Harapan baru

Tiga minggu sudah Andhini sakit dan Karina masih mendampinginya seperti hari-hari sebelumnya mungkin suatu berkah bagi Karina, istirahatnya Andhini karena sakit memberikan pekerjaan buat dirinya. Alhamdulillah Karina bisa menjalaninya dengan baik bahkan kelihatan mereka semakin cocok akrab ngobrol bersama bercerita tentang apapun.

Seperti di suatu siang itu di tengah asik Andhini mengerjakan pekerjaan kantornya dari rumah di temani Karina, walaupun Andhini sudah tidak memakai kursi roda tetapi jalannya belum begitu seperti biasa, Andhini semakin pulih dan sehat juga segar kelihatannya.

Karina tetap membantu segala macam keperluannya termasuk mengobati lukanya yang sudah mulai mengering tetapi engkelnya pergelangan kakinya belum begitu sempurna bisa diinjak kan mungkin perlu waktu untuk penyesuaian sampai kembali normal dan bisa beraktivitas sehari-hari.

Andhini berhenti memelototi laptopnya dan memandang wajah Karina yang kelihatan semakin bersih dan berseri.

"Suster Rina kenapa sampai bisa ada di Panti itu, kita sudah lama kenal tapi aku belum pernah menanyakan suster Rina orang mana dan juga cerita keluarga kita masing-masing," sapa Andhini memulai obrolannya.

Karina menyimpan jus strawberry pesanan Andhini disimpan di meja sofa keluarga dimana mereka duduk dan melakukan aktivitas .

"Saya memang sudah tak punya keluarga dekat Nyonya, hanya saya punya adik satu-satunya yang sekarang tinggal di Panti itu," jawab Karina sambil duduk di sebrang Andhini.

"Kok bisa? gimana ceritanya? orang tua suster Rina sudah meninggal semua? dan kalian bersaudara apa tidak ada saudara dari ibu atau bapak yang bisa menampung kalian berdua?"

"Mereka itu tinggal jauh di daerah Nyonya, mungkin semua juga sama dalam kesulitan, aku sama adikku merasa tidak pantas menjadi beban mereka menambah tanggung jawab mereka, selagi Panti menerima kami dan saya mengabdikan hidup di sana apa salahnya sembari kita memberi manfaat terhadap orang lain."

"Jadi suster Rina yatim piatu? adiknya usia berapa?"

"Adikku Lila masih kelas lima SD, itu amanat Ibu saya sebelum meninggal Nyonya, saya wajib menjaganya, juga jadi semangat saya dalam bekerja yang baru pertama kali saya lakukan kerja ke luar Panti karena Panti punya kebijakan hanya bisa menyekolahkan anak-anak panti sampai SD. Belum ada donatur yang mampu memberikan sumbangan untuk pendidikan semua penghuni Panti, kecuali mungkin aku dulu karena datang ke panti membawa adik dan putus sekolah kelas 1 SMA jadi aku bisa meneruskan sekolah paket C."

"Ya ampun, jadi sekarang adiknya tinggal di Panti?" tanya Karina merasa prihatin.

"Itulah rumah kami Nyonya, bukannya tak berat hati meninggalkan adikku, tapi demi sekolah Lila nanti aku harus mulai mendengar apa yang di sarankan Ibu Elyana, sungguh satu beban yang tak bisa aku pikul dan akan jadi perasaan bersalah seandainya adikku Lila tak bisa meneruskan sekolah. Aku meninggalkan adikku satu-satunya demi harapan dan masa depannya, Aku akan berusaha dengan sekuat tenaga mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk kelangsungan sekolah Lila semoga kedepannya hidup kami berubah ada sedikit titik pengharapan dari setiap harapan yang aku tanamkan pada adikku. Aku selalu berkata untuk menguatkannya 'Sabar dan tawaqal semoga ada impian yang bisa Kakak jemput," tutur Karina merasa begitu sesak perasaannya.

"Oh alah, kamu hebat suster Rina, usia segitu sudah di tempa pelajaran tanggungjawab yang begitu besar, mengurus adik tapi sayang mungkin aku tidak setegar suster Rina aku memang terlahir dari keluarga terbilang cukup mapan tetapi aku hanya anak satu-satunya, sering aku bertanya kenapa aku tidak punya saudara? mungkin jalan cerita kita harus berbeda dan sekarang pun aku menikah dengan Mas Radit sampai saat ini sudah mau menginjak usia perkawinan 5 tahun tetapi belum dikaruniai anak, mungkin Yang Maha Kuasa belum saatnya menjawab doa-doa kami."

