Kejahatan Asteria

"Yuri, ikut aku!" ucap Nyonya Catlin saat Yurika dan Remi sedang menyapu halaman gudang. Keduanya saling berpandangan seolah bertanya-tanya mengapa Yuri tiba-tiba dipanggil. Yuri tidak merasa membuat kesalahan apapun.

"Ada apa, Nyonya?" Yuri memberanikan diri bertanya.

"Nona Asteria memanggilmu," katanya. Entah mengapa wajah Nyonya Catlin selalu terlihat galak sehingga membuat orang-orang takut kepadanya.

"Aku pergi dulu, Remi," pamit Yuri. Ia berjalan mengikuti Nyonya Catlin di belakang.

Yuri memang sering dipanggil untuk menjadi pelayan Asteria. Selain harus bekerja di kebun, terkadang ia diperintahkan bekerja di area dapur, tempat pencucian, atau di kediaman Bangsawan Jansen sebagai pelayan.

"Nona, Yuri sudah ada di sini," ucap Nyonya Catlin dari depan pintu kamar Asteria.

Tak berselang lama, pintu kamar itu terbuka. Muncullah sosok Asteria yang bercahaya. "Nyonya Catlin, silakan tinggalkan kami!" perintahnya.

"Baik, Nona." Nyonya Catlin pamit undur diri dari sana.

Raut wajah Asteria tampak tidak senang. Ia menatap Yuri dengan kesal. "Ikut aku!" perintahnya.

Yuri mengikuti saja kemana langkah kaki nona muda kesayangan keluarga itu. Menyusuri koridor rumah yang sangat luas dan megah bak cerita-cerita dalam dongeng. Tempat tinggal elf bangsawan seindah itu, jauh berbeda dengan tempat para pekerja tinggal.

Sesampainya di halaman belakang, Asteria menyuruh Yuri untuk menyapu. Nona muda itu hanya duduk sambil memandangi Yuri yang bekerja. Seakan pemandangan semacam itu merupakan hiburan menarik bagi dirinya.

Yuri tetap berusaha menyapu dengan sebaik mungkin. Untung saja saat tinggal bersama sang nenek, ia sudah terbiasa untuk menyapu dan melakukan hal-hal rumah tangga lainnya. Hanya setelah menjadi artis, ia berhenti melakukan semua pekerjaan itu.

'Seharusnya ini waktunya aku beristirahat, kenapa malah mengikuti kemauan nona muda ini? Halaman seluas ini apa aku harus menyapu semuanya sendiri?' bantinnya. Ia rasa Asteria sedang mengerjainya.

Asteria kesal karena pangeran sudah mengabaikannya. Ia melampiaskan rasa kesalnya kepada Yuri, pelayan yang seumuran dengannya.

"Yuri, kemarilah!" panggil Asteria.

'Hm, setelah ini aku bakalan disiram,' batin Yurika. Meskipun ia sudah tahu apa yang akan terjadi padanya, ia tetap maju menghampiri Asteria.

Byur!

Benar saja, Asteria mengguyurkan seember air ke tubuh Yurika. Ia tertawa kegirangan melihat badan Yuri yang basah kuyup seperti anak ayam. Seakan ia puas melampiaskan kekesalannya pada orang yang tepat.

"Kamu pasti belum mandi sore, kan? Berterima kasihlah karena aku telah membantu memandikanmu," ucap Asteria sembari mengelilingi Yuri dengan tatapan sinisnya.

"Auw!" jerit Yuri saat tiba-tiba Asteria menjambak dirinya.

"Bisa-bisanya elf rendahan punya rambut semacam ini! Punya dosa apa orang tuamu sampai mixtus bisa menjadi pelayan di rumahku. Hahaha ...."

Yuri berusaha menahan tangan Asteria. Namun, nona itu semakin kencang menjambak rambutnya.

"Aku masih ingat kalau dulu aku yang memilihmu menjadi salah satu pelayan di rumahku. Warna rambutmu membuatku tertarik. Elf yang tidak punya pancaran aura sangat tidak cocok memiliki rambut seperti ini. Mixtus tidak punya harga diri yang dijual oleh ayahnya untuk bekerja di keluargaku. Sungguh menyenangkan memiliki hiburan sepertimu," Asteria tersenyum sini.

Bruk!

Yuri didorong hingga jatuh ke tanah. Sebenarnya, ia bisa saja melawan. Namun, ia belum terlalu mengenal dunianya yang sekarang beserta hukum-hukumnya. Suatu saat nanti ia sudah memahami dunia barunya, ia berjanji akan membalas perbuatan Asteria kepadanya. Bagaimanapun hidupnya, entah miskin atau kaya, tidak boleh ada yang menghina dan merendahkannya.

