Kecerobohan Yuri

Pangeran Adrian merasa sedih melihat elf-elf yang mati di hadapannya. Meskipun mereka memiliki niat jahat, namun tetap saja pada dasarnya mereka juga kaumnya. Entah apa yang menjadikan mereka bisa menjadi jahat. Jika dengan menyerahkan tahta bisa membuat semua elf kembali pada fitrahnya sebagai makhluk mulia, Adrian tidak akan segan-segan menyerahkan tahtanya kelak.

Beberapa pengawal yang ikut serta dengannya juga menjadi korban. Rasa bersalahnya semakin besar mengingat mereka rela mati demi menjaga keselamatannya.

"Yang Mulia, apakah kita bisa melanjutkan perjalanannya sekarang?" tanya Ezra.

"Kita beristirahat sebentar sembari menunggu pagi. Hercules juga butuh beristirahat," ucap sang Pangeran.

"Kalian, tolong kumpulkan mayat-mayat mereka lalu kita kuburkan secara layak," lanjutnya.

"Baik, Yang Mulia."

Ezra bersama anak buahnya segera menjalankan perintah dari sang pangeran. Ada yang menggali lubang dan mengumpulkan mayat-mayat elf, baik dari pihak mereka maupun dari pihak lawan.

Usai para mayat dibaringkan dalam peristirahatan terakhirnya, Pangeran Adrian merapalkan doa serta memberikan secercah aura dari tubuhnya agar jiwa-jiwa elf yang telah meninggal bisa tenang di nirwana.

*

*

*

Seluruh pelayan dan pekerja di kediaman Bangsawan Jansen terlihat sibuk menyiapkan acara yang diadakan malam ini. Yurika dan Remi ikut bergabung di bagian dapur untuk membuat jamuan yang akan dihidangkan kepada para pemuda dari kalangan bangsawan elf. Acara tersebut rutin diadakan sebagai ajang pencarian jodoh bagi kalangan anak bangsawan.

Yurika membawa kue yang dibuatnya ke dalam tempat acara. Aula utama kediaman keluarga Jansen begitu luas dan megah. Yurika terpukau melihat cahaya keagungan yang dipancarkan dari para elf yang hadir. Mereka benar-benar tampak seperti malaikat.

Wajah mereka bercahaya, cantik dan tampan tanpa cela. Bahkan kharisma seorang bintang di dunianya tidak bisa mengalahkan mereka. Ternyata, ada banyak elf dari kaum bangsawan yang mempesona seperti mereka.

Seorang elf cantik dikelilingi oleh banyak elf tampan. Kecantikannya bak seorang dewi yang mampu menyihir para dewa. Yurika ikut terpukau melihat keindahan parasnya.

Namanya Hilda, elf tercantik yang digambarkan dalam novel milik Yurika. Elf yang menjadi pemeran protagonis dalam kisah itu. Calon ratu yang akan mendampingi raja Adrian.

Saat sedang menata kue-kue yang dibawanya di atas meja, tanpa sengaja seseorang menabrak Yurika hingga keduanya jatuh. Pakaian yang dikenakan wanita yang menabrak Yurika terlihat kotor. Wanita itu merengek dan menyalahkan Yurika.

"Kenapa Talisha?" tanya Asteria. Wanita itu ternyata merupakan teman baik Asteria.

'Gawat.' gumam Yurika. Ia sudah tahu akan ada keributan kecil karena masalah itu. Ia merasa bodoh karena tidak lebih berhati-hati agar kejadiannya benar-benar tidak dialaminya.

"Pelayanmu sembarangan! Aku sedang berjalan malah dia menghalangi jalanku. Pakaianku jadi kotor begini," keluhnya pada Asteria.

Tentu saja Asteria menatap kesal kepada Yuri. Pelayan itu telah berani membuat teman baiknya terjatuh.

"Apa kamu tidak bisa bekerja dengan baik?" tanya Asteria dengan nada marah.

"Maafkan saya, Nona. Saya hanya sedang menata kue di sana. Saya tidak tahu ada Nona itu yang sedang berlari dan menabrak saya." Yurika mencoba mengatakan kebenarannya.

"Kamu berani-beraninya berbohong! Jelas-jelas kamu yang menabrakku!" Talisha tidak mau disalahkan.

Plak!

Asteria mendaratkan satu tamparan keras di wajah Yurika. Ia ikut tidak terima tamunya mendapatkan pelayanan yang mengecewakan. "Minta maaf sekarang!" perintahnya dengan nada tinggi.

Yurika terdiam sambil memegangi pipinya yang sakit. Ia merasa tidak bersalah dan tidak mau minta maaf. Sudah cukup kemarin Nonanya memperlakuakn dia dengan semena-mena. Kali ini, ia tidak mau mengaku salah untuk sesuatu yang tidak dilakukannya.

"Yuri!" bentak Asteria lagi.

Beberapa elf lain memperhatikan kejadian yang menimpa mereka. Talisha heran ada seorang pelayan yang begitu keras kepala kepada majikannya. "Kenapa dia? Apa dia merasa tinggi sampai tidak mau meminta maaf padaku?" Talisha menatap sinis ke arah Yurika.