"Kesedihan Nyonya lain dengan kesedihan hatiku, aku keluar kontrakan saat tanah kuburan Ibuku masih merah dan basah, karena kami tidak mampu meneruskan bayar kontrakan rumah petak itu, dan beban hutang selama Ibuku sakit mungkin saat itu aku berada di jurang paling dalam keterpurukan, yang ada dalam pikiranku menyelamatkan hidupku dan adikku tak jalan lain lagi selain mencari tempat berteduh dengan hanya membawa pakaian seadanya karena kami tidak memiliki apa-apa dan surat berharga identitas kami, saya membawa adikku yang masih kecil menuju panti asuhan meminta perlindungan.

"Astaghfirullahaladzim, suster begitu sabar saya salut dengan perjuangan hidup suster," ucap Andhini menatap wajah cantik Karina, meneliti dari atas hingga bawah penampilannya sambil manggut-manggut.

"Apa yang Nyonya kagumi dari hidup saya? saya hanya seorang anak Panti yang lagi berjuang merubah nasib, dengan cita-cita sangat sederhana hanya ingin menyekolahkan adikku satu-satunya, semoga punya bekal ilmu untuk masa depannya tidak hanya seperti saya yang hanya mampu bercita-cita saja."

"Saya terketuk dan simpatik dengan suster Rina, terlebih mendengar perjalanan kisah hidup suster Rina seperti itu. Pada dasarnya semua manusia punya jalan cerita masing-masing, punya permasalahan masing-masing, punya kesedihan dan kegembiraan masing-masing, tetapi semoga semua yang telah kita jalani memberikan pelajaran buat kita kedepannya."

"Iya Nyonya, semoga."

"Suster Rina jadi tamat sekolah SMA waktu itu?"

"Tamat Nyonya, cuma sekolah tidak formal hanya penyetaraan, walau aku menduduki peringat tertinggi di sekolah tetap harus tunduk pada keadaan keluarga, sekolah waktu itu bisa memberikan beasiswa tapi aku tak akan mampu tanpa orang tua, hidup hanya berdua kami bisa bertahan hidup dan kontrakan dari mana? dan kebijakan Panti seperti itu aku syukuri saja walau tamat setara SMA Alhamdulillah," jawab Karina begitu lugas.

"Suster, saya mungkin memerlukan suster kurang lebih setengah bulan lagi, sampai saya siap beraktivitas dan pulih kembali. Terus rencana suster Rina selanjutnya akan seperti apa?" selidik Andhini sambil menatap wajah cantik Karina dalam balutan kerudungnya.

"Mungkin kembali ke panti dan menunggu atau mencari kerja lain Nyonya." Karina menjawab perlahan.

"Oke, seandainya saya rekomendasikan di kantor pada HRD atau salah satu supervisor yang memerlukan tenaga suster Rina apa suster Rina mau bergabung dengan perusahaan saya atau suami saya?"

"Masya Allah Nyonya, mau banget bahkan saya maaf sudah berangan-angan kalau nanti Nyonya berkenan seusai kontrak kerja merawat Nyonya selesai, saya akan memohon pekerjaan lain, apapun saya mau akan saya lakukan dengan ketulusan hati dan niat ibadah, semoga kebaikan nyonya dan Tuan menjadi berkah bagi hidup Nyonya dan Tuan selanjutnya." Karina menitikkan air mata dan menutupi wajah dengan kedua tangannya, terisak dalam kebahagiaan.

"Aamiin suster, sudah jangan bersedih, oke aku akan memberi jalan buat kehidupan suster, semoga jalan ini membawa berkah buat suster Rina juga adiknya, Tapi Ada kemungkinan aku sama suami akan berekspansi melebarkan sayap usaha di luar negeri siapa tahu nanti suster Rina setelah bekerja di sini bisa terpilih yang akan kami bawa ke luar negeri, tetapi untuk awal karena ekspansi kami juga masih dalam wacana dan godokan, juga masih kami pikirkan baik buruknya masih pro kontra antara aku dan suamiku, mungkin juga orang tuaku dan mertuaku. Tetapi aku sudah intensif berhubungan dengan temanku yang berada di luar negeri. Suster Rina do'akan saja semoga usahaku ini juga lancar karena saya ingin dunia baru, keluar dari rutinitas di sini ingin tenang hidup bersama suamiku di negeri orang sambil tetap usaha berjalan."

"Semoga cita-cita Nyonya sama Tuan terlaksana."

Lega rasanya hati Karina kini, sudah punya sandaran hidup walau belum sepenuhnya di jalani, terasa jalannya terang kini.

