Lima Belas

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari di mana Inna dan Samuel akan melangsungkan pernikahan.

Keadaan Elya juga sudah lumayan membaik, walau masih menggunakan kursi roda. Oleh karena itu seluruh keluarga sepakat untuk segera melangsungkan pernikahan.

Di kamar yang sudah dihiasi dengan begitu indah, layaknya kamar pengantin. Inna terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna gading yang pas ditubuhnya yang ramping.

"Ya ampun ini beneran Inna kan?" Seru Dita yang baru masuk bersama Juju.

Inna tersenyum hangat untuk menyambut kedua sahabatnya.

"Lo cantik banget Na, sumpah." Ujar Juju yang takjub melihat penampilan Inna saat ini. Bahkan Inna terlihat jauh lebih dewasa dari penampilan biasanya.

"Beruntung banget Prof. Sam bisa dapetin Lo, Na. Udah cantik, masih muda, perawan lagi." Celetuk Dita tanpa disaring. Inna dan Juju tertawa renyah mendengar candaan sahabatnya yang satu itu.

"Selamat melepas masa lajang, Inna. Meski Lo udah gak ting-ting, kami tetap sahabat Lo kok." Imbuh Dita seraya memeluk kedua sahabat penuh haru.

"Hooh, kami tetap sayang kok." Timpal Juju.

"Terima kasih untuk semuanya." Ucap Inna dengan tulus.

"Kami akan selalu ada buat Lo,Na. Ya, walaupun Lo udah ngambil pangeran gw. Tapi gw tetap sayang sama lo." Gurau Dita.

Inna pun tertawa meski air mata sudah membanjiri pelupuk mata.

"Hai...." sapa seseorang yang kini berdiri di ambang pintu. Yang sejak tadi menyaksikan keseruan tiga sejoli.

Inna dan kedua sahabatnya langsung menoleh kearah pintu.

"Kak Jidan." Balas Inna seraya tersenyum manis.

Jidan bergerak menghampirinya. "Congratulations, honey. Semoga kamu selalu bahagia." ucap Jidan menggengam tangan Inna. Lalu memeluk gadis itu dengan erat. Inna kaget dengan perlakuan tiba-tiba Jidan.

"Terima kasih, Kak." ucap Inna membalas pelukan Jidan.

"Kakak ada kejutan buat kamu." Jidan melerai pelukannya. Menatap Inna begitu dalam. Lalau sedikit menggeser tubuhnya. Tentu saja Inna bingung.

"Suprise...." teriak seseorang muncul secara tiba-tiba. Mata Inna membulat sempurna saat melihat orang itu.

"Didi?" seru Inna tak percaya. Pasalnya dua minggu yang lalu Didi sudah kembali ke L.A. Dan mengatakan pada Inna bahwa ia tak bisa pulang menghadiri pernikahannya. Namun, saat ini ia ada di depan Inna. Sungguh kejutan yang luar biasa.

Didi pun menghampiri Inna. "Hai beib, happy wedding day Nanaku Sayang." ucap Didi yang langsung memeluk Inna.

"Kamu jahat Di, kamu bilang gak bisa pulang." ucap Inna memukul pelan punggung sahabat kecilnya.

"Maaf beib, aku cuma mau kasih suprise buat kamu. Dan ini kado buat kamu." ucap Didi memberikan kotak kecil yang terbalut kertas berwarna emas pada Inna.

"Thanks." ucap Inna begitu bahagia. Inna benar-benar sangat bahagia bisa berkumpul dengan semua sahabatnya di hari spesial ini.

"Wah... Pak Jidan ganteng banget sih? Jadi pacar saya ya pak?" Ucap Juju begitu polos.

"Terima kasih. Boleh, tapi kamu jadi yang kedua." Balas Jidan yang mendapat tetapan tajam dari Didi.

"Sorry, Sayang. Aku hanya mengucapkan terima kasih karena dia sudah memujiku. Tapi jika dia tidak keberata jadi yang kedua, aku sih ok." Ujar Jidan tersenyum jahil. Didi yang mendengar itu memutar kedua bola matanya.

Inna menatap Jidan dan Didi bergantian. "Kalian?" tanya Inna yang mulai curiga dengan kedua sahabatnya itu.

"Ya, Didi sekarang sudah resmi jadi kekasih Kakak." Ucap Jidan yang lagi-lagi berhasil mengejutkan Inna.

"Tolong jelaskan ini, Didi." Pinta Inna tak terima dengan pengakuan Jidan.

"Seminggu yang lalu, sebelum keberangkatanku ke LA. Kak Jidan mengungkapkan perasaannya, dan menembakku tepat di depan banyak orang. Itu sangat memalukan... tapi aku bahagia. Kak Jidan bilang, dia baru menyadari jika selama ini dia mencintaiku, Inna. Aku bahagia, kamu pasti tahu itu." Jelas Didi begitu antusias. Bahkan Inna ikut bahagia mendengar penjelasannya.

Jidan menatap Inna begitu dalam. Sepertinya ia memang harus merelakan Inna untuk orang lain dan membuka hati untuk kekasih barunya. Semoga kamu bahagia, Nana. Aku akan selalu ada untukmu, sebagai Kakakmu. Batin Jidan.

