Yurika beristirahat di bawah pohon menikmati semilir angin setelah menghabiskan makan siangnya. Remi sedang pergi ke tempat pencucian untuk mengganti pakaian sekaligus mencuci pakaiannya yang kotor terkena lumpur.
Terkadang Yurika masih terbayang-bayang dengan kehidupan sebelumnya. Ia sering berandai-andai, jika saja ja tidak nekad bunuh diri, apa yang akan dilakukannya nanti. Apakah ia akan meminta maaf kepada orang yang berusaha melecehkannya atau melaporkan kejadian itu kepada polisi.
Seandainya ia melaporkan kepada polisi, mungkinkah mereka akan percaya? Sementara kejahatan pelecehan seperti apa yang dialaminya harus memiliki bukti yang kuat. Atau dia bisa menuntut jika pelecehan itu benar-benar sudah terjadi. Artinya, pihak korban harus diperk0sa dulu baru bisa membuka delik aduan. Jika hanya percobaan pemerk0saan, sering kali kedua pihak akan diajak berdamai.
Hukum di dunia nyata terasa tidak adil. Apalagi hukum lebih membela orang-orang yang memiliki kuasa dan uang. Yurika mengerti akan hal itu, makanya produser dan manajernya membujuk agar ia mau meminta maaf.
Yurika menertawakan kehidupannya sendiri di masa lalu. Sejak kecil sudah menjadi yatim piatu, nenek yang membesarkannya juga meninggal saat ia lulus SMA. Untunglah saat itu ia sudah mulai mendapatkan pekerjaan sebagai model sehingga bisa menghidupi dirinya sendiri.
Ia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di sebuah universitas, mengambil jurusan farmasi. Perkenalannya dengan Eros, sebenarnya sudah lama sejak zaman SMA awal-awal mereka merintis karir di dunia modeling.
Yurika berjuang keras menyeimbangkan antara pendidikan dengan karir. Akan tetapi, semakin lama karir Yurika mengalami kenaikan pesat sehingga jadwalnya semakin padat. Ia banyak ketinggalan perkuliahan, sehingga memutuskan untuk mengambil cuti kuliah saat semester lima.
Sudah merasa nyaman dengan dunianya, Yurika tidak sempag lagi memikirkan tentang kuliah. Ia fokus mengumpulkan uang dengan harapan segera menikah dengan Eros yang saat itu juga sedang berada di puncak popularitas. Ia ingin memiliki keluarga yang bisa menjadi tempatnya mendapatkan kehangatan.
Akan tetapi, keputusan Eros begitu menyakiti hatinya. Diam-diam ia menjalin hubungan dengan Jia dan akhirnya menikah. Ia dicampakan tanpa alasan yang jelas. Saat itu, perasaannya sangat hancur. Ia sudah mencurahkan seluruh hatinya untuk mencintai lelaki itu. Balasannya adalah pengkianatan yang membuatnya sulit untuk kembali menjalin hubungan dengan lelaki lain.
"Yang Mulia, apakah Anda benar-benar akan kembali esok hari?"
Samar-samar Yurika mendengar suara seseorang. Ia langsung masuk ke dalam rerumputan sembari mengintip ke arah datangnya suara. Ternyata Pangeran Adrian dan Asteria sedang berjalan-jalan.
Ia selalu kagum setiap kali melihat elf bangsawan yang memancarkan auranya. Terlihat sangat berwibawa. Membuatnya iri ingin juga mendapatkan hal semacam itu.
"Apakah Anda tidak akan menunggu di sini satu minggu lagi? Pohon berry kami juga hampir panen," Asteria sangat terlihat ingin mendapat perhatian dari pangeran. Sejak kemarin wanita itu terus berusaha berada di sisi pangeran.
"Aku hanya ditugaskan oleh ayahku untuk membawa hasil panen anggur ke istana. Mungkin nanti akan ada yang diutus untuk mengambil buah berry dari sini."
"Namun, istana biasa mengambil berry milik bangsawan Morzil."
Yurika masih bersembunyi di tempatnya. Ia menguping pembicaraan keduanya yang sedang berjalan di dekatnya. Jelas sekali pangeran menyebutkan nama bangsawan Morzil, artinya keluarga Hilda, calon istri masa depan Pangeran Adrian.
"Tapi, berry di tempat kami juga memiliki kualitas terbaik di negeri ini." Asteria berusaha membujuk pangeran agar lebih lama tinggal di rumahnya. Binar matanya menunjukkan betapa wanita itu mencintai sosok agung yang ada di sebelahnya.
