I Love You Professor Handsome

I Love You Professor Handsome

Satu

Udara pagi yang begitu sejuk, perlahan menyentuh kulit halus gadis cantik yang sedang sibuk bermain dengan pikirannya sendiri. Ia duduk sendirian di taman kampus, yang menjadi tempat favoritnya selama kuliah. Hingga ia tidak menyadari, sedari tadi seseorang memperhatikannya dan perlahan mulai menghampiri.

"Woiii...." teriak seseorang yang berhasil membuat gadis cantik itu terperanjat kaget.

"Ditaaa... kebiasaan deh. Untung aja gw gak punya penyakit jantung." Protes gadis itu sambil memegang dadanya. Gadis berparas cantik berkulit langsat itu bernama Zainna Keisha Nugraha. Yang kerap di sapa Inna. Pemilik mata coklat, hidung mungil, bibir tipis, rambut panjang dan tubunya yang ramping.

"Aduh aduh... Sorry deh Inna ku sayang, jangan marah dong. Lagian Lo sih pagi pagi udah ngelamun, untung tu bunga kagak mati liat Lo pagi-pagi ngelamun." Ujar Dita Laisyana Dhirta, sahabat Inna.

"Siapa juga yang melamun? Gw cuma lagi menikmati suasana pagi yang sejuk kok." Alibi Inna seraya merentangkan kedua tangannya sambil menghirup udara segar.

"Ngeles lo, kalo ada masalah ngomong dong sama gw." Dita tampak kesal karena sahabatnya itu selalu menyembunyikan masalah darinya. Padahal mereka sudah mengenal cukup lama.

"Gw gak ada masalah kok," ucap Inna dengan santai. Gadis cantik itu tersenyum tulus pada Dita.

"Ck... bagus deh kalau gitu," pasrah Dita. Ia kenal banget dengan sahabatnya itu. Walaupun di paksa, Inna tidak akan menceritakan masalahnya. Ia akan memendam sendiri sampai masalah itu selesai. Setelah itu, baru akan ia ceritakan pada sahabatnya.

"Oh iya Juju mana?" tanya Inna pada Dita yang saat ini sudah duduk di hadapannya. Namun, sahabatnya itu malah diam sambil terus menatapnya.

"Ta, gw nanya." Lanjut Inna karena tak kunjung mendapat respon dari Dita.

Dita terhenyak, dan langsung membuyarkan lamunannya.

"Eh, Juju ya? Mungkin dia masih otw. Secara Lo kan tau, dia itu super lemot." Jawab Dita sekenanya.

Julaikha Syahila putri atau yang sering di panggil Juju itu, memiliki sifat lambat dalam segala hal. Bahkan teman sekampusnya sering memanggilnya Miss Lola, alias loading lama. Bahkan tak jarang ia membuat kedua sahabatnya kesal karena sifatnya itu.

"Ya ampun anak itu gak berubah berubah ya?" Ujar Inna sambil menggelengkan kepalanya.

"Gak akan berubah, orang udah bawaan lahir. Untung dia kaya raya, makanya bisa masuk kampus ini. Kalau enggak, gak tau deh dia jadi apa?" Cerocos Dita yang berisil membuat Inna tergelak.

"Tapi... gitu-gitu juga sahabat kita kan?"

"Hehe... Iya juga sih," Dita menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lalu keduanya terdiam sejenak.

"Btw, Lo udah dapet dosen pembimbing?" tanya Dita yang dijawab gelengan oleh Inna.

"Ya ampun. Inna sayang, mau sampai kapan Lo diam tanpa usaha? Lo udah dapat judul skripsi yang bagus, masak iya belum dapet dosen pembimbing?" Ujar Dita tak percaya pada sahabatnya itu.

Inna terlihat menarik napas panjang, lalu membuangnya perlahan.

"Rencana nanti setelah selesai mata kuliah, gw mau ketemu buk Anggi, doswal gw." Jawab Inna.

"Bagus deh kalau gitu, siapa tahu buk Anggi kasih Lo saran dosen pembimbing yang bagus." Dita tersenyum lega.

"Aamiin," ucap Inna tersenyum begitu manis.

"Kelas yuk, bentar lagi mau masuk nih." Ajak Dita yang dijawab anggukkan oleh Inna. Lalu mereka langsung bergegas menuju kelas.

"Eh tunggu!" Dita menarik tangan Inna yang hendak masuk ke dalam kelas. Sontak tubuh gadis itu terhuyung. Beruntung ia mampu menyeimbangkan tubuhnya.

"Apaan sih, Ta?" tanya Inna yang kesal.

"Liat deh, itu kan Prof. Sam yang gantengnya gak ketulungan? Padahal baru seminggu dia keluar kota dan ganteng nya makin nambah." Ujar Dita dengan mata berbinar.

Inna melihat arah pandanganan sahabatnya. Ternyata disana terlihat seorang dosen tampan tengah berbincang dengan salah seorang dosen lainnya. Dosen tampan itu bernama Samuel Arlandska Willson. Dosen yang sudah mendapatkan gelar Profesor sejak usia muda. Saat ini usianya hampir mencapai kepala empat.

PLAK! Inna mengeplak jidat lebar sahabatnya tanpa rasa bersalah. Karena ulahnya itu, Dita meringis kesakitan.

"Sakit tau, Na." Protes Dita sambil mengusap jidatnya yang terkena geplakan Inna.

"Ck, stress lo ya? Beliau itu udah punya istri, masak iya mau Lo embat juga?" Ujar Inna kesal. Lagian sahabatnya itu paling pantang melihat cowok ganteng. Pasti langsung kesemsem seperti saat ini.