Jauh di lubuk hatinya semoga ini awal perubahan hidupku, Adiknya Lila akan sekolah dan sepenuh hati Karina akan mengabdikan hidupnya pada Nyonya Andhini dan Tuan Raditya.

Episodes
1 Bulan madu
2 Karina
3 Rumah kediaman keluarga Suryadilaga
4 Liburan penuh kesedihan
5 Pindah liburan
6 Jangan bahas dulu pekerjaan
7 Insiden pagi
8 Malam perpisahan
9 Diantar Mang Ujang
10 Kangen yang sakit
11 Berkisah dalam cerita
12 Kerja
13 Kerja yang tak capek
14 Harapan baru
15 Semakin berminat
16 Tergoda pikiran gila
17 Mimpikah ini?
18 Meminta izin
19 Shopping
20 Rencana pindah
21 Malam perpisahan
22 Melbourne aku datang
23 Sampai Hotel
24 Pertama kali di Melbourne
25 Kerja
26 Jeanny
27 Kegundahan yang datang
28 Skenario
29 Pernyataan rela
30 Apa Kamu rela kehilangan momen ini?
31 Bangun kesiangan
32 Kabar baik Pak Budi
33 Kemesraan siang hari
34 Sofa panas
35 Deal
36 Menjemput Karina
37 Bicara serius
38 Masih berpikir
39 Saya bersedia
40 Kesepakatan
41 Perubahan, nikah malam ini!
42 Bimbang
43 MP
44 Merasa bersalah
45 Tetap mesra
46 Hanya mengingat
47 Pamit
48 Memberi kata sejuk
49 Bayangan Indra
50 Mabuk
51 Sampai di Australia
52 Istirahatlah
53 Mulai kehidupan baru
54 Mengawali hari
55 Dalam rapuh
56 Siang yang tak di duga
57 Perhatian buat Karina
58 Memilihkan baju
59 Tak ingin tahu sedetail-detailnya
60 Tanda di suaminya
61 Rasa lain hati Karina.
62 Karina sakit
63 Bimbang dengan rasa aneh Karina
64 Kebersamaan yang kaku
65 Karina hamil
66 Ikut menjaga kehamilan
67 Kangen kebersamaan
68 Kepulangan Rahadian
69 Ingin tahu Rahadian
70 Kerinduan Lila
71 Pengertian Andhini
72 Kedatangan Rahadian
73 Menyembunyikan Karina
74 Satu lift berdua
75 Malah mau melamar kerja.
76 Malam sendiri
77 Merasa tak bersalah
78 Sesal Radit
79 Kesal Andhini
80 Diamnya Andhini
81 Tak bahagia
82 Rahadian mencari cinta
83 Raditya Andhini jadi idola
84 Karina tahu siapa Rahadian
85 Kecurigaan
86 Vira teman yang pintar
87 Beda arah
88 Menebar pesona
89 Mencari alasan
90 Pikiran gila
91 Masih berharap pulang
92 Sahabat baru
93 Boleh konsultasi
94 Kakak yang aneh!
95 Jangan salahkan Andhini
96 Andhini ingin ketenangan
97 Niat baik Rahadian
98 Dua masalah terjawab sudah
99 Kebencian Rahadian
100 Berubah jadi ingin memiliki
101 Program Andhini
102 Saling mengagumi
103 Menginap di Supermarket
104 Mengisi waktu.
105 Merasa tak di hargai
106 Pertengkaran saling menyakiti
107 Jangan sampai akal akalan
108 Mencoba bersabar
109 Malam yang kaku
110 Amarah pemaksaan
111 Rai mencoba mengerti
112 Terus terang pada Rai
113 Aku tak ingin melihat lagi airmata Kak Andhini
114 Fantasi
115 Pernyataan Rai begitu mengagetkan
116 Dua pernyataan cinta
117 Kesal melihat Andhini
118 Pilihan buat Radit
119 Penawaran terberat Andhini
120 Pisah ranjang
121 Apa Andhini tahu perasaanku?
122 Tak ada solusi
123 Saran seorang Adik
124 Tak selayaknya ada di sini
125 Mau seperti apa rumah tangga kalian?
126 Saling mengagumi
127 Cerita
128 Sandaran sahabat?
129 Bermain api
130 Tetap merindukan suami
131 Aku tidak bahagia melihat Kak Andhini tidak bahagia
132 Damai?
133 Itu dokter Aku
134 Marah lagi
135 Marah dan ancaman
136 Kabar bahagia yang tak tepat
137 Melihat Karina dalam marah
138 Curhat pada Rai