"Hari ini aku benar benar bahagia. Ah, aku pengen nangis." Ungkap Inna mulai menitikan air mata bahagia.

"Hey, jangan menangis dong... nanti make upnya luntur, Nana." Didi menghapus air mata Inna dengan lembut.

"Terima kasih." ucap Inna menatap semua sahabatnya bergantian. Baginya hari ini begitu penuh kejutan. Entah kejutan apa lagi yang akan ia peroleh.

"Wah-wah... ternyata sudah ramai ya?" Sapa Randy saat memasuki kamar putrinya.

"Papa." Inna pun langsung berhambur dalam pelukan Randy.

"Selamat untuk anak Papa. Papa masih tidak percaya, dulu kamu masih sebesar botol dan Papa menimang bayi mungil itu ke sana ke mari. Sekarang anak Papa sudah dewasa dan akan menikah. Putri Papa memang sangat cantik." Randy membingkai wajah Inna dengan tangan kekarnya. Menghadiahi kecupan hangat di kening putrinya. Sama persisi seperti saat Inna baru saja lahir ke dunia. Kecupan yang penuh dengan cinta dan kehangatan.

"Terima kasih, Papa. Papa sudah mau menjadi cinta pertama untuk Inna. Papa juga sudah mau merawat Inna dengan penuh cinta dan kasih sayang. Inna bahagia memiliki lelaki sehebat Papa. I love you so much my hero."

"Papa juga bahagia bisa memiliki putri yang begitu cantik dan sebaik kamu, Inna. Suatu anugrah memiliki putri berhati bidadari seperti kamu. Papa bahagia, putri Papa akan segara melepas masa lajangnya dan mempunyai lelaki lain sebagai cinta kedua kamu. Cintai dia seperti kamu mencintai Papa, hormati dia seperti kamu menghormati Papa, patuhi dia seperti kamu mematuhui semua perintah Papa. Karena dia surga kamu sekarang." Tutur Randy yang berhasil membuat semua orang menangis tersedu.

Inna memgangguk dan kembali memeluk Randy. Ia terisak dalam dekapan sang Papa.

"Inna lo gak punya tisu apa? Ingus gw banyak benget." Tanya Juju yang sudah berlinang air mata. Dan itu berhasil menarik perhatian semua orang. Tentu saja mereka menatapnya kesal. Karena sudah merusak suasana yang penuh haru.

"Rusak Lo, Ju." Kesal Dita seraya menjitak kepala gadis itu. Dan semua orang tertawa melihat tingkah lucu Juju maupun Dita. Sepertinya mereka cocok menjadi salah satu pengisi acara komedi.

"Sudah... sudah, ayo kita turun. Semua orang yang ada di bawah sudah nunggu pengantin wanita." Ujar Randy merangkul putrinya.

Didi pun menghampiri Inna, merapikan make up yang sedikit berantakan akibat menangis.

"Inna gugup, Pa." Ucap Inna menggenggam erat tangan Randy.

"Itu hal normal Sayang, ayok kita turun." Ajak Randy yang dijawab anggukan oleh Inna.

Sedangkan Jidan, ia menggengam erat tangan kekasihnya. Dengan tatapan yang tertuju pada Inna yang dibawa keluar oleh Randy.

"Kamu baik-baik aja kan beib?" Tanya Didi yang sedari tadi menyadari tatapan Jidan untuk Inna.

"Ya, aku cuma bahagia. Sahabat kita sudah menemukan belahan jiwanya. Sepertinya kita juga harus segera naik ke pelaminan." Jawab Jidan yang berhasil menciptakan rona merah di pipi Didi. Gadis itu pun menunduk malu.

"Sudah ah, kita tidak boleh melewatkan momen bahagia ini."

Lalu mereka pun menyusul yang lainnya, untuk menyaksikan akad nikah yang akan segera dimulai.

***

Resepsi pernikahan yang di adakan selesai tepat pukul 12 malam. Inna merasa tubuhnya benar-benar remuk. Karena harus melayani ribuan tamu undangan yang datang.

Inna berjalan gontai menuju kamarnya, ia benar-benar lelah. Belum lagia ia harus menahan berat dari gaun yang ia kenakan, aksesoris kepala dan lain sebagainya selama berjam-jam. Membuat persendiannya terasa mau copot.

Inna kembali ke kamar sendirian. Dan langung melepas semua aksesoris di kepalanya. Lalu beranjak munuju ranjang.

"Ya ampun enaknya." Serunya saat berhasil merebahkan tubuhnya di atas kasur. Inna memejamkan matanya yang sudah sangat berat. Namun, suara pintu terbuka membuat Inna terkejut dan kembali terjaga. Inna menatap Samuel yang masuk ke kamarnya. Dan lelaki itu pun memberikan tatapan horor pada Inna. Membuat bulu kuduk Inna meremang.

"Ke... kenapa Prof lihat saya seperti itu?" tanya Inna gugup. Inna yang tadinya berbaring kini sudah kembali duduk.

