Enam Belas

"Inna...."

Inna menoleh ke sumber suara dan ia pun menangkap sosok Randy yang sedang berdiri di depan pintu.

"Sedang apa kamu disitu?" tanya Randy saat melihat putrinya pagi-pagi sudah berada di luar rumah.

Inna pun bergerak menghampiri sang Papa.

"Itu pah, anu...." Inna bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin Ia mengatakan jika suaminya menghilang.

Randy mengernyit bingung saat mendengar jawaban Inna yang tidak jelas.

"Samuel?" tanya Randy yang berhasil membuat Inna terkejut. Dengan sangat malu Inna menganggukkan kepalanya.

"Tadi dia bilang sama Papa harus pulang sebentar, karena ada urusan katanya. Apa dia tidak bicara sama kamu?" Randy menatap Inna penasaran.

"Tidak Pa, mungkin Mas El marah sama Inna. Soalnya tadi pas bangun tidur, Inna buat dia kesal." Jawab Inna dengan penuh penyesalan.

"Ya ampun Inna, mulai sekarang kamu harus bisa lebih dewasa dong. Ingat, saat ini kamu sudah punya suami dan seorang anak. Papa harap kamu bisa lebih dewasa, supaya keharmonisan keluarga kamu tetap utuh." ucap Randy mengusap rambut Inna dengan lembut.

"Iya Pa, Inna akan berusaha." Inna tersenyum tulus.

"Ya sudah. Ayo masuk, Papa mulai lapar." Ajak Randy seraya mengusap perutnya yang mulai keroncongan. Inna pun mengangguk tanda setuju. Dan mereka pun langsung beranjak menuju ruang makan.

"Papa mau minum kopi atau teh?" tanya Inna pada Randy sambil meletakkan sepotong sandwich dipiring sang Papa.

"Kopi aja, Sayang." Jawab Randy.

Inna mengangguk dan langsung membuatkan secangkir kopi untuk Randy.

"Pa, Inna hari ini mau kerumah Dita boleh?" Tanya Inna seraya memberikan secangkir kopi pada Randy.

"Kok minta izin sama Papa sih? Kan sekarang kamu sudah punya suami." Jawab Randy yang kemudian meyeruput kopinya.

"Kan sekarang suami Inna gak ada Pa, jadi Inna minta izinnya sama Papa aja biar enak." Ujar Inna sambil cengengesan.

"Ada ada aja kamu ini, kamu telpon suami kamu dan minta Izin, itu baru namanya istri yang baik." Perintah Randy.

"Iya deh, Inna minta Izin sama suami Inna." ucap Inna yang sebenarnya malas untuk menghubungi suaminya.

Setelah selesai sarapan, Inna langsung beranjak ke kamar. Ia mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Samuel. Namun, ia mendadak rindu dengan Elya.

"Ya ampun kok tiba-tiba aku kangen Elya ya?" Tanya Inna pada diri sendiri. Lalu tanpa banyak berpikir, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Samuel dan membatalkan niatnya untuk pergi ke rumah Dita.

***

"Mama cantik...." teriak Elya saat melihat Inna yang sudah berdiri diambang pintu. Inna tersenyum dan berjalan menghampiri Elya yang masih duduk dikursi roda.

"Mama rindu Elya." ucap Inna yang langsung memeluk Elya dan mengecup pipi gembulnya.

"Elya juga rindu Mama. Mama, hari Elya mau main sama Mama, boleh kan?" Tanya Elya semangat.

"Boleh banget, kebetulan Mama juga masih libur kuliah. Emangnya mau main apa?" Jawab Inna mencubit Pipi Elya.

"Main dokter-dokteran yuk Ma. Mama jadi dokternya, terus Elya jadi pasiennya."

"Boleh, siapa takut." Ujar Inna yang disambut tawa oleh Elya. Lalu mereka pun memasuki rumah.

"Inna, kapan sampai, Nak? Kenapa gak panggil Mama sih?" tanya Diana yang muncul dari arah dapur.

"Baru aja Ma, Inna kangen Elya jadinya Inna main ke sini." Jawab Inna memeluk dan mengecup pipi Diana.

"Sekarang ini rumah kamu juga, Sayang. Jadi kamu bebas untuk main ke sini. Mama harap, kalian bisa tinggal di sini. Tapi apa lah daya, El sudah menyiapkan rumah untuk kalian." Ungkap Diana yang berhasil membuat Inna terkejut, pasalnya Samuel sama sekali tidak memberitahunya masalah rumah itu.

"Iya Ma, mungkin nanti kami akan sering main ke sini. Mama gak perlu sedih ya?" Ucap Inna seakan tahu segalanya.

"Iya sayang, Mama selalu berharap seperti itu."

"Mama... Elya mau makan, tapi Elya mau disuapin sama Mama." rangek Elya dengan suara manja.

"Iya sayang. Ayok kita makan." Inna pun mendorong kursi roda Elya menuju ruang makan.

Diana yang menyaksikan itu tersenyum bahagia. Tentu saja ia sangat bahagia, karena Allah menitipkan seorang bidadari secantik Inna dalam keluarganya.

Dengan sabar Inna menyuapi Elya. Sesekali ia tersenyum mendengar ocehan Elya.

"Emmm... Enak Ma, Elya suka kalau setiap hari disuapin sama Mama." Ucap Elya sambil mengunyah makanannya.

"Habiskan dulu makanannya, Sayang." Perintah Inna seraya mengusap bibir Elya yang sedikit belepotan.

"Mama, nanti malam Elya mau bobok sama Mama. Boleh kan? Elya mau Mama bacain dongeng sebelum tidur." Pinta Elya.

"Boleh sayang. Sedikit lagi, habiskan makannya."

"Papa." Seru Elya saat melihat Samuel yang berjalan ke arah kulkas. Samuel mengambil sebotol air mineral di sana. Lalu duduk berhadapan dengan Inna. Dan menatap Inna begitu tajam. Inna yang merasa ditatap langsung menoleh. Lalu mereka pun saling melempar pandangan.

"Mama aaakk lagi." Suara Elya pun berhasil mengejutkan Inna.

"Ah iya, Sayang." Inna pun kembali menyuapi Elya.

"Apa kamu lupa, jika kamu sudah punya suami?" tanya Samuel begitu dingin. Sampai Inna yang mendengar pun merinding. Inna memberanikan diri untuk menatap suaminya.

"Maaf Mas, Inna kira Mas langsung pulang ke sini jadi Inna tidak kasih kabar." Sahut Inna berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

Samuel terdiam saat mendengar jawaban Inna. Ah, sebenarnya bukan ucapan Inna yang membuat Samuel terdiam, melainkan panggilan gadis itu padanya.

"Mama, Elya sudah kenyang." Inna pun mengalihkan pandangannya dari Samuel.

"Ya sudah, sekarang kita minum obat ya?" Inna membersihkan mulut Elya dengan tisu. Lalu membantu Elya untuk minum obat.

"Lain kali kabari suami kamu jika ingin bepergian." Setelah mengatakan itu, Samuel langsung meninggalkan ruang makan.

Inna seketika mematung mendengar ucapan Samuel. Suami kamu? Inna merasa aneh dengan kata-kata itu.

"Bukannya kamu suami aku mas?" Tanya Inna sepeninggalan Samuel. Ada sedikit rasa sakit dihati Inna saat mendengar perkataan itu. Seolah-olah Inna melupakan siapa suaminya sekarang.

"Mama, Elya mau main." rangek Elya mengejutkan Inna.

"Iya sayang, ayok." Ajak Inna langsung membawa Elya menuju kamarnya.

"Mama, lihat boneka princess ini. Ini Papa yang berikan pada Elya saat ulang tahu yang ke lima. Cantik kan Ma?" celoteh Elya sambil menunjukkan beberapa boneka pada Inna.

"Cantik banget sayang, mirip dengan Elya. Sangat cantik." Inna mencubit kedua pipi Elya dengan gemas.

"Sakit Mama." Rengek Elya membuat Inna semakin gemas.

"Maaf sayang, habis kamu bikin mama gemes. Oh iya, Mama juga punya hadiah untuk Elya, tapi mama mau Elya tutup mata." Perintah Inna yang berhasil membuat wajah Elya berbinar.

"Iya Ma, Elya mau." Elya pun langsung menutup matanya. Inna yang melihat itu tersenyum dan memasangkan sebuah kalung cantik di leher mungil Elya.

"Sudah, sekarang buka matanya." Pinta Inna.

Elya membuka mata dan langsung meraba lehernya. Sebuah kalung bemata berlian sudah melingkar di sana.

"Wah... Cantik Ma, Elya suka." seru Elya sambil mengelus kalung yang Inna berikan. Ya, Inna bahagia saat ini. Apa lagi saat ia melihat senyumana yang merekah di bibir mungil itu.

"Itu kalung kesayangan Mama, saat Mama masih kecil. Karena sekarang Mama sudah punya Elya, jadi kalung itu buat Elya. Ini tanda jika Elya adalah anak kesayangan Mama." ucap Inna begitu tulus.

"Elya sayang Mama juga." ucap Elya memeluk Inna begitu erat.

"Mama juga sayang banget sama Elya." ucap Inna mengecup pucuk kepala Elya. Entahlah, perasaan sayang itu terus bertumbuh subur. Bahkan Inna begitu takut kehilangan Elya.

"Mama janji ya, jangan tinggalin Elya sama Papa." Pinta Elya yang semakin erat memeluk Inna. Inna yang mendengar ucapan Elya pun merasa sedih. Inna berjanji, apapun yang terjadi ia tidak akan meninggalkan Elya... atau pun Samuel.

"Mama janji Sayang, Mama akan selalu ada untuk Elya. Mama janji." Inna memeluk Elya begitu hangat. Sudah hampir sepuluh kali ia memberikan kecupan di pucuk kepala Elya.

Terpopuler

Comments

Lina aja

Lina aja

lanjut n semangat

2022-07-02

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

suami kamu ketus banget sih

2022-06-16

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

cerita nya enak dibaca ...tidak bertele tele...patas seperti kereta api..hahhahaa..💐💐💋💋

2022-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!