"Akan aku sampaikan kepada pengurus logistik istana. Dia yang menentukan seluruh makanan yang masuk untuk keluarga kerajaan."
Berbeda dengan Asteria, Pangeran Adrian tampaknya tidak tertarik dengan putri keluarga Jansen. Padahal, parasnya juga sangat cantik bak bidadari dari langit.
"Saya dengar Yang Mulia sedang mencari seorang pendamping." Asteria berusaha meneruskan percakapan sembari berjalan-jalan di area kebun.
"Itu keinginan ayahku."
"Berarti Yang Mulia Raja ingin Anda segera menggantikan tahtanya. Seorang calon raja harus memiliki pendamping yang mampu menjadi ratu bagi seluruh negeri."
"Aku belum ada keinginan untuk menggantikan ayahku. Masih banyak hal yang perlu aku lakukan sebelum menjadi raja."
"Menurut saya, Anda sudah pantas menjadi seorang raja. Cerita tentang perjuangan Yang Mulia Pangeran di medan perang sudah tersebar ke seluruh penjuru negeri. Anda sosok pahlawan yang sangat dinanti-nantikan kaum elf untuk menjadi pemimpin kaum ini."
Pangeran Adrian tampak berhenti dan menatap Asteria dengan tajam. "Ayaku masih sanggup melaksanakan tugasnya sebagai raja. Kalau kamu bermimpi ingin menjadi seorang istri raja, mintalah kepada ayahmu untuk menjadi istri ayahku."
Asteria membulatkan mata. Ja sungguh kaget dengan respon pangeran. "Maafkan saya, Yang Mulia Pangeran." Ia langsung berlutut di hadapan Pangeran Adrian. "Mana berani saya memimpikan hal seperti itu. Menjadi pendamping raja merupakan kehendak dari Sang Pencipta." Tubuhnya bergetar, ia takut Pangeran Adrian akan membenci dirinya dan keluarganya.
Sementara, Pangeran Adrian membuang muka. Ia sudah muak dengan banyaknya penjilat yang ingin berusaha menjadi bagian dari istana. Terutama untuk menjadi pendampingnya yang suatu saat akan dinobatkan sebagai raja selanjutnya.
"Pergilah dari sisiku! Aku ingin melanjutkan jalan-jalan sendiri." Pangeran Adrian mengusir Asteria.
"Yang Mulia Pangeran ... maafkan saya. Saya telah salah bicara."
"Pergi sekarang dan aku akan memaafkanmu!"
Terlaksa Asteria menuruti kemauan dari pangeran. Ia pamit undur diri dari sana meninggalkan sang pangeran. Kalau ayahnya tahu peristiwa itu, ia pasti akan dimarahi.
Yurika menahan tawa di tempat persembunyiannya. Ia merasa puas melihat Asteria dimarahi sama persis seperti di dalam novel. Sifat pangeran memang tegas dan tidak mudah dipengaruhi. Meskipun banyak wanita yang memamerkan pesonanya, ia hanya tertarik dengan Hilda, wanita yang nantinya akan menyelamatkan dirinya dari kematian. Tampak pangeran dan para pengawalnya pergi menjauh dari tempat persembunyian Yurika.
Srak!
Yurika membulatkan mata. Jantungnya serasa mau copot saking kagetnya. Sebilah pedang tepat menghubus ke arahnya. Ujungnya begitu runcing, sangat menakutkan.
Perlahan ia keluar dari tempat persembunyian sembari mengangkat kedua tangannya tanda ia tidak akan melawan. Ternyata, orang yang mengacungkan pedang ke arahnya adalah Ezra. Ia bisa bernapas sedikit lega.
"Kenapa kamu bersembunyi di sana?" tanya Ezra yang masih mengacungkan pedangnya.
"Aku sedang beristirahat dan menunggu temanku. Aku tidak sengaja menguping." Yurika juga tetap mengangkat kedua tangannya.
Ezra menurunkan pedangnya setelah merasa Yurika bukan ancaman bagi pangeran. "Hati-hati dalam bertingkah. Kalau ada pengawal lain yang memergokimu, mungkin kamu akan dianggap sebagai ancaman," ucapnya mengingatkan. Ezra memasukkan kembali pedangnya ke dalam tempatnya. Ia pergi meninggalkan Yurika dan menyusul sang pangeran.
❤❤❤❤❤
Jangan lupa vote, like, komen ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Hasan
numpang baca thor🤗
2022-07-23
0