Perlahan Samuel mendekati Inna, membuat gadis itu kembali terbaring di kasur. Samuel meletakkan kedua tangannya di kasur sebagai tumpuan. Mengapit gadis itu begitu intim. Bahkan tak ada lagi jarak diantara mereka.

Jantung Inna berdetak begitu kencang. Napasnya tercekat saat hembusan napas kasar milik Samuel menyapu wajahnya. Dan matanya mulai terpejam saat Samuel mendekatkan wajahnya.

"Sekarang aku suamimu, Inna. Jadi ubahlah panggilan itu," bisik Samuel tepat di telinga Inna. Inna yang kaget pun kembali membuka matanya dan memberikan tatapan tajam pada lelaki yang saat ini sudah menjadi suaminya. Hingga kedua mata mereka pun saling bertemu.

Sial! Umpat samuel saat matanya tak sengaja menangkap bibir ranum istrinya. Sebongkah daging empuk yang berhasil menggoda imannya. Awalnya ia hanya ingin mengerjai istrinya, tetapi malah dirinya yang terjebak.

Samuel menarik dirinya kembali dan langsung melesat ke kamar mandi. Meninggalkan Inna yang masih mematung. Berusaha mengontrol detak jantungnya. Seperti bisa, Samuel akan meredam hasratnya dengan mengguyur diri di bawah air dingin.

"Huuft... Aman gw." Inna bernapas lega saat Samuel benar-benar menghilang dari matanya. Dengan cepat Inna langsung mengganti gaunnya dengan baju tidur. Sambil sesekali melihat ke pintu kamar mandi. Ia sangat takut Samuel muncul di sana dan memergokinya tengah berganti baju. Dan keberuntungan berada di tangan Inna. Karena Samuel tak kunjung keluar dari kamar mandi.

Setelah berganti pakain tidur, Inna langsung menghapus make up diwajahnya. Dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Padahal Inna ingin segera tidur.

Tiga puluh menit berlalu, Inna pun selesai dengan urusannya dan langsung menenggelamkan dirinya dibawah selimut. Inna sengaja melakukan hal itu agar dirinya tidak melihat wajah dosen killernya yang sejak tadi masih belum keluar dari kamar mandi.

Samuel keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan sehelai handuk yang melingkar dipingganya. Lalu tatapannya langsung tertuju pada Inna yang sudah tertidur pulas. Ia pun kembali mengenakan celananya, karena ia sama sekali tak membawa pakaian. Dan membiarkan dadanya terbuka secara bebas. Karena sudah terbiasa tidur dengan bertelanjang dada. Samuel menarik selimut dan tidur disebelah Inna. Keduanya tidur dengan saling membelakangi.

Keesokan pagi, Inna terbangun dari tidurnya karena sesuatu yang terus bergarak disisinya. Bahkan ia juga meraskan ada sesuatu yang melingkar diperutnya. Inna mencoba menyesuaikan matanya dengan cahaya. Lalu melihat ke bawah dan betapa kagetnya ia saat melihat sebuah tangan kekar yang melingkar diperunya. Spontan Inna menoleh ke samping dan menemukan dada bidang seseorang.

"Aaaaaaaaa...." teriaknya yang berhasil membuat Samuel terbangun karena kaget.

"Ada apa?" tanya Samuel bingung. Inna langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dan terus menggelengkan kepala.

"Itu...." tunjuk Inna pada dada Samuel.

Samuel mendengus kesal dan langsung bangun. Lalu mengambil pakaiannya dan memakainya dengan kasar. Tanpa banyak bicara, Samuel keluar dari kamar dan pergi meninggalkan Inna.

Inna yang menyadari Samuel pergi langsung menyingkirkan kedua tangan dari wajahnya. Inna beranjak menuju pintu dan membukanya untuk melihat keberadaan Samuel. Namun Inna sama sekali tidak melihat batang hidung suaminya itu. Perasaan bersalah mulai menyelimuti hatinya. Tidak seharusnya ia berteriak seperti tadi.

Apa dia marah? Hais, bego banget sih kamu Inna. omel Inna dalam hati. Inna pun langsung keluar dari kamarnya. Mulai menyusuri rumahnya untuk menemukan keberadaan Samuel. Namun, Inna sama sekali tidak menemukan keberadaan Samuel. Dan perasaan bersalah itu semakin muncul.

"Bodoh, gak seharusnya tadi aku teriak. " inna duduk di ayunan sambil terus mengutuk kebodohannya.

"Bodoh bodoh bodoh... Dasar Inna bodoh." ucapnya sambil memukul pelan bibirnya.

Sesekali Inna menghela napas gusar. Ia benar-benar frustasi dan hendak pergi dari sana. Namun, tiba-tiba seseorang memanggil namanya.

"Inna...."

Terpopuler

Comments

Ilyloveme

Ilyloveme

Wah tanpa disangka2 udah jadian aja nih berdua, perasaan Didi yang slama ini dipendam terbalaskan

2022-07-19

1

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

😀😀😀😀

2022-06-16

0

Johanah Tata

Johanah Tata

sudah mahasiswa bego... hiiiiii

2022-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!