"Yuri, apa kamu mau bersikap sombong di sini? Kamu kira dirimu itu siapa? Jangan karena rambutmu yang berwarna indah itu kamu menganggap dirimu setara dengan kami. Kamu hanya mixtus dan telah dijual sebagai pelayan oleh orang tuamu sendiri."

Asteria kembali membuka luka yang Yuri miliki. Ia sendiri merasa sakit jika memang apa yang dikatakan Asteria benar. Mana ada seorang ayah yang tega menyual anaknya sendiri.

"Minta maaf sekarang!" perintah Asteria sembari menjambak kuat rambut Yuri.

Tatapan matanya yang tajam dibalas dengan tatapan yang sama oleh Yuri. Ia benar-benar tidak takut kepada wanita itu. Yuri menyingkirkan tangan Asteria darinya. Ia segera berjalan pergi meninggalkan tempat acara.

"Hah! Lihatlah ... aku baru kali ini melihat model pelayan yang berani menentang majikannya," ucap Talisha.

Asteria menggenggam erat-erat tangannya. Darahnya terasa mendidih mendapatkan perlakuan semacam itu dari pelayannya. Kalau saja tidak ada acara itu, ia pasti sudah memberikan hukuman yang akan membuat pelayannya menyesal telah berani bersikap demikian padanya.

Yurika kembali ke area dapur. Ia membanting nampan yang dibawanya ke tanah sebagai pelampiasan kemarahannya. Sepertinya ia akan melawan meskipun harus mati. Daripada ia terus diinjak-injak dan menjadi bahan olok-olokan elf yang merasa dirinya tinggi.

"Yuri, apa kamu sudah gila?" Remi yang khawatir segera menghampiri Yuri. Ia melihat sendiri kejadian yang temannya alami. Memang, Yuri tidak bersalah. Akan tetapi, kedudukan mereka juga tidak memungkinkan untuk melawan. Mereka hanyalah elf kalangan rendah yang bekerja sebagai pelayan demi bertahan hidup.

"Padahal dengan meminta maaf saja masalahnya sudah selesai, kenapa kamu harus bersikap seperti itu kepada Nona Asteria?"

Yurika sudah tahu. Di dalam novel, Yuri seorang pelayan yang memilih mengalah dengan apapun yang Asteria lakukan padanya. Meskipun menerima olok-olokan setiap hari, ia tetap diam.

Jiwa Yurika tidak bisa menerima kebiasaan lama Yuri. Menurutnya, rasa sakit yang tidak seharusnya ia dapatkan harus diganti. Ia tidak layak disakiti, Yuri tidak bersalah.

Remi menggenggam kedua tangan Yuri. "Aku sangat mengkhawatirkanmu. Sebisa mungkin, hindari konflik dengan kaum bangsawan. Kecuali kalau kamu memang memiliki kemampuan untuk melawan. Karena, sekali kamu melawan, kamu akan lebih tertintas lagi."

Apa yang dikatakan Remi ada benarnya. Ia bukanlah siapa-siapa di dalam cerita itu. Bahkan, jika ia mati, tidak akan yang ada mencari atau menangisi dirinya.

Yurika merasa bodoh. Ia sudah berjanji akan mengubah jalan takdir Yuri. Setidaknya, Yurika ingin nasib Yuri tidak berakhir mati dengan kesalahan yang tidak dibuatnya. Tapi, apa yang baru saja ia lakukan justru semakin mendekatkan Yuri pada kematiannya.

"Jadi, apa yang sekarang harus aku lakukan, Remi ...." Kini Yurika menjadi cemas sendiri dengan perbuatannya.

Remi menghela napas. "Kenapa sekarang kamu jadi semakin ceroboh? Aku jadi ikut jantungan karena kelakuanmu."

"Maafkan aku. Aku juga tidak tahu kenapa rasanya sangat ingin melawan."

"Bukan kamu saja yang merasakan hal demikian. Semua elf rendahan yang tertindas juga ingin melawan. Tapi, apa kita bisa melawan? Yang ada kita sendiri yang akan rugi."

Yurika terdiam merenungi setiap perkataan Remi. "Apakah ada cara agar kita bisa berhenti menjadi seorang pelayan?" tanyanya. Yurika percaya, jika ia berhenti bekerja di rumah Asteria, pasti Yuri tidak akan mati terbunuh. Karena, Yuri mati saat masih menjadi pelayan Asteria.

"Kita harus membayarkan sejumlah uang untuk bisa dilepaskan. Atau, kita harus memiliki majikan baru yang bersedia menebus kita."

"Tapi, aku rasa tidak ada yang lebih baik dari pada tetap bertahan. Kehidupan kita sudah sangat enak dicukupi makan dan dibayar di sini. Kalau kita hidup sendiri, di luar sana kehidupan lebih keras. Kita tetap butuh bekerja."

*****

Sambil menunggu update berikutnya, bisa mampir dulu ke sini ya kak 😘

Judul: Jerat Asmara Sang Mafia

Author: Komalasari

Terpopuler

Comments

Hinata 🌺🌼

Hinata 🌺🌼

👍👍👍👍👍

2022-09-11

0

Hasan

Hasan

🙏

2022-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!