"OMG helow... Lo gak tau ya kalau Prof.Sam itu udah duda setahun yang lalu? Lo sih kurang update jadinya ketinggalan info." Dita memutar bola matanya jengah.

"Tapi... gw kasian lihat beliau, Na. Padahalkan Prof itu ganteng banget, tajir melintir. Tapi istrinya malah milih cowok lain sih? Yang lebih parahnya lagi, mereka udah punya anak, kan kasian anaknya yang jadi korban. Kalau dia cari istri baru, gw orang pertama yang bakal maju." Lanjut Dita yang sama sekali tidak mempengaruhi Inna. Bahkan Inna sama sekali tidak tertarik dengan gosip-gosip di kampus. Dari pada mendengar gosip murahan dan tidak terlalu penting untuk di dengar. Inna akan lebih memilih duduk di perpustakaan untuk membaca buku, dan itu lebih bermanfaat untuknya.

"Stress lo!" Hardik Inna yang langsung meninggalkan Dita ke dalam kelas.

Dita tidak kaget lagi dengan sikap acuh Inna. Memang seperti itu bawaanya sejak orok.

"Inna tunggu dong jangan tinggalin gw," rengek Dita yang langsung menyusul Inna masuk ke kelas.

***

"Inna, jika dilihat dari judul kamu ini. Sepertinya sangat cocok jika kamu mengambil dosen pembimbing Prof. Sam. Ibu yakin beliau akan setuju dengan ide kamu ini," ujar Anggita Safinna yang merupakan dosen wali Inna.

"Harus Prof.Sam ya, Buk? Apa tidak bisa dosen lain, Buk?" Cicit Inna merasa ragu atas usulan Anggi.

"Loh kenapa memangnya? Prof.Sam sangat direkomendasikan, banyak mahasiswa yang mau melakukan penelitian dengannya." Sahut Anggi meyakinkan Inna.

"Tapi Buk, beliau kan sangat susah untuk ditemui. Dan...."

"Jangan berfikir negatif dulu sebelum dicoba, Inna. Ibu yakin kamu bisa, buktikan kepintaran kamu Inna." Sanggah Anggi dengan tegas. Tentu saja hal itu membuat Inna tak mampu menolak lagi.

"Baik Buk, kalau begitu akan saya usahakan." Sahut Inna sambil tersenyum simpul. Lalu dibalas senyuman penuh arti oleh Anggi.

"Baiklah, kalau begitu saya izin permisi, Buk."

"Baik," jawab Anggi.

Lalu Inna pun beranjak pergi dari ruangan Anggi. Saat ia keluar dari ruangan. Ia disambut hangat oleh kedua sahabatnya yang sejak tadi menunggu di luar.

"Gimana?" Tanya Dita penuh selidik.

"Buk Anggi mau gw ambil Prof. Sam jadi pembimbing." Sahut Inna tak semangat. Mengingat namanya saja, Inna sudah bisa membayangkan betapa dinginnya wajah orang itu. Inna paling tidak suka dengan orang yang datar dan cuek seperti Prof. Sam itu.

Mendengar perkataan Inna. Dita pun memekik histeris. "Enak banget sih jadi Lo, Na."

Sedangkan Juju hanya menatap Dita bingung. Ia belum bisa mencerna ke mana arah pembicaraan sahabatnya.

"Apanya yang enak?" tanya Juju dengan polos. Gadis yang satu itu sangat senang merusak suasana.

"Itu bakso mang Uli enak banget, Ju." Sahut Dita yang kesal dengan sikap lola Juju yang tak kunjung hilang.

Sedangakan Juju, ia hanya menjawab dengan ber'Oh' ria.

"Gimana dong?" tanya Inna dengan wajah bingung.

"Apanya yang gimana sih? Ya Lo setujuin aja. Sini biar gw yang isi Formulir Lo." Dita langsung mengambil Form yang dipegang Inna. Lalu mencari tempat nyaman untuk menulis dan kemudian ia mengisi formulir itu dengan penuh semangat.

"Nah selesai." Dita menyerahkan formulir tadi pada Inna.

"Lo yakin?" tanya Inna masih ragu.

"Iya, jangan banyak mikir." Sahut Dita dengan wajah sumringahnya.

Inna melihat kembali kertas yang ada ditangan, ia melihat tulisan Dita yang menurutnya sangat menakutkan. Nama Prof. Dr. Samuel Arlandska Willson, B.A, MBA. yang tertulis di kertas itu membuat Inna sendikit merinding.

"Ishh... ngapain Lo pandanin tu kertas. Ayok keruangan Prof sekarang," ajak Dita dengan semangat.

"Tapi..."

"No tapi tapi, lebih cepat lebih baik, Inna sayang." Dita pun langsung menarik tangan Inna. Yang diikuti oleh Juju dibelakang mereka.

Saat ini ketiganya sudah berada didepan ruangan Samuel. Inna yang masih ragu hanya bisa menatap daun pintu yang masih tertutup rapat. Hingga tiba tiba pintu itu terbuka.

CEKLEK....

Terpopuler

Comments

Sri Asrianti

Sri Asrianti

sepertinya menarik.

mampir juga di ceritaku yg Thor.

Gadis cantik dan pria di ujung senja ❤️

2022-10-17

1

VERALI

VERALI

Mampirr Thorr

2022-08-01

0

Vera Diani

Vera Diani

Mampir Thorr

2022-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!