Mimpi Buruk (1)

Yurika belum bisa tidur. Ia terlihat resah di atas tempat tidur jerami yang menurutnya tidak nyaman. Ia paksakan diri untuk memejamkan mata dan tidur seperti orang lain. Butuh waktu beberapa lama hingga ia bisa tertidur lelap.

Flash back on

Proses syuting iklan berjalan dengan lancar meskipun terjadi keterlambatan dari salah satu aktor yang ikut terlibat. Akhirnya, Yurika bisa sedikit bernapas lega. Setelah ini ia bisa pulang dan beristirahat di apartemennya.

Sepanjang syuting perasaannya sudah tidak nyaman. Ia berusaha memendamnya hanya untuk menjaga profesionalitas kerja. Rasa sakit yang muncul setelah bertemu dengan Eros kembali berkecambuk.

"Yurika, setelah ini jangan pulang dulu, ya ... ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," ucap sang produser.

Tubuh Yurika seketika lemas. Padahal ia sudah sangat ingin pulang. "Siapa, Kak?" tanya Yurika.

"Pak Jayadi, manajer produksi yang merekrutmu menjadi bintang iklan mereka. Setidaknya kamu harus menemuinya sebagai bentuk ucapan terima kasih."

"Kenapa harus begitu? Bukankah ini namanya bisnis, kedua pihak sudah wajar sama-sama dapat keuntungan. Aku juga tidak memaksa dijadikan bintang iklan produknya." Yurika menggerutu.

Menurutnya, pekerjaan sebagai artis sama dengan menjual jasa. Ketika ia sudah melakukan tugasnya, wajar ia mendapatkan bayarannya. Tidak perlu lagi berterima kasih segala karena membayar memang sudah kewajiban pihak yang berani mengundangnya.

"Namanya juga basa-basi dunia bisnis, Yurika. Temuilah sebentar, baru setelah itu kamu boleh pulang."

Terpaksa Yurika membuang rasa malasnya untuk menemui orang yang dikatakan penting. Lagi-lagi ia harus berpura-pura senang bertemu dengan orang kaya yang seenaknya membayar manajer atau produser demi bisa bertemu dengannya.

"Selamat datang, Yurika," sapa seorang lelaki paruh baya saat Yurika baru saja membuka ruangan yang tadinya menjadi tempat istirahat kru. Lelaki itu merupakan orang yang bernama Jayadi, manajer produksi yang disebut-sebut memintanya secara khusus sebagai bintang iklan produk terbaru perusahaan.

"Silakan duduk, jangan sungkan. Saya salah satu penggemar setia Anda." Lelaki itu tersenyum dan mempersilahkan Yurika duduk di sofa.

Yurika menuruti permintaan lelaki itu. Ia mencoba untuk bersikap biasa untuk menutupi rasa sungkannya. Tatapan yang diberikan oleh Pak Jayadi membuatnya tidak nyaman. Jelas sekali matanya melirik seakan menel4njangi tubuhnya yang memang masih berpakaian minim untuk kepentingan syuting. Paling malas kalau ia harus berhadapan dengan tipe lelaki c4bul.

"Saya ingin memberikan hadiah untuk Anda." Lelaki itu mengeluarkan sebuah bingkisan kecil berbentuk kotak lalu diserahkan kepada Yurika.

"Apa ini?" tanya Yurika.

"Bukalah! Kamu pasti akan suka," pinta lelaki itu.

Yurika menurut. Ia buka kotak tersebut. Ada tempat perhiasan berbentuk hati di dalamnya. Ia ambil tempat perhiasan itu dan membukanya. Ternyata isinya sebuah kalung berlian dari merk terkenal yang ia tahu pasti harganya mencapai ratusan juta.

"Aduh, Pak ... hadiah ini terlalu mewah untuk saya." Wajah Yurika langsung memucat. Biasanya, orang yang berani memberikan hadiah semalah itu memiliki niat yang kurang baik.

"Anda pantas mendapatkannya. Biar saya bantu memakaikannya."

Lelaki itu mengambil kalung dari dalam kotak. Ia menyuruh Yurika untuk membelakanginya. Dilingkarkannya kalung mewah itu pada leher jenjang Yurika yang membuatnya menelan ludah. Kulitnya begitu mulus dan terkesan menggoda. Ia pertemukan kedua ujung kalung itu hingga melingkar sempurna di leher Yurika.

"Cocok sekali di lehermu," gumamnya sembari mendaratkan kecupan di leher Yurika.

Sontak Yurika langsung berdiri. Ia begitu terkejut dengan apa yang dilakukan manajer itu. Sungguh itu sudah masuk perilaku pelecehan terhadapnya.

"Kenapa, Sayang? Tidak perlu terkejut begitu, aku jamin tidak akan ada yang tahu. Aku bisa memberikanmu hal yang lebih dari itu." Cara bicara lelaki itu berubah.

Yurika melangkah mundur. Lelaki di hadapannya sudah menunjukkan sifat aslinya sebagai orang yang kurang ajar. "Maaf Pak, Anda salah sasaran kalau mengira saya orang gampangan."

"Semua juga sudah biasa malu-malu kucing di awal. Kalau sudah melihat nominal transferan setiap bulan, kamu juga pasti akan ketagihan."

Lelaki itu terus maju mendekati Yurika yang berusaha berjalan mundur. Saat Yurika hendak kabur, lelaki itu lebih dulu mencekal tangannya yang menariknya paksa ke arah ranjang yang terdapat di ruangan itu.

"Lepas! Saya tidak mau!" Yurika berusaha memberontak.

Lelaki itu menahan kedua tangan Yurika di atas sementara tangannya yang lain mencengkeram dagunya. "Jangan melawan kalau tidak ingin aku berbuat kasar padamu!"

Yurika masih berusaha melawan saat lelaki itu mulai menelusuri tubuhnya dengan satu tangannya yang lain. Bahkan dengan tatapan mesvmnya, ia menelusupkan tangan ke dalam pakaian Yurika dan meraba-raba area dadanya.

"Artis mahal memang punya tubuh yang mahal juga. Pasti banyak di luaran sana yang menginginkanmu selain aku."

"Pak! Anda memiliki anak dan istri di rumah. Tidak malukah dengan kelakuan Anda yang seperti ini?" Yurika melemparkan tatapan tajamnya.

"Siapa yang akan tahu? Bahkan kamu pasti akan menyembunyikan hal ini demi menjaga reputasimu. Hahaha ...."

❤❤❤❤❤

Jangan lupa like, komen, vote 😘

FB: Momoy Dayvis

IG: Momoy Dayvis

Terpopuler

Comments

Eka Setya

Eka Setya

padahal bagus kok sepiii

2022-10-06

2

Devi Ratna Sari

Devi Ratna Sari

🥺🥺🥺🥺🥺🥺

2022-09-30

0

Hasan

Hasan

👍👍👍

2022-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!