139 Gelisah dengan kepastian
140 Syok Andhini
141 Yakin dengan kehamilan
142 Keraguan Radit
143 Rai di efektifkan
144 Andhini maafkan Aku
145 Trik Karina
146 Mengambil keputusan
147 Masukan yang bagus
148 Tetap menyimpan rasa
149 Bahagia bisa melihatmu
150 Sikap Rahadian
151 Permintaan Radit
152 Lama tak bertemu
153 Ungkapan hati Karina
154 Di kasih hati minta jantung
155 Sakit ke sekian kalinya
156 Kesepakatan Rai sama Erika
157 Berdamai lah Kak
158 Kangen anak apa Mamanya?
159 Maaf yang diulang
160 Memantapkan rencana
161 Diam-diam ternyata jatuh hati
162 Cinta Rai tanpa syarat
163 Saat kesadaran datang menyapa
164 Kontraksi awal
165 Ketegangan Radit
166 Selalu ada maaf dari Andhini
167 Pilihan yang berat
168 Lahiran
169 Dua kebahagiaan
170 Rencana berdua
171 Vira dan Rai
172 Bahagia berdua
173 Ada apa dengan Karina
174 Kemana Karina?
175 Permintaan Karina
176 Talak untuk Karina
177 Selalu ada maaf dari Andhini
178 Damai dalam dingin
179 Kemarahan Andhini
180 Pengakuan Radit
181 Negosiasi 1
182 Negosiasi 2
183 Saling rindu l
184 Saling rindu 2
185 Bertemu
186 Kukuh pada keinginannya
187 Insiden
188 Kabar buruk
189 Tak sanggup ucapkan maaf
190 Semangat dari Ros
191 Sejuta pengakuan.
192 Berharap pada Rai
193 Gelisah Vira
194 Mulai tak cocok
195 Janji pulang pada Rai
196 Maukah Karina pulang?
197 Caulfield berdua
198 Ditengok dr Fadli
199 Pulang
200 Sejatinya sebagai sahabat
201 Akhir dari kesepakatan
202 Ros raib dengan Bayi itu
203 Pengakuan Karina
204 Ros minta tebusan
205 Mencari Ros
206 Ros Si brengsek
207 Duka semuanya
208 Kesedihan Karina
209 Rencana pulang Karina.
210 Pagi yang baru (bab penutup disesi ini)
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Bulan madu
2
Karina
3
Rumah kediaman keluarga Suryadilaga
4
Liburan penuh kesedihan
5
Pindah liburan
6
Jangan bahas dulu pekerjaan
7
Insiden pagi
8
Malam perpisahan
9
Diantar Mang Ujang
10
Kangen yang sakit
11
Berkisah dalam cerita
12
Kerja
13
Kerja yang tak capek
14
Harapan baru
15
Semakin berminat
16
Tergoda pikiran gila
17
Mimpikah ini?
18
Meminta izin
19
Shopping
20
Rencana pindah
21
Malam perpisahan
22
Melbourne aku datang
23
Sampai Hotel
24
Pertama kali di Melbourne
25
Kerja
26
Jeanny
27
Kegundahan yang datang
28
Skenario
29
Pernyataan rela
30
Apa Kamu rela kehilangan momen ini?
31
Bangun kesiangan
32
Kabar baik Pak Budi
33
Kemesraan siang hari
34
Sofa panas
35
Deal
36
Menjemput Karina
37
Bicara serius
38
Masih berpikir
39
Saya bersedia
40
Kesepakatan
41
Perubahan, nikah malam ini!
42
Bimbang
43
MP
44
Merasa bersalah
45
Tetap mesra
46
Hanya mengingat
47
Pamit
48
Memberi kata sejuk
49
Bayangan Indra
50
Mabuk
51
Sampai di Australia
52
Istirahatlah
53
Mulai kehidupan baru
54
Mengawali hari
55
Dalam rapuh
56
Siang yang tak di duga
57
Perhatian buat Karina
58
Memilihkan baju
59
Tak ingin tahu sedetail-detailnya
60
Tanda di suaminya
61
Rasa lain hati Karina.
62
Karina sakit
63
Bimbang dengan rasa aneh Karina
64
Kebersamaan yang kaku
65
Karina hamil
66
Ikut menjaga kehamilan
67
Kangen kebersamaan
68
Kepulangan Rahadian
69
Ingin tahu Rahadian
70
Kerinduan Lila
71
Pengertian Andhini
72
Kedatangan Rahadian
73
Menyembunyikan Karina
74
Satu lift berdua
75
Malah mau melamar kerja.
76
