral disana.
"Mas, air mineralnya satu ya."
"Ini."
"Berapa mas?"
"Kayak biasa aja, 3 ribu."
"Ini mas uangnya, terimakasih ya."
Sasha membuka tutup botolnya lalu menenggak nya langsung.
"Aus banget ya neng."
"Hehe iya mas."
Kemudian dia menghabiskan sisa airnya dan membuang botolnya di tempat sampah.
"Makasih ya mas."
"Sama-sama."
Sasha mengambil tasnya dan berjalan ke arah luar.
Namun, dia mendengar obrolan orang di kantin.
"Kok kaya suara Willy ya?" batin Sasha.
Sasha membalikkan badannya dan coba mencari asal obrolan tadi.
Dia menemukan nya, ternyata benar itu Willy yang sedang bersama temannya.
Sasha berniat menghampiri Willy.
"Nah kan udah abis nih, sekarang cepet! Lu mau ngomong apa? Gua penasaran nih!" kata Willy.
"Iya iya. Bentar gua minum dulu." Kata Ratih.
"Udah kan? Cepet ngomong!" kata Willy.
"Gini Wil..." perkataan Ratih terhenti karena Willy melihatnya dengan serius dan mendekatkan wajahnya.
"Ih lu ngapa gitu sih?" tanya Ratih.
"Ya gua kan pengen mendengarkan dengan serius omongan lu Rat." jawab Willy.
"Gausah gitu juga kali!" kata Ratih.
"Iya yaudah lanjut!" kata Willy.
"Gini Wil, gua tuh sebenernya udah lama pengen ngomong ini." kata Ratih.
"Iya ngomong apa buseh dah." kata Willy.
Sasha sudah ada di meja belakang Willy, dia terdiam sambil menghela nafas sejenak.
Dia baru ingin melanjutkan langkahnya, tapi terhenti lagi karena tali sepatunya lepas.
Dia pun mengikatnya terlebih dahulu.
"Gini Wil, gua..."
"Lu apa? Lu kenapa? Cepet dong ngomong, jangan bikin penasaran!" kata Willy.
"Iya sabar dong! Gua tuh.. suka sama lu Wil!" kata Ratih.
Willy dan Aziz langsung kaget mendengar itu.
Mereka berdua ternganga seakan tak percaya apa yang tadi dikatakan oleh Ratih.
Di sisi lain, Sasha juga mendengar perkataan Ratih. Dia merasa sedih dan kecewa.
Lalu, Sasha langsung berbalik dan pergi meninggalkan mereka.
"Lu serius ngomong gitu Rat?" tanya Willy.
"Masa gua bohong sama perasaan gua?" jawab Ratih.
"Tapi, kenapa lu bisa suka sama gua?" tanya Willy.
"Kan gua juga cewek Wil, wajar dong kalo gua suka sama lu. Kan lu tuh emang idola di sini, terus idaman semua cewek disini." jawab Ratih.
"Bisa aja lu ah!" kata Willy tersenyum.
"Wil, gua emang suka sama lu dari pas kelas XI. Tapi, gua gak mau maksa lu buat suka juga sama gua kok. Jadi, gua pengen kita sahabatan aja kaya biasa Wil." kata Ratih.
"Iya Rat, maaf ya gua belum suka sama lu. Mungkin besok-besok bisa. Tapi, kita sahabatan aja ya kaya gini, biar asik." kata Willy.
Sasha berjalan sambil menahan air matanya.
"Kenapa Rat? Gua pikir lu sahabat gua, ternyata lu malah tega nikung gua!" batin Sasha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments