Empat

"Ya Allah." Inna refleks memekik dan membanting setir meski ia yakin tadi sempat menyerempet mobil pengendara lain itu. Dengan sedikit bergetar, Inna turun dari mobil untuk melihat kondisi pengendara tersebut dan memastikan semuanya baik-baik saja.

Kemudian tak lama, keluar seorang wanita cantik dengan pakaian minim dari mobil mewah yang Inna serempet dengan raut wajah kesal.

"Eh Lo bisa nyetir gak sih? Lo liat mobil gw, rusak gara-gara Lo." bentak perempuan itu sambil menunjuk mobilnya yang sedikit lecet.

"Maaf, Mbak. Saya beneran gak sengaja. Lagian tadi kan Mbak yang tiba-tiba nyebrang." Sahut Inna dengan santai.

"Eh enak aja ya lo bilang gw yang salah. Gw gak mau tahu, pokoknya lo harus ganti rugi." Wanita itu meninggikan suaranya. Beruntung jalanan terlihat sepi. Jika tidak mungkin mereka sudah jadi bahan tontonan.

"Ok, Mbak. Gak perlu marah kali, saya bisa ganti rugi kok. Berapa harus saya ganti?" Inna mengalah karena tidak mau memperpanjang masalah. Ia bisa membaca raut wajah wanita itu, sepertinya orang itu tak mudah diajak kompromi.

"20 jt." Sahut wanita itu dengan angkuh. Sontak Inna kaget mendengar itu.

"20 jt? Ya ampun, Mbak. Mahal banget sih? Lagian cuma lecet sedikit." Protes Inna tidak setuju dengan keinginan wanita itu. "Gini aja deh, kebetulan Papa saya punya bengkel mobil. Gimana kalau mobil Mbak diperbiki di sana?" Tawarnya kemudian.

"Eh Lo kira ini mobil murah kayak mobil Lo apa?" Hardik wanita itu seraya menatap mobil Inna remeh.

"Ini mobil mahal, untuk memperbaikinya butuh biaya dan skill hebat. Mana bisa masuk bengkel sembarangan. Bengkel Papamu itu mana mampu perbaiki mobil mahal kayak gini. Kamu aja pake mobil murahan, sok-sokan mau nawarin bengkel Papamu yang cuma sepetak." Lanjut wanita itu dengan senyuman mengejek.

Inna yang mendengar itu hanya memutar kedua bola matanya jengah. Inna tahu betul berapa harga dan biaya untuk memperbaiki mobil milik perempuan itu. Karena Inna juga memiliki mobil yang sama di rumahnya, bahkan jauh lebih mewah dari mobil wanita itu. Terlebih lagi Papanya memiliki bengkel mobil dengan banyak cabang dan namanya sudah dikenal publik.

Karena masih ingat janjinya dengan sang Papa, Inna kembali menuju mobilnya dan mengambil sebuah kertas dan pulpen. Lalu menghampiri wanita itu dengan tatapan malas.

"Ini cek 20 jt, saya rasa lebih dari cukup." Ujar Inna kesal. Dengan cepat perempuan itu menarik cek dari tangan Inna. Lalu tersenyum senang saat melihat angka disana.

"Urusan kita selesai." Lanjut Inna dan langsung meninggalkan wanita licik itu. Jujur Inna sangat kesal karena merasa hari ini cukup sial dipertemukan dengan wanita picik itu.

Inna kembali melajukan mobilnya dengan cepat, karena yakin Papanya akan merajuk.

"Sial banget sih gw hari ini, harus ngeluarin uang tabungan gw dengan jumlah yang banyak lagi. Mending gw sumbangin tu duit lebih bermanfaat." Gerutu Inna sambil menarik napas panjang. Ya, meski jumlah uang yang tadi ia keluarkan tidak ada apa-apanya bagi Inna yang seorang putri tunggal dari pengusaha ternama. Namun ia tetap menyangkan uang tersebut karena diberikan percuma pada wanita picik pula.

Sesampainya di kantor sang Papa. Inna memarkirkan mobil di tempat khusus. Tempat di mana mobil sang Papa terparkir setiap hari.

Inna membuka pintu ruangan sang Papa perlahan. Terlihat seorang pria paruh baya tengah sibuk dengan benda segi empat di hadapannya. Lalu ia pun menghampiri sang Papa dan berdiri disebelahnya sambil menggigit bibir. Ia yakin Papanya sedang kesal sekarang.

"Papa. Inna minta maaf, Inna terlambat lagi."

"Sudah telat, tidak ucap salam." Sindir Randy tanpa melihat putrinya.

Inna terkekeh mendengar nada bicara Papanya yang terkesan lucu. "Assalamualaikum, Papa." ucap Inna yang langsung memeluk Papanya dari samping.

"Wa'alaikumusalam." Balas Randy yang belum juga menatap putri semata wayangnya itu.

"Papa udah dong ngambeknya. Inna kan jadi sedih." Rengek Inna berusaha membujuknya. Namun Papanya itu masih saja fokus dengan pekerjaan.

Inna menghela napas berat, lalu menegakkan tubuhnya kembali. Mengumpulan keberanian untuk mengatakan kejadian yang menimpanya tadi.

"Pa, Inna minta maaf. Tadi dijalan Inna gak sengaja nyerempet mobil orang dan jadinya telat deh." Inna mencoba menjelaskan kejadian yang membuatnya terlambat. Meski bukan hanya itu penyebabnya terlambat.

Mendengar itu, Randy mengalihkan pandangannya dari layar MacBook. Memutar kursi kerjanya menghadap sang putri.

"Nyerempet? Terus kamu gak apa-apa kan?" Tanya Randy dengan wajah cemas. Ia memutar tubuh Inna, untuk memastikan tidak ada cedera pada putri cantiknya itu.

"Inna baik-baik aja, Pa. Cuma... Roky lecet dikit, hehe. Maaf ya, Pa." Inna memelas sambil manyatukan kedua tangannya di dada sebagai permintaan maaf.

"Kamu bawa Roky ke kampus?" Tanya Randy terkejut mendengar pengakuan putrinya. Inna pun mengangguk pelan.

Randy bangun dari posisinya, memberikan tatapan tajam pada Inna.

"Maaf, Pa. Inna gak minta izin Papa, kalau Inna bawa Roky." Ujar Inna sambil merangkul tangan Papanya. Inna sangat yakin, Papanya akan marah karena mobil kesayangannya lecet walau hanya sedikit. Jujur Inna merasa bersalah karena sebelumnya tidak meminta izin untuk membawa Roky.

Mobil itu memang bukan mobil mewah, tapi bagi Randy mobil itu adalah mobil bersejarah baginya. Mobil pertama yang ia beli dengan hasil jerih payahnya dan banyak kenangan lainnya. Oleh karena itu, Randy sangat menyayangi Roky.

"Inna, sudah berapa kali Papa bilang jangan sembarang bawa Roky. Kamu tahu kan? Papa sayang banget sama Roky." Kesal Randy dengan nada sedikit tinggi.

Inna kaget mendengarnya. Pasalnya Randy lebih menyayangi Roky dari pada dirinya. Ia pun sedikit menjauhi Papanya.

"Owh... jadi Papa lebih sayang Roky dari pada anak Papa sendiri? Tega banget sih, Pa. Papa marahin Inna cuma gara-gara Roky?" Ujar Inna yang mulai memainkan darama Queennya. Ia berpura-pura menangis, untuk mengalihkan kemarahan sang Papa. Ya, itu lah yang bisa Inna lakukan jika papanya sedang marah, dan dengan cara itu juga Inna selalu berhasil membuat Papanya luluh.

Melihat air mata putrinya Randy pun seketika tersadar. "Bukan seperti itu, Sayang. Papa sayang sama kamu kok. Tapi Papa juga sayang juga sama Roky." Randy menarik Inna kepelukannya. Benar kan, Randy pasti akan luluh jika melihat putrinya menangis. Randy tidak tahu, jika putrinya cuma bersandiwara.

Inna tertawa dalam hati. Maafin Inna, Pa. Cuma ini cara supaya Papa gak marah lagi. Batin Inna seraya memeluk sang Papa dengan erat.

"Papa mah lebih sayang Roky dari pada Inna." Ujar Inna dengan lirih.

"Enggak, Sayang. Papa tetap sayang kamu kok. Ya sudah, jangan nangis lagi. Besok Papa perbaiki Roky." Randy mengelus kepala putri kesayangannya dengan lembut.

"Papa gak marah lagi kan sama Inna?" tanya Inna mengangkat kepalanya untuk menatap wajah teduh sang Papa.

"Enggak, Papa gak bisa marah sama kamu, Sayang." Ucap Randy seraya menghapus air mata putrinya. Inna pun tersenyum senang mendengarnya.

"Tapi ada syaratnya," sambung Randy yang berhasil membuat Inna melotot.

"Kok pake syarat sih, Pa? Tandanya Papa gak beneran sayang sama Inna." Rengek Inna. Ia sudah bisa membaca akan ada sesuatu yang tidak beres.

"Sayang dong, syaratnya mudah kok. Nanti malam, kamu harus temenin Papa dinner. Papa udah janji dengan keluarga sahabat Papa." Lanjut Randy sambil memainkan kedua alisnya. Sebenarnya sejak tadi Randy bingung dengan alasan apa agar putrinya mau diajak dinner. Karena Inna memang agak sulit jika diajak ke acara-acara formal. Dan kesempatan pun datang dengan sendirinya. Randy menjadikan Roky sebagai alasan.

Mendengar itu, Inna langsung menarik diri dari dekapan Randy.

"What? Dinner? Nope, Papa. Inna malas, Pa. Inna mau tidur aja di rumah." Tolak Inna yang sudah Randy tebak sebelumnya.

"Tidak ada penolakan. Kamu sudah membatalkan lunch kita hari ini, membuat Roky Papa sakit. Sebagai gantinya nanti malam harus ikut papa Dinner." Tegas Randy.

"Tapi Pa...."

"Tidak ada penolakan." Potong Randy yang beranjak duduk di tempatnya semula. Kemudian kembali pokus pada pekerjaanya. Mengabaikan omelan Inna yang berusaha menolak.

"Ck, Papa nyebelin." Kesal Inna karena merasa diabaikan. Setelah itu ia pun langsung keluar dari ruangan Papanya dan berniat untuk langsung pulang.

***

Di sebuah rumah mewah, terdengar pertengkaran kecil sang pemilik rumah.

"Elya benci, Papa! Papa gak sayang Elya lagi." Teriak Elya pada Samuel. Lalu berlari menuju kamarnya dan membanting pintu dengan kuat.

Samuel terkejut dengan sikap putrinya. "Elya, maafin Papa, Sayang." Teriak Samuel tanpa berniat untuk menyusul putrinya ke kamar. Karena ia merasa kepalanya semakin berat.

"El, ada apa lagi dengan Elya?" tanya seorang perempuan paruh baya yang tak lain adalah Ibu Samuel, Diana Willson.

"Biasa Ma, Elya merajuk lagi." Jawab Samuel apa adanya.

"Ya sudah, biar Mama yang bujuk. Kamu sakit El?" Diana memperhatikan wajah anaknya yang pucat.

"Hanya sakit kepala, Ma. Mungkin karena El kecapean. Mama gak usah khawatir." Ujar Samuel.

"Ya sudah, kalau begitu kamu istirahat. Mama bujuk cucu Mama yang manja itu dulu." Ujar Diana yang dijawab anggukan oleh Samuel. Lalu wanita paruh baya itu langsung beranjak menuju kamar Elya.

Samuel melangkah pasti menuju kamarnya. Ia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya. Sebelum itu, ia memutuskan untuk membersihkan diri lebih dulu.

Setelah membersihkan diri, Samuel langsung merebahkan dirinya di kasur. Ia memijit pelepisnya, karena sakit dikepalanya masih belum hilang. Biasanya jika sedang sakit kepala seperti ini, Samuel akan meminta Mamanya untuk memijit kepalanya. Tapi kali ini ia urungkan niat itu, karena merasa kasihan pada Diana yang sudah lelah menjaga cucunya selama ini. Sebenarnya Samuel ingin menyewa seorang Baby sitter untuk merawat Elya, hanya saja Diana melarangnya dan mengatakan dirinya yang akan merawat Elya. Awalnya Samuel menolak, namun sifat keras kepala Diana membuatnya mengalah.

Baru saja Samuel memejamkan mata, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Alhasil Samuel pun kembali terjaga dan melihat ke arah pintu di mana Diana ada di sana.

"El, apa kepalamu masih sakit?" Tanyanya sembari menutup pintu dan menghampiri sang putra.

"Masih, Ma."

Diana duduk di sebelah Samuel yang tengah bersandar di kepala ranjang.

"Jika kamu lelah, jangan terus dipaksa kerja, El. Kamu harus menjaga kesehatan." Diana menarik Samuel agar tidur dipangkuannya. Samuel pun menurut. Diana mulai memijit kepala anaknya dengan jamari ajaibnya itu. Sentuhan yang selalu menjadi favorit Samuel sedari kecil.

"Oh iya El, tadi Papa kamu telpon Mama. Katanya nanti malam akan ada dinner keluarga." Ujar Diana.

"Dinner keluarga?" tanya Samuel penasaran.

"Iya, Papa kamu mengundang sahabat lamanya untuk dinner nanti malam. Sebenarnya sahabat Mama juga sih. Mama kira kamu bisa ikut, tapi melihat kondisi kamu seperti ini, Mama tidak yakin kamu bisa ikut." Jelas Diana dengan tangan yang masih fokus memijit kepala putranya.

"El kut Ma, istirahat sebentar sakit kepala El pasti hilang. El mau memperbaiki hubungan sama Papa yang mulai renggang. El merasa bersalah." Ujar Samuel dengan mata terpejam. Kali ini ia benar-benar menyesal. Sejak kepergian sang istri, sikap Samuel memang dingin pada semua orang. Itu yang membuat hubungannya dengan sang Papa jadi renggang. Kali ini, ia ingin memperbaiki semuanya.

"Jangan dipaksa jika kamu masih sakit."

"El gak mau buat papa kecewa, Ma." Sahut Samuel lirih.

"Kalau gitu terserah kamu aja, El. Mama cuma gak mau kamu sakit." Ujar Diana yang hanya dijawab senyuman oleh Samuel.

Saat Samuel benar-benar hampir terlelap, tiba-tiba terdengar suara benda pecah dari arah luar.

Karena terkejut, Samuel terbangun dan bangkit dari posisinya. Lalu mereka pun langsung beranjak keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Terpopuler

Comments

di jamin ini pasti si Rayya

2022-08-06

0

Ilyloveme

Ilyloveme

Mobil kesayangan papanya😂

2022-07-19

0

Ilyloveme

Ilyloveme

Holang kaya alias Sultan, wajar sih dijodohin ama Dosen Killer

2022-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!