Malam sendiri
77
Merasa tak bersalah
78
Sesal Radit
79
Kesal Andhini
80
Diamnya Andhini
81
Tak bahagia
82
Rahadian mencari cinta
83
Raditya Andhini jadi idola
84
Karina tahu siapa Rahadian
85
Kecurigaan
86
Vira teman yang pintar
87
Beda arah
88
Menebar pesona
89
Mencari alasan
90
Pikiran gila
91
Masih berharap pulang
92
Sahabat baru
93
Boleh konsultasi
94
Kakak yang aneh!
95
Jangan salahkan Andhini
96
Andhini ingin ketenangan
97
Niat baik Rahadian
98
Dua masalah terjawab sudah
99
Kebencian Rahadian
100
Berubah jadi ingin memiliki
101
Program Andhini
102
Saling mengagumi
103
Menginap di Supermarket
104
Mengisi waktu.
105
Merasa tak di hargai
106
Pertengkaran saling menyakiti
107
Jangan sampai akal akalan
108
Mencoba bersabar
109
Malam yang kaku
110
Amarah pemaksaan
111
Rai mencoba mengerti
112
Terus terang pada Rai
113
Aku tak ingin melihat lagi airmata Kak Andhini
114
Fantasi
115
Pernyataan Rai begitu mengagetkan
116
Dua pernyataan cinta
117
Kesal melihat Andhini
118
Pilihan buat Radit
119
Penawaran terberat Andhini
120
Pisah ranjang
121
Apa Andhini tahu perasaanku?
122
Tak ada solusi
123
Saran seorang Adik
124
Tak selayaknya ada di sini
125
Mau seperti apa rumah tangga kalian?
126
Saling mengagumi
127
Cerita
128
Sandaran sahabat?
129
Bermain api
130
Tetap merindukan suami
131
Aku tidak bahagia melihat Kak Andhini tidak bahagia
132
Damai?
133
Itu dokter Aku
134
Marah lagi
135
Marah dan ancaman
136
Kabar bahagia yang tak tepat
137
Melihat Karina dalam marah
138
Curhat pada Rai
139
Gelisah dengan kepastian
140
Syok Andhini
141
Yakin dengan kehamilan
142
Keraguan Radit
143
Rai di efektifkan
144
Andhini maafkan Aku
145
Trik Karina
146
Mengambil keputusan
147
Masukan yang bagus
148
Tetap menyimpan rasa
149
Bahagia bisa melihatmu
150
Sikap Rahadian
151
Permintaan Radit
152
Lama tak bertemu
153
Ungkapan hati Karina
154
Di kasih hati minta jantung
155
Sakit ke sekian kalinya
156
Kesepakatan Rai sama Erika
157
Berdamai lah Kak
158
Kangen anak apa Mamanya?
159
Maaf yang diulang
160
Memantapkan rencana
161
Diam-diam ternyata jatuh hati
162
Cinta Rai tanpa syarat
163
Saat kesadaran datang menyapa
164
Kontraksi awal
165
Ketegangan Radit
166
Selalu ada maaf dari Andhini
167
Pilihan yang berat
168
Lahiran
169
Dua kebahagiaan
170
Rencana berdua
171
Vira dan Rai
172
Bahagia berdua
173
Ada apa dengan Karina
174
Kemana Karina?
175
Permintaan Karina
176
Talak untuk Karina
177
Selalu ada maaf dari Andhini
178
Damai dalam dingin
179
Kemarahan Andhini
180
Pengakuan Radit
181
Negosiasi 1
182
Negosiasi 2
183
Saling rindu l
184
Saling rindu 2
185
Bertemu
186
Kukuh pada keinginannya
187
Insiden
188
Kabar buruk
189
Tak sanggup ucapkan maaf
190
Semangat dari Ros
191
Sejuta pengakuan.
192
Berharap pada Rai
193
Gelisah Vira
194
Mulai tak cocok
195
Janji pulang pada Rai
196
Maukah Karina pulang?
197
Caulfield berdua
198
Ditengok dr Fadli
199
Pulang
200
Sejatinya sebagai sahabat
201
Akhir dari kesepakatan
202
Ros raib dengan Bayi itu
203
Pengakuan Karina
204
Ros minta tebusan
205
Mencari Ros
206
Ros Si brengsek
207
Duka semuanya
208
Kesedihan Karina
209
Rencana pulang Karina.
210
Pagi yang baru (bab penutup disesi ini)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!