Cinta Di Atas Perjanjian
"Sayang, kenapa Kamu tidak meminta untuk pergi ke Negara mana, ke Pulau mana untuk menikmati bulan madu kita? Kamu cuma meminta tinggal dua minggu di villa keluarga kamu saja?" ucap Raditya sambil mengecup dagu istrinya.
"Mas Sayang, bulan madu itu bukan liburan atau piknik menurutku, tapi pasti bobo yang utamanya, jadi di sini saja kita habiskan waktu cuti kita, bukankah itu yang di cita-citakan kita semenjak pacaran?" jawab Andhini manja tak mau lepas dari pelukan suaminya.
"Tapi kelihatan aku suami yang pelit buat kamu istri tercintanya Sayang."
"Aku tak menganggap begitu Mas Sayang, cinta Mas Radit segalanya buatku. Aku bahagia banget Mas memiliki Mas Radit, melebihi punya apapun," jawab Andhini manja.
"Iya Sayang, terima kasih telah menjadi yang terbaik di sampingku, Aku berjanji tak akan ada yang memisahkan kita selain ketetapan Yang Maha Kuasa, kita akan saling jaga cinta ini untuk selamanya, kita saling ingatkan di saat kita lengah, jika suatu saat masalah datang menghampiri kita, kita hadapi dengan musyawarah dan diskusi untuk mencari solusinya jangan kedepankan amarah yang hanya akan mendatangkan penyesalan apa kamu setuju Sayang?" ucap Radit sambil memandang wajah yang dulu masih pacar dan sekarang sudah jadi istrinya.
"Mas, Aku sayang Mas Radit. Aku begitu bangga menjadi istri Mas Radit, Aku menyerahkan hidupku untuk Mas Radit Aku juga berjanji akan selalu menjaga cinta kita." Andhini mengusap-usap dada kekar suaminya yang duduk di tepi tempat tidur.
"Ayo bangun dong Sayang sudah siang tuh, kita mandi jalan-jalan dan kita cari makan. Habis itu kita eksplor lagi kesenangan kita."
"Tapi Aku capek banget Mas, tiduran bentar lagi boleh ya?" Andhini merajuk sambil memeluk sebelah lengan suaminya.
"Boleh banget Sayang, kalau kamu masih di tempat tidur malah mengundang keinginanku lagi, gimana?"
"Kenapa nggak Mas? Aku rela kalau untuk itu," ucap Andhini malah balik memeluk suaminya.
"Serius Sayang?"
"Aku tak akan bosan Mas, lakukan kapanpun dan di manapun kamu mau!"
"Kamu benar-benar menantang Aku Sayang."
"Ahhh … Mas geli tau jangan pegang itu dulu!"
"Tapi Aku suka Sayang."
"Aku juga emang suka Mas, Aku begitu menikmatinya."
"Ah … Sayang kamu benar-benar bikin aku kecapekan pagi ini." Raditya membuka kembali selimut yang menutupi tubuh istrinya dan menenggelamkan kembali tubuhnya ke dalam selimut berdua.
Raditya mulai menyusuri kembali tubuh istrinya dan memulai kembali penjelajahan paginya, setiap saat mereka menginginkannya satu sama lain begitu mendukungnya, tak ada kata capek bagi keduanya yang ada hanya suka cita perayaan cinta kasih mereka.
Area villa yang begitu luas hanya dihuni mereka berdua saja, dan penjaganya yang selalu bersih-bersih pasangan suami istri paruh baya tanpa anak senangnya berkebun di belakang villa, dan pulang di sore hari. Jadi Raditya dan Andhini begitu bebas melakukan apapun di manapun tempatnya mereka suka, di situ mereka padukan cinta, kerinduan kebersamaan, asmara dan gelora muda mereka disatukan dalam ungkapan satu kata cinta.
Hingga tak terhitung setiap hari dan malamnya mereka melakukan kegiatan yang sangat mereka suka, seperti pagi ini.
Di tempat tidur tempat favorit mereka, di kamar mandi, di ruang keluarga, di sofa yang di ruang tamu sampai di kolam renang dan di dapur mereka lakukan dengan sangat menyenangkan.
Tak pernah yang namanya tempat tidur mereka kelihatan rapi, selalu saja berantakan dan kusut masai, tapi itu membuat mereka menjadi beban, mereka begitu senang menjalaninya.
Hanya tidur, melakukan kegiatan suami istri dan jalan-jalan, nonton tv bermesraan itu dan itu saja yang mereka lakukan tanpa bosan setiap harinya, selalu saja Radit mengatakan kalau nanti kita pulang pasti mau tidak mau tenggelam dalam kesibukan masing-masing lagi.