Plak! Plak! Plak!

Asteria melemparkan tanah berkali-kali mengotori pakaian milik Yuri. "Dasar kaum rendahan! Kamu memang pantas untuk dihina! Tubuhmu kotor! Tidak layak hidup di dunia ini!"

'Ini orang sudah gila, apa? Aku tidak salah apa-apa malah diperlakukan seperti ini,' gerutu Yurika dalam hati. 'Sabar ... sabar ... orang seperti dia juga nanti ada waktunya untuk dapat pembalasan atas perbuatannya.'

"Pergi dari sini! Aku sudah tidak membutuhkanmu lagi!" Setelah mrngatakan hal itu, Asteria kembali masuk ke dalam rumahnya.

Yurika bangkit dari tempatnya. Dipandanginya tubuh yang basah kuyup dan sangat kotor dengan tanah. Dirinya benar-benar kacau. Untung saja hatinya tak serapuh Yuri yang asli. Ia tidak menangis sama sekali karena sudah tahu hal itu akan terjadi.

Yurika berjalan ke arah sungai bermaksud membersihkan dirinya. Sepanjang jalan ia merentangkan tangannya menyapu ilalang yang cukup tinggi menjulang. Hatinya terasa tenang meskipun baru saja mendapatkan perundungan. Semasa hidup, ia sudah pernah merasakan pahit manisnya kehidupan.

Saat awal menjadi anak yatim piatu, ia juga hidup serba kekurangan. Hidupnya berubah setelah menjadi artis. Jika kini ia harus mulai berjuang lagi dari awal, ia pasti akan bisa melakukannya dengan baik.

Kali ini, ia tidak akan biarkan tokoh Yuri mati karena hukuman yang salah. Atau bunuh diri bodoh seperti yang pernah ia lakukan. Yuri harus bisa menjadi elf yang berumur panjang serta memiliki kehidupan yang baik. Kalau bisa, Yurika akan mengembalikan aura elf milik peri.

"Air suci ...," gumam Yurika. Ia kembali teringat tentang perkataan Ezra kepadanya. Aura elf milik seorang mixtus bisa diperoleh kembali dengan meminum air suci yang dijaga oleh seorang petapa bernama Yahzen.

Tanpa sadar, Yurika sudah cukup jauh berjalan sampai terlihat pondokan yang ditempati Ezra. Ia memilih duduk pada salah satu batu besar di antara semak-semak sembari mengarahkan pandangan ke arah sungai. Beberapa pekerja sudah mulai turun ke sungai untuk membersihkan diri.

Yurika memandangi rambutnya sendiri. Rambut pirang keemasan yang membuat Asteria iri. Ia ingin tertawa saat mendapatkan satu fakta bahwa ada kelebihan yang dimilikinya bahkan sampai membuat Asteria iri. Hanya gara-gara rambut.

"Kamu kenapa?"

Yurika menoleh ke belakang. Ada Ezra yang baru kembali dari sungai dengan membawa beberapa ikan berukuran lumayan besar di tangannya.

"Aku? Aku tidak apa-apa. Aku hanya beristirahat sebentar sebelum mandi," jawab Yurika.

"Maksudku bukan itu. Kenapa badanmu sangat kotor?" tanya Ezra lagi.

"Oh, ini ...." Yurika sampai lupa dengan kondisi tubuhnya yang sangat berantakan. "Tidak apa-apa ... tadi hanya disiram air dan dilembari tanah oleh Nona Asteria," jawab Yurika dengan enteng.

Ezra mengernyitkan dahinya. "Kenapa dia melakukan hal seprti itu?"

"Aku tidak tahu. Katanya dia sangat membenci rambutku," ujarnya.

"Hahaha ... rambutmu memang menyebalkan." Ezra mengiyakan pendapat Yurika. "Berani sekali dia berbuat kasar kepada seorang mixtus. Bagaimanapun juga, kamu masih memiliki darah bangsawan meskipun tidak nampak."

"Entahlah! Mungkin karena aku hanya seorang budak. Katanya ayahku yang menjualku kepada mereka untuk bekerja di sini."

"Seharusnya ayahmu tidak melakukannya." Ezra berjalan mendekat dan duduk di hadapan Yurika. "Aku yang telah kehilangan kedua orang tuaku dalam perang juga masih dapat pengasuhan dari bangsawan."

Terpopuler

Comments

Hasan

Hasan

numpang lewatttt🤗🤗

2022-07-23

0

olfa nahidh

olfa nahidh

lanjut thor....semangat thor

2022-07-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!