Jadi mereka benar-benar menikmati kebersamaan bulan madu tanpa seorangpun mengganggu kesenangan yang mereka jalani.
Begitu juga keluarga mereka tak ada yang berani mengusik asik bulan madu mereka. Andhini yang hanya seorang anak tunggal begitu bebas memakai fasilitas orang tuanya, Suryadilaga pengusaha retail sukses cabangnya ada di mana-mana, sedang Andhini adalah pewaris tunggal keluarga nya, karena semua usaha dan aset yang sedang berjalan hanya untuk dirinya anak satu-satunya.
Raditya punya adik satu sama laki-laki. Masih kuliah di luar negeri membuat Raditya begitu sibuk mengurus perusahaan supermarket yang lagi berkembang pesat ada di tiap kota juga.
"Mas, sepertinya di dunia ini tak ada yang paling bahagia selain kita ya?" ucap Andhini sambil memandang wajah suaminya yang baru saja turun dari tubuhnya setelah melepaskan kesekian kalinya kenikmatan mereka.
"Iya Sayang, tak ada kebahagiaan lain selain Aku bisa melihat Kamu senyum dan senang bisa menikmati kebersamaan kita ini," jawab Radit sambil mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan, dengan tangan tetap membelai punggung dan lengan istrinya.
Begitu juga Andhini, merasa puas dengan permainan suaminya, terasa begitu sempurna jadi seorang istri saat melihat suaminya terkapar tepar habis mendaki menyusuri tubuhnya, kenikmatan yang luar biasa mereka rasakan.
"Mas, kalau Aku hamil gimana?" tanya Andhini.
"Ya hamil tinggal hamil Sayang, itu tandanya cinta kita berhasil membuahkan buah dari jerih payah perjuangan siang malam kita!"
"Mas mau anak berapa dari rahimku?"
"Tak terbatas Sayang, biar keluarga kita ramai!"
"Tak terbatas gimana?"
"Kamu kan doyan banget main, juga selalu nagih duluan kalau belum Aku kasih keringat kamu belum bisa tidur, Jadi sepertinya kamu begitu pengen banyak anak ya?"
"Aaaah … Mas jahat deh bikin Aku malu aja!"
"Hahaha …."
"Mas juga sama kalau belum tenggelam di dadaku nggak bisa tidur!"
"Ya sudah, kita sepakat kita sama sama doyan "main." Radit sama Dhini sama-sama tertawa sambil berpelukan.
Kebahagiaan mereka jelas terpancar begitu nyata, berpacaran selama 2 tahun membuahkan cinta yang begitu dalam terpatri di hati mereka. Selain mereka begitu cocok dalam visi misi saat mereka ngobrol, keluarga mereka yang sama-sama dari pengusaha begitu mendukung keduanya.
Tak ada kekurangan sepertinya dalam hidup mereka, hidup dalam gelimangan harta kekayaan dan kemewahan menjadi kehidupan sehari-hari mereka, sekarang ditambah dengan siraman cinta dari orang yang tersayang membuat Raditya dan Andhini begitu mabuk kepayang.
"Harusnya kita bikin agenda Sayang selama dua minggu ini, hari ini mau ke mana, hari ini mau ngapain, jadi kan kita jelas menjalaninya," ucap Radit sambil mengusap usap perlahan punggung Andhini yang seperti di nina bobokan kebiasaan suaminya.
"Alah Mas buat apa bikin agenda kayak kerja aja, yang pasti setiap hari ujung-ujungnya Mas meminta bobo, setiap saat dan di manapun kita duduk ya kan?"
"Tapi kan kalau gini jadi tak terprogram permainannya Sayang, siang berapa kali dan malam berapa kali."
"Aduh mas udah deh, mana ada urusan gini ada programnya kayak program hamil aja. Yang penting kita suka, kita senang, kita merasa nyaman lakukan aja, udah."
"Oke deh, tapi kita bangun sekarang ya, Aku lapar Sayang."
"Bangunin dong!" Andhini mengulurkan tangannya meminta bantuan Radit untuk bisa menariknya. Tapi Radit malah menyodorkan lehernya, dengan senang Andhini mengalungkan tangannya dan Radit membopong tubuh istrinya masuk ke kamar mandi.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
Tinie cuang
hallo thor aku mampir baca karya mu.😊
2022-09-27
3
vheindie19
wadidaw.... Penganten baru gaspoll terusss 😂
2022-09-15
2
Nirwana Asri
hallo kak aku mampir, udah aku favorit kan salam dari penulis MY BELOVED PARTNER
2022-09-02
3